A Star ✅

By Cyunha

93.4K 8.3K 396

ada kondisi dimana Kim Jong In menjadi dirinya sendiri dan ada kondisi dimana ia di haruskan menjadi sosok or... More

story 1
PART 1
Part 2
Part 3
part 4
Part 5
Part 6
part 7
Part 8
part 9
Part 10
Part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 19
part 20
part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30 End
After Married

Part 21

2.4K 242 10
By Cyunha

Sinar mentari begitu terik ketika masuk kedalam sudut ruangan dengan jendela besarnya. Dua tubuh berbalut selimut tebal masih terlihat damai dalam tidurnya seakan tak ada beban yang menjadi fikirannya. Keduanya menikmati pelukan dan aroma tubuh masing-masing, hingga salah satu dari mereka terbangun.

"Halo?" Jongin menyandarkan punggung di headboard kasurnya.

"Appa?" Suara sang gadis kecil membuatnya tersenyum

"Yes princess?" Tanya Jongin, Sehun yang mendengar suara lantang Jongin akhirnya terbangun bukannya pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya, ia justru menenggelamkan kepalanya pada perut Jongin sambil memeluk pinggang rampingnya. Sehun bisa melihat bekas jaitan pada perut bawah Jongin, ia yakin bahwa ini adalah bekas jaitan saat melahirkan Jiyeon-ia mencium bekas jaitan itu.

"Iya Appa akan pulang sayang, setelah membeli oleh-oleh untuk Jiyeon appa akan pulang" jawab Jongin saat si gadis kecil itu bertanya kapan sang ayah akan pulang.

"Bangun, aku tau kau sudah bangun" ucap Jongin datar sambil menampar kecil pipi Sehun

"Heummm 5 menit lagi" Jongin memutar bola matanya lalu menyentak kepala Sehun, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan sisa sperma si bajingan satu itu.

"Sialan kau Oh Sehun ah maksudku Park Sehun. Sia-sia 5 tahun aku menghilang jika akhirnya aku dengan bodohnya jatuh kembali padamu" geram Jongin kesal di dalam bak mandinya. Ia benar-benar kesal dengan dirinya sendiri, berkali-kali merutuki kebodohannya. Tapi bagaimana ia bisa tau soal Jiyeon.

Jongin keluar dari kamar mandi setelah 1 jam berendam dan mendinginkan kepalanya. Ia tak melihat Sehun di kasurnya, mungkin ia memilih untuk kembali ke kamarnya.

"Okey Kim Jongin lupakan yang kemarin, kemarin hanya pengaruh alkohol okey" Jongin mengambil bajunya di dalam kopernya, hari ini ia pulang dan melaporkan riset pengerjaan proyek. Sisanya akan di kerjakan oleh anak buahnya.

.
.
.
.

Lagi dan lagi, sialnya Jongin sulit untuk menolak ajakan Sehun untuk membeli oleh-oleh Jiyeon.

"Kau berhutang penjelasan soal Jiyeon Kim Jongin" ucap Sehun yang fokus pada jalanan di depan. Ia mengendarai mobilnya menuju salah satu toko mainan dan makanan. Jongin membawa keranjang untuk menampung barang belanjaanya.

Mereka berdua bak sepasang pengantin yang baru saja melangsungkan bulan madu. Jongin memilih buat strawberry kesukaan anaknya, mencium buat berwarna merah merekah itu mencari buah yang manis. Sedangkan Sehun memperhatikan bagaimana telatennya Jongin dalam memilih buah untuk anaknya tercinta.

Mengingat soal Jiyeon, jantungnya kembaki berpacu dengan kencang. Apa yang harus ia lakukan, apa ia harus membatalkan pernikahannya dengan Soojung?.

"Sehun... ya Park Sehun" Sehun tergelonjak kaget

"Ya?"

"Kau melamun, aku sudah selesai" Jongin menunjukan keranjang belanjaanya, Sehun mengangguk mengekor Jongin yang berjalan lebih dulu. Sesekali ia menyunggingkan senyumannya, ia betul-betul mencintai pria di depannya ini. Tapi apa ia tega untuk menyakiti keduanya, Soojung dan Jongin atau bahkan tiga dengan Jiyeon.

Sehun melangkah mendekat pada tubuh itu merengkuh pinggang rampingnya.

"Yak... lepas" Jongin menampar tangan Sehun yang ada dipinggangnya

"Tidak mau, kesini aku mau cari maian untuk Jiyeon" Sehun menarik tubuh itu menuju rak mainan. Melihat banyak sekali pernak pernik khas Jeju.


"Jiyeon pasti suka" Sehun mengambil boneka beruang dengan pakaian LVnya, ia juga mengambil tas kecil sebagai aksesorisnya.

