RATU (TAMAT)

By hfcreations

654K 59K 4.5K

Ratu Kenarya terkenal karena berhasil membuat sebagian anak cowok meneguk ludah. Bukan oleh wajahnya yang can... More

PROLOG
1 - DIA, KEENAN SAMUDERA
2 - DIA, RATU KENARYA
3 - MENOLAK PEDULI
4 - DI WAKTU YANG SAMA
5 - MENAHAN DIRI
6 - DIA, PENGUSIK KETENANGAN
7 - STALKER
8 - SATU HARI BERSAMA
9 - SEBUAH BUMERANG
10-ANGGOTA OSIS
11 - PERMINTAAN SEORANG RATU
12 - FESTIVAL
13 - PILIHAN
14 - HILANG KESADARAN
15 - PESAN MASUK
16 - JEMPUTAN
17 - Sebuket Mawar
18 - Rahasia
19 - Panti Asuhan
20 - Perasaan
21 - Di Luar Kendali
22 - Perpustakaan
23 - Bukan yang Pertama
24 - Pesta Ulang Tahun
25-Bianglala
27- Keputusan
28 - Harapan
29 - Bukan Teka-Teki
30 - Bukti Janji
31 - Hello, Bandung!
32 - Darmawisata
33 - Alasan
34 - Pertemuan
35 - Lebih Bersama
36 - Kencan
37 - Tertangkap Malu
38 - Tamu Tak Diundang
39 - Hadiah untuk Ratu
40 - Kehilangan
41 - Berhenti Berharap
42 - Yang Sebenarnya
43 - Semakin Menjauh
44 - Tentang Rindu
45 - Kembali
46 - Menuju Kebenaran
47 - Kesempatan
48 - Akhir Waktu (TAMAT)
EPILOG

26- Kalo Lo Ratu, Gue Rajanya!

11.8K 1.1K 122
By hfcreations

KALO LO RATU, GUE RAJANYA!

***

SAMA seperti dirinya saat dulu memenangkan sebuah undian mobil lambhorgini. Bisa dibilang perasaan serupa juga tengah dirasakan oleh Ratu ketika Keenan mengucapkan sebuah kalimat yang membuat dadanya tergelitik seolah-olah sensasi senang tengah datang bertubi-tubi padanya.

Dikatakan jika sepanjang perjalanan pulang yang mereka lalui cukup ramai. Maka, Ratu merasa dirinya sudah seperti orang gila sekarang.

Hal bodoh yang ia lakukan saat ini adalah merentangkan kedua tangannya ke sisi dengan lebar-lebar sambil mendongakkan kepala ke arah langit yang malam ini dipenuhi oleh gemerlap bintang-bintang. Sesekali cewek itu berteriak karena perasaan bahagia keluar begitu saja dari dalam dadanya.

Meski Keenan sudah mengomel karena hampir tidak bisa berkonsentrasi saat menyetir motornya. Ratu belum juga menyudahi aksi gilanya yang mengundang pusat perhatian pengendara lain di jalan ke arah mereka.

Mengabaikan dirinya dan Keenan yang menjadi pusat perhatian bagi pengguna jalan. Ratu lagi-lagi tertawa karena masih tidak menyangka bahwa perasaannya yang ternyata dibalas oleh Keenan adalah hal yang paling membuat dadanya geli lantaran seperti ada ribuan kupu-kupu tengah terbang di dalamnya.

Siapa yang tidak senang? Jika akhirnya mereka yang terus melangkah maju meski harus melewati jalan berlubang dan terkadang jatuh berkali-kali. Kini berusaha bangkit dan meraih kebahagiaan yang rasanya mustahil untuk digapai ketika dulu.

Itu yang sekarang Ratu rasakan. Dibandingkan untuk terus mengulum senyum karena saking tidak bisa menutupi kebahagiaannya. Ratu memilih bersenandung di setiap kali mereka berhenti tepat di lampu merah kedua sebelum belokan menuju rumahnya.

