FLOWERS FOR YOU

By Dh_infinity

48.3K 4.8K 405

Aku kembali dengan bunga-bunga di tanganku❁|❁"Setiap bunga menyimpan makna tersirat dalam kelopaknya. Menyimp... More

[1] DANDELION
[2] GLOXINIA
[3] WHITE PERINWINKLE
[4] ACACIA FLOWER
[5] FREESIA
[6] RED ROSE
[7] BLACK ORCHID
[8] CLOVER
[9] RED TULIP
[10] WHITE ROSE
[11] FORGET ME NOT
[12] DAFFODIL
[13] PINK ROSE
[14] SUNFLOWER
[15] IRIS
[16] YELLOW TULIP ★
[17] FEVERFEW
[18] AZALEA
[19] PETUNIA
[20] WHITE CAMELIA
[21] ORANGE ROSE
[22] DAISY
[23] VERONICA FLOWER
[24] PEACH ROSE
[25] SNOWDROP
[26] STOCK
[27] CHAMOMILE
[28] WALLFLOWER
[29] LOTUS
[30] LAVENDER
[31] ALSTROMERIA
[32] ANGELICA
[33] CEDAR
[34] AMARANTH
[35] GARDENIA
[36] GERBERA
[37] HYDRANGEA
[38] AMBROSIA
[39] MISTLETOE
[40] ANEMONE
[41] PURPLE LILAC
[42] AGAPHANTUS
[43] SPEARMINT
[44] IVY
[45] WHITE CARNATION
[46] LUPINUS
[47] SCABIOUS
[48] ALMOND BLOSSOM
[49] COSMOS
[50] ROSEMARY
[51] PRIMROSE
[52] LINARIA
[53] SWEETPEA
[54] AMARYLIS
[55] JONQUIL
[56] CACTUS
[57] COREOPSIS
[58] BITTERSWEET
[59] WHITE LILY
[60] WHITE CHRYSANTHEMUM ★
[61] BLUEBELL
[62] SCARLET ZINNIA
[63] BLUE PERIWINKLE
[64] PANSY
[65] EUCALYPTUS
[66] WHITE LILAC
[67] WHITE ZINNIA
[68] BLUE SALVIA
[69] YELLOW ZINNIA
[70] VERBENA
[71] ASTER
[72] EDELWEIS
[73] APPLE BLOSSOM
[74] CALLA LILY
[76] CALENDULA
[77] PINK CARNATION

[75] PURPLE ROSE

232 34 4
By Dh_infinity

"Semua orang bisa dengan mudah menemukan cinta pertamanya, tapi tidak dengan cinta sejatinya."









Namanya Im Yoona, pewaris kerajaan bisnis keluarga Im di masa depan. Saat ini menjabat sebagai ketua dewan siswa. Wajahnya cantik, semua yang ada padanya seolah perpaduan yang sempurna—kata orang genius face. Si ketua yang katanya tidak mau jatuh cinta, fokusnya mengejar kesuksesan untuk masa depan nanti. Tapi, terkadang keinginan berbanding terbalik dengan ekspetasi.

Yoona ternyata berhasil terjatuh karena cinta. Ia hanya bisa menelan ludah ketika ucapan yang sempat dilontarkannya dulu harus ditarik kembali karena seseorang. Orang kurang ajar itu, Kim Myungsoo—namanya, siswa angkatan pertama di sekolah tempatnya belajar. Lelaki minim ekspresi, yang sekalinya tersenyum membuat Yoona hilang kewarasannya.

"Myungsoo-ah! Ada mencarimu." Ujar salah satu teman sekelasnya.

Myungsoo menatap datar. "Siapa yang mencariku?" tanyanya dengan polosnya.

"Itu." Balasnya menunjuk ke arah pintu kelas, dimana Yoona sedang berdiri dan tersenyum tipis pada Myungsoo, kemudian memalingkan wajah karena tidak kuat senyumannya dibalas oleh si lelaki dengan anggukan kecil.

"Yoona-sunbae mencariku?" Myungsoo bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri, sementara Yoona mengangguk, tidak lupa melempar senyum mautnya.

"Iya."

"Ada apa, sunbae?" tanya Myungsoo lagi.

Sebenarnya Myungsoo bingung, dan mulai bertanya-tanya di dalam hati ada gerangan apa ketua dewan siswa menemui dirinya. Semua orang tahu, Im Yoona itu seperti apa, kakak kelasnya ini terlalu malas turun tangan jika ada urusan dengan orang lain. Ia akan mengirim wakilnya 'anak buah'. Kecuali, menurutnya penting baru gadis itu akan bertindak.

"Kau mendaftar di klub drama, bukan?"

Myungsoo mengangguk setengah bingung, "Benar."

