RATU (TAMAT)

By hfcreations

654K 59K 4.5K

Ratu Kenarya terkenal karena berhasil membuat sebagian anak cowok meneguk ludah. Bukan oleh wajahnya yang can... More

PROLOG
1 - DIA, KEENAN SAMUDERA
2 - DIA, RATU KENARYA
3 - MENOLAK PEDULI
4 - DI WAKTU YANG SAMA
5 - MENAHAN DIRI
6 - DIA, PENGUSIK KETENANGAN
7 - STALKER
8 - SATU HARI BERSAMA
9 - SEBUAH BUMERANG
10-ANGGOTA OSIS
11 - PERMINTAAN SEORANG RATU
12 - FESTIVAL
13 - PILIHAN
14 - HILANG KESADARAN
15 - PESAN MASUK
16 - JEMPUTAN
17 - Sebuket Mawar
18 - Rahasia
19 - Panti Asuhan
20 - Perasaan
21 - Di Luar Kendali
22 - Perpustakaan
23 - Bukan yang Pertama
24 - Pesta Ulang Tahun
25-Bianglala
26- Kalo Lo Ratu, Gue Rajanya!
27- Keputusan
28 - Harapan
29 - Bukan Teka-Teki
30 - Bukti Janji
31 - Hello, Bandung!
32 - Darmawisata
33 - Alasan
34 - Pertemuan
35 - Lebih Bersama
36 - Kencan
37 - Tertangkap Malu
39 - Hadiah untuk Ratu
40 - Kehilangan
41 - Berhenti Berharap
42 - Yang Sebenarnya
43 - Semakin Menjauh
44 - Tentang Rindu
45 - Kembali
46 - Menuju Kebenaran
47 - Kesempatan
48 - Akhir Waktu (TAMAT)
EPILOG

38 - Tamu Tak Diundang

8.8K 874 37
By hfcreations

***

HINGGA mereka tiba di depan gerbang rumah yang telah dibuka oleh Pak Risto, selaku satpam di rumah cewek itu. Ratu masih tidak rela menyudahi rengkuhannya yang harus terlepas karena dengan tiba-tiba Keenan malah menarik dirinya menuju pintu depan di rumahnya.

"Kenapa harus bikin kue di rumah gue, sih?" tanya Ratu cemberut. "Kan, kemaren gue bilangnya di rumah lo."

"Terus siapa yang mau bawa ke sini kalo, gitu?" dengan sebelah tangan yang memegang kantung plastik berisi bahan-bahan untuk kue. Keenan mendorong bahu Ratu dengan satu tangannya yang lain. "Buruan masuk."

Alih-alih menuruti kalimat Keenan, Ratu malah sibuk meneliti bagian depan rumahnya. Setidaknya ada satu mobil dan dua motor, terkecuali motor Keenan yang terparkir di depan garasinya.

"Di rumah gue lagi ada siapa ya, Ken?" Ratu menunjuk dengan dagu ke arah kendaraan yang terparkir dan diikuti oleh arah pandang Keenan. "Kok rame?"

Keenan mengendikkan bahu, tidak peduli. "Yang punya rumah kan elo. Kenapa nanya ke gue?"

Setelah menendang kaki Keenan seperti yang sudah-sudah ketika dirinya tengah kesal. Barulah Ratu membalikkan badan bersamaan dengan dirinya yang terpekik tepat di saat ia menemukan Alana dan Sahla tiba-tiba berdiri di hadapannya yang entah muncul dari mana.

"SURPRISE!" setelah mengatakan itu, Sahla mendapat toyoran di kepala.

"Telat, bego!" gerutu Alana pada Sahla sebelum ia kembali menatap Ratu sedang menautkan kedua alis.

"Ngapain lo bedua di rumah gue?" tanya Ratu sambil masuk ke dalam rumah. "Kan, pestanya masih nanti malem."

"Justru itu," Sahla menjentikkan jari. Mengabaikan raut terkejut Ratu untuk kedua kalinya ketika cewek itu menemukan beberapa orang di ruang tamunya. "Gue ajakin temen-temen buat bantuin lo bikin party."

Ratu melirik Sahla, meminta penjelasan di saat ia melihat tiga orang cowok tengah asik duduk di sofa. "Gue gak nyuruh lo bawa mereka ke sini."