"Bakal gue turunin lo di jalan kalo masih gak mau diem!"

Kalimat yang keluar dari mulut Keenan tersebut sukses melenyapkan segala tingkah konyol Ratu dalam sekejap. Cewek itu langsung tercekat ketika Keenan tiba-tiba saja melajukan motornya dan hampir membuat Ratu terhuyung ke belakang kalau saja tangannya tidak sigap memeluk pinggang Keenan dengan erat.

Entah apa yang membuat Ratu lebih bahagia dibanding sebelah tangan Keenan yang memindahkan tangan Ratu dari yang awalnya memegang pinggang Keenan kini dituntun untuk membelitkan tangannya ke perut cowok itu.

"Gue bukan abang gojek." ucap Keenan dengan sebelah tangan masih memegang tangan Ratu yang membelit tubuhnya. "Mending kayak gini."

"Modus!" Ratu terkekeh sambil menyandarkan kepalanya di punggung tegap milik Keenan. "Tadi ngomongnya gak usah dipeluk-peluk. Sekarang malah ketagihan dipeluk gue 'kan lo?"

Sialnya lirikan Keenan yang sudah Ratu lihat di kaca spion adalah tatapan menggoda.

"Kalo tadi lo bukan siapa-siapa gue."

Kemudian Keenan merasakan bahunya dipukul lumayan kuat dari belakang. Tidak ada jawaban dari Ratu. Namun, dari sini. Keenan dapat menebak jika cewek yang kini tengah bersandar di punggungnya sedang mengulum senyum manis seperti yang biasa ia lihat. Dan tanpa sadar membuat Keenan ingin mempertahankan senyuman itu untuk selalu ditujukan kepadanya.

Sedangkan Ratu menginginkan waktu berhenti saat ini juga. Ia masih sangat terpukau oleh Keenan yang sekarang sudah menerimanya. Menyadarkan pada cewek itu bahwa dia memang memiliki orang paling berharga.

Jika hatinya sudah direlakan untuk dimiliki oleh Keenan. Ratu hanya bisa berharap akan ada rasa senang yang datang lalu menggelitiki relung dadanya. Kemudian dapat mengaburkan pandangan cewek itu terhadap masa depan yang ada.

Terdengar bodoh memang jika Ratu memilih untuk tidak memedulikan resiko yang mungkin akan diterima olehnya karena telah memberikan hatinya pada Keenan. Seperti sebuah kenyataan di mana sewaktu-waktu cowok itu akan menyakiti hatinya atau yang berkemungkinan akan pergi meninggalkannya.

Hal tersebut memang menjadi sesuatu yang ditakuti oleh Ratu. Membuat cewek itu berpikir untuk lebih dulu mewujudkan apa yang ingin ia lakukan bersama Keenan sebelum hal yang ditakutinya menjadi sebuah kenyataan.

Contohnya seperti sekarang. Seolah tidak pernah termakan oleh bosan. Ratu terus memeluk tubuh Keenan dari belakang seakan tidak ingin melepaskannya.

Bahkan sampai mereka tiba di depan gerbang rumah Ratu yang telah dibuka oleh Pak Risto, selaku satpam di rumah cewek itu. Ratu masih tidak rela menyudahi rengkuhannya yang harus terlepas karena dengan tiba-tiba Keenan malah menarik dirinya menuju pintu depan di rumahnya.

"Masuk." ucap Keenan kemudian.

"Masih pengen sama lo." Ratu berujar. "Apa enggak kita nonton film horor dulu di rumah gue. Biar gue bisa sekalian modus—issh..sakit, Ken!"

"Bodo." sahut Keenan.

Cowok itu terkekeh saat mendapati Ratu memukul lengannya cukup kuat sebagai balasan karena dirinya tadi sempat menepuk dahi cewek itu lumayan kencang.