"Aku juga ketua klub drama, kebetulan kami sedang ada persiapan untuk tampil di sebuah festival. Kau bisa bergabung untuk latihan bersama mulai besok." Ujar Yoona seolah membaca kebingungan di wajah Myungsoo.

Myungsoo semakin terheran. Niatnya mengikuti klub drama sebenarnya tidak lebih untuk sedikit memperbaiki pembendaharaan ekspresinya yang minim karena klub drama terkenal siswa-siswi yang ekspresif. Dan siapa sangka si ketua dewan yang merangkap sebagai ketua klub drama langsung menawarinya bergabung dalam sebuah kegiatan klubnya. Bukakah ini sedikit berlebihan?

"Terima kasih, sunbae." balas Myungsoo.

Sementara ada semburat merah di pipi Yoona saat menatap senyuman tipis yang menggetarkan hati. Jika tidak ingat dirinya berada di area kelas satu, Myungsoo mungkin sudah diculik oleh Yoona untuk di bawa pulang. Sayangnya, keinginan itu langsung tertelan ketika Yoona menyadari pemikiran konyolnya kelewat imajinatif.

"Bukan masalah. Kami memang punya peran yang sepertinya cocok dengan karakteristikmu. Dan para senior memang sebentar lagi akan berhenti dari kegiatan klub karena akan ujian akhir. Jadi, ya regenerasi dengan mengambil peran dari kelas satu memang sangat di butuhkan." Yoona merespon dengan perkataannya yang super tenang, dalam hati ia bersorak pada dirinya yang cukup bangga dengan kemampuan acting-nya. Haha.









-PURPLE ROSE-









Apa Myungsoo saja yang merasa bahwa si senior cantik; memandang dirinya terus? Bukan Myungsoo terlalu percaya diri atau apa, hanya saja gadis yang tengah sibuk dengan naskah drama klub mereka itu seringkali terus menatap Myungsoo dari awal hingga detik ini. Jika Myungsoo menatap balik, Yoona akan melengos dan memalingkan muka, kemudian mengajak bicara salah satu temannya.

Risih? Tidak juga. Hanya saja Myungsoo bingung, ada hal apa dengan Yoona sampai menatapnya sedemikian rupa. Jika ingin berbicara, bukankah cukup menghampirinya? Jadi, tidak perlu mencuri-curi pandangan seperti itu.

"Karena para senior telah menentukan naskahnya, kita hanya akan membagi peran tokoh masing-masing. Setelah naskah di bagikan, semua akan mengetahui peran apa yang akan kalian perankan. Ada di pojok kanan atas naskahnya dan aku tidak menerima penolakan. Apapun peran yang di dapat kalian semua harus berusaha. Mengerti?" perintah Yoona, lalu di angguki semua anggota klub.

Sudah tidak menjadi rahasia lagi bagi para senior klub drama yang mengetahui Yoona menyukai si anak baru bernama Kim Myungsoo. Yuri dan Sooyoung, sahabat Yoona jadi curiga ada konspirasi untuk mendapatkan Myungsoo dibalik rencana si ketua klub drama memilihkan peran mereka masing-masing.

Myungsoo sudah menarik banyak perhatian saat kemunculan perdananya di hari pertama upacara penerimaan siswa baru dua bulan lalu. Termasuk Yoona. Lelaki tampan berwajah innocent yang punya sedikit ekspresi di wajah rupawannya. Belum lagi postur tubuh tinggi dan bahunya yang sepertinya nyaman untuk bersandar sudah menjadi daya pikat tersendiri.

Kim Myungsoo dengan cara bicaranya yang manis dan lembut, tapi dengan tampang datar itu mendadak popular di kalangan para siswi. Sayangnya, diketahui baru-baru ini saingan mereka adalah Im Yoona. Lebih baik mundur terautur. Siapa yang ingin melawannya kalau bukan orang yang mau cari mati. Sementara si target juga bersikap biasa saja, tidak mengetahui dirinya sudah dijadikan incaran. Myungsoo memang tipe tidak peka.

"Kau sudah baca naskahnya?" Myungsoo mengangguk polos. "Bagaimana menurutmu?"

"Ini seperti kisah putri tidur. Tapi, karakter tokohnya di balik."

"Kau benar." Yoona tersenyum sumringah. "Kisah putri tidur sudah terlalu mainstream. Jadi, sekarang kita akan punya kisah pangeran tampan minim ekspresi yang terbangun dari tidur panjangnya."

Yoona bersorak di dalam hati begitu melihat Myungsoo yang kelihatan tidak keberatan dengan naskahnya. Sementara anggota klub drama yang cukup peka saat melihat adegan itu, ingin rasanya tepuk jidat karena lelaki bernama Kim Myungsoo itu sama sekali tidak sadar sedang modus rayuan ketua klub mereka yang licik itu.

