Chapter 9

17.1K 793 1
                                    

Di video saat aku mengucapkan happy birthday dan beberapa wish serta menyanyikan lagu almost is never enough, terlihat jelas air mataku mengalir melewati pipi. Walau tak banyak, tapi cukup terlihat bahwa air mata itu telah membasahi pipi ku.

Kevin pergi ke toko CD untuk memasukan video itu kedalam CD. Sedangkan aku dan gritte menunggu di taman aprill sambil bermain dengan dimas. Sesekali aku memetik gitar dan menyanyikan lagu 'Need You Now' lagu kesukaan ku dan ali. I miss him, apakah ali juga merindukan ku? Ku harap iya.

1 jam kemudian kevin sampai di taman aprill dan membawa 1 kotak yang telah dibungkus kertas kado bergambar UK flag. "Kotak segini isinya cuma CD vin?" Tanyaku yang heran karna kotak tersebut jauh lebih besar dari CD.

"Ya gak lah.. ini ada barangnya juga kali" sepertinya kevin memang memberi sesuatu untuk ali. Aku? Aku tak tau harus beli apa untuk ali, jadi aku hanya memberinya lagu ciptaan ku.

Kita pun pergi kerumah ali untuk menemui tante resi. Mobilku melaju cukup cepat. "Assalamualaikum... tante resi" panggil ki di depan pintu sambil mengetok pintu rumah ali.

"Waalaikumussalam, ya ada apa?" Keluarlah perempuan cantik dari pintu rumah ali.

"Kaia???!!" Ucapku sedikit berteriak karna tak percaya. "Prilly??!!" Teriak kaia sama excited nya dengan ku. Aku langsung menghampiri kaia dan memeluknya erat. Kaia membalas pelukanku lebih erat.

Kaia adalah kakak perempuan dari ali, aku sangat mengenalnya. Aku juga sangat dekat dengannya, setiap aku kerumah ali, biasanya kaia lah yang menemani ku kalau ali sedang bersiap. Aku juga sering bercerita tentang ali padanya, aku dan kaia sudah seperti kakak adik kandung.

Aku dan kaia saling membantu dalam urusan perasaan. "Prill sumpah gue kangen sama loo.. 3 tahun gak ketemu lo bukan cuma ali doang yang galau. Gue juga galau" ucapnya dalam pelukanku.

"Aku juga kangen kaia banget. Kangen cerita sama kaia" ucap ku.

Gritte dan kevin hanya tersenyum melihat tingkah ku dan kaia. Kaia melepaskan pelukannya dan berpelukan dengan gritte serta bersalaman dengan kevin. Kaia mempersilahkan kita masuk kedalam rumahnya. "Duduk prill. Bi lia.. tolong bikinin minum 3 ya buat prilly sama temennya" ucap kaia sopan pada bi lia.

"Oh iya non" bi lia langsung berjalan kearah dapur dan membuatkan minum.

Aku menjelaskan maksud kedatangan ku kesini. Belum lama berbincang, kevin sudah harus pulang karna ingin mengantar ibunya ke bandara menjemput om nya.

"Kaia, aku pulang duluan ya. Mama minta dianter ke bandara jemput om" ucap kevin setelah menerima telfon dari mamanya.

"Oh iya gapapa" jawab kaia.

"Vin kan kita kesini naik mobil gue, lu gimana balik?" Tanya ku yang teringat kalau kita kerumah ali naik mobil ku.

"Yaelah gue mah gampang. Naik taxi ke taman aprill juga jadi" jawabnya. Gritte yang ternyata ada urusan juga memutuskan untuk pulang dengan kevin.

"Kaia, aku ikut pulang juga kali ya? Gritte sama kevin mau pulang soalnya" tanyaku pada kaia yang tengah memperhatikan ku.

"Yah jangan dong prill, ada yang mau gue ceritain nih sama lo" jawabnya sambil memegang tanganku bermaksud menjegah ku untuk pulang. Karna tak enak, akhirnya aku menuruti permintaan kaia. Aku pun masih sangat rindu padanya.

Kevin memberikan CD tersebut kepada kaia dan berlalu pergi dari rumah ali.

"Ini CD apaan prill?" Tanya kaia sambil membolak-balikan CD ditangannya.

"Project ultah ali gitu kak". Kemudian kaia mengajakku kekamarnya agar lebih nyaman. Tak berubah, masih seperti 3 tahun lalu. Kamar yang sederhana namun terlihat elegant.

"Oiyaa Happy birthday prill.. sorry baru ngucapin hehe." Lanjut kaia sambil memelukku singkat. Kemudian kaia memulai pembicaraan.