Di sela-sela tawa mereka yang meluap begitu saja. Ratu lebih dulu merogoh saku celananya dan mengambil sesuatu dari dalam sana sebelum benda itu diangkat tinggi-tinggi dengan jemari lentiknya di hadapan Keenan.

Rasanya mustahil Ratu bisa tersenyum lebar seperti sekarang. Dengan tatapannya yang tertuju pada sebuah nama yang kini terukir di sebuah kalung berwarna perak adalah hal yang paling membuat pipinya bersemu semakin merah dari biasanya.

"Gue penasaran." dengan kuluman senyum yang masih tersisa di wajahnya, Ratu menatap Keenan. "Berapa uang yang lo keluarin buat beli kalung kayak gini?"

Mendengar itu. Keenan sudah mengangkat bahu, tidak peduli. "Tau. Pikir aja sendiri."

"Ihh, gue serius." sahut Ratu membuat Keenan mengangkat sebelah alisnya. "Ya gue gak mau aja dianggep cewek matre."

Keenan yang sudah tidak bisa menahan dengusannya, lebih dulu merangsek maju ke arah Ratu. Kemudian mengambil kalung yang sedang cewek itu pegang ke tangannya sendiri. Sebelum akhirnya dengan gerakan yang teramat tenang, Keenan mengumpulkan rambut panjang cewek itu ke satu sisi dan memasangkan kalung tersebut di leher Ratu yang masih membeku di tempatnya berdiri.

"Lo gak perlu tau harganya." Keenan terpaksa untuk mundur, memberi jarak. "Yang penting cocok dipake sama lo."

Dengan napas yang masih tertahan karena Keenan yang tadi tiba-tiba merangsek maju. Kini Ratu merasakan hal tersebut menjadi dua kali lipat dari sebelumnya ketika Keenan menangkup wajahnya dengan kedua tangan.

"Ratu," panggil Keenan sembari menunduk. Lalu mempertipis jarak keduanya hingga akhirnya cowok itu berhasil menempelkan kening mereka.

"Biarin gue jadi raja di hidup lo."

Sesaat, Ratu masih membolakan mata dan mencerna maksud dari kalimat cowok itu. Keenan sudah lebih dulu kembali berujar dengan suara rendah.

"Seorang ratu bukannya harus nurut sama perintah raja?" tanya Keenan yang diangguki oleh Ratu.

Cowok itu semakin merunduk. Dengan usaha kesekian kalinya memberanikan diri untuk menyatukan hidung mereka, tanpa cela sedikit pun.

"Kalo misalnya gue nyuruh lo buat selalu ada di sisi gue. Lo harus lakuin."

Belum sempat Ratu menjawab. Lagi-lagi Keenan sudah mengangkat suaranya.

"Jangan pernah berpikir buat ninggalin gue. Karena gue bakal tetep nyuruh lo buat ada di sini." Keenan memundurkan wajahnya sambil mengambil telapak tangan Ratu untuk menyentuh dadanya. "Ini perintah seorang raja, Ratu. Lo gak boleh nolak."

Tidak ada jawaban dari Ratu. Entah karena cewek itu bingung ingin mengeluarkan kalimat seperti apa dari otaknya yang mendadak kosong seperti statis televisi. Atau karena dengan tiba-tiba udara dingin yang sedari tadi berhembus lumayan kencang tidak bisa lagi Ratu rasakan lantaran wajahnya kian memanas.

Pada ujung baju yang sedang ia remas dengan kedua tangannya. Ratu berusaha sekuat tenaga untuk menahan suara degup jantungnya yang mungkin saja dapat didengar oleh cowok yang tengah berdiri di hadapannya.

Cowok yang mencuri semua napasnya dalam satu kalimat sekaligus. Cowok yang membuat Ratu merasa aman dan terjaga ketika di dekatnya. Cowok yang mengaku sebagai raja dalam hidupnya dan tanpa sadar membuat cewek itu menerbitkan sebuah senyum manis karena memikiran hal tadi.

Jika kalian bertanya apakah Ratu senang? Apakah cewek itu bahagia dengan kalimat Keenan yang sebenarnya menginginkannya?