"Yaelah. Tadinya niat gue emang gak mau bawa mereka, Ratu." ujar Sahla. "Kalo aja gue boleh nebeng di mobilnya Alana. Gak bakal deh gue minta anter si Denis yang kemana-mana pasti bareng dua temennya itu."

"Padahal gue juga gak nyuruh lo ke sini." Ratu menatap jengah ke kedua sahabatnya. "Lagian party kayak gini. Gue bisa kok nyiapin sendiri sama Mbok Darti."

"Ya ampun," Ratu terkejut saat mendapati Alana yang memeluknya ditambah lagi saat Sahla melakukan hal yang sama. "Ini tuh bukan party biasa, Ratu. Ini acara sweet seventeen lo."

"Makanya gue sama Sahla harus bikin party yang mewah." setelah mendengarkan ujaran Alana. Ratu merasakan kedua sahabatnya itu menguraikan pelukan secara bersamaan. "Dan gue mau lo jadi orang paling bahagia malem ini. Oke?"

"Terserah." ucap Ratu lalu menarik lengan Keenan untuk ikut ke dalam dapur. Meninggalkan kedua sahabatnya dalam mulut yang terbuka saking terkejutnya.

"Kok kesel, ya?" gumam Alana sambil berbalik. Lalu menatap ketiga cowok yang tengah duduk santai di sofa dengan tajam. "Gue ngajak kalian ke sini bukan buat numpang wifi. Sono tiup lagi balonnya. Apa perlu gue pecahin dulu balon punya kalian biar berenti maen hapenya?!"

"Duh, daripada tenaganya abis buat marah-marah. Mending mulut lo dipake buat niupin balon juga." Niko mengerling nakal ke arah Alana sambil menepuk-nepuk sofa yang kosong di sebelahnya. "Sini duduk samping gue. Lumayan bisa liatin muka sangar lo dari deket."

Giliran Denis yang mendengar penuturan Alana tadi langsung menyimpan ponselnya dalam saku. Lalu kembali melanjutkan tiup balonnya yang tadi sempat tertunda, tidak lupa dibantu oleh Sahla.

Dikatakan Niko sedang asik membuat Alana kian marah atau Denis yang sibuk berduaan dengan Sahla. Maka Rendi adalah satu-satunya cowok yang hidup terbelenggu dalam rasa sepi. Ah, seharusnya tadi ia menolak saja untuk datang ke sini.

Di sisi lain, Ratu masih tercenung di tempatnya berdiri ketika melihat Keenan membuka lemari yang ada di dapurnya lalu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan ke atas pantry.

"Ken, kenapa gak di rumah lo aja, sih?" Ratu melihat Keenan sedang mengeluarkan semua bahan dari dalam kantung plastik yang tadi cowok itu bawa. Lalu dikumpulkan bersama yang lain di atas pantry. "Kan enak bisa dibantuin nyokap lo gitu."

"Lo pikir bikin kue kaya gini aja gue gak bisa?" Keenan melepas jaket denimnya lalu disampirkan di dekat kursi makan.

"Lo beneran bisa bikin kue, Ken?" Ratu tidak terlalu yakin. Tapi ia menemukan Keenan yang tersenyum sambil memberikan beberapa butir telur ke arahnya.

"Pecahin dulu telurnya." kata Keenan mengabaikan ekspresi terkejut Ratu.

"Nanti tangan gue bau amis, Ken!" Ratu menolak dengan menaruh semua telur-telur itu di samping wadah. "Gue bantu ngocok telurnya aja, deh. Kalo yang mecahin mending lo aja, Ken."

"Sampe tangan lo keriput juga telurnya gak bakal ngembang kalo dikocok pake tangan." Keenan lalu memecahkan satu butir telur ke dalam wadah sebelum menunjukkan tangannya ke arah Ratu. "Tangan gue gak bau amis, 'kan?"

"Issh, itu kan lo!" malas berdebat dengan Keenan. Akhirnya Ratu terpaksa untuk memecahkan satu butir telur ke dalam wadah, namun sayangnya pecahan cangkang telur tersebut malah ikut masuk ke wadah. "Ah, kan! Telurnya malah ancur duluan di tangan gue."

