part 13

2.3K 275 12
                                    

Sehun terdiam di balkon kamarnya, benaknya masih terbayang wajah Kai yang begitu terluka. Ia akui ia sedikit keterlaluan, apa ia harus menemui Kai dan meminta maaf.

"Sial kenapa jadi serumit ini, dasar bodoh" maki Sehun pada dirinya sendiri.

Sehun mengambil ponselnya mencoba menghubungi Jongin, nihil hanya ada suara operator yang menjawabnya. Apa yang harus di lakukan.

Sehun menyambar jaket dan kunci motornya, ia memutuskan menemui Jongin di apartemennya.

"Mau kemana Sehun?" Tanya sang ibu yang membawa segelas kopi untuk ayahnya

"Keluar, hanya sebentar bu" Sehun melenggang pergi menaiki motor kesayangannya memecah jalanan kota Seoul.
.
.
.
.
"Sayang kau sudah membereskan barang-barangmu?" Tanya Irene

"Aku hanya membawa bajuku Noona, aku akan membeli beberapa barang disana" Irene tersenyum sambil mengelus surai Jongin

"Kau yakin tak perlu Noona temani?" Jongin menggeleng kuat

"Ada Manager Hyung yang akan menjagaku, Noona jaga Hyung saja." Irene mengangguk mengerti.

"Sudah siap? Hyung antar ya" Junmyeon muncul dari balik pintu, ia membantu Jongin membawa koper. Merapihkan barang bawaan Jongin dan juga manager di mobil yang akan mengantar mereka ke bandara.

Jongin mengedarkan pandangannya pada area sekita menyimpan memori itu dalam kepalanya.

"Ayo Hyung" Jongin di bantu Irene duduk di kursi belakang, sedangkan Manager yang menyupir dan di sebelahnya ada Junmyeon kakaknya.

.
.
.
.
.
Sehun berhenti di dekat pintu masuk apartemen Jongin, melihat mobil hitam dan orang yang merapihkan beberapa barang ke dalam mobil. Ia melihat Jongin sedang menengadah menatap suasana malam ini, ia melihat liquid bening menetes melaui mata indahnya

"Ayo hyung" Sehun membulatkan matanya, apa maksud dari ajakan Jongin untuk pergi. Sehun masih mematung, saat mobil itu melakukan pergerakan Sehun denga panik menggas motornya mengejar laju mobilnya.

"Jongina..." satu tangan Sehun mengetuk kaca mobil sisi dimana Jongin tempati. Jongin menoleh melihat raut wajah Sehun yang menunjukan rasa bersalahnya.

Irene menoleh menatap adik iparnya itu merasa kekecewaan dalam diri Jongin. Ia tak ingin bertanya karena Jongin bilang belum bisa mengatakan apapun.

"Hyung percepat mobilnya" pinta Jongin, sang managerpun akhirnya menggas mobilnya meninggalkan Sehun jauh di belakang.

.
.
.
Pagi harinya Sehun terbangun dengan keadaan rumah yang berantakan. Semalam ia menghancurkan apapun yang ada di dekatnya. Ia benar-benar marah saat melihat Jongin pergi menjauh darinya.

Drrrt drrrt drttt

"Hem?"sapanya

"Baca artikel sekarang" Sehun menjauhkan ponselnya melihat Ravi yang meneleponnya

"Apa maksudmu?"

"Lihat saja" Berikutnya Ravi memutuskan sambungan teleponnya. Tangan Sehun menari pada layar pipih ponselnya mencari artikel teratas pencarian

Kim Kai memutuskan pensiun dari dunia hiburan

Matanya membola melihat judul artikel, ia kembali mengotak-atik ponselnya mencoba menghubungi Jongin tapi kembali nihil. Sehun membanting ponselnya karena merasa kesal. Ia kembali menyambar kunci motornya menuju apartemen Jongin.
.
.
"Maaf tapi pemilik apartemen tersebut sudah pindah"

"Sial" Sehun mengendarai motornya menuju mansion Kim. Ia mengendarai motornya bak orang kesetanan, ia merasa sesuatu ada yang tidak beres. Ia berjalan tergesa saat sampai di depan mansion Kim. Menekan bel mansion dengan tergesah-gesah sampai suara langkah kaki itu membuat jantungnya semakin berdetak.