"Nah, sekarang pelajari naskahmu baik-baik. Kita akan mulai latihan beberapa adegan setelahnya."

Sebenarnya dari tadi Yoona berkali-kali kehilangan fokus, keberadan Myungsoo memang sesuatu yang membuatnya tidak fokus. Gadis bermarga Im itu terbuai dengan penciumannya yang sedang menghirup aroma mint bercampur pinus yang menguar dari tubuh Myungsoo. Sungguh menenangkan.

"Yoona-sunbae?"

Yoona berjengit refleks karena suara Myungsoo, "Ya?"

"Bisa sunbae melepas pelukan ini dulu? Aku merasa sedikit tidak bisa berkonsentrasi." Yoona buru-buru melepas tubuh Myungsoo dari rengkuhannya. Gila! Memang, Myungsoo saja yang bisa membuat Yoona seperti ini.









-PURPLE ROSE-







Berdua, di ruang klub drama. Sore hari Bersama langit senja, sungguh indah. Bagi sepasang pemeran utama yang di dapuk untuk penampilan di festival bulan depan. Sedikit informasi, sebenarnya semua rencana Im Yoona dengan sedikit bantuan semesta yang mendukungnya. Dan tak terasa dua minggu ini telah mereka lalui dengan latihan-latihan untuk menjiwai karakter tokoh yang di perankan.

"Sunbae, apa sudah cukup baik? Aku tidak terlalu mengecewakanmu, bukan?"

Yoona mengganti mimik menjadi raut datar saat mendengar pertanyaan Myungsoo yang selalu merasa tidak enak hati jika mereka harus mengulang-ngulang karena lelaki itu yang belum bisa menjiwai karakternya. Padahal Yoona justru merasa senang jika mereka bisa berlama-lama, apalagi hanya berdua tanpa gangguan dari anggota klub yang lainnya. Sudah cukup sebulan ini Yoona jadi bahan ejekan sahabat-sahabatnya.

Gadis bermarga Im itu tidak berniat menanggapi. Tapi, tiba-tiba saja berpindah tempat menjadi lebih dekat dengan Myungsoo. Yoona melarikan kedua tangannya di pipi Myungsoo, mendekatkan wajah mereka. Bersitatap, empat mata dengan Yoona yang memandang Myungsoo tajam. Sementara si lelaki meneguk ludah, alih-alih protes karena Yoona mengejutkannya hingga hanya bisa mematung.

"S-sunbae? Kau?"

"Jangan merasa tidak enak padaku seperti ini lagi." Yoona mengusap pipi Myungsoo lembut yang membuat si lelaki tersipu dan hanya bisa menunduk. "Myung, tatap aku jika sedang berbicara denganmu."

Myungsoo mengangkat wajahnya, memandang balik Yoona yang masih menatapnya. "Jangan berpikiran seperti itu lagi, nanti aku bisa sakit hati karenamu. Dan panggil saja aku noona atau lebih baik lagi kau bisa panggil Yoongie. Kalau masih panggil 'sunbae' aku merasa kita seperti tidak dekat dan membuatku kesal." ujar Yoona pura-pura marah.

Myungsoo mengangguk dua kali,"B-baik, noona."

Dari dekat, Myungsoo bisa melihat wajah Yoona yang diakuinya memang sangat cantik itu. Surai coklat gelap panjang yang mencapai pinggangnya, kedua mata sewarna madu membuat Yoona sangat menawan, hidung bangir itu lebih kecil dari milik Myungsoo, tidak lupa juga bibir tipis warna pink yang membuat para lelaki ingin mengecupnya. Uh, Kenapa sunbaenya ini begitu mempesona?

Seolah Tuhan menciptakanya dengan sangat hati-hati hingga semua yang ada padanya tampak begitu pas dan indah. Pantas saja banyak yang menyukai Yoona di sekolahnya, gadis itu bukan hanya sekedar cantik tapi juga sempurna jika kata itu bisa di sematkan pada manusia.

Terlarut memikirkan orang yang berada di depannya, Myungsoo dikagetkan dengan suara Yoona. "Myung, aku punya satu rahasia. Mau mendengarkan?" tanya Yoona.

"Kalau noona tidak keberatan." Jawab Myungsoo masih dalam mode tidak peka tentunya.

Entah mendapat dari mana, tiba-tiba Yoona mengulurkan setangkai mawar warna ungu pada Myungsoo. "Untukku?" tanya lelaki itu bingung, Yoona mengangguk.

"Aku sedang jatuh cinta dengan seseorang. Cinta pertamaku." Yoona menjeda sejenak, "Jadi, bagaimana menurutmu? Apa aku harus menunggunya atau mengatakannya lebih dulu?" tanya Yoona kemudian.

