A Star ✅

By Cyunha

92.6K 8.3K 396

ada kondisi dimana Kim Jong In menjadi dirinya sendiri dan ada kondisi dimana ia di haruskan menjadi sosok or... More

story 1
PART 1
Part 2
Part 3
part 4
Part 5
Part 6
part 7
Part 8
part 9
Part 10
Part 11
part 12
part 13
part 14
part 15
part 16
part 17
part 18
part 20
Part 21
part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30 End
After Married

part 19

2.2K 251 3
By Cyunha

Sehun mengendarai mobilnya menuju rumah Jongin, bukan untuk bertemu dengan Jongin. Saat ini keinginannya hanya bertemu dengan Jiyeon, anaknya.

"Sehun?" Ucap Irene yang membukakan pintunya

"Bisakah aku bertemu dengan Jiyeon?" Irene mengernyit heran.

"Ada apa kau ingin bertemu dengan jiyeon?" Tanya Irene.

"Kumohon Noona" bukannya menjawab pertanyaan Irene, Sehun malah memohon padanya.

"Ah ada uncle Hun halo" Jiyeon membungkuk hormat

"Aku ingin mengajaknya keluar sebentar, hanya sekitar sungai han bolehkan?" Tanyanya pada Irene

"Baiklah, aku yang akan meminta ijin pada Jongin" ucap Irene.

"Ayo Jiyeon kita beli ice cream" Jiyeon langsung menghambur kepelukan Sehun

"Aku sudah tau Noona, tapi ku mohon jangan beritahu Jongin kalau aku sudah tau" ucap Sehun

Sehun meninggalkan kediaman keluarga Kim dan membawa Jiyeon berkeliling menikmati kota.

"Jiyeon mau makan pelmen kapas uncle" ucap Jiyeon girang saat melihat penjual permen kapas di sekitar sungai han.

"Bagaimana kita piknik saja? Kita beli makanan lalu memakannya di taman dekat sungai Han?" Jiyeon mengangguk setuju

"Jiyeon mau jajan yang banyak boleh?" Sehun mengelus pucuk kepala si kecil

"Apapun untukmu nak"

"Horre....." Jiyeon bergerak dengan riang di dalam mobil, Sehun hanya tersenyum.

Sehun melihat betapa lincahnya Jiyeon berjalan-jalan dengan permen kapas di tangannya. Sehun membawa ayam, escream dan juga boneka beruang yang ia dapat di mesin capit. Anaknya begitu girang saat ia mendapatkannya.

"Uncle..." teriak Jiyeon di depan sana

"Yes princess" Sehun berjalan mendekat

"Duduk di sana, dekat sungai" Jiyeon menunjuk sebuah taman dekat dengan sungai Han, spot yang bagus di sore hari ini.

Sehun menggendong si gadis kecil itu dan membawanya menuju tempat yang Jiyeon tunjuk.

"Terima Kasih uncle, appa sangat sibuk cekalang jadi tak bisa jalan sole" keluh Jiyeon sambil makan permen kapasnya.

"Bagaimana jika setiap sore uncle ajak Jiyeon main?" Usul Sehun

"Benalkah?"

"Tentu, tapi jangan sampai Appa tau! Ia akan sedih jika Jiyeon pergi bersama orang lain" Jiyeon menunduk

"Apa Jiyeon banyak menuntut?" Sehun menggeleng

"Jiyeon adalah anak yang baik, tidak banyak protes pada Jongin Appa"

"Jiyeon ingin Appa selalu ada belsama Jiyeon seperti saat di Sydney! Appa selalu di lumah dan menemani Jiyeon main. Cekalang Jiyeon hanya di temani njae dan bibi" Jiyeon menunduk sedih

"Eits, sekarang ada uncle" Sehun menyemangati Jiyeon tersenyum lalu memeluk Sehun

"Telima kasih Uncle" Jiyeon duduk di pangkuan Sehun sambil menikmati indahnya sore ini dengan memakan ayamnya.

Jam 7 malam Sehun mengantar Jiyeon pulang, Irene menghubunginya bilang bahwa Jongin akan segera pulang. Ia melirik ke kanan melihat betapa tenangnya dia anak gadisnya tertidur karena lelah bermain dengan anjing yang ada di taman.