Jawabannya adalah iya.

Ratu sangat bahagia, atau bahkan terlalu bahagia.

Namun, terakhir kalinya ia sebahagia ini. Ada rasa takut yang meluap begitu saja. Ratu tidak bisa dibilang bukan penderita Cherophobia. Di mana seseorang mengalami rasa takut pada kebahagiaan karena berpikir ada hal buruk yang akan terjadi sesudahnya.

Getaran halus membangunkan lamunannya. Namun ponsel itu bukan milik Ratu. Melainkan milik Keenan yang kini tengah menatap layar ponselnya dengan alis berkerut. Dan tidak selang lama, Keenan sudah mengangkat kepalanya dari layar ponsel lalu menatap Ratu dengan lekat seolah-olah di mata cewek itu ada sebuah magnet yang terus membuat perhatian Keenan memusat di sana, dibanding harus tertuju pada sebuah isi pesan masuk yang baru saja ia baca.

"Gue harus balik." ucap Keenan sambil menyimpan ponselnya di dalam saku. "Mending lo masuk."

Ratu memberenggut tidak terima. "Bentar lagi, Ken. Gue masih mau beduaan sama lo."

Setelah mengusap wajah dengan kasar, Keenan menghela napasnya untuk kesekian kalinya dalam hari ini.

"Lo cantik malem ini." ucap Keenan mantap. "Gue takut khilaf kalo beduaan terus sama lo."

Seperti tengah memecahkan sebuah rekor. Pipinya yang terbiasa merona ketika Ratu selalu berada di dekat Keenan, pada kali ini semburat merah itu datang lebih cepat dari biasanya. Membuat wajahnya yang tidak sempat menunduk itu, ternyata memberi kebebasan pada Keenan agar bisa melihat ronaan di pipinya yang mulai membakar.

Keenan menahan kegeliannya saat menyadari kegugupan Ratu terasa sampai di tempatnya berdiri. Kemudian cowok itu justru menyemburkan tawanya saat melihat Ratu dengan gerakan teramat cepat berjalan masuk ke rumahnya lalu menutup pintu dengan bantingan cukup kuat.

Setelah menutup pintu dan menguncinya. Ratu langsung bersandar dengan sebelah tangan mencari pegangan karena pijakan kakinya tiba-tiba saja lemas, sedang tangan yang lain sibuk menutupi bibirnya karena tak kuasa menahan kuluman senyum.

"Gue emang bosen sama yang namanya gombalan." gumam Ratu di tengah-tengah dadanya yang berdegup sangat kencang. "Iss, tapi kok yang ini gue deg-degan, sih?!"

***

BUNYI gerungan motor yang terdengar dari balik pintu, menyebabkan Ratu tersadar dari lamunannya. Namun, rasa penasarannya yang sudah melebihi sekelebat udara dingin di luar sana membuat Ratu membuka pintu rumahnya. Tidak terlalu lebar. Tapi cukup untuk melihat keberadaan Keenan yang memang sudah pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.

Tidak terhitung sudah ke berapa kalinya Ratu menghela napas untuk menghilangkan rasa gugupnya. Setelah selesai melakukan hal yang sama, barulah Ratu menutup pintu rumahnya bersamaan dengan dirinya yang terpekik tepat ketika cewek itu membalikan badan.

"Mbok Darti!" ujar Ratu sembari mengusap dadanya. Tersentak lantaran menemukan wanita berusia setengah abad tiba-tiba berdiri di hadapannya yang entah muncul dari mana. "Ngagetin aja, issh."

Melupakan rasa terkejutnya yang hari ini terus-menerus berdatangan pada Ratu. Cewek itu justru mengikuti arah pandangan Mbok Darti yang tampak heran pada sebuah kalung nama di lehernya.

"Kenapa, Mbok?" tanya Ratu lalu memegang liontin kalung yang bertuliskan namanya sendiri. "Bagus, ya?"

