Can You See Me (Aliando-Prill...

By StoryForFun

855K 32.9K 70

More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
END--

Chapter 28

13.6K 574 1
By StoryForFun

Ali menelusuri ruangan dalam gudang. Banyak sekali pintu yang harus ia buka, sepertinya dulu ini adalah rumah yang sudah tak terpakai.

Papa rizal juga membantu ali mencari prilly, sebenarnya ali ingin sekali berteriak agar lebih cepat mendapatkan prilly, namun rino akan mendengarnya.

Akhirnya ali berhasil menemukan prilly, saat ia buka pintu tersebut terlihat prilly yang terikat di tiang dan rino yang mengarahkan ujung pisau pada prilly.

Prilly melihat ali dan papa rizal, prilly langsung berteriak walau tertahan oleh lakban.

Rino yang sadar dengan suara pintu pun langusng menoleh. "Ali" ucap rino saat melihat ali. Ali langsung berlari ke arah prilly dan berusaha melepaskan ikatannya.

"Lo ngapain disini?" Suara rino sedikit mereda, sepertinya ia sudah tak semarah sebelumnya.

Karna ali berusaha melepaskan tali prilly, rino dengan cepat mengarahkan pisau nya kembali dan bersiap untuk menusuk prilly.

Dari belakang papa rizal membawa kayu dan memukulnya tepat di punggung rino. Rino pun tergeletak merasakan sakit.

Ali mengambil pisau dari tangan rino untuk memotong tali yang mengikat prilly, tali itu cukup kuat. Saat memotong talinya tak sengaja sedikit menggores tangan prilly.

"Aaaw" ucap prilly lirih.

"Eh aduh maaf sayang" ali dengan panik langsung mengambil tangan prilly dan mengelap darahnya.

Sepertinya prilly tak peduli dengan luka di tangannya, ia langsung memeluk erat tubuh ali dan menangis di pelukannya.

"Aku takuuut" prilly masih menangis dalam pelukan ali. Prilly benar-benar takut apalagi saat melihat ujung pisau berada di hadapannya.

Papa rizal rupanya sudah menelfon polisi untuk datang ke tempat kejadian. Tak lama polisi datang dan membawa rino.

Prilly masih menangis, sekarang ia memeluk tubuh papanya. Prilly benar-benar takut, lebih takut dari saat ia SMA. Ali merangkul prilly berjalan menyusuri jalan menuju mobil. "Kamu mau pulang atau ke tempat kaia lagi?" Tanya ali hati-hati karna melihat prilly yang masih tesedu.

"Ke tempat kaia aja" jawab prilly.

"Yaudah kamu tidur aja biar bangun-bangun udah tenang. Perjalanan cukup jauh kok" pinta ali sambil mengelus puncak kepala prilly. Prilly pun menuruti permintaan ali, ia mencoba untuk tidur.

Selama prilly tertidur, ali dan papa rizal membicarakan rino, ali juga menceritakan semua yang ia tau tentang rino.

Papa rizal dan ali berencana untuk mengunjungi rino di kepolisian besok pagi. "Sayang, udah sampe. Kamu mau disini aja atau ikut masuk? Klo masih ngantuk disini aja" ali mengguncangkan tubuh prilly agar prilly terbangun. Perlahan prilly membuka matanya dan langsung memeluk tubuh ali.

"Kenapa?" Tanya ali. "Aku gamau sendirian.. aku masih takut" jelas prilly. Mereka pun turun dan masuk menuju gedung. Prilly sempat berdandan sebentar di mobil agar terlihat normal.

"Sayaaang ya Allah kamu kemana aja? Kamu baik-baik aja kan? Rino gak berbuat macem-macem kan?" Tanya mama prilly.

"Iya prill, lo gapapa kan? Ngapain sih rino dateng lagi" tanya gritte.

"Tangan lo kenapa prill? Rino ngapain lo?" Tanya kevin.

Prilly yang baru saja tenang dihujani dengan berbagai pertanyaan dari keluarga dan temannya. Prilly yang masih memeluk tubuh ali dari samping hanya bisa diam. Ia tak mau melepaskan pelukannya karna dengan posisi seperti ini prilly sangat merasa nyaman dan aman.

"Gapapa kok, prilly baik-baik aja" akhirnya ali angkat bicara, prilly yang masih sedikit takut hanya diam dan terus memeluk tubuh ali.

Ali menyuruh prilly duduk, yang lain menahan pertanyaannya dan akan menanyakannya nanti pada papa rizal. "Mau makan gak sayang? Ku ambilin ya?" Tanya ali lembut sambil melepas pelukan prilly. Prilly menggeleng tanda menolak, ia sedang tidak selera makan, kemudian prilly kembali memeluk tubuh ali.

Papa rizal bisa memaklumi anak perempuannya, itulah sifat prilly, manja, dewasa namun jika sudah ketakutan akan susah untuk menghilangkan rasa takut itu.

Prilly sedang tidak bisa diajak bicara, apalagi kalau ditanyakan tentang kejadian yang dia alami, prilly memilih diam.

