part 9

2.7K 252 8
                                    

Jongin merenung di dalam kelas, memikirkan perlakuan Sehun. Tempo hari sangat bajingan, kenapa hari ini ia tampak manis. Apa dia tau tentang dirinya, sepertinya ia akan segera menulis pengunduran diri dari dunia entertaiment sebelum semuanya terbongkar. Kontraknya dengan beberapa brand dan project sudah ia selesaikan jadi ia meminta pada Manager untuk tak menerima tawaran lagi.

Jongin mengambil baju olahraganya, saat ini jam olahraga jadi ia segera berganti pakaian. Ia melirik sekitar dan tak menemukan si bajingan yang sudah membuatnya merona. Setelah selesai berganti pakaian Jongin berjalan menuju lapangan.

Mereka melakukan pemanasan lalu setelahnya sang guru meminta para siswa untuk bermain lempar bola. Itu adalah hal yang Jongin benci karena ia akan menjadi objek sasaran pukulan. Lebih baik menghindar dari pada harus di pukul dan dijadikan bahan tontonan. Jongin berdiri di ujung lapangan berusaha menghilang dari jangkauan siswa yang siap kapan saja memukulkan bola pada tubuhnya.

"Jongin!!!!" Teriak siswa membuatnya menoleh, tepat saat dirinya menoleh bola mendarat tepat di wajahnya.

Ia tak merasakan apa-apa sampai sesuatu keluar dari hidungnya.

"Darah" Jongin melihat jari yang tadi ia tempelkan di bawah hidungnya.

"Astaga ini sakit" setelahnya hanya ada kegelapan menyapanya. Walau sebelum kegelapan itu benar-benar melahapnya tubuh ringkihnya lebih dulu mendarat di sebuah tangan kokoh.

.
.
.

Jongin membuka matanya perlahan, merasakan pusing mendera kepalanya. Setelah ia terbiasa dengan pandangannya, ia mengedarkan melirik sekitar ternyata ia ada di ruang UKS. Ia mengambil kacamata di meja nakas uks. Apa ada yang melihatnya tanpa kacamata?.

"Kau sudah bangun?" Suara berat itu mengambil perhatiannya. Sehun tengah duduk di kursi dekat meja kotak obat, ia bangkit dan berjalan mendekat.

"Minum ini, untuk meredakan sakit di hidungmu" Jongin menatao bingkisan di tangan kanan Sehun dengan ragu ia mengambilnya. Berharap Sehun tak mengetahui identitasnya.

"Terima kasih" ucapnya ragu, tangan besar itu kembali di daratkan pada pucuk kepala Jongin. Tubuhnya tergelonjak kaget untuk kesekian kalinya. Ia tak tahan jika terus di perlakukan seperti ini.

"Aku akan kembali ke kelas. Nanti ku antar kau pulang.m" mendengar itu Jongin mendongak taj terima

"Tapi.. aku bisa pulang sendiri" jawabnya gugup

"Turuti atau ku sumpal hole mu dengan mainan kemarin" mata Jongin membola mendengarnya

"Tidak-tidak... itu sangat sakit" dengan terpaksa Jongin mengiyakan keinginan sialannya itu. Lalu apa yang akan ia katakan pada manager Hyung.
.
.
.
Chanyeol terus tersenyum menatap layar ponselnya, hubungannya dengan sepupu Kim berjalan dengan mulus. Bahkan Kyungsoo menerima pernyataan cintanya kemarin di akhiri dengan ciuman panas. Astaga memikirkannya saja benar-benar membuatnya terbang ke langit.

"Astaga malaikatku" ucapnya saat melihat layar ponselnya berubah menjadi tampilan memanggil dari kekasihnya

"Hay malaikatku"

"Hay Chan... kau ada waktu? Hari ini aku libur mau ku buatkan makan siang?" Mendengar untaian demi untaian kata yang terucap membuatnya semakin jatuh cinta (dasar bucin)

"Waktuku milikmu sayang... 24 jam aku berikan jika kau memintanya" terdengar suara kikikan di sebrang telepon

"Baik, mau buatkan apa aku akan ke kantormu"

"Apapun akan ku makan sayang, meski itu hanya segelas air putih, kau baik sekali calon istriku" Kyungsoo kembali tertawa

"Baik, aku tutup ya. Selamat bekerja aku akan ke kantor tepat saat kau makan siang"

A Star ✅Where stories live. Discover now