Chapter 25

14.3K 594 0
                                    

"Hahaha papa kamu gak ngapa-ngapain aku kok" tiba-tiba ali tertawa dan membuatku menoleh padanya lagi.

"Ih jail banget sih" "Takut yaa?? Mau nyoba aja klo aku dingin gimana haha" jelas ali yang masih tertawa.

Aku yang merasa kesal karna telah dijaili pun hanya diam memasang wajah cemberut sambil melahap makanan ku.

"Jangan marah doong.. ini di depan keluarga kamu loh, malu masa aku mesti ngerayu kamu dulu" mendengar ucapan ali aku tersadar kalau sedang berada diantara kedua orangtua ku. Kalau saja hanya berdua, aku akan terus seperti itu sampai ali melakukan sesuatu yang romantis hahaha.

Ali tersenyum melihat aku yang kembali normal, papa dan mama tertawa melihat respon ku.

Selesai makan ali harus pamit pulang karna sudah di telfon oleh mama resi.

"Tante, om, raja aku pulang dulu ya" pamit ali pada keluarga ku.

"Iya, hati-hati ya sayang" jawab mama. Aku mengantarkan ali sampai depan gerbang.

"Sayang, aku pulang dulu ya, hati-hati.. pokoknya inget pesen aku tadi, hati-hati sama rino ya" jelas ali. Kemudian ia mencium keningku dan masuk kedalam mobil.

"Kamu juga hati-hati ya" ucapku saat ali hendak menginjak gas. Aku memandangi mobil ali sampai tak terlihat.

Aku masuk dan duduk di ruang tv, sudah lama tak bersantai seperti ini.

"Kak, gimana rino?" Tanya raja saat mama dan papa sudah masuk ke kamar.

"Aku sih udah cerita tadi ke ali. Ya hatus hati-hati aja sih. Dia bisa nyelakain siapa aja" "Oiya, aku lupa nelfon gritte" lanjutku. Langsung ku pencet nomer gritte dan menelfonnya.

"Halo prill" ucap gritte yang langsung menyambut hangat telfon dariku.

"Itteeeeee kangeeen" mendengar suaranya aku sangat antusias. Sudah beberapa minggu terakhir aku tak bertemu gritte.

"Lo udah pulang belum sih? Kok gapernah ngabarin gue??" Lanjutku.

"Udah dari kemaren sih, hehe maaaf sayaaang" sekitar 1 bulan yang lalu, gritte pergi ke belanda setelah menikah dengan arif. Aku pun juga sudah jarang bertemu dengan kevin dan salsa. Aku sedang sibuk dengan persiapan kaia dan beberapa persiapan lain.

"Tte, lo dateng gak besok? Di pernikahan kaia?" Tanyaku padanya.

"Dateng kok dateng.. tenang aja haha. Gimana ali?" Gritte balik bertanya.

Aku menjawab pertanyaannya sekaligus menceritakan soal rino yang memberi pesan kecil padaku. 1 jam aku bertelefon dengan gritte, menceritakan semua yang ku alami selama ia berada di belanda.

Selesai bertelefon, aku kembali ke kamar dan melakukan kegiatan untuk menyibukkan diriku.

Tiba-tiba mama masuk dengan terburu-buru.

"Sayang" panggil mama.

"Iya ma?" Aku yang sedang mencoret-coret kertas langsung mengalihkan pandanganku kr arah mama.

"Mama nemu kertas ini di kamar raja" kertas dari rino, ya itu kertas dari rino, aku lupa membawanya setelah dari kamar raja. Aku tak tau harus menjawab apa.

"Ini surat dari rino? Maksud rino apa?" Lanjut mama.

"Hmmm......" dengan terpaksa aku menjelaskan semuanya pada mama.

"Mama inget kan rino pernah ngelakuin apa ke aku? Sampe aku masuk rumah sakit. Aku juga kurang ngerti maksud dia sekarang, 'gaakan sekonyol waktu SMA' aku gak tau apa yang bakal dia lakuin" jelasku pada mama yang terlihat serius mendengarkan.

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now