"Darimana kau tau Jiyeon suka beruang?" Tanya Jongin

"Insting seorang ayah" Sehun langsung mengecup bibir Jongin, mencuri kesempatan

"Aish, ingat tuan Park anda sudah ada kekasih" ujar Jongin kesal lalu mengusap bibirnya kasar.

"Tapi semalam kau menikmatinya" Jongin buru-buru menutup bibir Sehun agar tak melanjutkan ucapannya

"Kau gila, astaga gilanya dirimu tidak berubah" Sehun tersenyum gemas melihat bagaimana paniknya Jongin. Sehun mengambil tangan Jongin dari mulutnya lalu menggandeng kemudian.

"Sehun lepas malu dilihat orang" ucap Jongin, Sehun hanya diam dan menyeret Jongin menuju kasir.
.
.
.
.
.
Sehun lagi-lagi mengantar Jongin menuju mansion, ingin memberikan hadiahnya pada Jiyeon langsung. Setelah mendarat di incheon dan di jemput oleg supir pribadinya.

"Pak antar kami ke restoran biasa ya" Jongin menoleh pada Sehun meminta penjelasan

"Aku lapar, dan kau perlu menjelaska sesuatu" Jongin menunduk, ini kali pertama sejak 5tahun lalu ia mendengar bagaimana suara datar itu berucap. Tatapan mata Sehun begitu tajam, dan Jongin tau bahwa ketika Sehun bersikap seperti itu tak ada yang dapat membantahnya.

Sang supir memarkirkan kendaraanya di depan restoran, sedangkan Sehun sudah berjalan lebih dulu di banding Jongin yang memilih mengekor di belakang. Sehun memesan private room di restoran tersebut agar pembicaraan mereka tidak di dengar oleh orang lain.

"Duduklah Kim Jongin, apa kau akan terus berdiri disana?" Ucap Sehun melihat bagaimana ketakutannya Jongin.

"Aku akan bersikap baik, jika kau dapat bersikap baik juga" Jongin akhirnya membalas tatapan mata Sehun. Ia tak ingin terpojokan dalam masalah ini.

Tak ada pembicaraan sama sekali sampai hidangan datang membuat atensi mereka berdua teralihkan.

"Makanlah lebih dulu, menjelaskan semuanya juga butuh tenaga"ucap Sehun dingin

Jongin menyantap makan siangnya, memotong daging sapi dengan saus lada hitam. Sebetulnya perasaan Jongin tak tenang, harus mulai darimana ia menjelaskan. Sehun hanya menyesap minumannya tanpa minat menyentuh makan siangnya.

"Kau tidak makan Sehun?" Tanya Jongin saat tak melihat pergerakan di piringnya.

"Tidak, aku tak lapar" jawabnya dingin, Jongin menghembuskan nafasnya

"Baik, kalau begitu kita mulai saja. Apa yang ingin kau tau dariku Sehun?" Tanya Jongin

"Jiyeon anakku?" Tanya Sehun to the point

"Dia anakku, kau hanya menitipkan benihmu! Aku yang merawatnya dan memberikan kasih sayang padanya" jelas Jongin

"Jika kau bicara padaku soal Jiyeon aku tak akan membiarkanmu pergi" jawab Sehun

"Pergi tanpa aba-aba sebelum kelulusan kau fikir aku hanya menanamkan benihku? Astaga kau tau setelah kau pergi dari kamar mandi aku mengejarmu, aku mencarimu ke apartemenmu, mansion Kim. Tapi aku tak menemukanmu dan sekarang kau bicara seolah-olah aku tak perduli keberadaan Jiyeon?" Terdengar ada emosi dalam tiap bait yang terlontar dari mulut Sehun.

"Kau tau sehun aku menderita 5 tahun ini, dan saat aku tau Jiyeon adalah anakku kau tau betapa hancurnya aku" Jongin tertawa kecil

"Kau fikir aku yang salah soal Jiyeon? Dengar Park Sehun! Kau bilang kau menderita? Kau fikir aku senang-senang? Ha?" Bentak Jongin, emosinya semakin meledak saat mendengar Sehun menderita

"Dengan entengnya kau membicarakan hal yang seharusnya menjadi rahasia pribadi, mengajak orang lain berhubungan dengan ku. Kau fikir aku jalang? Saat itu kau seakan menginjak harga diriku, dengar aku tau aku mengandung setelah perasaanku hancur olehmu. Apa setelah kau menginjak harga diriku aku akan dengan senang hati bicara soal Jiyeon ha? Kau bisa saja menyuruhku mengugurkannya atau menatap jijik padaku karena aku tidak seperti pria normal lainnya. Jika kau menderita apa kau fikir aku tidak menderita? Setiap malam aku membayangkan jika Jiyeon sudah besar nanti apa yang harus aku katakan soalmu? Kau menderita tapi aku melihat kau justru baik-baik saja. Kau bahkan punya kekasih, dan kau bilang mencintaiku? Bulshit!"Jongin beranjak dari kursinya

"Jangan datang dan jangan menampakan dirimu di hadapan ku maupun Jiyeon aku membencimu" Jongin melenggang pergi meninggalkan Sehun yang menatap sendu kepergiannya.