Keenan memalingkan wajah, berusaha menahan kekehannya yang bisa membuat Ratu semakin kesal. Beruntung jika nalurinya menyuruh untuk mengambil alih perkerjaan Ratu sambil memerintah cewek itu untuk mencuci tangan lebih dulu.

"Sekarang lo masukin terigunya ke sini." kedua tangan Keenan tengah berkutat mengadukkan bahan menggunakan mixer. "Buruan, Ratu."

Yang dipanggil berdecak. Rupanya Ratu masih kesal masalah tadi dan membuat dirinya dengan asal memasukkan terigu ke dalam wadah.

"Itu terlalu kebanyakan." lagi. Ratu tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan Keenan. Padahal, yang ia masukkan ke dalam wadah adalah terigu yang sebelumnya sudah ditakar oleh Keenan. "Maksud gue masukkinnya dikit-dikit aja. Kalo yang di wadah udah ngaduk baru lo masukkin lagi."

"Ih, jangan nyuruh gue kalo ujung-ujungnya diomelin, mah!" Ratu yang kesal akhirnya terpaksa menabur sisa terigu itu ke rambut Keenan menggunakan tangan sambil menyeringai puas saat melihat Keenan melotot ke arahnya dibarengi mesin mixer yang berhenti mengaduk.

Ratu tau ia akan berakhir sama. Apalagi sepertinya Keenan tidak akan segan-segan melempar terigu dalam genggamannya ke arah dirinya kalau saja ia tidak lebih dulu mengeluh.

"Engghh," Ratu mengucek sebelah matanya dengan punggung tangan. "Kayaknya mata gue kelilipan gara-gara tadi, deh, Ken."

Keenan tentu tidak bodoh, jika tau itu hanya gurauan Ratu untuk menghindarinya. Tapi tetap saja cowok itu tak bisa menahan kekhawatirannya apalagi di saat Ratu terus menerus mengucek dengan sebelah tangannya.

"Ih, perih, Ken!" oke. Sepertinya itu bukan sebuah gurauan.

Membuat Keenan memilih membersihkan sisa tepung di telapak tangannya sambil merangsek maju ke arah Ratu. Menangkup sebelah wajah cewek itu dengan sebelah tangan di saat tangan lainnya menyingkirkan tangan Ratu yang sibuk mengucek mata. Sebelum akhirnya memutuskan untuk meniup mata berbulu mata lentik itu secara bergantian.

"Masih perih?" Ratu mengangguk. Membuat Keenan kembali meniup mata berbulu lentik milik Ratu untuk yang kedua kalinya.

Keenan pikir, Ratu akan berterimakasih setelah ini. Dan bukan malah memoles sebelah pipinya dengan terigu yang ternyata sudah ada dalam tangan cewek itu, tanpa sepengetahuannya.

Keenan juga akan membalas perbuatan Ratu kalau saja ia tidak terburu waktu saat ini. Membuat cowok itu ingin segera menyelesaikan kue yang sedang dibuatnya ketika mengingat hal itu.

"Ken, lo ngambek nih ceritanya?" cowok itu terus bungkam sejak kejadian tadi. Membuat Ratu memilih untuk membersihkan sisa tepung yang tersangkut di rambut Keenan juga polesan tepung yang berada di pipi cowok itu menggunakan tisu. "Udah bersih, noh. Jangan ngambek lagi, dong, Ken."

Keenan tersenyum diam-diam, berusaha menahan tawanya dalam hati saat melirik Ratu tampak takut karena dirinya tidak mengatakan apapun.

Sedangkan, Ratu sendiri terus berceloteh meski cowok itu mendiamkan. Sambil sesekali memerhatikan Keenan yang sudah hampir menyelesaikan kue buatannya. Tinggal diberi hiasan berupa whipped cream di pinggiran kue dan tulisan berupa nama cewek itu di atasnya.

"Ken, lo serius ngambek cuma gara-gara tadi?" tanya Ratu frustasi dibarengi sebuah pekikan karena tiba-tiba saja Keenan memoles sisa whipped cream yang tersisa di pipping bag ke arah wajahnya.

"Enggak, bawel banget." ucap Keenan sambil membawa kue itu ke arah lemari pendingin, meninggalkan umpatan Ratu di belakang punggungnya.

Setelah membersihkan ruangan dapur seperti awalnya, Keenan lalu menyambar jaketnya yang disampirkan di sandaran kursi.