Sehun menggendong Jiyeon sambil membawa boneka beruangnya, Jiyeon tak mau melepaskannya. Irene membuka pintu setelah Sehun dengan susah payah membunyikan Bel. Sehun meletakan Jiyeon di kasur empuk miliknya, kamarnya di dominasi dengan warna Baby Blue dan juga boneka Beruang. Sepertinya gadis kecilnya sangat menyukai Beruang. Sehun mencium pucuk kepala Jiyeon lama sekali menyalurkan rasa rindunya. Irene hanya diam di ambang pintu, tak baik juga memisahkan ayah dengan darah dagingnya sendiri.

"Pulanglah, aku tak punya alasan jika Jongin melihatmu" Sehun meletakan boneka beruangnya di sisi kanan Jiyeon

"Ya aku akan pulang Noona" Sehun menyelimuti badan Jiyeon lalu akhirnya ia dengan berat hati harus meninggalkannya.

"Aku akan mampir setiap sore, dan Noona bisa memberitahuku jika Jongin ada dirumah atau akan pulang ke rumah. Aku hanya ingin lebih dekat dengan Anakku" ucap Sehun berjalan melewati Irene yany berdiri di ambang pintu.

"Aku tak mungkin mencegahmu untuk menemui darah dagingmu sendiri, tapi aku mohon jangan menyakiti adik iparku Sehun. Ia sudah melewati kesedihan dan kesakitannya 5 tahun ini" Sehun menunduk

"Maaf Noona semua memang salahku" Sehun melangkah meninggalkan Irene yang tetap di ambang pintu.
.
.
.
.

2 minggu telah berlalu, Sehun maupun Jongin sibuk dengan kesibukannya masing-masing hari-hari serasa sama saat mereka tak saling bertemu. Sehun tetap melakukan kegiatan sorenya dengan anak tercintanya, hingga si gadis kecil begitu dekat dengan Sehun. Dua minggu tanpa Jongin menyedihkah sekali. Bukan, bukan karena Sehun yang seakan melupakannya hanya saja Sehun sedang menata hatinya membuat hati dan otaknya singkron. Sehun juga di sibukan dengan persiapan pernikahan yang seakan lebih cepat menantinya. Rengekan-rengekan Soojung seakan memekakkan telinganya.

Disini Sehun di pulau terindah di negeri tercinta-jeju. Melihat betapa indahnya pulau ini, pantai dan cuaca yang membuatnya semakin tenang. Meski sebenarnya niat awal ia datang ke Jeju untuk mengecek pembangunan resortnya, bekerja sambil liburan tidak ada salahnya juga.

"Selamat siang Tuan Sehun" Sehun hanya mengangguk sebagai jawaban. Pria itu memberikan kopernya untuk di bawain.

Sehun menikmati pemandangan indah dari balik jendela mobil yang ia tumpangi. Ia membuka kaca mobil dan menikmati bagaimana angin Jeju menerpa kulit wajahnya.

Sehun menapakan kakinya di sebuah hotel tak jauh dari pembangunan resortnya, memilih kamar yang kacanya langsung menghadap ke hamparan laut Jeju. Menenangkan jiwa dengan hanya melihatnya saja.

"Aku rasa aku mulai tenang untuk menghadapi semuanya" ucap Sehun.
.
.
.
.
Jongin sedang sibuk memperhatikan pembangunan proyek PR group, melihat bagaiaman para pekerja bekerja dengan benar. Melihat design yang sudah di sepakati oleh pihak klien. Jongin sedikit berlegak hubungannya dengan Sehun tidak terlalu membuatnya tidak fokus dalam bekerja dan juga akhir-akhir ini pria itu tak pernah muncul.

"Hay... long time no see" Jongin menoleh saat mendengar suara berat itu menyapa pendengarannya. Sehun berdiri dengan kedua tangannya di masukan kedalam saku celana.

"Selamat siang" Jongin membungkuk memberi salam

"Kau tidak perlu seformal itu" Sehun berjalan mendekat hingga ia berdiri di samping Jongin melihat para pekerjanya sedang sibuk dengan proyek pembangunan.

"Aku tidak menyangka kau sendiri yang turun tangan" ucap Sehun

"Ya.. aku ingin mengecek para pekerjaku, lalu apa yang anda lakukan disini?"

"Menemuimu" bisiknya tepat di telinga Jongin. Jongin segera menutup telinganya yang suda memerah

'Sialan ku kira akan tenang 2 minggu tak melihatnya!' Batin Jongin berteriak keras.

