I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

138K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

1
2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Promot
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

30

1.9K 156 17
By kimjinieya__

Sebelumnya~~

"Oppa, benarkah ini Seokjin Oppa?" tanyanya melongo tak percaya.

"Oppa tidak salah lihat kan, Seonji-ya?"

💜
💜
💜
💜
💜
💜
💜

"Kalian sama sekali tidak salah lihat Seonji-ya, hyung"

"Oppa serius?"

Dia spontan menoleh memandang sang kakak dengan manik mata yang masih membola.

"Memangnya sejak kapan Oppa bohong?"

"Kapan Oppa mendapatkan pesan ini dari Hanseol Oppa?"

"Sebelum makan malam tadi"

"Pantas saja sebelum makan malam dimulai, wajahmu kelihatan sedikit bahagia"

"Jadi menurut hyung, aku tidak bahagia begitu?"

"Kan kamu sendiri yang bilang? Kau sangat mirip dengan Jin, selalu terbawa kefikiran"

"Kan aku adiknya, jelas saja mirip dengan Seokjin hyung"

"Aahh... Jadi begitu... Pantas saja kita tidak mirip sama sekali"

"Eh? Bukan itu maksudku hyung"

"Gomawo..." ucap Jinhyuk malas.

"Ah hyung... Hyung marah ya? Eoh?"

"Ani"

"Aish hyung! Jangan marah..." rengek Chani.

Chani terus merengek pada Jinhyuk. Ini pertama kalinya ia menunjukkan sisi imutnya di depan mata kakak angkatnya. Belum pernah ada yang merasakan sifat manja Chani seperti ini selain dengan Seokjin.

"Ayolah hyung.... Jangan marah ya? Ya? Ya? Ya...." rengek Chani.

"Aish jinjja! Jangan merengek seperti bayi bisakan?!" teriak Jinhyuk.

Ia tersentak kaget saat mendengar teriakan dari namja yang berstatus kakak angkatnya. Bahkan dia spontan menegapkan tubuhnya karena saking kagetnya. Tanpa kata, Jinhyuk pergi dengan senyum penuh kemenangan. Mengerjai adiknya ada enaknya juga fikirnya.

"Sudah, tidak perlu di fikirkan. Biarkan saja" ujar Sangwoo mengusap bahu putranya.

"Ne" jawab Chani lesu.

💜
💜
💜

Pagi ini, di sebuah rumah yang terbilang tidak begitu minimalis. Hangyul harus segera bangun pagi-pagi. Alasannya, kakak sulung keluarga Lee telah kembali dari Amerika bersama dengan orang yang sudah ia anggap sebagai kakak. Hangyul mengubah posisinya menjadi duduk. Wajahnya masih terlihat seperti wajah bantal. Ia menggaruk kepalanya yang gatal karena bangun pagi. Mendongakkan kepalanya menatap jam dinding. Bahkan dia harus menyipitkan matanya dulu agar bisa melihatnya dengan jelas.

Jam 4.38 pagi.

Merasa nyawanya sudah terkumpul 35%, dia harus segera melesat ke kamar mandi. Jam 9 sang kakak telah sampai di Korea. Jam 8 kurang dia harus berangkat.

Ani! Jam 6.40 pagi Hangyul sudah harus berangkat menjemput sang kakak. Untungnya hari ini hari sabtu. Sabtu itu adalah weekend yang sangat dinantikan oleh semua orang. Tidak ingin terlambat ia bergegas menyelesaikan mandinya. Mandipun dia hanya selesai dalam waktu 10 menit.

"Lee Hangyul!"

Teriak seorang yeoja dari bawah. Namun teriakan sang kakak tak dia dengar. Sontak membuat sang kakak kesal. Ia memilih berjalan menaiki tangga menuju kamar si magnae. Suara ketukan kamar membuat Hangyul tersentak kaget.

Tok

Tok

Tok

"Aish! Kkamjjagiya!"