Lama prilly bertahan dalam posisi memeluk ali, perlahan ia lepaskan pelukan itu.

"Sayang.... laper" rengek prilly manja.

"Yeee tadi ditawarin gamau gimana haha, yaudah tunggu sini aku ambilin dulu ya"

"Eskrim juga ya sayang" giliran selera makannya kembali, prilly meminta banyak pada ali. Typical Prilly.

Selama ali mengambilkan makan untuknya, prilly sibuk mengobrol dengan gritte, melepas kangen dan menanyakan tentang kandungan gritte.

Namun selama mengobrol gritte maupun arif tidak menanyakan tentang rino karna mereka tau prilly tak akan menjawabnya.

"Hai.. ganggu ya? Sorry haha nih sayang makanannya" kemudian ali duduk disebelah prilly dan memberi makanannya pada prilly.

Karna sudah sangat lapar prilly langsung melahap makanannya dan terakhir memakan eskrimnya.

Sudah pukul 10 malam, para tamu undangan satu persatu lenyap dari gedung ini. Tinggalah mama resi, mama ully, papa rizal, raja, ali, prilly, kaia dan regan.

"Kaia hari ini langsung kerumah baru kalian kan sayang?" Tanya mama resi.

"Iya ma" jawab kaia penuh senyuman.

"Besok kita mampir ya, gapapa kan?" "Gapapa dong ma, dengan senang hati, pintu terbuka ya gak sayang?" Tanya kaia pada regan.

"Ooh jadi udah beli rumah gak bilang-bilang nih bang?" Ali meledek kaia dan regan.

"Dih apaansih lo li hahaha" semuanya tertawa mendengar pertengkaran kecil antara kaia dan ali.

"Ini nih yang bakal gue kangenin dari lo li, rusuh" ucap kaia yang sukses mengundang pukulan kecil dari ali.

Kaia pulang bersama regan, mama ully bersama papa rizal dan raja, prilly bersama ali dan mama resi. Sebelum pulang, ali mengantar prilly terlebih dahulu.

Didalam mobil prilly hanya diam karna kantuk yang ia rasakan. Saat pulang melewati gudang tempat rino membawa prilly, prilly memalingkan wajahnya ke arah jendela dan memandangi gudang tersebut.

"Gausah diliatin sayang" ucap ali yang melihat tingkah prilly.

"Aku takut sayang. Nanti kalau dia nyulik aku lagi gimana?" Tanya prilly penuh khawatir pada dirinya sendiri.

"Dia masih ditahan di kepolisian, besok aku sama om rizal mau liat dia dan mau nanya sama polisi nya" jelas ali. Rasanya prilly ingin menyuruh ali tinggal dirumahnya untuk menjaganya, namun rasanya mustahil.

Setelah sampai dirumah, terlihat mobil papa rizal sudah terparkir di garasi, prilly langsung turun dan pamit pada mama resi.

"Assalamualaikum" ucap prilly saat memasuki rumah.

"Waalaikumussalam sayang.. muka kamu capek banget, langsug mandi trus tidur ya" mama ully yang sedang menonton tv dan sudah berganti baju menyambut prilly.

Prilly langsung menuju kamar dan mandi, selesai mandi ia merebahkan tubuhnya dikasur dan memejamkan matanya.

Prilly terbangun dari tidurnya karna cahaya yang masuk terlalu menyilaukan. Saat membuka mata prilly mendapati sarapan pagi yang sudah tersedia di meja kecil sebelah kasur. Ia pun duduk untuk mengumpulkan nyawa dan segera menyantap makanannya.

Saat hendak turun dari kamar, prilly mendengar klakson mobil yang tak lain adalah mobil ali, prilly langsung berlari menuju pintu.

Ali yang sudah berada di depan pintu rumah prilly langsung menyapanya dengan senyuman.

"Pagi sayang.. baru bangun ya?" Tanya ali lembut dengan senyuman yang selalu prilly rindukan.

Belum menjawab pertanyaan ali, prilly langsung memeluknya seperti saat ia ketakutan.

"Kangen kamu" ucap prilly dalam dekapan ali.

"Aku juga kangen kamu sayang" ucap ali membalas pelukannya.

"Ali, mau berangkat sekarang?" Tanya papa rizal yang tiba-tiba muncul dibelakang prilly.

"Eh om, boleh aku sih tinggal jalan aja" jawab ali. Prilly masih tak mau melepaskan pelukannya walaupun papa rizal berada dibelakangnya.

"Sayang, kamu mau ikut gak?" Tanya ali pada prilly yang sudah melepas pelukannya.

"Liat rino? Gamau aku masih takut. Tapi aku mau sama kamu gimana dong?" Rengek prilly manja.

"Udah ikut aja, biar kamu tau rino kenapa" saran papa rizal.

***

Continue Reading

You'll Also Like

90.1K 7.9K 81
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
330K 35.4K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
950K 77.6K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
65.5K 187 5
FEM HYUCK! KARYAKARSA ONLY! JOROK BANGET! MINOR DNI! MARKHYUCK AREA "Kisah aca dan selingkuhannya, sopir angkot langganan aca ke pasar, abang malik"