Chapter 8

17.1K 753 1
                                    

Seperti deja vu, deja vu dengan orang yang berbeda. Perlakuan dimas sama seperti apa yang pernah ali lakukan ditempat yang sama. Dimas tersenyum dan duduk disampingku.

"Ciee dimas, udah bisa kasih-kasih bunga nih" ledekku padanya dan kita berdua tertawa.

"Aku mau nyoba romantis kayak bang ali. Jadi aku kasih kakak mawar putih deh" mendengar ucapannya aku tersenyum. Ali memang laki-laki paling romantis yang pernah aku kenal. Dia tak pernah kehabisan ide untuk memberi kejutan untukku.

Setelah berbincang dab bercerita, aku pamit untuk pulang karna sudah pukul 3 sore. °SKIP°

Sampai rumah, aku langsung memasuki kamar dan menyuruh bibi untuk membuatkan susu untukku. Dalam kamar aku menonton tv dan sesekali melanjutkan lagu yang kubuat untuk ali. Untuk membuat lagu aku masih membutuhkan bantuan ali.

Targetku, di hari ulangtahun ali lagu ini sudah selesai. Besok hari ulangtahunnya, waktuku tinggal sebentar. Aku akan menghabiskan waktuku dikamar untuk membuat nada pada lirik yang sudah kuciptakan. "Misi non, ini susunya sama kata ibu tadi roti ini dimakan" pintu terbuka dan terlihat bibi disana. Sambil menaruh makanan di meja, bibi tersenyum dan bertanya "non prilly lagi apa?" Tanyanya sambil melihat kertas yang kupegang.

"Ooh ini lagu bi" jawabku. Bibi akhirnya keluar dari kamar dan aku memakan makanan yang bibi antar.

Jam sudah menunjukan pukul 12 malam, aku baru selesai mencari nada untuk lagu ku. Sambil memetik gitar, aku mulai menyanyi

"Jatuh cinta, ini yang namanya bila sedang jatuh cinta. Berdebar rasa didada, saat aku bersamanya. Tuhan tolong jangan kau buat aku salah tingkah bersamanya. Buatlah dirinya, merasakan hal yang sama......." setelah merasa pas, aku menaruh gitar ku dan menyelimuti diriku dengan selimut. Aku terlelap. "Kriiing krriiing" bunyi jam waker membangunkan tidur nyenyakku. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi, hari ini aku tak kuliah tapi sudah ada janjian dengan kevin dan gritte di taman aprill.

Saat aku turun kebawah untuk sarapan, langkahku terhenti di tengah tangga karna melihat seseorang yang sangat kukenal. Aku sempat diam dan tak percaya. "Sayang, sini ayo turun. Kok diem aja?" Tanya mama yang melihat aku berdiam diri di tangga.

"Eh iya ma" aku tersadar karna suara mama.

Orang itu tersenyum padaku, aku masih tak percaya. Aku hanya membalas senyumannya.

Aku menuruni anak tangga dan menghampiri orang tersebut. Dia berdiri dan bersiap memelukku. Aku membalas pelukannya. "Tanteee, kangen tante" ucapku masih dalam pelukannya.

Perlahan tante resi melepas pelukannya dan berkata "tante juga kangen kamu sayang" tante resi adalah mama dari ali. Aku sudah menganggapnya sebagai mama ku sendiri.

"Tante sendiri? Ali kemana tan?" Tanyaku penuh rasa penasaran. Apakah ali sudah pulang? Tapi kenapa ia tak menemuiku.

"Tante sendiri sayang, ali masih di amerika kuliahnya belum selesai. Tahun depan insyaallah ali pulang" ternyata ali memang masih di amerika. Aku masih harus menunggu 1 tahun lagi.

Setelah berbincang, tante resi pamit untuk pulang. Besok pagi tante resi harus berangkat ke amerika lagi. Sebelum pulang, tante resi memberikan ku sepucuk surat yang katanya dari ali. Aku berterima kasih dan mengantarnya kedepan rumah.

Setelah mobil tante resi berlalu dari rumahku, aku segera masuk dan memberi tahu kevin. Siapa tau CD untuk ulangtahun ali bisa dikasihkan pada tante resi. Tanpa harus mengeluarkan uang banyak.

"Halo vin, nanti habis videonya selesai edit trus dijadiin CD, kasih ke tante resi aja" ucapku saat kevin mengangkat telfonnya.

"Aduh sabar dong, belum gue ngomong halo" ucap kevin yang terdengar kaget karna aku langsung berbicara panjang.

"Hehe sorry.. kasih tante resi aja kadonya".

"Lah emang tante resi lagi pulang?" Tanyanya terdengar heran.

"Iya, barusan tante resi kerumah gue. Katanya besok pagi dia mau berangkat ke amerika lagi. Jadi titipin aja mending, daripada mesti keluar uang banyak" jawabku panjang lebar.

"Yaudah, ntar jam 12 ya di taman aprill. Katanya ada yang mau lu nyanyiin buat ali kan?".

"Iya, yaudah ya. Bye" aku pun menutup telfon ku. Lalu aku berjalan ke meja makan untuk sarapan.

Selesai sarapan, aku bersantai di depan ruang tv bersama mama dan raja. Sebenarnya aku penasaran, kenapa tante resi datang kesini. Aku ingin bertanya pada mama, tapi tak yakin.

Aku pun berusaha membuka pembicaraan. "Ma" tanyaku yang masih fokus pada acara yang ku tonton.

"Ya? Kenapa sayang?" Tanya mama lembut padaku dan mendekatkan dirinya padaku.

"Hmmm... tadi tante resi kok dateng kesini? Ada apa?" Tanyaku yang langsung menoleh pada mama. Mama terlihat berfikir.

"Gak, ngobrol biasa aja. Ngomongin papanya ali" jawab mama.

"Oiya, gimana keadaan papanya ali?" Tanyaku yang teringat pada kondisi papa ali.

"Udah mulai membaik kok. Tahun depan dia bisa ikut ali pulang ke indonesia insyaallah"

***

°SKIP°

Jam menunjukan pukul 11, aku bersiap ke taman aprill. Perjalanan dari rumahku ke taman aprill memakan waktu 30 menit. Setelah siap aku langsung berangkat. Gritte dan kevin sepertinya sudah menunggu karna harus menyiapkan tempat. Banyak yang akan terlibat dalam video itu. Aku, gritte, kevin, salsa, iqbal, mama, raja, bi lia, dimas dan arif. "Hai tte, vin" sapa ku saat sudah berada di tempat. Kevin sudah menyiapkan slr dan beberapa peralatan lainnya.

"Prill, mau lo nyanyi dulu, ato dimas dulu nih ngasih wish?" Tanya kevin sambil mengutak atik slr nya.

"Dimas dulu deh, gua mau latian oke(?)" Aku mencari tempat yang nyaman untuk ditempati, mulai ku petik gitar ku dan bernyanyi lagu yang sudah kubuat tadi malam. Aku sedikit gugup, takut tak maksimal.

Wish dari dimas telah selesai, kebanyakan wish yang ia doakan untuk ali adalah tentang ku, dan tentang kehidupan ali. Aku salut, masih kecil tapi sudah tau apa yang harus ia lakukan.

Setelah semua sudah selesai, kita mulai meng edit video tersebut. Beberapa kesalahan di minimalisir.

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now