Jongin tak menjawab, ia malah memperhatikan para pekerja lagi. Sehun menarik lengan Jongin dengan paksa menuju mobilnya.

"Ya apa yang kau lakukan Park Sehun?" Bentak Jongin tidak suka, Sehun tak menjawab ia membanting tubuh itu masuk kedalam Mobil. Jongin tak sempat memberontak Sehun sudah lebih dulu mengunci mobilnya setelah ia masuk ke dalam.

"Pakai sabuk pengamanmu jika kau tak ingin mendapati luka memar di dahimu" Jongin refleks menutup dahinya. Sehun tersenyum kecil melihatnya, ia rindu Jongin yang lucu dan polos bukan yang dingin dan datar saat melihatnya. Ia merindukan itu semua.

Sehun memecah jalanan Seoul, di samping kiri laut luas membentang membuat hatinya semakin damai. Jongin akui ini membuatnya damai, ia membuka jendela mobil merasakan angin laut yang menerpa. Indah, itu adalah ungkapan yang cocok untuk menggambarkan alam ini. Sehun tersenyum melihat Jongin begitu menikmati keiindahan dan ia menikmati keindahan Jongin yang menenangkan.

Sehun menepikan mobilnya saat sampai di sebuah restoran Seafood di pinggir pantai.

"Kau menarikku paksa hanya untuk makan?" Tanya Jongin protes

"Ya temani aku makan" Sehun menggenggam tangan Jongin menariknya menuju area luar. Ia duduk di kursi yang menghadap langsung ke lepas pantai. Angin yang menerpa begitu menyejukan. Pelayan restoran menyodorkan buku menu pada keduanya, Sehun sedang sibuk memilih apa saja yang akan ia pesan.

Sehun mengembalikan buku pesanan setelah sang pelayan mencatat pesanannya. Jongin tak banyak protes dan hanya mengikuti alurnya saja. Akan sampai mana pria dihadapannya ini bertindak.

"Ah aku berterima kasih kau mengantarkan anakku pulang waktu itu, maaf baru sekarang aku mengucapkan karena kita tidak bertemu setelahnya" ucap Jongin memainkan garpunya

"Tak apa.. kebetulan aku memang lewat sekolahnya dan melihat Jiyeon sendirian di kursi satpam ya aku ajak ia pulang" Jongin semakin menyesalkan hari itu, ia begitu bodoh melupakan jam pulang anaknnya.

"Jangan merasa bersalah, kau hanya lupa Jongin" Jongin justru semakin merasa bersalah pada anaknya. Tangan Sehun menggapai telapak tangan Jongin lalu menyatukannya.

"Kau tau.... kau adalah pria terhebat untuk Jiyeon jadi jangan menyalahkan dirimu sendiri" Jongin melirik tangannya yang di genggam oleh Sehun, lalu ia menariknya paksa. Jangan Jongin kau jangan luluh pada pria ini lagi.

"Sekali lagi terima kasih Park Sehun" Sehun tersenyum kecut. Keduanya di kagetkan dengan makanan yang baru saja datang,


Jongin membola melihat hidangan tersaji.

"Kau yakin akan habis dengan semua makanan ini?" Tanya Jongin tak percaya

"Kan kita berdua, ya kau dan aku yang harus menghabiskannya" balas Sehun enteng, tangannya sudah memegang sumpit dan juga mangkuk kecil. Ia mengambil beberapa jenis makana laut itu menyuapkannya pada mulutnya sendiri

"Woahhhh ini lezat sekali" ucap Sehun, melihat bagaimana Sehun makan membuat Jongin tersenyum.

"Ya jangan di makan sendiri aku juga mau" balas Jongin ikut makan.

Mereka seperti bocah SD yang berebut makan, ini memang rencana Park Sehun untuk kembali membangun rasa itu dan bangkit untuk bisa mendapatkannya kembali.

.
.
.
.
.
Tbc
Karena aku sedang bahagia aku update🤣

Continue Reading

You'll Also Like

9.4K 780 15
menceritakan bagaimana kehidupan Song Mingi dan Jung Yunho selama menjadi pasangan dan bagaimana kehidupan mereka setelah seorang malaikat kecil data...
1.4M 81.2K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
20.8K 2K 20
📌 COMPLETED 🔞 HARSH WORDS. HOMO NONBAKU! AU yours (pr.) used to refer to a thing or things belonging to or associated with the person or people tha...
91.1K 17.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...