I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

137K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

1
2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Promot
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

40

1.8K 161 9
By kimjinieya__

Sebelumnya~~

"Namjoon-a, sudah hentikan. Lepaskan dia" titah Yoongi dingin.

Mendengar perintah Yoongi, Namjoon langsung mendorongnya kasar.

"Aku peringatkan lagi padamu! Jangan pernah kau merencanakan hal yang tidak-tidak untuk menghancurkan hubungan mereka. Ingat itu!" tegas Namjoon.

💜
💜
💜
💜
💜
💜
💜

Setelah itu Namjoon pergi begitu saja dari hadapan mereka. Yoongi mendekati yeoja yang sudah mengisi hati hyungnya ini.

"Lebih baik kita pergi sekarang"

"Hm" dehem Dahyun.

Kedua lawan jenis ini pergi meninggalkan Inseong sendirian. Namun tangan Dahyun masih tetap dicekal oleh Inseong. Hingga Dahyun menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan Yoongi yang tadinya berjalan lebih dulu.

"Yak!" teriak Dahyun.

"Aku tidak akan melepaskanmu Dahyun-a" tegas Inseong.

"Lepaskan tanganku!" teriak Dahyun.

"Yak! Lepaskan tangan Dahyun!" geram Yoongi.

Inseong tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yoongi. Ia tetap menyeret Dahyun menjauh dari Yoongi. Tapi untungnya Yoongi bisa mendapatkan tangan Dahyun yang sebelahnya.

"Lepaskan dia!"

"Tidak akan! Aku tidak akan membiarkan Dahyun di rebut oleh Seokjin biadab itu!"

"Yak! Jaga mulutmu! Jangan pernah kau menyebutnya biadab!"

"Memang kenyataannya seperti itu! Dia yang sudah merebut Dahyun dariku!"

"Kau!"

"Cukup! Hentikan semuanya! Aku tetap tidak akan ikut denganmu, Inseong-ssi!" tegas Dahyun.

Dengan kasar ia menarik tangannya sendiri. Bahkan ia sedikit meringis saat tangannya merasakan sakit di bagian pergelangannya. Setelah itu ia bisa pergi dari hadapan Inseong. Saat ingin mengejar Dahyun, langkahnya dihentikan oleh Yoongi. Ia berdiri dihadapan Inseong dengan tatapan dingin nan tajam.

"Jauh-jauh dari Dahyun!" tegas Yoongi.

Ia pergi menyusul Dahyun yang sudah sedikit jauh dari jaraknya. Meninggalkan Inseong yang menahan amarahnya.

"Arrgghhhh!!!!" teriaknya kesal.

💜
💜
💜

Sepulangnya dari rumah sakit pukul 19.30 malam, Kang Nari menyempatkan dirinya untuk mampir ke sebuah supermarket terdekat. Membeli keperluan bulanan rumahnya. Walaupun dia orang kaya, tapi tetap tidak malu untuk datang ke sebuah toko sekecil supermarket yang ia datangi saat ini.

Saat Nari tengah memilih buah, tanpa ia sadari ada seorang yeoja yang tak sengaja melihatnya di sana. Ia mengerutkan keningnya penasaran.

"Kenapa dia ada di sini? Kata orang-orang dia kaya, tapi kenapa dia membeli kebutuhan sehari-hari di sini? Kenapa tidak di Mall saja? Aku yakin dia pasti membohongi orang-orang kalau dia kaya. Aku video saja" monolognya.

Ia merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya dan mulai merekam Kang Nari. Dia benar-benar menginginkan Nari jatuh sejatuh-jatuhnya. Padahal tanpa ia ketahui, keluarganya itu sangat kaya raya sama seperti Seokjin. Dia pun tak sadar kalau mereka bersaudara. Kemudian ia mematikan rekamannya. Ia melihat Nari pergi dari bagian keranjang buah. Saat itu juga ia mengikuti Nari dengan diam-diam.

Begitu Nari selesai membayar belanjaannya di kasir, ia langsung keluar. Sebenarnya sejak awal dia tahu kalau ada seseorang yang mengikutinya. Ia melirik ke samping. Dia tersenyum miring.

'Lim Haejin. Sepertinya kau ingin sekali tahu tentang kehidupanku. Bagaimana jika aku pulang ke rumah Seokjin bukan ke rumahku? Dia pasti akan shock' batinnya.