"Pesta lo mulai jam berapa?" Keenan segera memakai jaketnya. "Jam 8 malem?"

Ratu mengangguk membenarkan. "Jangan telat ya, Ken. Terus pokoknya lo harus bawa hadiah yang beda dari yang lain."

Keenan tidak menjawab, melainkan hanya membalikkan badan untuk berjalan menuju pintu. Namun, sebuah tarikan di belakang punggungnya membuat cowok itu mengurungkan niatnya. "Apa?"

Ratu mengigit bibirnya kuat-kuat, ia sendiri tidak tau ingin memulai dari mana. Bahkan tidak sadar jika Keenan diam-diam terus memerhatikannya.

"Kita pacaran udah lama kan, Ken?" yang ditanya mengangguk, seolah itu bukan hal yang harus dipermasalahkan. Tapi bagi Ratu itu adalah awal permasalahannya.

Sebelum cewek itu menerima toyoran dari Keenan karena lama berpikir, Ratu kemudian berujar. "Kalo gitu mulai hari ini kita harus ngomong kayak orang-orang pacaran pada umumnya."

Keenan mengangkat sebelah alis, semakin tidak mengerti dengan pembicaraan Ratu.

"Maksudnya," melihat kebingungan di wajah Keenan membuat Ratu terpaksa menjelaskan. "Lo gak pernah ngomong sayang ke gue."

Meski terkejut mendengar ucapan cewek di hadapannya, tapi Keenan masih bisa memasang ekspresi andalannya sambil berlalu meninggalkan Ratu setelah mengucapkan kalimat seperti ini. "Banyak maunya lo."

Tentu saja Ratu kesal, setelah puas mengeluarkan umpatannya ke arah Keenan, segera mungkin Ratu menyusul cowok itu dan hanya mengangguk singkat saat berpas-pasan dengan Alana dan Sahla yang berpamitan untuk pulang.

"Ken, gue cuma minta lo ngomong sayang." Ratu menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar. Dia bergerak cepat untuk menghadang langkah Keenan agar kembali saling berhadapan sebelum cowok itu benar-benar menaiki motornya. "Apa itu susah?"

Keenan memerhatikan sekitarnya, mengangguk singkat saat menemukan ketiga temannya lebih dulu berpamitan pulang lalu disusul dengan kedua teman Ratu yang terkikik geli sebelum akhirnya mereka semua meninggalkan perkarangan rumah cewek itu.

"Ya... Gue iri aja gitu sama Sahla." Ratu menunduk, memilin ujung rambutnya. "Sahla sama pacarnya kalo ngomong pake sayang-sayangannya."

"Ya ampun," setelah mengusap wajahnya kasar. Keenan lalu beringsut maju ke arah Ratu. Menjulurkan tangan untuk menarik cewek itu mendekat sebelum ia menghirup dalam-dalam puncak kepalanya.

"Ken?" Ratu tidak tau ingin mengatakan apa dan harus berbuat apa. Terlebih lagi senyuman Keenan saat ini terlihat lebih tulus dari biasanya.

"Tanpa harus bilang sayang-sayangan," Keenan menggantung kalimatnya. "Lo itu udah jadi kesayangan gue."

Hanya itu yang Ratu dengar dari Keenan, sebelum suara gerungan motor Keenan meninggalkan perkarangan rumahnya.

Di sisi lain, cowok yang sedang menjalankan motor itu hanya melirik kaca spionnya untuk melihat keberadaan Ratu di belakang. Lalu tersenyum saat melihat cewek itu tengah berjingkrak senang sebelum berlari masuk ke dalam rumahnya.

Terkadang Keenan tidak habis pikir dengan permintaan Ratu yang tidak akan ada habisnya. Walaupun, begitu. Keenan selalu saja menuruti permintaan cewek itu meski harus membuat Ratu kesal lebih dulu.

Seketika Keenan menggelengkan kepala, mengenyahkan ingatan itu di saat ada satu hal yang lebih penting dipikirkan.

Seperti hadiah apa yang harus ia berikan pada Ratu malam nanti?

Untuk itu, sebelum mengambil jalan lurus dari perempatan lampu merah menuju rumahnya. Keenan terlebih dahulu memutuskan untuk berbelok, melewati jalan terdekat menuju tempat dimana ia mungkin akan menemukan jawaban dari pertanyaan itu.