"Lee Hangyul! Kau tidak lupa dengan janjimu pada Hanseol Oppa kan?" tanya yeoja tersebut dari luar kamar.

"Aniyo Noona! Aku akan segera keluar! Aku baru saja selesai mandi!" sahut Hangyul setengah berteriak.

"Arraseo! Noona tunggu di bawah!" ujarnya.

"Ne!"

Teriakan atau semacam toa drai sang kakak sudah tidak terdengar lagi. Dia sedikit mendengus kesal saat mengingat kakaknya itu berteriak.

"Aigoo! Eunseol Noona jinjja daedanhada! Telingaku berdengung sakit setelah mendengarnya berteriak seperti itu" gerutu Hangyul kesal.

Segeralah dia keluar dari kamar sebelum sang harimau mengamuk.

"Pagi Hangyul" sapa sang hyung saat melihat Hangyul sampai bawah.

"Hm. Pagi"

"Setelah makan jangan langsung berangkat, biarkan makanan itu turun ke pencernaan"

"Seoul ke Incheon Airport itu memakan waktu 1 jam lebih hyung, apalagi aku hanya menggunakan taksi"

"Andwae! Pakai mobil hyung saja" tawar sang kakak.

"Oppa, dia ini belum punya SIM. Kau ingin adik kesayanganmu ini ditangkap polisi ha?" seru Eunseol.

"Jangan mendoakan yang negatif seperti itu, Eunseol-a" dinginnya.

"Lee Junghan-ssi, aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Kalau Hangyul di tangkap polisi karena tidak punya SIM, siapa yang akan bertanggung jawab? Appakan? Jangan membuat Appa semakin pusing karena mengurus empat anak yang tidak penurut seperti kita"

"Arraseo, arraseo! Oppa yang akan pergi bersamanya"

"Bagus"

Namja bernama Lee Junghan itu hanya memutar matanya malas. Ia langsung mengambil makanannya. Diikuti kedua adiknya. Keadaan meja makan seketika hening. Hanya terdengar suara perpaduan antara piring dan sendok garpu.

💜
💜
💜

Seperti janjinya dengan sang kakak sulung, Hangyul menjemputnya bersama dengan kakak keduanya. Mereka telah sampai di bandara jam 9 kurang. Tadinya mereka ini sedikit terlambat saat berangkat. Namun Junghan bisa menghandlenya dengan baik. Saat ini kedua namja tersebut tengah menunggu Hanseol dan salah satu orang kenalanannya keluar.

"Hyung, kenapa mereka lama sekali?" rengek Hangyul.

"Kau bisa tenang sedikit atau tidak? Kita tunggu saja mereka keluar"

"Arraseo" kesal Hangyul.

Tak lama kemudian, mereka melihat presensi sang kakak sedang berjalan keluar dari kerumunan banyak orang di sekitarnya.

"Sejak kapan hyungku berpakaian sesantai itu saat di luar?" heran Hangyul.

"Mungkin dia diperintah oleh Seokjin"

Junghan langsung mengangkat tangannya melambai. Agar sang kakak melihat keberadaannya dan Hangyul.

"Hanseol hyung!!" teriak Junghan.

Merasa terpanggil, ia mencari keberadaan si pemilik suara. Tak di sengaja ia melihat dua tangan yang melambai ke arahnya. Ia langsung menghampirinya.

"Kalian sudah lama menunggu?"

"Aniya hyung. Geundae, Seokjin hyung eodiso?" tanya Hangyul.

"Itu" tunjuk Hanseol ke arah pintu keluar.

Kedua namja ini mengikuti arah tunjuk kakak pertama mereka. Selang beberapa detik, orang yang mereka tunggu keluar.

Kedua namja itu sontak terkejut saat melihat penampilannya yang terlihat sangat cool. Memperlihatkan betapa dinginnya orang ini. Namja itu telah mengetahui keberadaan Hanseol. Ia langsung menghampirinya.

