part 22

2.2K 240 9
                                    

Irene meletakan 2 gelas teh dan juga camilan yang ia buat tadi. Melihat luka kecil di sudut bibir adik iparnya, ia juga membawa salep untuk mengobatinya.

"Apa Sehun yang melakukannya?" Tanya Irene sambil mengoleskan salep pereda, Jongin menggeleng

"Ia tak sengaja" jawab Jongin.

"Lalu kenapa kau terlihat murung Jongin?" Jongun menunduk

"Aku takut jika Jiyeon tau tentang Sehun, ia akan membenciku Noona" Jongin menunduk menyembunyikan kesedihannya. Irene memeluk tubuh ringkih itu dengan lembut.

"Tidak akan, Jiyeon tidak akan membencimu sayang. Kau adalah ibu sekaligus ayah yang hebat, Jiyeon patut bangga padamu" Irene mengusap punggung itu

"Aku juga takut Sehun membawa Jiyeon pergi dariku... aku takut Noona"Irene menggeleng lagi

"Ia tak akan berani memisahkanmu dengan Jiyeon. Kau terlalu takut sayang, jangan jadikan fikiran-fikiran negative itu menguasaimu" Sehun berdiri di dekat jendela besar mendengar percakapan keduanya

"Apa kau mencitainya?" Tanya Irene

"Entahlah Noona... aku tidak tau" Sehun tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan kediaman Kim.
.
.
.
.
Sehun memandang kota Seoul dari jendela kamarnya sambil menyesap winenya. Memikirkan kelanjutan hidupnya, ia mengambil ponselnya menghubungin Chanyeol untuk meminta saran.

"Hyung bisa kita bertemu?" Tanya Sehun saat sambungan keduanya terhubung

"Ada apa?"

"Aku membutuhkanmu" Sehun mematikan ponselnya membuat Chanyeol merenyit heran.

.
.
.
"Ada apa Chan?" Tanya Kyungsoo

"Sehun membutuhkanku, maaf sayang kita tunda makan malamnya" Chanyeol mengambil jaket dan kunci mobilnya tidak lupa mengecup bibir sang suami

"Jangan tunggu aku, tidurlah lebih dulu sayang" Kyungsoo mengangguk mengerti.

Pria jangkung itu mengendarai mobilnya menuju apartemen Sehun, ia yakin adiknnya sedang berada di apartemennya. Chanyeol memarkirkan mobilnya sesampainya di aprtemen, ia menekan tombol lift menuju apartemen milik Sehun.

Ia menekan kode di samping kanan pintu lalu masuk kedalam. Keadaan begitu gelap, seakan tak ada kehidupan.

"Sehun...?" Teriak Chanyeol, ia mengedarkan kepalanya mencari sang adik. Sehun terlihat di balkon dengan 12 kaleng bir dan vodkanya

"Astaga Sehun" Chanyeol melihat tubuh Sehun bersimpuh di lantai balkon dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Ia membopong tubuh Sehun menuju kamarnya, ia tidak mengerti apa yang terjadi. Terakhir kali ia melihat adiknya baik-baik saja ketika di acara pernikahannya.

"Jongin-a mianhae...." gumam Sehun dalam tidurnya. Lagi, untuk kesekian kalinya ia harus mendengar racauan adiknya yang menggumamkan kata maaf untuk Jongin. Sampai kapan pria ini harus merasakan mimpi buruknya. Ia akan menikah dengan Soojung, tapi hatinya tetap untuk Jongin.

Chanyeol mengambil ponselnya dari saku celana setelah meletakan Sehun di kasur lalu menyelimutinya.

"Halo... "
.
"Bisa kita bertemu besok di cafe Xo?" Tanya Chanyeol

"Aku tunggu jam 1 siang besok" Chanyeol menutup sambungan teleponnya. Chanyeol mengusap lembut helaiaj rambut Sehun. Ia adalah satu-satunya orang tersayang.

"Aku akan membantumu Sehun-a"

Di tempat lain Soojung sedang meneliti gaun pengantinya, miris saat kau akan segera menikah tetapi pasanganmu seakan menjauh. Ia tentu mencitai Sehun, meski awal pertemuan mereka tak begitu baik. Sehun begitu baik, tapi terkadang dingin. Sikap yang di berikan Sehun seakan membuatnya semakin tertarik dan ia benar-benar jatuh cinta.

A Star ✅Where stories live. Discover now