Ia langsung berjalan menuju ke parkiran. Sebelumnya ia memasukkan barang belanjaannya ke bagasi mobil. Setelah itu ia menyalakan mobilnya dan meninggalkan parkiran supermarket. Begitu juga dengan Haejin yang ternyata sedari tadi merekamnya.

Haejin terus mengikutinya. Tanpa sadar jalan yang ia lewati adalah jalan yang biasa dilalui Seokjin dan keluarga.

Saat sampai di depan rumah mewah Seokjin yang baru, dia baru sadar.

"Eh? Bukankah ini rumah Seokjin Oppa yang baru? Kenapa dia bisa ke sini?" monolognya bingung.

Betapa terkejutnya ia saat mobil Nari masuk ke rumah Seokjin. Ia menganga tak percaya.

"Apa Kang Nari kenal dengan keluarga Seokjin Oppa?"

Ia terus memikirkan hal-hal yang begitu memusingkan baginya. Sedangkan di sisi lain, setelah memarkirkan mobilnya. Nari keluar dari mobil sportnya. Ia menatap keluar gerbang rumah Seokjin. Terkekeh geli saat memikirkan betapa bingungnya Haejin di luar sana.

"Aigooo... Aku yakin kau pasti bingung kenapa aku kemari. Salahkan dirimu sendiri mengikuti orang. Ck!" ia berdecak sebal saat mengingat bahwa sedari tadi ia diikuti oleh Haejin.

Tak ingin memikirkannya, ia bergegas berjalan ke arah pintu rumah mewah itu. Menekan tombol bel rumah tersebut.

Ting nong

Ceklek

"Eoh! Nona Nari, ada apa Nona kemari?" tanya seorang pelayan.

"Jung Ahjumma, apakah di dalam ada Chani atau Seonji?" tanyanya.

"Tidak ada Nona. Apa ada perlu?"

"Aniya Ahjumma, hanya ingin mampir saja. Kalau begitu aku pergi dulu Ahjumma"

"Ne Nona"

Ia mengangguk sembari tersenyum ramah. Setelah itu ia bergegas masuk ke mobilnya. Di dalam mobil, ia tak langsung menyalakan mesinnya. Namun ia seperti tengah memikirkan sesuatu.

"Sepertinya dia ingin tahu rumahku seperti apa" jeda Nari. Ia menghela nafas kasar. "Baiklah, aku akan menunjukkannya padamu Haejin-ssi" ujarnya.

Barulah ia menyalakan mesinnya. Lalu dia memutari air mancur untuk dia keluar dari kediaman Kang tersebut. Sampai di depan gerbang, ia melihat ada mobil sport yang sedari tadi terparkir di depan rumah Seokjin. Ia tersenyum miring.

'Ikuti aku semut nakal!' batinnya sebal.

Nari melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia terus menatap spion tengah. Mobil yang di belakang terus mengikutinya. Beberapa kali ia sudah mengeluarkan nafas berat. Frustasi sendiri melihat gadis nakal itu.

Sesampainya ia di depan rumah mewah, Nari menekan klakson di kemudinya. Tak lama, pintu gerbang di bukakan oleh seorang sequrity. Untuk mempermudah mobil Nari masuk ke umahnya. Begitu juga dengan Haejin. Ia menghentikan mobilnya di seberang rumah Kang Nari. Ia menganga sendiri dibuatnya saat melihat betapa mewahnya rumah Nari. Bahkan rumah itu sebanding dengan rumah Seokjin.

Rumah Nari tak kalah mewahnya dengan mansion kediaman Kang. Haejin menganga tak percyaa dengan apa yang dia lihat saat ini.

"Maldo andwae... Aku tidak percaya kalau ini rumah milik keluarganya"

Awalnya ia bedecak kagum dengan kemewahan rumahnya. Tapi tiba-tiba dia teringat saat ia tak sengaja melihat Nari berada di supermarket sendirian.

"Eeyy.. pasti dia berbohong. Mana mungkin dia orang kaya. Buktinya saja dia dari supermarket. Jika dia orang kaya, pasti dia akan pergi ke Mall. Bukannya di supermarket" monolognya.

Tak lama ada seorang pelayan keluar dari rumah mewah tersebut. Dia terlihat seperti tengah menunggu kedatangan seseorang. Beberapa detik kemudian, sebuah mobil mewah melewatinya. Haejin pun kembali berdecak kagum melihat mobil mewah itu.

Detik itu juga ia menyadari bahwa mobil itu adalah mobil termahal di korea.

"Daebak! Itu kan BMW M4! Heol!" serunya gumam.