"Kenapa kau lama sekali di dalam?" tanya Hanseol.

"Aku ke toilet sebentar. Andwaeyo?" ketus Seokjin.

"Heol! Sifat dingin Seokjin hyung tidak pernah berubah" -Hangyul.

"Kau benar Hangyul-a. Hyung saja pusing mengurusnya"

Namja yang menjadi bahan ledekan mereka hanya memutar matanya jengah.

"Aku duluan"

Tanpa basa basi dia langsung melenggang pergi. Meninggalkan orang-orang yang tertawa karena berhasil meledek Seokjin. Namun mereka tidak tahu saja kalau namja berbahu lebar ini acuh dengan ledekan mereka.

Sesampainya di parkiran, Seokjin langsung masuk duduk di kursi belakang tanpa ijin. Hangyul dan Junghan menganga tak percaya melihat tingkah Seokjin yang dari dulu tidak pernah berubah. Main nyelonong masuk ke mobil orang.

"Yak! Jangan main nyelonong masuk bisa tidak?!" kesal Junghan.

Namun kekesalan Junghan tak diindahkan oleh Seokjin. Junghan mendengus dongkol dengan namja bandel ini. Akhirnya mereka semua masuk ke mobil.

Selama di dalam mobil suasan begitu sangat hening. Hangyul dan Seokjin yang duduk di belakang hanya melakukan kegiatannya masing-masing. Seokjin memejamkan mata sedangkan Hangyul memainkan game di tablet elektronik miliknya. Merasa bosan, Hangyul menoleh ke arah Seokjin. Mendapati Seokjin menyandarkan kepalanya sembari memejamkan matanya. Dia sedikit kelelahan.

"Seokjin hyung" panggil Hangyul.

"Hm?" dehem Seokjin lemah tanpa membuka matanya.

"Hyung bilang kalau hyung akan ke korea setelah UAS selesai? Tapi kenapa sekarang kembali ke Seoul secepat ini?"

"Aku bosan"

"Bosan kenapa? Hyung, di Amerika itu tempat yang di inginkan banyak orang untuk tinggal atau berlibur di sana. Kenapa hyung justru bosan eoh?"

"Tidak ada orang-orang yang aku rindukan di sana" ujar Seokjin lirih yang membuat Hangyul bungkam.

"Jin, hyung akan mendaftarkanmu di SNU" sambar Hanseol.

"Hm"

"Apa hyung akan kembali ke rumah?"

"Tidak untuk hari ini"

"Lalu Jin hyung akan tinggal si mana?"

"Dia akan menginap di Apartement hyung untuk sementara waktu dan hyung akan menemaninya"

"Aigoo... Sang bodyguard mengikuti majikannya ke manapun dia pergi" ledek Hangyul sembari kembali menghadap ke depan.

Tak

"Aww!!"

"Jangan meledek" ketus Hanseol.

"Ck!" si magnae mendecak kesal.

Suasana mobil seketika hening kembali. Mereka lebih memilih untuk kembali diam dengan kesibukannya masing-masing.

💜
💜
💜

Langit sore berubah warna menjadi orange, tak mengusik namja berbahu lebar ini. Setelah tadi siang sampai di Apartement milik Lee Hanseol, namja ini langsung masuk ke kamar kosong yang memang di sediakan untuk tamu. Jika memang ada tamu yang akan menginap di sana. Namja berbahu lebar ini masih saja bergelung dengan selimutnya. Entah karena dia lelah atau malas untuk beranjak dari ranjangnya. Saking nyenyaknya tidur, namja ini justru tidak mendengar suara ketukan 3 kali dari Hanseol.

Karena tak ada jawaban dari orang yang ada di dalam kamar ini, Hanseol masuk perlahan. Ia menghela nafas panjang saat melihat namja ini masih tertidur dengan pulasnya. Hanseol mendekati ranjang namja tersebut. Mengguncang tubuhnya pelan.

