After Married

3.4K 238 21
                                    

7 bulan setelah menikah, perut Jongin sudah sangat besar bahkan ia tak sanggup untuk bangun. Setiap harinya ia habiskan di atas kasur menonton tv dan melihat Jiyeon bermain di pojok ruangan.

"Mommy... lapal" Jiyeon menepuk-nepuk tangan Jongin

"Sebentar ya Mommy akan panggil bibi Ahn" Jiyeon mengangguk dan kembali memainkan bonekanya.

"Bi tolong bawa kan makanan Jiyeon dan bawakan aku jus peach ya" ucap Jongin pada sambungan telepon di rumahnya ngomong-ngomong Jongin kini tinggal di sebuah mansion megah yang di bangun Khusus untuknya oleh Sehun. Jiyeon sangat suka di mansion ini karena sangat luas dan punya kamar penuh dengan beruang.

Sehun sedang bekerja di kantornya, Jongin mengambil cuti beberapa bulan dan perusahaannya kini di urus oleh kakaknya. Jongin bilang dia masih ingin tetap bekerja, walau Sehun melarangnya dan memintanya mengurus Jiyeon dan baby twinnya nanti. Akhirnya Jongin menyepakati bahwa pekerjaannya di lakukan di rumah, Jessi bisa mengirimkan berkas melalui email dan jika ada berkas mendesak wanita itu akan datang ke mansion.

Jongin baru saja akan bangun untuk ke kamar mandi, tetapi gerakannya terhenti. Ia merasakan sakit di perutnya, air juga sudah mengalir di kedua kakinya

"BIBI HAN!!!" Jongin berteriak memanggil Bibi Han di sela-sela rintihannya.

"Mommy kenapa?" Jongin Lupa ada Jiyeon

"Nak panggil Bibi Han ya... dedek bayi akan lahir" Jiyeon mengangguk lalu berlari menuju pintu kamar untuk keluar memanggil bibi Han

"Ssshhh ahh Sehun" pangginha terisak sambil mengelus perut bulatnya

"Astaga tuan" Bibi Han masuk ke dalam kamar bersama pak Kim

"Bawa Tuan Jongin ke mobil, aku akan siapkan pakaian untuk di bawa kesana. Nona harus jaga Mommy ya" Jiyeon mengangguk mengerti membantu Jongin berjalan menuju mobil. Bibi Han segera mengepak beberapa baju dan perlatan lainnya. Ia membawa tas dan bergegas menuju mobil yang sudah di tumpangi majikannya.

"Ahhh ssshhhh sakit cepat Pak Kim..." wajah Jongin memerah merasa amat sakit di perutnya.

"Tuan Sehun, tuan Sehun"ucap bibi Han saat ia ingat untuk segera memberitahu tuannya itu. Pak Kim menjalankan Mobilnya dengan kecepatan yang lumayan, sedangkan bibi Han menelepon Sehun.

.
.
.
.
"Mari kita mulai rapatnya"  Ujar Sehun seraya duduk di kursi kebesarannya. Baru saja 2 kata yang di lontarkan anak buahnya, fokusnya teralih pada getar ponsel di dalam saku jasnya. Ia segera mengambil dan melihat siapa yang memanggilnya.

"Ya bibi Han, saya sedang rapat" Sehun langsung berdiri dari kursinya membuat atensi seluruh orang yang ada di ruangan teralihkan.

"Maaf kita tunda rapatnya, istriku melahirkan" Sehun tanpa pamit langsung berlari keluar meninggalkan rapat yang sedikit penting. Ia berlari menuju mobilnya menyetirnha bak kesetanan menuju rumah sakit.

"Daddy" Jiyeon langsung berlari memeluk tubuh Sehun

"Daddy dedek bayi akan kelual? Apa Mommy kecakitan?" Sehun tersenyum lalu menggendong anaknya, menghilangkan kegugupannya.

"Ya nanti Jiyeon ada teman main" Sehun menghapiri bibi Han dan pak Kim

"Bagaimana keadaannya?" Bibi Han maupun pak Kim berdiri lalu membungku memberi salam

"Dokter tengah melakukan operasi, maaf tuan saya yang menanda tangani berkas operasinya karena tuan Jongin harus segera di operasi" Sehun mengangguk meski ia begitu gugup, ia dapat menutupi dengan wajah yang datar.

"Jiyeon sudah makan?" Tanga Sehun, si kecil menggeleng

"Pergi bersama bibi Han makan di kantin ya, nanti Mommy marah jika Jiyeon tidak makan" Jiyeon mengangguk lalu turun dari gendongan Sehun, menarik lengan bibi Han untuk membawanya ke kantin rumah sakit.

A Star ✅Where stories live. Discover now