Affected [COMPLETED]

By tenfullsun_

58.1K 7.6K 4.4K

"Jadilah pacarku, hanya 6 bulan. Kau bisa mengatur kontraknya." - Jung Jaehyun (Completed) (Berlanjut ke Dadd... More

Coffe
He Was My Ex
Agreement
First Meeting
Late Night Date
Healing
Trouble
Sunday Morning
Daddy's Little Girl
Lost
Premenstrual Syndrome
Fellow
Encounter
Special Chapter: Missing (U)
Persevere
Spesial Chapter: Cousin
No Manner
Revealed
Special Chapter: Hangover
He Loves Her
Baby
Runaway
Unfulfilled Promises
High Tension
Special Chapter: Babysitting
Decision
Daydream
He (Still) Loves Her
Dreams Come True
Sorry
Daddy's
Reconciliation
Final Chapter: Her
New World

Apple Cheeks

1.5K 257 141
By tenfullsun_

Author POV


"Bangunkan saja dia, tidak apa-apa." Itu ibu Ahra, berbicara pada Jaehyun yang entah ada angin apa pagi-pagi sudah bertamu ke rumah Ahra.

"Benar tidak apa-apa?" Jaehyun memastikan sekali lagi pada ibu Ahra. Bagaimanapun dia merasa tidak enak karena sudah mengganggu saat Ahra masih tidur, apalagi dia kan laki-laki.

"Iya, masuklah. Bibi tinggal dulu ya," Ibu Ahra tersenyum lalu meninggalkan Jaehyun di depan pintu kamar Ahra.

"Baik, terima kasih."

Jaehyun berjalan mendekat ke tempat tidur Ahra. Gadis itu masih terlelap, tenggelam dalam mimpinya. Jaehyun tersenyum sambil memperhatikan Ahra yang tidur sambil memeluk bantal. Pipinya yang agak berisi jadi tergencet.

"Tenang sekali." Jaehyun bergumam lalu mendudukkan dirinya di samping gadis itu.

"Ahra," Jaehyun menepuk pelan lengan gadis itu, tapi tidak ada pergerakan dari si pemilik nama.

"Lee Ahra." Kali ini Jaehyun menepuk beberapa kali lengan Ahra.

"Hmm," gadis itu cuma bergumam, entah sadar atau tidak. Jaehyun menghela nafas, dia harus mencoba lagi.

"Ahra, ahra, ahra~" Jaehyun menusuk pipi Ahra dengan telunjuknya berkali-kali membuat si gadis mengernyit. Jaehyun melakukannya sampai Ahra akhirnya membuka matanya walau hanya sebelah.

Setelah mengecek siapa yang sudah menusuk-nusuk pipinya Ahra berguling ke samping, menggulung dirinya dengan selimut. Gadis itu diam beberapa saat sebelum mendudukkan dirinya sambil tetap menutup wajah, membuat Jaehyun terkekeh.

"Hei aku sudah lihat muka bantalmu itu, tidak usah ditutup-tutupi lagi." Jaehyun merebahkan dirinya ke samping, menghadap Ahra.

Gadis itu berdecak, sekarang ia sudah tidak punya apa-apa lagi yang bisa dibanggakan di depan Jaehyun.

"Kenapa kau ke sini?" tanya Ahra ketus sambil menggulung rambutnya.

"Mau mengajak pacarku kencan." jawab Jaehyun santai.

Tck, yang benar saja.

"Betulan, kenapa ke sini? Mengganggu tidurku saja." Ahra bergumam sambil memperbaiki letak bantalnya supaya bisa menyandar di headboard dengan nyaman.

Saat Ahra mengatakan Jaehyun mengganggu tidurnya, itu memang benar. Ini hari minggu, waktunya Ahra bisa bebas dari bangun pagi. Liburan bagi Ahra adalah bisa tidur sepuasnya, tidak ada yang lebih nyaman dari bermanja-manja dengan kasuk empuk sambil memeluk bantal.

Biasanya gadis itu baru bangun saat matahari sudah lumayan tinggi dan makanan sudah tersaji di meja. Dia bersyukur punya ibu yang sangat pengertian.

"Kau yang bagaimana, memang mau kencan." Ahra kembali berdecak lalu beranjak dari tempat tidurnya.

"Kau mau kemana?"

"Mandi. Pacarku sudah datang. Katanya rindu, mau mengajak pergi kencan." Jaehyun tertawa mendengar jawaban Ahra lalu menyusul gadis itu yang sudah keluar kamar.

🍑🍑🍑


Ahra POV

"Jaehyun," Aku memperhatikan jalanan yang kami lewati sebelum memastikan kepada Jaehyun. Dia hanya bergumam menjawabku.

"Kita mau kemana? Ini bukannya jalan menuju rumahmu ya?" Aku bertanya sambil masih mengawasi lingkungan sekitar.

"Memang." Aku menoleh cepat dan mendapati Jaehyun tersenyum tipis. Aku mendengus.

Katanya mau kencan, kenapa malah kerumahnya?

"Katanya tadi mau kencan. Kenapa malah ke rumahmu?" Aku mengutarakan pikiranku, membuat senyumnya makin melebar.

"Memang." lagi-lagi dia menjawab singkat.

"Jaehyuuuun!!!" Sekarang dia malah tertawa, membuatku gemas ingin memukul kepalanya.

"Kita memang mau kencan, tapi bertiga dengan ibu, katanya ibu rindu dengan pacarku. Jadi kita jemput ibu dulu." Jaehyun menjelaskan sambil sesekali menoleh kearahku, dia harus tetap memperhatikan jalan.

"Aduuuh, kenapa tidak bilang?" Aku mengusap keningku, membawa poniku yang panjang ke belakang telinga.

"Memangnya kenapa?"

"Tahu begitu aku kan pakai baju yang lebih bagus." Jaehyun tertawa lagi lalu menoleh kearahku, memperhatikan apa yang kupakai dari ujung kepala hingga kaki lalu kembali melihat depan.

"Memangnya kenapa? Kau tetap terlihat cantik," dia menjawab santai.

Tck, apa-apaan sih dia.

"Dasar laki-laki!" Aku bergumam lalu melipat tangan di dada sambil melihat keluar. Aku perlu menyembunyikan pipiku yang mulai panas.

"Dasar perempuan." Jaehyun juga bergumam tapi masih cukup keras untuk didengar telingaku, membuatku kembali menoleh kearahnya.

"Apa?" Jaehyun bertanya karena menyadari tatapanku.

"Tidak apa-apa!" Jaehyun mendengus geli sementara aku kembali membuang muka. Percuma berbicara dengan Jung Jaehyun, pemuda seperti dia tidak akan mengerti. Walau aku cuma pacar pura-puranya, aku kan tetap ingin terlihat cantik di hadapan ibunya. Tidak seperti sekarang, aku hanya memakai kaos, jaket, jeans, dan sneaker. Aku bahkan menguncir rambut dengan asal.

Tapi tidak bisa dibiarkan begini, paling tidak aku harus berusaha walaupun sedikit. Aku menggeser cermin mobil yang ada di atas, tidak peduli jika Jaehyun tidak bisa melihat ke belakang. Kalau dia pro, dia pasti bisa mengatasinya. Lagipula dia juga tidak protes, dia hanya memperhatikan saat aku membuka ikatan rambutku.

Sambil melihat cermin, aku merapikan poni bagian depan lalu mengambil sebagian rambut untuk dibuat half bun. Setelah merapikan sisanya aku ganti mengecek wajahku. Karena tadi aku mengira skenario awalnya hanya pergi berdua dengan Jung Jaehyun, aku hanya memakai pelembab, sunscreen, dan mengoleskan sedikit liptint. Setelah kulihat lagi, memang terlihat sedikit pucat.

Oke, ayo kita perbaiki.

Aku membuka tas kecilku lalu mengambil lipcream yang memang selalu kusimpan di sana. Aku mengoleskan secukupnya di kedua pipiku lalu meratakannya dengan tangan, sebagian sisanya yang ada di jari kuoleskan ke kelopak mata. Terakhir, aku menambahkan sedikit lipcream di bibir untuk mempertegas warnanya.

Setelah mengecek penampilanku, aku memasukkan kembali lipcream ke dalam tas lalu mengembalikan posisi cermin seperti semula. Dan saat itulah aku mendapati Jaehyun sedang menatapku dengan ekspresi yang sulit kuartikan, bibirnya tersenyum tipis.

Dia kenapa sih? Mau mengejek atau terpukau sebenarnya?

Aku berdehem pelan dan menyadari ternyata kami sudah sampai di rumah Jaehyun. Tunggu dulu, apa Jaehyun sudah memperhatikan aku sejak tadi?

"Kenapa tidak bilang kalau sudah sampai?" Aku bertanya untuk memecah keheningan yang membuatku canggung. Iya hanya aku, karena Jaehyun sepertinya sama sekali tidak terganggu.

