Chapter 6

18.1K 855 0
                                    

Selesai nonton aku merasa pusing yang tadi pagi aku rasakan menyerangku lagi. Aku berusaha untuk terlihat normal didepan gritte dan kevin. Gritte mengajakku untuk shopping baju yang biasa kita lakukan dulu sebelum aku sempat tak mau pergi kemanapun karna kepindahan ali.

Aku sedikit ragu dengan ajakannya, karna melihat baju sebanyak itu dan memilihnya akan membuat pusingku bertambah parah. Tapi karna aku juga ingin berbelanja baju, kebiasaan lama yang sempat aku tinggalkan, aku pun menuruti gritte dan mulai menyusuri PIM.

Saat tengah memilih baju, benar, pusingku bertambah parah. Aku menangis karna rasa pusing yang kurasakan. Aku memegangi kepalaku dan karna tak kuat, aku ingin segera pulang. Tapi sayang, gritte sedang memilih baju di tempat yang beda denganku. Aku mencari gritte dan akhirnya menemukannya. "Tte, pulang yuk" ucapku pada gritte yang sepertinya mengagetkannya.

"Eh prill, kenapa emang?" Tanyanya padaku.

"Gue pusing nih, gak enak badan" lanjutku. Membuat wajah gritte langsung menatap menyusuri wajahku. Karna khawatir, gritte langsung membawaku ke mobil dan menelfon kevin untuk segera ke parkiran.

Selama perjalanan aku berusaha untuk memejamkan mataku, tapi tak berhasil. Rasa pusing ini tak bisa dikalahkan.

Sesampainya dirumah, aku langsung masuk runah dan pergi ke kamar. Mama yang melihat ku terburu-buru pun mengikuti ku.

Aku merebahkan diriku di kasur, tanpa berganti baju ataupun mandi, aku berusaha untuk tidur. Pintu kamar terbuka dan terlihat mama yang berjalan masuk. "Sayang, kok buru-buru banget, ada apa?" Tanya mama. Aku menjelaskan semuanya pada mama dengan mata yang masih terpejam. Mama menyuruhku untuk beristirahat sambil menunggu bubur yang akan mama buatkan siap dimakan.

Tak lama, akupun tertidur.

Saat aku terbangun, bubur yang mama buatkan sudah berada di meja sebelah kasur ku. Rasa pusing ku sedikit mereda, tapi digantikan dengan rasa dingin. Aku kedinginan. Sambil mencoba untuk bangun, aku menarik selimut dan memakan buburnya.

Buburnya enak, mama memang jago masak. Ponselku berdering tanda ada telfon masuk. Incoming call "Kevin Julio"

"Halo vin, kenapa?" Tanyaku saat mengangkat telfon dengan suara yang masih lemas.

"Suara lo kok lemes gitu prill?" Kevin berbalik tanya padaku.

"Kan lagi gaenak adan vin" jawabku karna tak semangat untuk bicara banyak.

"Ini... H-5 kan ultah ali, gue mau bikin project nih. Lu ikutan gak?" Saat mendengar nama 'Ali' aku langsung menegakkan tubuhku bersandar di kasur.

"Ikut laah, project apaan?" Tanyaku antusias. Kevin menjelaskan semuanya padaku, aku sangat antusias untuk ikut dalam project kevin, tapi pasti dalam video nanti, aku nangis. Haha aku memang typical cengeng untuk masalah orang yang aku sayang.

Selesai memakan bubur, aku kembali tiduran di kasur dan menarik selimut sampai ke leher. Malam ini dingin sekali. Sudah pukul 12 malam, tapi aku belum bisa tidur. Sepertinya insom ku kambuh malam ini. Karna tak bisa tidur, aku memainkan ponsel ku dan melihat semua data tentang ku dan ali. Video yang kita buat, foto dan semuanya tentang aku dan ali. Sepanjang melihat data tersebut, senyum diwajahku tak pernah pudar, senyum dengan air mata yang menggenang.

Sambil memeluk foto ku dan ali yang kusimpan di laci lemari, aku pun tertidur. Foto itu tak lepas dari pelukan ku sampai pagi.

Mama masuk ke kamarku dan

membangunkan ku. Mama melihat foto ali yang ku peluk, sepertinya mama ikut terlihat sedih. "Sayang, prilly, bangun udah pagi. Ada kuliah kan?" Tanya mama sambil menepuk lembut pipi ku.

"Hmmm.. iya iya" jawabku masih terpejam. Aku membalikkan badanku dan tak sadar foto ali masih kupeluk. Foto ali hampir terjatuh dari tanganku.

"Eeh aduh.. sayang hati-hati dong ini nih foto ali hampir aja jatuh. Makanya ayo bangun ah sayang" mama menangkap foto ali yang hampir jatuh dengan ekspresi kaget. Karna mendengar perkataan mama, mataku langsung membulat dan aku langsung berusaha menegakkan tubuhku. Memang hanya dengan kata 'Ali' semua yang kulakukan bisa berubah 180 derajat.

Setelah sarapan, aku mandi dan bergegas ke kampus. Aku pamit pada mama dan raja. Papa sudah berangkat dari jam 5 pagi, jadi aku hanya berpamitan lewat telfon.

Aku membawa mobil dan menjemput gritte dirumahnya kebetulan kampus dan rumah gritte memang satu jalan.

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now