Myungsoo memasang pose berpikir, mencari jawaban yang tepat. Dirinya juga mana punya pengalaman untuk hal-hal semacam ini. Tapi, Yoona sudah terlanjur bercerita padanya. Ia jadi tambah bingung mau berkata apa? Terlihat tidak sabar dengan tingkah Myungsoo, Yoona mengambil kedua tangan lelaki yang masih menggenggam mawar ungu pemberiannya itu.









-PURPLE ROSE-









"Aku jatuh cinta pada orang yang baru saja kuberi mawar ungu ini, kau tahu?" Yoona tertawa kecil, "Kata orang perempuan itu di kejar, bukannya mengejar. Jika berhadapan tipe macam dirimu. Siapa yang peduli dengan pemikiran itu."

"I-itu.. noona tidak merasa aneh?" Myungsoo memandang ragu Yoona.

Yoona merengut,"Memangnya sekarang di matamu aku terlihat aneh, hm? Sekarang sudah zaman emansipasi, perempuan bisa menyatakan perasaannya tanpa harus menunggu si lelaki peka duluan. Lagipula jika harus menunggumu sadar mungkin butuh bertahun-tahun."

"Kalau aku bilang tidak bisa, apa noona akan menerimanya? Bersikap seperti biasa dan tidak menjauhiku?"

Yoona tersenyum lembut, mengacak surai hitam Myungsoo. "Mungkin, perlu waktu yang banyak untuk bersikap seperti biasa. Tapi, itu sudah resiko-ku. Biar bagaimana pun cinta tidak bisa di paksa, bukan?"

Yoona tersenyum kecil mengingat percakapannya dengan Myungsoo tiga hari yang lalu, lelaki itu meminta waktu untuk menjawabnya. Ya, ia terlalu buru-buru di sini. Namun, kesempatan yang sama seperti ini tidak datang dua kali. Yoona hanya mengambil peruntungannya yang ternyata mungkin sedang tidak perpihak padanya sekarang.

Yoona menghela napas berat, setelah kelasnya berakhir. "Astaga! Sepertinya aku meninggalkan buku-ku di ruang klub."

Gadis itu kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang klub drama yang berada di sector utara, tidak jauh dari kelasnya. Baru saja Yoona ingin memutar handle pintu, sebuah pelukan hangat menerjang punggungnya dengan sedikit keras. Kedua lengan yang cukup kekar melingkar kuat pada pinggang ramping Yoona.

"Apa noona berpikir jika aku akan menolakmu? Kenapa kemarin tidak datang latihan? Kenapa menghindar dariku? Kenapa langsung mengambil kesimpulan seperti itu?!" Myungsoo menyerbunya dengan serentetan pertanyaan.

"Bukankah kau memang akan menolakku?" cicit Yoona yang merasa sedikit takut entah karena mendapat pelukan mendadak atau karena apa yang akan lelaki Kim itu katakan padanya.

"Tidak bisa bukan berarti aku menolakmu!"

"Lalu?" Yoona berbalik menghadap Myungsoo.

"Aku malu." Myungsoo menenggelamkan kepalanya pada bahu Yoona yang memang lebih pendek darinya, menyembunyikan wajahnya yang merona.

Yoona tertawa renyah, memaksa melihat wajah Myungsoo yang semakin di tenggelamkan pada ceruk lehernya. "Kenapa harus malu, hm?"

"Aku memang seperti ini. Bukan tipe pemberani seperti noona yang terang-terangan." Ujar Myungsoo dengan suara yang teredam karena lelaki itu masih menenggelamkan wajahnya.

"Jadi, apa jawabanmu, Myung?"

"Apa masih perlu di jawab?" Myungsoo mengendus leher Yoona yang membuat gadis itu terkekeh karena merasa geli dengan kelakuan lelaki bernama lengkap Kim Myungsoo itu. "Aku mana bisa menolakmu, bukan?"

Myungsoo menyodorkan mawar ungu pada Yoona, tampak segar seperti baru di petik dan begitu cantik. Ya, mereka sama-sama tahu apa arti mawar ungu dalam bahasa bunga, cinta pada pandangan pertama.

"Bunga ini sudah cukup, bukan? Perasaanku sama seperti yang noona katakan tiga hari yang lalu." Untuk pertama kalinya Myungsoo tersenyum dengan begitu lembut.

Dan mulai sore itu, Yoona berhasil mendapatkan cinta pertamanya, sekaligus akan menjadi cinta yang terakhir baginya, tentu saja. Karena hanya seorang Kim Myungsoo yang berhasil membuat Im Yoona jatuh cinta, begitupun sebaliknya.









"Jika kau beruntung, cinta pertamamu bisa jadi cinta sejatimu. Dan kami salah satu dari sekian."









-PURPLE ROSE-END-

Continue Reading

You'll Also Like

127K 9.1K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
77.9K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...
471K 47K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
310K 23.7K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...