Jongin berniat membuka pintu ruangan tapi sebuah tangan menahannya dan membalikan tubuhnya dengan kasar.

"Jika kau berani memisahkanku dengan anakku lagi kubuat kau menderita" ucap Sehun marah

"Kau tak berhak atas Jiyeon Park Sehun" balas Jongin tak kalah berani, Sehun menggeram lalu satu tangannya menahan tengkuk Jongin ia meraup bibir itu. Jongin berusaha mendorong tubuh itu memisahkan penyatuan mereka. Tapi Sehun begitu kuat, bahkan dengan kasarnya Sehun mengigit bibir Jongin agar ia memberikan  akses menjelajahi rongga mulutnya.

"Heummmm" desahan itu lolos di tengah ciuman mereka

"Dengar Kim Jongin, kau tak berhak melarangku. Kau sangat tau aku seperti apa aku" Jongin mengatur nafasnya, sudut bibirnya begitu perih akibat ciuman tadi. Sehun menarik tangan Jongin keluar, Jongin tak protes karena jika ia protespun percuma.

.
.
.
.

Sehun mendorong Jongin masuk ke dalam mobilnya, kembali ke rencana awal mengantar Jongin dan memberikan Jiyeon hadiah.

Setelah 15 menit perjanan yang hening tanpa pembicaraan akhirnya mobil itu sampai di depan mansion Kim. Jongin keluar lebih dulu dan berniat mengambil kopernya, tetapi lebih dulu di tahan oleh Sehun. Pria pale itu membawa koper dan barang bawaan yang lain, tak membiarkan Jongin membawa 1 barangpun.

"Appa pulang" sapa Jongin, terdengar suara langkah kaki yang cepat menghampiri mereka. Jiyeon langsung bergambur kepelukan Jongin.

"Appa Jiyeon lindu" ucap Jiyein, Jaemin mengikuti di belakang dengan pengasuhnya.

"Dengan Uncle tidak rindu?" Tanya Sehun, Jiyeon menoleh melihat ada Sehun

"Ah uncle Hun" Jiyeon merentangkan tangannya meminta pindah ke gendongan Sehun. Sehun dengan senang hati menggendong gadis kecilnya.

"Uncle bawa oleh-oleh untuk kalian berdua" ucap Sehun sambil mengelus pipi si kecil dan mengacak rambut Jaemin.

"Ini untuk Jiyeon, ini untuk Jaemin" Sehun memberikan boneka beruang pada Jiyeon dan robot remot pada Jaemin.

"Kalian bisa memainkannya berdua" Jiyeon tersenyum manis

"Telimakasih Uncle" Jiyeon mencium pipi Sehun, Jongin menghembuskan nafasnya saat melihat adegan itu.

Irene muncul dengan apron pinknya, ia terlihat habis memanggang kue.

"Kau sudah kembali?" Tanyanya, Jongin mengangguk lalu meminta pembantu untuk membawakan barang-barangnya.

"Aku akan bermain sebentar dengan Jiyeon dan Jaemin" ucap Sehun melangkah pergi menuju ruang bermain. Irene yang melihat luka dan raut sendu adik iparnya itu merasa tak tega

"Duduklah di teras aku akan membuatkan teh dan mengambil kue" Jongin tersenyum lalu melangkah menuju teras rumah mereka.
.
.

.
.
TeBeCe

Aku lupa kalo Krystal prnah muncul di ep 6 klo gg salah eh diriku malah pake soojung buat calon bininya Sehun.... anggap aja mereka beda orang🤭

Continue Reading

You'll Also Like

341K 35.2K 24
[📍all pictures/photos from pinterest and google, credit to the owners] 💻 614rodeostation presents 📝 APRIL 2020 - JUNE 2020✔️ [REPUBLISHED & REVISE...
131K 10.8K 24
Wonwoo adalah pria populer disekolahnya. Dengan aura dominan yang dia pancarkan mampu memikat semua Omega maupun beta disekolahnya. Tapi siapa sangka...
98.1K 12.2K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
9K 639 16
(Special book!) "Si kecil aktif ya bund.."-Mingyu "ASTAGAA MINGYU ANAK LO MAIN DIPARIT"-Wonwoo "Abi,kintil itu apa?"'-Yubin ".......ha?"-MinWoo Keseh...