"Jin-a, irreona" ujarnya pelan membangunkan.

Eungh

Bukannya bangun justru namja ini mengubah posisinya. Yang tadinya terlentang menjadi miring menghadapnya. Lagi-lagi dia mendengus kesal melihatnya tidak bangun.

"Tuan Muda Seokjin"

"Hm. Wae?" ujarnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Bahkan kelopak mata itu masih terpejam tidak berniat untuk membukanya.

"Kau makanlah dulu"

"Sireo" tolak Seokjin memutar badannya.

Memunggungi bawahannya yang berkacak pinggang menahan kekesalannya. Untung dia masih sadar jika orang yang ada di hadapannya ini majikannya. Kalau bukan, mungkin namja ini sudah ditendang olehnya keluar dari Apartement ini.

"Tuan Muda Seokjin, kau harus makan. Tadi siang kau hanya makan sedikit"

Tanpa menjawab, ia menarik selimutnya ke atas menutupi sekujur tubuhnya. Namun selimutnya di tarik kembali ke bawah oleh Hanseol.

"Tidak ada penolakan Tuan Muda Kim Seokjin" tegasnya.

Seokjin spontan duduk dengan perasaan kesal. "Aishh! Jinjja! Kau mengganggu tidurku saja Lee Hanseol-ssi!" teriaknya kesal.

"Mianhae Jin-a, kau harus meminum obatmu. Kau ingat apa yang di katakan dokter saat kau baru sadar dari koma panjangmu?"

"Sangat ingat" dengus Seokjin malas.

"Maka dari itu sekarang kau makanlah hm?"

"Aku belum lapar hyung"

"Jin..."

"Aisshh! Arraseo, arraseo! Aku akan makan tapi setelah aku mandi!"

Dengan kesal Seokjin langsung menyibak selimutnya. Mengambil handuk dan memasuki kamar mandi. Hanseol yang melihat itu hanya tersenyum tipis. Setelah itu ia keluar dari kamar majikannya.

Saat sampai di kamar mandi Seokjin bukannya langsung mandi, tapi iia merenung di depan kaca wastafel. Awalnya dia menunduk menatap wastafel. Setelah itu ia mendongak menatap dirinya sendiri melalui pantulan kaca cermin di depannya. Fikirannya menerawang jauh saat dokter mengatakan bahwa dirinya tidak akan bisa jauh dari dengan obat pahit itu.

Flashback on~~

"Seokjin-ssi, selamat kau telah sadar dari koma panjangmu. Kami bersyukur Seokjin-ssi bisa sadar sekarang"

"Gamsahamnida Uisanim" ucap Seokjin. Di balas anggukan pelan dari sang dokter.

"Lalu bagaimana keadaan Seokjin saat ini Uisa?" tanya Hanseol.

"Begini, sebelumnya dokter di Seoul mengatakan bahwa ada benturan yang cukup keras di kepala Seokjin-ssi. Iya memang betul, namun benturan itu bukan hanya cukup keras tapi sangat keras. Benturan itu bisa membahayakan nyawa pasien jika tidak langsung di bawa ke rumah sakit. Dan ada satu masalah lagi di tubuh Seokjin-ssi saat ini"

"Apa itu Uisanim?" tanya Hanseol.

"Kecelakaan yang di alami Seokjin-ssi membuat imun di dalam tubuhnya semakin lemah dan dia bisa demam tinggi jika dia kelelahan. Jika terjadi demam tinggi dia harus segera di bawa ke rumah sakit dan langsung ditangani. Jika selama 10 menit tidak di tangani, Seokjin-ssi akan kejang dan tidak sadarkan diri. Mulai saat ini Seokjin-ssi harus bergantung pada obat-obatan yang akan saya tulis sesuai dengan penyakitnya"

Bagaikan di sambar petir, Seokjin tidak bisa lagi berkata-kata. Seakan mulutnya diberi perekat yang membungkam mulutnya. Pandangannya begitu kosong. Mendengar penjelasan dari sang dokter membuat otaknya berhenti berfungsi. Terutama untuk indera pendengarannya.

