Chapter 29

14.9K 605 6
                                    

Lumayan lama berfikir, sepertinya prilly mengikuti saran papanya. Ia pun berlari ke kamar dan mengganti baju.

"Dah yok aku ikut" ucap prilly saat sudah sampai dihadapan ali dan papanya.

"Tapi nanti klo aku takut kamu jangan kemana-mana ya" ucap prilly.

Mereka pun masuk kedalam mobil, papa rizal sudah mengetahui tempat rino ditahan, ali pun langsung melajukan mobilnya.

Dengan santai ali melajukan mobilnya, canda tawa tercipta didalam mobil ali. Papa rizal sesekali menanyakan tentang hubungan ali dan prilly, ali hanya menjawab apa yang bisa ia jawab, sebenarnya papa rizal sudah tau tapi prilly belum.

Sesampainya di kepolisian ali, prilly dan papa rizal langsung turun dan mencari tahanan yang bernama 'Rino Ardiansyah'.

"Pak, permisi bisa saya bicara sama bapak yang menangani kasus penculikan oleh tahanan Rino Ardiansyah?" Tanya papa rizal pada salah satu polisi yang berjaga.

"Bapak bisa tunggu di ruang tunggu, saya akan panggilkan" dengan sopan pak polisi mempersilahkan.

Sekitar 5 menit mereka menunggu akhirnya keluar lah polisi yang papa rizal lihat di tempat kejadian. Sejak masuk ke ruang tunggu prilly terus menggenggam tangan ali, bukan karna takut namun prilly merasa tidak aman berada di tempat tahanan seperti ini. "Pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" ucap pak polisi sopan pada papa rizal.

"Pagi, iya saya yang kemaren telefon bapak tentang penculikan yang dilakukan saudara Rino Ardiansyah. Bagaimana ya hasil nya?" Tanya papa rizal. Prilly dan ali pun mendengarkan dengan serius penjelasan dari pak polisi.

"Sebelumnya boleh saudara ceritakan pada saya apa yang pernah saudara rino lakukan sebelumnya? Dan tolong ceritakan apa penyebabnya" pinta pak polisi. Yang tau persis ceritanya adalah prilly, namun prilly enggan berbicara. Prilly menyenggol tubuh ali memberi isyarat agar ali yang bercerita.

"Jadi gini pak, dulu waktu SMA, rino memang pernah melakukan hal yang sama, dia mencelakai saya dan prilly secara bergantian dalam jarak waktu yang cukup panjang......." ali menjelaskan kronologi kejadian dan penyebabnya tanpa ada yang terlewat sedikitpun.

"Lalu untuk kali ini, siapakah yang saudara rino celakai?" Tanya pak polisi lagi.

"Prilly" jawab ali. Prilly semakin mengeratkan genggamannya pada ali dan menyenderkan kepalanya di pundak ali.

"Kemarin saat pemeriksaan, kami juga membawa dokter untuk mengecek kejiwaannya. Tanpa disangka, saudara mengalami sedikit kelainan" jelas dokter sedikit terhenti. Prilly mengerutkan keningnya, apakah yang selama ini ia tuduhkan benar? "Apa itu pak?" Kali ini papa rizal yang bertanya.

"Saudara mengalami kelainan homo sexual. Tidak heran jika saudara prilly lah yang sering ia lukai" terang pak polisi yang sukses membuat ali, prilly dan papa rizal membulatkan matanya.

"Jadi maksud bapak..... rino suka sama saya pak?" Tanya ali yang membuat prilly menoleh ke arahnya.

"Bisa jadi, dia mengaku mencintai saudara prilly karna ingin dianggap normal, tapi dari hasil pengecekan kemarin, saudara rino dinyatakan mengalami homo sexual" tak ada yang menyangka. Rino mencintai ali, dia mengalami homo sexual.

"Sayang... kamu gak homo kayak rino kan?? Kamu normal kan??" Tanya prilly tiba-tiba sambil melepas genggamannya.

"Menurut lo aja sayang, masa iya aku homo sih ya Allah. Aku tuh cowo paling normal di dunia ini" jawab ali yang diakhiri dengan tawa.

"Kamu gak normal, kamu aneh" ledek prilly sambil menjulurkan lidahnya.

"Aneh? Kamu tuh yang aneh. Masa nanyain pacar sendiri homo apa nggak" karna gemas dengan perempuan yang sangat ia cintai, ali langsung menarik hidung prilly.

Can You See Me (Aliando-Prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang