Affected [COMPLETED]

By tenfullsun_

58.1K 7.6K 4.4K

"Jadilah pacarku, hanya 6 bulan. Kau bisa mengatur kontraknya." - Jung Jaehyun (Completed) (Berlanjut ke Dadd... More

Coffe
Agreement
First Meeting
Late Night Date
Healing
Trouble
Sunday Morning
Apple Cheeks
Daddy's Little Girl
Lost
Premenstrual Syndrome
Fellow
Encounter
Special Chapter: Missing (U)
Persevere
Spesial Chapter: Cousin
No Manner
Revealed
Special Chapter: Hangover
He Loves Her
Baby
Runaway
Unfulfilled Promises
High Tension
Special Chapter: Babysitting
Decision
Daydream
He (Still) Loves Her
Dreams Come True
Sorry
Daddy's
Reconciliation
Final Chapter: Her
New World

He Was My Ex

2.5K 339 193
By tenfullsun_


"Kau Ahra kan? Lee Ahra dari SMA Shinwa."

Aku mengernyit kenapa dia bisa tahu nama dan sekolahku?

"Aku Jaehyun, Jung Jaehyun. Masa kau tidak ingat aku?"

Orang yang mengaku bernama Jaehyun ini masih menatapku penuh harap. Aku memiringkan kepalaku mencoba mengingat-ingat. Aku sudah bilang kan pemuda ini juga tidak begitu asing bagiku.

"Dulu kita kan pernah jadi anggota PMR bersama?"

Tunggu dulu, benarkah?

Butuh beberapa saat bagiku untuk memberikan respon. Kepalaku bekerja dengan keras sekarang, mencoba mencari respon apa yang tepat sambil mencari-cari memori tentangnya yang mungkin sudah kuhapus. Disisi lain aku juga merasa tidak enak karena tidak mengenalinya.

"Hmm sepertinya-" Aku bertepuk tangan sekali secara tiba-tiba membuatnya mengerjap terkejut.

Ternyata Jung Jaehyun!

Bagaimana aku bisa lupa? Dia kan Jung Jaehyun sang primadona pujaan gadis-gadis SMA Shinwa. Sungguh aku merasa buruk karena sempat melupakannya.

"Aku ingat, kau Jung Jaehyun! Si primadona sekolah, yang kemana-mana selalu bersama Sicheng kan?" Jaehyun mengangguk pasti, terlihat kelegaan di wajahnya sekarang.

Aduh, bagaimana aku bisa lupa? Apa beban hidupku yang terlalu banyak atau bagaimana? Padahal dulu aku sering ngobrol dengannya kalau ada waktu dengan PMR. Atau mungkin karena kami tidak sekelas jadi hanya sebagian kecil saja memori yang tersimpan di otak kecilku.

"Akhirnya, aku akan kecewa jika kau benar-benar melupakanku." Jaehyun tertawa.

"Mungkin karena otakku sudah jarang digunakan jadi maaf jika sedikit lama." Jaehyun cuma tersenyum.

"Jadi kenapa ingin bertemu denganku?" Aku meminum jus sambil menunggu jawaban Jaehyun. Dia mengangguk canggung sambil menggaruk tengkuknya, senyum tipis tersungging di wajahnya membuat lesung pipi. Astaga, kenapa sekarang aku jadi ingin punya lesung pipi?

"Hng tidak ada, hanya ingin menyapa kawan lama." Jaehyun masih tersenyum, namun lebih yakin sambil menatap lurus ke mataku. Jujur saja walaupun udaranya cukup terasa menusuk kulit, kenapa rasanya jadi panas sekarang?

Sebelumnya biar kujelaskan dulu, jadi kalian ingat pemuda yang menjadi korban kekacauan yang -tidak sengaja- kubuat tadi sore?

Ya, dia menepati kata-katanya.

Sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan janji yang ia buat, tapi saat aku keluar dari kafe ternyata Jaehyun sudah menunggu diluar. Dia langsung memanggilku, melambaikan tangannya sambil bersandar di mobil. Karena tidak mau mengambil resiko pergi dengan orang asing jadi aku menyuruhnya untuk mengikutiku.

Dan di sinilah kami sekarang, duduk berdua didepan minimarket di sebelah kafe sambil menikmati kudapan kecil malam hari.

"Jadi, sekarang sedang sibuk apa?" tanyaku basa-basi untuk mengusir rasa canggungku.

"Yah, sibuk bekerja?" Aku mendelik kearahnya, tentu saja aku tahu.

"Biarkan aku bertanya lebih dulu." Aku mengatupkan bibirku kembali saat tiba-tiba dia menyela.

"Kau masih belum mendapat pekerjaan tetap atau bagaimana? Kenapa bekerja part time di kafe?" Sejujurnya aku tidak mengharapkan pertanyaan seperti ini keluar dari kawan yang sudah lama tidak bertemu. Ya tidak mau munafik, tentu saja aku ingin bercerita yang baik-baik saja. Aku ingin pamer tentang pencapaian apa saja yang sudah kulakukan, sayangnya tidak ada yang bisa kubanggakan. Kuliah saja belum lulus, punya tanggungan untuk membayar hutang pengobatan ibuku dan belum punya pekerjaan tetap.

Aku kembali meminum jusku, dari ekor mataku aku tahu dia menatapku, menunggu jawaban dengan sabar.

"Aku masih kuliah Jae, tahun lalu aku mengambil cuti." Dia membuka mulutnya lalu mengangguk.

"Kenapa cuti? Sesuatu terjadi?"

"Ya, banyak hal terjadi. Sekarang aku sedang mengejar ketertinggalan." Dia kembali menganggukkan kepalanya.

"Ceritakan lebih banyak." Jaehyun memangku dagu, memposisikan dirinya senyaman mungkin untuk mendengarkan ceritaku.