"Ah Oh Sehun" Irene yang membukanya menggunakan apron di tubuhnya

"Noona Jongin ada?" Tanya Sehun tak sabaran, ia melihat raut berbeda dari Irene. Irene ragu mengatakannya

"Untuk apa kau mencari adikku?" Junmyeon muncul dari balik ruangannya

"Ah Hyung" Sehun membungkuk memberi hormat. Meskipun Jongin sering ia tindas, ia tetap menghormati kakaknya

"Ijinkan aku bertemu dengannya Hyung, ada yang ingin aku jelaskan" ucapnya lagi

"Tidak ada yang perlu kau jelaskan Oh Sehun pergi jangan dekati adikku"

"Ta...tapi Hyung..."

"Aku tidak tau apa yang terjadi antara kalian, yang ku tau Jongin tersakiti karena ulahmu. Pergi sebelum aku memanggil pengawal untuk mengusirmu. Irene tutup pintunya!!!" Junmyeon melangkah pergi meninggalkan ruang depan, irene menutup pintu sesuai dengan perintah sang suami.

Sehun menatap pintu yang baru saja di tutup dengan tatapan nanar. Ia mengendarai motornya kembali memecah kota Seoul, menyembuhkan suasana hatinya.

Setelah berkeliling kota dengan mengendarai Motor kesayangannya malamnya ia memutuskan untuk duduk di pinggir sungai han. Menyesap kopinya merasakan udara malam hari menerpa kulit putihnya. Ia berkali-kali memaikan ponselnya mencoba menelepon Jongin, dan berkali-kali juga ia akan mendengar suara operator.

"Maafkan aku Jongin... sial aku merasa sangat bersalah pada bocah nerd itu" ia melemparkan kaleng minuman pada tong di depan.

'Ya nerd percepat langkahmu bodoh' Sehun menoleh saat mendengar suara keras itu. Ia melihat seorang bocah SMP mendorong kasar bocah di depannya.

'Cepat belikan aku makanan' bocah satunya memerintah untuk membelikan makanan di mini market. Sehun melihat bocah nerd itu masuk kedalam menuruti perintahnya. Bocah satunya asik duduk di depan mini market sambil menyunggingkan senyumannya, kedua tangannya ia masukan kedalam saku celananya.

'Ini! sudahkan, aku harus pulang' bocah nerd itu berniat pergi tapi bocah satunya menarik kerah leher belakangnya

'Temani aku makan baru kau boleh pulang' Sehun tersenyum melihatnya, ia ingat itu yang setiap hari ia lakukan pada Jongin dulu. Ia tidak suka makan sendirian, ia akan melakukannya jika Ravi sibuk. Tak sadar bulir air matanya mengalir begitu saja

"Shit sial kau Kim Jongin" Sehun menghapus air matanya lalu mengedarkan pandangannya ke arah lain. Ia terus menatap bawah jembatan, ia juga ingat ia beretemu dengan Kai disana sambil menyampirkan jaketnya.

"Argggh sialan.. " Sehun meremat dadanya, merasakan nyeri yang teramat. Saat ini ia bisa akui bahwa ia benar-benar mencitai Jongin. Karena selama ini menemani dirinya lebih sering meski karena paksaannya.

Air matanya terus mengalir

"Maaf maaf maaf" berkali-berkali ucapan itu yang ia lontarkan sambil mengusap lelehan air mata. Ia kembali mengingat bagaimana mata itu menyiratkan sakit yang ter amat dalam.

"Maafkan aku Jongin aku benar-benar mencintaimu"
.
.
.
Sehun mengurung diri di kamarnya saat tau bahwa Jongin sudah tak ada lagi di korea. Chanyeol yang memberitahunya karena ia khawatir melihat adiknya yang murung akhir-akhir ini.

Sehun memandang pemandangan di luar melalui jendela kamarnya. Kamarnya kini bersih tak ada lagi pajangan atau bahkan potret Kai sang idolanya. Ia meminta melepaskan semua dan membuangnya. Karena ia mencintai Jongin bukan Kai.

Sehun mehembuskan nafasnya bertekad untuk bangkit dan tidak berlarut-larut. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang kerja ayah tiri ah maksudnya ayahnya.

Ia mengetuk pintu ruang kerja itu, setelah mendengar suara ayah menyuruhnya masuk ia pun membuka pintu mahoni itu. Ia membungkuk hormat pada ayahnya

"Ada apa?" Tanya suara tegas itu, kacamata tang bertengger di hidungnya sesekali ia benarkan. Di depannya ada banyak berkas yang sedang i baca

"Aku akan menerima tawaran ayah untuk mengelola perusahaan" ucapnya lantang meyakinkan hatinya bahwa apa yang akan ia lakukan dapat membantu melupakan Kim Jongin.
.
.
.
.
Tbc

Sesuai dengan janjiku kmrn
Jadi komen yang banyak supaya up ep berikutnya cepat...

A Star ✅Where stories live. Discover now