Wanita tua itu mengangguk secara berlebihan. Lalu berjalan menuju jendela di dekat pintu setelah sebelumnya mengucapkan sebuah kalimat. "Bagus banget, Non. Mbok malahan baru tau kalo ada kalung yang bisa dinamain kayak gitu."

Ratu yang mendengar itu terkekeh. "Pacar Ratu loh yang mesenin. Ratu aja kaget waktu tiba-tiba dia ngasih ini di dalem bianglala."

Berbeda dengan Ratu yang tersenyum sumringah karena mengingat kejadian itu. Mbok Darti justru buru-buru menarik tirai untuk menutupi jendela sebelum akhirnya berjalan mendekati Ratu.

"Non, punya pacar?" tanya Mbok Darti setengah berbisik dan diangguki oleh Ratu dengan semangat. "Kok Mbok baru tau, ya?"

Masih dikuluman senyumannya yang terbit, Ratu menjawab. "Dia baru nembak hari ini, Mbok. Terus Ratu terima."

Mereka berjalan bersisian dengan Mbok Darti yang terus memeras kedua tangannya, gelisah. "Tapi kalo bapak tau Non punya pacar, gimana?"

Ratu mengangkat bahu, tidak memusingkan hal tersebut yang kemudian menolak ajakan makan Mbok Darti dan hanya melangkahkan kakinya dengan malas ke undakan anak tangga, kalau saja sebuah panggilan tidak menghentikan langkah Ratu yang masih di ujung tangga.

Di sana. Tidak jauh dari belakang tubuhnya. Seorang pria dan wanita yang baru saja menyerukan namanya bersama-sama adalah awal di mana matanya memanas karena saking terkejutnya hingga tidak sempat berkedip.

"Ratu," ucap wanita itu mendekat. "Kamu gak kangen sama Mami?"

Perasaan yang baru saja disebutkan oleh wanita itu, bahkan tak pernah terpikirkan oleh Ratu meski dari sekian lama mereka berpisah. Tidak ada perasaan hangat ketika tubuhnya tiba-tiba ditarik dan didekap oleh wanita yang mengaku sebagai ibunya, meski keadaan memang demikian. Hanya ada perasaan asing yang membuat Ratu buru-buru menggeliat dan segera membebaskan diri dari pelukan Flora.

"Ratu baru pulang, Mi. Capek." cewek itu langsung membuat alasan karena tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Flora. "Ratu mau ke kamar dulu. Mau istirahat."

Namun sebuah cekalan di tangannya lagi-lagi menahan langkah Ratu untuk menaiki tangga. Cewek itu terkesiap dengan pekikan tertahan ketika Flora justru menarik tubuhnya dengan langkah tergesa ke sebuah meja makan yang sudah tersaji makanan-makanan di atasnya.

Di ujung meja makan dari tempat duduknya, ada seorang pria yang bisa disebut sebagai ayahnya dan sangat jarang Ratu temukan di saat tanggal-tanggal sibuk karena mengerjakan berbagai macam proyek yang sepertinya tak pernah akan ada habisnya. Dan sekarang Bram malah justru menyambut kedatangan Ratu yang akan duduk tidak jauh darinya dengan senyum sumringah dan mungkin sangat mustahil Ratu liat setelah beberapa tahun terakhir.

Ratu tentu tidak bodoh saat menyadari ada keanehan yang ia temui di meja makan sekarang. Bukan karena Mbok Darti yang kali ini memenuhi meja makannya dengan makanan kesukaannya. Namun, kehadiran dua sosok yang ikut duduk bersama Ratu di meja makan bukanlah sesuatu yang menjadi tradisi keluarganya.

Masih dengan pandangan yang tertuju ke arah Flora dan Bram secara bergantian. Keterdiaman Ratu terusik oleh kedatangan Mbok Darti yang membawa sepiring ayam goreng yang sepertinya baru selesai dimasak lalu diletakkan di hadapan Ratu.

