Chapter 28

13.6K 574 1
                                    

Ali menelusuri ruangan dalam gudang. Banyak sekali pintu yang harus ia buka, sepertinya dulu ini adalah rumah yang sudah tak terpakai.

Papa rizal juga membantu ali mencari prilly, sebenarnya ali ingin sekali berteriak agar lebih cepat mendapatkan prilly, namun rino akan mendengarnya.

Akhirnya ali berhasil menemukan prilly, saat ia buka pintu tersebut terlihat prilly yang terikat di tiang dan rino yang mengarahkan ujung pisau pada prilly.

Prilly melihat ali dan papa rizal, prilly langsung berteriak walau tertahan oleh lakban.

Rino yang sadar dengan suara pintu pun langusng menoleh. "Ali" ucap rino saat melihat ali. Ali langsung berlari ke arah prilly dan berusaha melepaskan ikatannya.

"Lo ngapain disini?" Suara rino sedikit mereda, sepertinya ia sudah tak semarah sebelumnya.

Karna ali berusaha melepaskan tali prilly, rino dengan cepat mengarahkan pisau nya kembali dan bersiap untuk menusuk prilly.

Dari belakang papa rizal membawa kayu dan memukulnya tepat di punggung rino. Rino pun tergeletak merasakan sakit.

Ali mengambil pisau dari tangan rino untuk memotong tali yang mengikat prilly, tali itu cukup kuat. Saat memotong talinya tak sengaja sedikit menggores tangan prilly.

"Aaaw" ucap prilly lirih.

"Eh aduh maaf sayang" ali dengan panik langsung mengambil tangan prilly dan mengelap darahnya.

Sepertinya prilly tak peduli dengan luka di tangannya, ia langsung memeluk erat tubuh ali dan menangis di pelukannya.

"Aku takuuut" prilly masih menangis dalam pelukan ali. Prilly benar-benar takut apalagi saat melihat ujung pisau berada di hadapannya.

Papa rizal rupanya sudah menelfon polisi untuk datang ke tempat kejadian. Tak lama polisi datang dan membawa rino.

Prilly masih menangis, sekarang ia memeluk tubuh papanya. Prilly benar-benar takut, lebih takut dari saat ia SMA. Ali merangkul prilly berjalan menyusuri jalan menuju mobil. "Kamu mau pulang atau ke tempat kaia lagi?" Tanya ali hati-hati karna melihat prilly yang masih tesedu.

"Ke tempat kaia aja" jawab prilly.

"Yaudah kamu tidur aja biar bangun-bangun udah tenang. Perjalanan cukup jauh kok" pinta ali sambil mengelus puncak kepala prilly. Prilly pun menuruti permintaan ali, ia mencoba untuk tidur.

Selama prilly tertidur, ali dan papa rizal membicarakan rino, ali juga menceritakan semua yang ia tau tentang rino.

Papa rizal dan ali berencana untuk mengunjungi rino di kepolisian besok pagi. "Sayang, udah sampe. Kamu mau disini aja atau ikut masuk? Klo masih ngantuk disini aja" ali mengguncangkan tubuh prilly agar prilly terbangun. Perlahan prilly membuka matanya dan langsung memeluk tubuh ali.

"Kenapa?" Tanya ali. "Aku gamau sendirian.. aku masih takut" jelas prilly. Mereka pun turun dan masuk menuju gedung. Prilly sempat berdandan sebentar di mobil agar terlihat normal.

"Sayaaang ya Allah kamu kemana aja? Kamu baik-baik aja kan? Rino gak berbuat macem-macem kan?" Tanya mama prilly.

"Iya prill, lo gapapa kan? Ngapain sih rino dateng lagi" tanya gritte.

"Tangan lo kenapa prill? Rino ngapain lo?" Tanya kevin.

Prilly yang baru saja tenang dihujani dengan berbagai pertanyaan dari keluarga dan temannya. Prilly yang masih memeluk tubuh ali dari samping hanya bisa diam. Ia tak mau melepaskan pelukannya karna dengan posisi seperti ini prilly sangat merasa nyaman dan aman.

Can You See Me (Aliando-Prilly)Where stories live. Discover now