Keenan menepikan motornya di pinggir jalan. Toko kue yang berada disebelahnya membuat cowok itu turun lalu berjalan menuju pintu kaca toko dengan kedua tangan yang disembunyikan di dalam saku untuk menghalau hawa dingin.

Sebelum akhirnya memilih untuk membuka pintu kaca di depannya lalu masuk ke dalam. Jika biasanya sapaan ringan para pelayan toko selalu Keenan tanggapi dengan anggukan. Maka, hari ini anggukan tersebut ditujukan pada pelayan toko yang tadi sempat menyerukan namanya.

"Iya, Mbak?" tanya Keenan saat mendapati seorang pelayan yang tadi memanggil namanya, berjalan mendekat.

"Ada yang nyariin ibu tadi." ujarnya. "Tapi ibu lagi pergi."

Keenan seketika mengikuti arah pandang pelayan wanita itu ke sebuah meja dekat jendela toko. Sebelum mengangguk mengerti dan menyuruh nalurinya untuk bergerak mendekati meja tersebut.

Dilihat dari tempatnya berdiri, seorang wanita cantik tengah membaca sebuah majalah. Seolah tidak menyadari keberadaannya kalau saja Keenan tidak lebih dulu berdeham dan berujar.

"Permisi," ucap Keenan. "Ada yang bisa saya bantu?"

Wanita yang awal mulanya tengah membaca majalah kini beralih menatap Keenan di balik kacamata hitamnya.

"Hm," wanita itu lantas meletakkan majalahnya di atas meja sebelum akhirnya ia menyuruh cowok itu untuk duduk di hadapannya. "Kebetulan sekali."

Keenan pikir wanita yang duduk di depannya mungkin saja kerabat ibunya ternyata harus melenyap dibarengi dengan kacamata wanita itu yang perlahan dilepas.

Di detik itu juga Keenan merasakan perasaannya seketika tidak enak. Bukan karena ia menemukan seorang wanita yang dulu sempat dilihatnya di sebuah figura foto milik Ratu. Tapi mungkin karena ucapan wanita di hadapannya setelah ini.

"Saya Flora, Maminya Ratu." tanpa wanita itu beritahu pun Keenan tau. Tapi, entah kenapa? Perasaan tidak enak itu bertambah dua kali lipat, tepat ketika Flora menyerahkan sebuah map coklat ke arah dirinya. "Ada yang harus saya bicarakan sama kamu."

***

SELAMAT TAHUN BARU SEMUA !!!!! TIDAK TERASA YA SUDAH 2020 AJA NIH...

Tulis harapan kalian untuk cerita RATU di tahun yang baru ini hihihi....

Eh ehh ternyata yang ribut tidak lain  Sahla, Alana, Denis, Niko sama si Rendi. Niup balon aja ributnya kek gitu hahaha..

Hahaha lucu uga ya liat Ratu sama Keenan ribut buat kue

Nah loh Maminya Ratu ngapain itu nemuin Keenan pake ngasih map segala lagi. Kira-kira ada yang bisa nebak kelanjutannya?

TUNGGUIN TERUS YA UPDATETAN RATUNYA

WAJIB BANGET BUAT DITUNGGU DAN SEGERA REKOMENDASIKAN CERITA "RATU" KETEMAN-TEMAN KALIAN YAA ^^

Dan Jangan sampai lupa untuk tinggalkan Comment dan Vote untuk cerita RATU ya.

Jangan lupa juga follow wattpad hfcreations biar kalian langsung dapat notifikasi langsung kalau RATU update.

Selalu support dan baca cerita RATU by Y. Arviyani

Sekali lagi jangan lupa comment dan vote yaa. Biar penulisnya tambah semangat lanjutinnya.

Dan juga jangan lupa Share cerita ini Di Instagram kalian dan Wajib banget buat rekomendasiin cerita ini ke teman-teman kalian biar dilanjut ceritanya semakin cepaat :)

Ayo rekomendasikan Cerita RATU keteman-teman kamu yaaa.

Untuk Info-info mengenai cerita hfcreation bisa dicek di Instagram : @hf.creations

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 45.9K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.5M 232K 39
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
573K 63.6K 25
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
593K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...