"Lalu bagaimana caranya agar dia tidak demam tinggi Uisa?" tanya Hanseol sedih.

"Dia harus rutin minum obat itu dan jangan kelelahan. Hindari kegiatan yang melelahkan seperti kegiatan olah raga"

"Ne Uisanim, gamsahamnida"

"Jika demam itu terjadi segera bawa ke rumah sakit"

"Ne Uisanim, algesseumnida"

"Kalau begitu saya permisi dulu"

"Gamsahamnida Uisanim"

"Ah! Dan satu lagi, jangan sampai Seokjin-ssi banyak fikiran. Kepalanya akan terasa pusing dan mual karena benturan itu"

"Ne Uisanim, gamsahamnida"

Flashback off~

Semua yang di katakan dokter setelah dia sadar dari koma panjangnya, membuatnya sering banyak fikiran. Tapi dia berusaha mungkin untuk tidak memikirkan apapun yang membuatnya kemabali lemah. Dia juga merass bersalah dengan Hanseol saat dia memaksakan dirinya untuk bermain ski pasir saat itu.

"Hyung, mianhae. Aku selalu saja menyusahkanmu" gumam Seokjin.

💜
💜
💜

Malam ini, di sebuah gudang tak terpakai, gudang yang telah di ubah oleh ketujuh namja ini. Tengah terkumpul enam namja yang membuat gudang itu menjadi rumah mereka. Enam namja itu bergurau bersama. Bahkan seorang Min Yoongi si manusia es tidak hibernasi seperti biasanya. Justru dia juga ikut bergurau dengan mereka.

"Hyung, apa kalian tidak merindukan Jin hyung?" tanya Jungkook.

Sontak menghentikan tawa kelima hyungnya. Mereka menatap sang magnae lekat. Membuat magnae geng bangtan ini tergugup.

"W-wae? K-kenapa k-kalian mena-tapku seperti itu eoh?" tanya Jungkook terbata.

"Eobseo" jawab Jimin lirih.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Di sini yang terlihat rapuh pertama kali melihat Seokjin tak berdaya saat itu adalah Yoongi dan Jimin. Bahkan Jimin merasa bersalah karena dia memiliki seorang hyung yang luar biasa jahatnya.

"Jimin-a, ada apa? Kenapa kau jadi lesu seperti itu setelah mendengar nama Jin hyung?"

"Aku sangat merindukannya, keurigu... Aku merasa bersalah dengannya"

Kelima sahabatnya yang mendengar lirihan Jimin sontak menunduk. Jujur, mereka sungguh sangat merindukan hyung es mereka selain Yoongi.

"Sudahlah, kau tidak perlu merasa bersalah dengan Jin hyung. Hyungmu yang sudah membuat Jin hyung dan Chani seperti ini" jelas Hoseok.

"Benar yang di katakan Hoseok. Kita di sini akan selalu ada bersamamu Jimin-a. Jangan beranggapan kalau kau sendirian" ujar Namjoon lembut.

"Tapi bagaimana kalau Jin hyung membenciku?" tanya Jimin lesu.

"Tidak akan" ketus seorang namja yang berdiri di ambang pintu.

Sontak menolehkan atensi mereka yang awalnya tertunduk seketika menatap orang yang berdiri di ambang pintu. Mata mereka terbelalak kaget. Bahkan mereka spontan berdiri dari duduknya. Mereka lihat seorang namja yang berdiri di ambang pintu dengan memasukkan salah satu tangannya si saku celananya dan menatap mereka datar.

Orang yang mereka maksud adalah.....























































Kang Seokjin.

Hyung mereka yang begitu mereka rindukan telah kembali. Jika boleh jujur, sekarang ini mereka seperti tengah bermimpi bisa melihat sang kakak kembali ke Seoul. Pandangan mereka terus melekat pada namja yang masih berdiri di ambang pintu.