Ibu aku kenapa sih hari ini?! Pipiku rasanya panas!!

"Aku tidak mau mengganggumu." Dia lalu menyandarkan kepalanya di setir mobil tanpa memutus kontak matanya dariku.

"Kau sepertinya lebih semangat kalau bertemu ibuku daripada bertemu denganku." Dia melanjutkan sambil tersenyum.

"Berhenti menggodaku, ayo masuk!" Aku lalu keluar duluan dari mobil, meninggalkan Jaehyun yang masih terkekeh.

Dasar menyebalkan! Suka sekali membuat anak gadis orang salah tingkah.

🍑🍑🍑

Saat sudah masuk rumah Jaehyun, rumahnya terlihat sepi, aku tidak melihat keberadaan ibunya. Karena sedang tidak berada dalam wilayah teritorialku aku hanya bisa mengekori Jaehyun. Bahkan saat dia hampir masuk kamar mandi, aku akui kali ini aku memang bodoh.

Jaehyun menyuruhku menunggu di meja makan, dan kalau lapar aku diperbolehkan mengambil sesuatu yang ada di kulkas. Ya, berhubung si pemilik rumah sudah memberi izin, kenapa tidak mencari sesuatu yang berguna untuk perutku kan?

Aku mengambil susu rasa pisang lalu berkeliling melihat foto-foto yang ada di rumah Jaehyun. Aku masih saja terpukau saat melihat foto Jaehyun waktu kecil. Jujur saja aku lebih suka Jaehyun kecil karena lebih lucu. Pipinya chubby dan berwarna kemerahan, rasanya gemas ingin kugigit tapi tidak bisa.

"Ibu sedang mandi, kau mau menunggu di sini atau mau ikut ke kamarku dulu?" pertanyaan Jaehyun berhasil membuatku mengernyit. Aku tidak salah dengar kan? Kenapa dia mengajakku ke kamarnya.

"Jangan berpikir yang macam-macam." tangan lebarnya mengusap wajahku dari atas ke bawah, membuatku otomatis memundurkan kepala.

"Atau kau ingin melakukan macam-macam denganku?"

"Apa?!" Jaehyun tertawa renyah membuat debaran jantungku semakin bertambah. Suka sekali anak ini menggangguku.

"Hei, apa yang kau pikirkan?" sekali lagi dia menyentuh kepalaku, mendorongnya pelan.

"Ya kita bisa melakukan macam-macam di kamarku, seperti berdansa misalnya, aku baru saja membeli LP baru. Kau mau dengar?"

Baiklah, sepertinya itu bukan ide yang buruk. Pikiranku saja sepertinya yang buruk. Lee Ahra, sadarlah!

🍑🍑🍑

"Jaehyuun!" sayup-sayup terdengar suara seorang wanita memanggil nama Jaehyun. Pemuda itu tidak menanggapi, tetap bergeming dalam posisinya.

"Jaehyun, sepertinya ibu memanggilmu." Aku melirik Jaehyun sebentar lalu kembali membalik halaman album kelulusan yang ada di meja.

"Itu bukan ibu." Jaehyun menjawab pelan.

"Jaehyuuuun!" Aku menoleh sekilas ke pintu, suara itu semakin jelas mendekat ke arah kamar Jaehyun. Dari suaranya memang bukan ibu Jaehyun.

"Lalu siapa?" Aku bertanya tapi Jaehyun tidak menjawabnya, malah sibuk membaca pesan kelulusan yang ditulis teman-teman kelasnya. Tck, sebaiknya aku memeriksa siapa sebenarnya yang ribut-ribut di luar.

"Ahra," Jaehyun menahan tanganku, membuatku berbalik lagi. Bukannya berbicara, Jaehyun malah menarik tubuhku hingga kakiku menabrak kakinya. Tangannya yang lain menarik pinggangku lebih dekat dan membuatku terduduk dipangkuannya.

"H-hei, apa yang kau lakukan?" aku sedikit tergagap karena perlakuan Jaehyun barusan.

"Jung Jaehyuun! Aku tahu kau ada di rumah!"

Aduuh, siapa sih itu?

"Maaf," Jaehyun berucap lirih.

"Hei, ada ap-" Aku tidak bisa menyelesaikan kalimatku karena terlalu terkejut. Sekarang Jaehyun sedang menciumku! Tepat dibibirku!

Hei, ini melanggar perjanjian!