Ia mendapati seorang namja turun dan membukakan pintu untuk seorang majikan keluar dari mobil tersebut. Saat wanita itu keluar semua pelayan yang keluar dari rumah menyambutnya dengan membungkuk hormat. Lagi-lagi dia berdecak kagum dengan kehormatan para pelayan di rumah itu. Ia juga bisa mendengar wanita itu menyebutkan nama seorang gadis.

"Oh ya, di mana Nari?" tanyanya.

"Nona Muda Nari ada di dalam Nyonya besar" jawab pelayan itu dan diangguki oleh Nyonya Kang.

"Eomma!" pekik seorang gadis dari dalam.

Gadis itu langsung berhambur ke dalam pelukan Eommanya. Sedangkan sang ibu mengecup kening putrinya sayang.

"Aigoo... Sayang, jangan manja seperti ini eoh.. Eomma malu dengan tetangga"

"Biarkan saja, aku ingin bermanjaan dengan Eomma seperti ini" girang Nari.

"Sudah. Sekarang kita masuk ke dalam"

"Arraseo Eomma"

Keduanya langsung beranjak masuk ke dalam rumah mewah itu. Sebelumnya Nari melirik ke arah Haejin. Senyuman miring terukir di bibirnya. Untungnya gadis yang ia lihat hanya menganga tak percaya.

'Aku yakin, dia pasti mengira aku bukan orang kaya. Eotte? Bukankah sudah terbukti kalau aku kaya?' batinnya terkekeh.

Setelah itu presensi kedua ibu dan anak itu menghilang di penglihatan Haejin.

"Jadi benar dia orang kaya?" gumamnya lirih.

💜
💜
💜

Sudah 6 hari lamanya Seokjin dirawat di rumah sakit Seoul. Dan hari ini, jam 9 pagi Seokjin sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kini ada Seonji, Hyuna dan Hanseol di kamar rawat Seokjin.

Lengan tangan Seokjin sudah tak terpasang infus lagi, pakaian rumah sakit telah berganti pakaian sehari-hari. Ia juga tengah mendudukkan dirinya di ranjang pesakitan. Ingin membantu ibunya tapi di larang olehnya. Jadilah dia hanya berdiam diri di sini. Kemudian Hyuna juga tengah membereskan barang-barang Seokjin yang ada di rumah sakit.

"Sayang, coba kau cek lagi. Apakah masih ada yang tertinggal atau tidak"

Hyuna menyerahkan tas pakaian milik Seokjin pada sang pemilik. Sedangkan sang pemilik tas hanya menatap ibunya malas.

"Aku malas Eomma"

"Ayolah sayang, dicek lagi"

"Biar aku saja Eomma yang mengeceknya" sambar Seonji.

Ia langsung mendekati Seokjin. Ia begitu ingat barang apa saja yang kakaknya bawa kemari kemarin.

Sreeekk

Keempat orang di dalam menoleh ke sumber suara. Kenam namja yang baru saja datang itu mendekati sang hyung.

"Hyung, apa kau sungguh sudah boleh pulang?" tanya Hoseok.

"Kalau belum kenapa aku sudah berganti pakaian seperti ini?" dinginnya.

"Y-ya... Kan bisa saja hyung memaksa dokter untuk memperbolehkanmu pulang" jawab Hoseok sedikit tergagap.

"Benar kata Hoseok hyung" ujar Jungkook menyetujui.

Sang kakak menatap datar ke arah kedua laki laki ini. Keduanya langsung bungkam.

"Hyung, kemarin aku meminjam mobilmu" ujar Yoongi santai.

"Mwo? Yak! Kenapa kau tidak meminta ijin denganku ha?" kesal Seokjin.

"Eomma yang membolehkannya aku memakai mobilmu" jawab Yoongi.

"Mobil mana yang kau gunakan sekarang?" tanya Seokjin dingin.

"Ferrari"

"Mwo? Yak! Kau~"

"Sudahlah sayang. Lagi pula kan mobil itu sudah 2 tahun tidak kau gunakan, apalagi yang Lamborghini. Kau juga sudah menelantarkan kedua mobilmu itu sayang"

"Tapi setidaknya bilang dulu denganku.. aishh! Jinjja!"

Seokjin mengusak rambutnya kasar. Setelah itu ia benar-benar meninggalkan semua orang yang terdiam. Sang ibu memanggilnya namun tak digubris.

"Lebih baik kita segera menyusulnya Nyonya"

"Kau benar Hanseol"

Tanpa kata, Hyuna melangkahkan kakinya pergi dari kamar rawat itu. Diikuti oleh Hanseol, keenam sahabat Seokjin, dan putrinya.