"Hei, kenapa aku yang harus bercerita?" Aku protes sambil menyenderkan tubuh ke kursi. Dia tertawa pelan lalu mengikuti posisiku.

"Ceritaku tidak semenarik dirimu." Dia menyibakkan rambutnya yang tebal, merapikan beberapa bagian yang mengganggu matanya. "Ceritakan dulu, nanti gantian."

Aku menghela nafas, ya sepertinya tidak apa-apa bercerita kepada Jaehyun. Sesungguhnya lebih mudah bercerita kepada orang yang tidak terlalu kita kenal. Tidak ada beban moril yang ditanggung.

"Mau mulai dari mana ya?" Aku bertanya, lebih bergumam untuk diriku sendiri.

"Kenapa kau cuti?" Jaehyun bertanya lagi.

"Karena aku harus merawat ibuku." Aku melirik Jaehyun sebentar sebelum melanjutkan.

"Tahun lalu ibuku menjadi korban tabrak lari. Cukup parah, kami hanya berdua, hanya aku yang bisa merawatnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil cuti selama satu semester." Aku bisa melihat ekspresi Jaehyun berubah.

"Untungnya pamanku yang ada di Jeju bersedia membantu untuk biaya operasinya tapi tentu saja itu masih belum cukup, jadi aku mengambil pinjaman untuk biaya pemulihan ibu. Aku mengambil cuti lagi di semester berikutnya untuk bekerja."

"Kalau sudah bekerja kenapa berhenti dan malah mengambil part time sekarang?"

"Bekerja di sana terlalu beresiko, selain itu aku tidak nyaman." Aku menghindari tatapan Jaehyun.

"Memangnya bekerja di mana?"

"Hng, di tempat karaoke, kau tahu, yang-"

"Ah, oke. Aku tahu." Air muka Jaehyun berubah tapi akhirnya mengangguk paham.

"Tapi jangan berpikir yang tidak-tidak dulu." Jaehyun menatapku, menunggu penjelasan selanjutnya.

"Di sana aku bekerja sebagai sebagai pahlawan kebersihan, membersihkan kekacauan yang dibuat di sana, bukan yang membuat kekacauan."

"Wow." Jaehyun berkomentar singkat sebelum melanjutkan, "Tapi berbeda sekali dengan dirimu yang tadi." Dia lalu tertawa, membuatku melayangkan satu pukulan dilengannya.

"Bagaimana bisa?"

"Aku punya kenalan. Ya daripada tidak ada yang dilakukan, aku butuh pekerjaan dengan cepat dulu." Pemuda itu mengangguk-angguk lagi lalu mengusap dagunya telihat berpikir.

"Jadi bagaimana keadaan ibumu sekarang?" Aku tersenyum, diam-diam merasa bangga dengan diriku. Ya dengan bangga aku bercerita kalau ibuku sudah lebih baik dan aku selalu berada disampingnya.

"Dia sudah lebih baik. Sangat baik, tapi masih harus kontrol sebulan sekali."

"Syukurlah, badai pasti berlalu, kan?" Aku mengangguk setuju.

"Ya badai memang sudah berlalu, tapi untuk membenahi kekacauannya masih perlu waktu untuk kembali seperti semula." Jaehyun mengernyit.

"Sekarang aku masih perlu membayar hutang, masih harus melunasi biaya untuk perawatan ibu." Aku tertawa sementara Jaehyun memandangku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Entah kesimpulan apa yang ia dapatkan tapi akhirnya ia menganggukan kepalanya.

"Jadi sekarang ceritakan tentang dirimu." Jaehyun mengulum senyum lalu melipat tangan di dada.

"Sebenarnya Ahra, bukan ini niat awalku, tapi sepertinya aku bisa menawarkan solusi dari masalahmu." Dahiku mengernyit, apa maksudnya memberi solusi?

"Maksudmu?"

"Sepertinya aku bisa memberimu pekerjaan yang lebih baik." Pemuda itu masih dengan wajah seriusnya. Tidak mau membuang kesempatan aku buru-buru bertanya.

"Pekerjaan apa itu?"

Aku tidak mau berpikir dua kali untuk menerima tawaran dari Jaehyun. Sepanjang yang kuingat dia pemuda yang baik. Walaupun jadi pujaan di sekolah, dia bukan pemuda playboy dengan otak bodoh. Dia ini kalau boleh kubilang adalah orang yang diberi berkat oleh Tuhan dan memanfaatkan berkat itu dengan baik. Dia mungkin nyaris sempurna seperti Minhyuk. Jadi sepertinya ada satu hal yang harus kupastikan dulu, dia sudah punya pacar apa belum?

"Jadilah pacarku, hanya 6 bulan. Kau bisa mengatur kontraknya."

Eh? Aku tidak salah dengar kan?




🍑🍑🍑

Continue Reading

You'll Also Like

36.1K 4K 40
"There is no reason to love someone" Start: 140420 End: - Rank: #1 Jaehyun 130621 #1 Fiksi penggemar 130621 #4 TTM 281020
110K 11.5K 47
Dia dingin, acuh, tapi aku mencintainya. © chanchan_cdp 21 Januari 2019 - start 27 Juni 2019 - end #44 in hunrene #31 in hunrene #3 in hunrene
36K 4.4K 24
JAVIER ALARIC ZHICO a.k.a MR. J Dokter spesialis obgyn yang merangkap menjadi dosen pada hari sabtu di Stikes Bimajaya. Dosen killer yang penuh ketel...
292K 23.1K 36
Completed Pernah melihat duda hot dengan satu anak yang sangat lucu? Mari bertemu Sehun dan mendengar kisah cintanya. "Aku mencintaimu. Maukah kau...