Aku berniat menarik diri dari Jaehyun. Namun sayangnya Jaehyun menahan tubuhku sedemikian rupa membuatku tidak bisa berkutik. Mataku semakin melebar saat merasakan sensasi aneh menjalari tubuhku.

"Tutup matamu," Jaehyun berbisik disela-sela aktifitas kami.

Hei, apa-apaan ini?

"Jaehyun,"

Aku mendengar seseorang mendorong pintu. Dan akhirnya aku tahu siapa yang sudah ribut memanggil Jaehyun dari tadi. Akhirnya aku juga tahu alasan kenapa Jaehyun tiba-tiba melakukan hal ini. Aku bisa melihat melalui ekor mataku, gadis yang ada di pintu membuang nafas dengan kesal. Well, karena sudah terlanjur, kenapa tidak sekalian saja?

Aku perlahan menutup mataku lalu membalas Jaehyun, hingga bisa kurasakan Jaehyun tersenyum. Walaupun masih terasa canggung tapi aku mencoba mengimbanginya. Sial, aku takut semakin terbuai, apalagi saat Jaehyun mulai menangkup lembut wajahku. Kapan ini akan berakhir?

Kenapa Hyunji tidak segera pergi dari sini sih? Sialnya lagi, Jaehyun malah berdeham mengeluarkan suara beratnya. Bulu kudukku meremang. Perutku seperti dibolak-balik. Dadaku juga serasa ingin meledak. Ingin sekali aku menghentikan ini.

Brak!!

Aku terlonjak saat mendengar pintu ditutup kasar. Akhirnya, syukurlah, harusnya perempuan itu pergi dari tadi. Bukannya malah menonton pertunjukan dadakan yang dibuat oleh Jaehyun. Membuatku repot saja.

"Jaehyun," Aku tidak bisa melepaskan diri karena dia masih menahanku. Aku menepuk pundak Jaehyun mencoba memberitahunya supaya bisa berhenti bersandiwara. Dia sudah mengambil terlalu banyak dariku!!

"Hmm," Jaehyun hanya bergumam. "Sebentar lagi."

Apa??!!

Aku tidak salah dengar kan? Apanya yang sebentar lagi? Ciuman ini sudah tidak dibutuhkan lagi! Aku memukul berkali-kali dada Jaehyun, sampai dia menghentikannya.

"Maaf." Jaehyun berbisik lirih begitu memutus kontak. Dia menyandarkan keningnya ke keningku. "Aku terlalu terbawa suasana."

Kami berdua sama-sama memburu nafas. Aku mengabaikan fakta bahwa jarak diantara kami belum berkurang. Aku tidak bisa berpikir jernih, dan mataku tidak bisa beralih dari milik Jaehyun.

"Lumayan juga untuk pengalaman pertama." Jaehyun menyeringai. Ibu jarinya mengusap lembut sudut bibirku, menghapus lipstikku yang sepertinya berantakan karena aktifitas tadi.

Sial, kenapa dia juga harus tersenyum seperti itu sih sekarang? Aku harus menetralkan detak jantungku. Sayangnya Jaehyun sama sekali tidak membantu. Wajahku rasanya panas karena malu. Aku menarik tanganku dari dada Jaehyun lalu menutup wajah dengan kedua telapak tangan.

"Hei, kau kenapa?" Jaehyun bertanya lembut sambil mencoba menarik tanganku.

"Tidak apa-apa,"

Aku harus pergi dari sini!

"Hei-"

"Pokoknya tidak apa-apa!" Aku tidak sadar sudah menaikkan suaraku. Aku lalu beranjak turun dari pangkuan Jaehyun dan pergi keluar kamar sambil masih menutup wajah. Setelah aku menutup pintu aku bisa mendengar Jaehyun tertawa.

Dasar sialan!

🍑🍑🍑

Continue Reading

You'll Also Like

284K 26.2K 68
[ 전원우 ] Jeon Wonwoo✔ 'Saya ingin kamu menikahi Seungwoo, Gaeun-ah' Ny.Jeon 'Tapi bagaimana dengan Hana eonni eommanim?' Gaeun 'Tidak ada pernikahan a...
246K 29.4K 44
Joshua Hong dan Park Hana sepakat untuk menjalani pernikahan palsu demi kepentingan masing - masing. Tapi mereka melupakan satu hal, mereka hanya sep...
10.2K 2.3K 51
Shin Jihyo adalah gadis yang dikenal barbar dan penggila game online. Walaupun begitu, ia adalah lulusan terbaik di jurusan ilmu komputer dan berusah...
918K 85.3K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...