Sesampainnya di depan rumah sakit, mereka semua tidak mendapati presensi Seokjin di sana. Mereka kebingungan mencarinya. Entah kenapa perasaan bersalah di lubuk hati Yoongi meluap. Ia sungguh merasa bersalah terhadap hyungnya itu.

"Kalian mencari siapa?"

Mereka tersentak. Mendengar suara dingi namja itu. Bisa dipastikan kalau dia adalah Seokjin. Saat mereka berbalik badan, mereka mendapati Seokjin yang melipat kedua tangannya di dada dan menatap mereka datar.

"Yoon, berikan kuncinya padaku" dingin Seokjin sembari menjulurkan tangannya ke arah namja pucat itu.

"Andwae! Hyung baru saja keluar dari rumah sakit"

"Berikan padaku!" tegasnya.

"Andwaeyo hyung"

Seokjin melangkah mendekati Yoongi dan detik itu juga ia menyambar kuncinya dari tangan Yoongi dengan kasar.

"Hyung! Apa yang kau lakukan?" kesal namja pucat itu.

"Bukan urusanmu"

Dengan diam ia berbalik dan berjalan menuju parkiran. Tidak ingin membiarkan sang hyung menyetir sendiri, Yoongi berlari menyusul sang kakak. Mensejajarkan jalannya dengan sang kakak. Sesampainya di parkiran Seokjin berhenti sejenak.

(Ferrari F12 Berlinetta Red)

Ia menatap lekat ke arah mobil kesayangannya. Bagaimana tidak sayang? Mobil ini merupakan mobil termahal di Amerika. Seokjin bela-belain menabung sebanyak mungkin hanya untuk membeli mobil itu. Maka dari itu dia sungguh sangat sayang jika ia terus menerus menggunakannya.

Namun hari ini, mobil kesayangannya terpaksa di keluarkan dari kandangnya hanya karena si namja pucat ini. Ia mendengus kesal jika dia mengingat hal yang membuatnya kesal hari ini.

"Hyung, gwaenchana?"

"Hm"

Tanpa menoleh ke arah Yoongi, ia segera masuk ke mobilnya. Begitu juga dengan Yoongi. Kelima sahabat yang lainnya menaiki mobil mereka.

Namjoon dan Jungkook satu mobil karena mereka kakak beradik dan juga Jungkook belum boleh menggunakan mobil sendiri.
(BMW I8 Green)

Hoseok dan Taehyung karena mereka tetanggaan.
(McLaren 570s Black)

Sedangkan Jimin menggunakan motor sport sendirian.
(Hyosung GT650R White)


Mereka menaiki kendaraan mereka masing-masing. Begitu juga dengan Hanseol, Seonji dan Hyuna. Mereka menjadi satu di mobil keluarga Kang. Semuanya langsung meninggalkan tempat parkir rumah sakit.

Selama diperjalanan, mobil Yoongi dan Seokjin sangat hening. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Namja pucat ini hanya memejamkan matanya sedangkan yang satunya tengah sibuk menyetir. Seokjin sering melirik Yoongi yang matanya terpejam. Entah dia tidur sungguhan atau tidak. Tapi Seokjin tahu mana yang bohong mana yang tidak.

"Kau tidak tidurkan Yoon?" dingin Seokjin.

Dalam 2 detik Yoongi menghela nafas panjang. Dia sama sekali tak bisa membohongi hyungnya ini. Dia begitu peka. Kelewat peka malah.

"Bagaimana hyung bisa tahu kalau aku tidak tidur?" tanyanya penasaran.

"Hanya menebak"

Namja es ini merotasikan kedua matanya jengah. Ia kembali memejamkan matanya. Dia sungguh lelah hanya sekedar membuka matanya walau hanya sebentar.

"Pemalas!" ketus Seokjin.

Telinga Yoongi masih bisa mendengar kata yang keluar dari mulut sang hyung. Namun tetap saja Yoongi acuh dengannya. Kedua matanya tetap terpejam sempurna. Seokjin sungguh bosan jika harus diam terus menerus dari rumah sakit hingga kediamannya. Ia terus menghela nafas gusar di dalam mobil. Bahkan helaan itu terdengar berulang kali di indera pendengaran Yoongi. Namun Yoongi tetap diam tak merespon sama sekali. Memang keterlaluan adik esnya ini.