"Wae? Kenapa kalian melihatku seperti itu? Apa kalian baru saja melihat hantu?"

"Jin hyung, benarkah itu kau?" tanya Taehyung menganga.

"Apa kalian tidak percaya?"

Hening.

Keheningan ini di karenakan perenungan yang mereka lakukan saat ini. Saat itu juga salah satu namja itu berdiri dan meneriaki namanya.

"Jin hyung!!!"

Bruk

Tubuh sang kakak terhuyung ke belakang. Beruntung dia masih bisa menahannya. Namja yang baru saja memeluknya menumpahkan semua rasa rindunya di bahu sang kakak. Cairan bening itu mengalir deras keluar dari manik matanya.

"Hyung... hiks... nan bogoshipoyo... hiks..."

Seokjin tersenyum hangat dan membalas pelukan dari magnaenya itu.

"Jangan cengeng! Kau ini sudah dewasa! Umurmu sudah 18 tahun, Jungkook-a"

"Jin hyung... hiks..."

Tangan kekar milik Seokjin mengusap lembut punggung magnaenya. Adik kecilnya begitu merindukannya. Walaupun mereka semua bukan adik kandungnya. Tapi tetap saja, ia sudah menganggap mereka seperti adik kandungnya sendiri.

"Jin hyung hiks... Jeongmal bogoshipoyo... hiks..."








































"Kookie-ya" panggil Namjoon.

"Jin hyung..." lirih Jungkook.

Kedua pipi Jungkook terlihat sangat basah. Dalam tidurnya saja Jungkook bisa menangis. Ia sesegukan dalam tidur.

"Hei! Kookie-ya, irreona palli..." panik Namjoon.

Ia terus menepuk pipi adik bungsunya. Keringat dingin telah menghiasi wajahnya dan seluruh tubuhnya. Namjoon berusaha membangunkan adik laknatnya ini.

"Jin hyung... hiks..."

"Apa dia memimpikan Jin hyung?" gumam Namjoon.

"Kookie-ya, irreona saeng... Jangan membuat hyung khawatir eoh" lanjutnya cemas.

"Hyung... hiks..."

"Kookie-ya, irreona jebal"

Namjoon semakin panik di saat kerutan di kening adiknya semakin kentara. Kegelisahanpun semakin terlihat di tubuhnya. Sang adik terus menggumam nama hyung mereka.

"Jin hyung..." lirih Jungkook.

"JIN HYUNG!!!"

Hah.. hah.. hah....

Nafas Jungkook terasa sesak. Mulut terbuka mengisi asupan udara yang masuk ke dadanya. Dia terus terengah-engah. Keringatnya begitu banyak.

"Kookie-ya gwaenchanayo?"






















































****

Park Bogum as Lee Junghan
22 tahun

Shin Sekyung as Lee Eunseol
20 tahun

****

Maaf ya kalo tentang penyakit atau sebagainya hanya mengarang heheee...

Btw...
Waktu tempuh Seoul ke Incheon Airport itu 1 jam bkn sih? Apa lebih?
Aku lupa hahahaa...

Jangan lupa vomentnya yaaaa!!

Thankyou 😘

Continue Reading

You'll Also Like

147K 16.7K 40
Angelina adalah salah satu manusia yang beruntung dari jutaan manusia lainnya di bumi. Dia berhasil menempuh pendidikan di luar negri dengan beasiswa...
163K 12K 87
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
48K 4.9K 15
[020520] - [170820] Seokjin terikat masa lalu lima tahun silam akan kematian istrinya. Membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan diam. Namun hidupny...
61.4K 3.7K 26
Akankah Yn mendapatkan kepercayaan ketujuh kakaknya kembali sebelum ia pergi? [KALO GAK SUKA SKIP, GA USAH BANYAK BACOT!‼️] Start : 15 Desember 2022...