"Prill... gue mau cerita soal ali" tiba-tiba suara kaia berubah menjadi serius. Aku menoleh pada kaia san mendekatkan dudukku.

"Ali kenapa?" Tanyaku yang tak kalah serius. Ada rasa cemas yang datang, apakah terjadi sesuatu dengan ali?

"Gue kasian prill sama dia" lanjut kaia yang sukses membuatku tambah cemas.

"Aduh kaia jangan bikin aku khawatir deh kak.. ali kenapa?" Tanya ku. Kaia malah tertawa mendengar ucapanku.

"Kok malah ketawa sih" lanjut ku mengguncang tubuh kaia.

"Tampangnya gausah gitu kali prill, gausah cemas. Ali gak kenapa-napa" jawab kaia menenangkanku.

"Trus kenapa?"tanyaku lagi.

"Gue kasian sama dia, dia udah kangen banget sama lo. Setiap nerima sms dari lo, dia selalu nyamperin gue trus bilang 'kak, sumpah kapan gue bisa balik ke indonesia. Gue kangen prilly' ya tapi mau gimana lagi, universitas dia ketat banget. Klo kuliahnya gak selesai dengan lancar, dia gabisa lulus dan harus ngulang. Sedangkan dia ngotot tahun depan udah bisa balik ke indonesia. Makanya dia bener-bener fokus" "dia juga mau bales sms dari lo, tapi katanya klo bales nanti dia kepikiran dan malah gak fokus sama kuliahnya. Jadi dia cuma bisa baca doang. Dia bener-bener nepatin janjinya prill. Gue bingung kok tahan banget dia 3 tahun nahan perasaan kayak gitu. Tiap malem jam 8 dia pasti udah masuk kamar. Tau gak dia ngapain? Dia sibuk nulis life planning dia, sibuk mikirin kehidupan dia dan lo kedepannya, dia juga gatau gue lagi bikin apa. Setiap gue tanya gamau dijawab" aku hanya diam mendengarkan cerita dari kaia. Memang akhir-akhir ini aku selalu mengirim pesan pada ali, isinya tentang apa yang kualami setiap harinya. "Dia hampir tiap hari galau trus cerita sama gue sampe nangis. Dia bilang dia kangen banget sama lo. Gue pernah nyuruh dia buat nganggep gue lo prill. Trus tau gak? Gue ampe kecekek gabisa nafas. Pelukannya erat banget. Gue ngerti, pasti dia kangen banget banget sama lo" air mataku menetes, membasahi pipiku. Ali merasakan hal yang sama denganku, rasanya kalau boleh aku ingin ikut kaia dan tante resi besok ke amerika. Tapi mustahil, aku memang harus sabar menunggu.

"Aku juga kangen banget kak sama ali. Rasanya klo ada dia disini, aku bakal meluk dia seerat mungkin dan gabakal aku ijinin buat balik ke amerika. Tiap hari aku cuma bisa liat foto dan baca surat-surat sama sms dari dia kak. Setiap aku ke taman aprill aku selalu keinget sama dia" ucapku menangis. Air mataku turun deras membasahi pipi. Kaia yang tak tega melihatku sontak langsung memelukku dan mengusap punggung ku.

"Yang sabar ya prill. Ali itu orangnya selalu nepatin janji kok insyaallah, dan dia sayang banget sama lo. Satu-satunya cewe yang dia sayang sampe segitunya tuh cuma lo" kata-kata kaia membuatku tersenyum dalam tangis. "Oiya, surat yang mama kasih ke kamu dr ali udah dibaca?" Tanya kaia tiba-tiba sambil melepas pelukannya.

"Nanti malem aja kak" jawabku.

Aku dan kaia menghabiskan waktu bersama hari ini. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 4 sore, aku yang masih asik ngobrol dengan kaia pun tiba-tiba menerima panggilan masuk. Incoming call "Mama" "Halo assalamualaikum ma?".

"Waalaikumussalam, sayang kamu dimana? Kok jam segini belum pulang?" Tanyanya penuh cemas.

"Aku lagi dirumah ali ma, lagi ngobrol sama kaia" jawabku.

"Ooh yaudah pulangnya jangan malem-malem ya" pesan mama padaku. Aku menutup telfon dan mula berbicara lagi dengan kaia. Kaia menceritakan semua yang ali lakukan disana, bagaimana perjuangan dia disana dll.

Aku pun harus pamit pulang, aku menitipkan surat untuk ali. Aku berpelukan dengan kaia dan pamit pada tante resi. Tante resi membisikan sesuatu padaku "sayang, kamu yang sabar nunggu ali ya. Ali sayang kamu" aku tersenyum mendengar ucapan tante resi. Aku pun melajukan mobilku kerumah.

***

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now