Perjalanan dari rumah sakit Seoul hingga kediamannya memakan waktu 1 jam kurang dan itu sukses membuat Seokjin kelelahan. Sudah tahu baru saja keluar dari rumah sakit justru memaksakan dirinya untuk menyetir. Merasa khawatir dengan hyungnya, Yoongi membuka matanya. Ia melirik ke arah Seokjin. Melihat keadaan hyungnya saat ini. Sedikit tersentak saat melihat Seokjin menyandarkan punggungnya. Akhirnya menghilangkan kegengsiannya, Yoongi menatap lekat ke arah Seokjin yang fokus menyetir.

"Apa hyung lelah?" tanyanya sedikit cemas.

"Aniya gwaenchana"

"Hyung, menepilah" titah Yoongi.

"Untuk apa?"

"Berhenti saja hyung!" tegasnya.

Sang hyung hanya menghela nafas kasar. Akhirnya ia menurut dengan permintaan sang adik esnya ini. Dia menepikan mobilnya. Sontak membingungkan kelima sahabatnya yang mengikutinya.

"Kenapa mereka berhenti hyung?" tanya namja bergigi kelinci.

"Nado molla" jawab Namjoon menggeleng tak tahu.

Yoongi segera keluar mobil dan berlari kecil ke arah pintu kemudi. Ia membuka pintu kemudi dan memapah Seokjin keluar.

"Tidak perlu memapahku, hyung masih bisa"

"Tapi hyung~"

"Yoon..."

Yoongi menghela nafas pasrah. "Arraseo" lesunya.

Setelah itu Seokjin segera berjalan ke arah pintu samping kemudi. Yoongi masuk ke mobil begitu juga dengan Seokjin. Barulah Yoongi menjalankan mesinnya.

💜
💜
💜

Sampai di rumah mewah Seokjin, mereka langsung memarkirkan mobilnya. Ternyata sang ibu dan Seonji sedari tadi sudah sampai di rumah. Namjoon dan Jungkook telah keluar dari mobil, begitu juga dengan Hoseok dan Taehyung. Jimin juga sudah turun dari motornya. Namun tidak dengan Yoongi dan Seokjin.

Selama di perjalanan setelah pergantian orang yang akan mengemudi. Seokjin memejamkan matanya. Ia tertidur hingga sampai di rumahnya. Sebenarnya Yoongi tidak tega membangunkannya. Namun dia harus karena tidak mungkin juga dia menggendongnya.

"Jin hyung" panggil Yoongi pelan sembari mengguncang tubuhnya perlahan.

Eungh

Terdengar lenguhan lirih dari sang kakak. Yoongi mencobanya kembali.

"Hyung, kita sudah sampai"

Kedua netra itu terbuka perlahan. Mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Dan benar kata Yoongi, mereka telah sampai di kediaman Kang.

"Eoh? Sudah sampai Yoon?" tanya Seokjin lirih.

"Ne hyung, kita turun hyung"

Seokjin hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan. Yoongi kelua terlebih dahulu. Tak lupa ia melepas seatbeltnya. Setelah itu ia keluar. Membukakan pintu untuk Seokjin.

"Aku bantu hyung?"

"Tidak perlu, aku masih bisa"

"Arraseo"

Beruntung dia masih bisa berjalan dengan benar. Tubuhnya memang sedikit lemas setelah bangun tidur tadi. Seokjin keluar dari mobilnya dan berjalan mendahului Yoongi. Ia memasuki rumahnya diikuti dengan yang lainnya.

"Aish! Kenapa mereka meninggalkan aku sendirian?!" kesal Yoongi.

Blam

Emosi Yoongi sedikit meluap. Ia bahkan menutup pintu mobil begitu keras. Setelah itu ia menyusul orang-orang yang meninggalkannya sendirian di luar.












































































****

Jangan lupa voment yaaaa...

Gomawo 😘

Continue Reading

You'll Also Like

66.1K 7.4K 48
#949 in Fanfiction 26/02/2018 #886 in Fanfiction 01/03/2018 #863 in Fanfiction 10/03/2018 ~Slow Update~ Gadis beruntung asal Indonesia yang bisa deka...
505K 37.6K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
13K 1.3K 40
[COMPLETE] ⚠️[Mengandung konten : kekerasan] ⚠️ Jika sudah bersinggungan langsung dengan ambisi, bahkan keluargapun seperti tak ada harganya, semua d...
12.3K 200 200
Aloha!!! Kali ini gue akan membuat sebuah kumpulan lirik-lirik lagu dari BTS. Sebelumnya memang ada, namun kali ini gue berfikir bahwa gue ingin memb...