"Semua baju-baju Ibu yang ada di lemari udah Mbok beresin ke koper." kalimat yang dilontarkan Mbok Darti tentu saja membuat wanita cantik yang duduk di sebelah Ratu seketika tersentak. Buru-buru Flora memberi intrupsi kepada Mbok Darti untuk kembali ke dapur ketika di saat yang bersamaan Ratu menoleh ke arahnya dengan kerutan di dahi.

Ratu yang hendak menyuarakan hatinya dengan rasa penasaran akan apa yang diinginkan keluarganya sekarang, tiba-tiba harus ia urungkan karena Bram lebih dulu memulai pembicaraan.

"Papi denger dari Pak Risto. Waktu tadi pulang kamu dianter cowok." Bram membalikkan piring kosong di hadapannya lalu memulai mengisinya dengan hidangan yang terdapat di depannya. "Setau Papi mobil kamu masih banyak yang bisa dipakai buat kemana-mana."

Pada makanan yang kali ini seperti dikhususkan untuknya seorang. Ratu sama sekali tidak memiliki niat untuk menyentuhnya barang sedetik pun setelah kalimat ayahnya mengalun di udara.

"Dia pacar Ratu, Pi." dari sini. Ratu bisa melihat mata Bram membola sempurna sedangkan Flora hampir menjatuhkan mulut karena saking terkejutnya.

Sama halnya ketika ia tidak menemukan kehadiran Bram dan Flora di hari ulang tahunnya pada waktu sebelum-sebelumnya karena mungkin mereka memilih sesuatu yang lebih penting darinya. Perasaan serupa juga tengah dirasakan oleh Ratu ketika Flora melantunkan sebuah kalimat yang bahkan tidak pernah terlintas di kepala Ratu.

"Sejak kapan kamu punya pacar?" hal itu yang membawa Ratu untuk menoleh ke arah ibunya dengan alis yang bertaut. "Setau Mami kamu gak suka pacaran."

"Mami gak perlu tau." sahut Ratu enteng.

"Ratu," panggil Flora kemudian. "Lebih baik kamu tinggalkan dia dari sekarang."

Seketika Ratu mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat.

"Gak." sahut Ratu sangat cepat sembari menggeleng secara berlebihan. "Ratu gak mau. Mami juga gak bisa nyuruh Ratu ngelakuin itu."

"Sayang," wanita itu mengulurkan tangan, menyentuh sebelah pipi Ratu. Itu sudah pasti mengejutkan Ratu. Apalagi jika ditambah kalimat Flora selanjutnya. "Kamu tau 'kan, Papi dan Mami akan pisah? Kamu juga tau kan kalo kamu harus ikut Mami ke Jerman tepat di hari kelulusan sekolahmu?"

Di detik itu, Ratu merasa jika ini adalah makan malam keluarga terburuknya.

***

SELAMAT MALAM SEMUA

Keenan sama Ratu makin romantis aja ya.....

Mama Papa Ratu mau pisah sedih banget

Seriusan itu Ratu mau pindah? Kira-kira Ratu bakal cerita ga ya ke Keenan :(

Nanti kalau Ratu pindah ke Jerman kasian Keenan dong harus LDR. Atau mereka malah pisah?

HAYO KALIAN NUNGGU RATU UPDATE YA? HIHIHI...

MAAFIN YA TELAT UPDATE RATUNYA

GIMANA SAMA PART INI PUAS GA? ATAU KURANG PUAS?

TUNGGUIN TERUS YA UPDATETAN RATUNYA

WAJIB BANGET BUAT DITUNGGU DAN SEGERA REKOMENDASIKAN CERITA "RATU" KETEMAN-TEMAN KALIAN YAA ^^

Dan Jangan sampai lupa untuk tinggalkan Comment dan Vote untuk cerita RATU ya.

Jangan lupa juga follow wattpad hfcreations biar kalian langsung dapat notifikasi langsung kalau RATU update.

Selalu support dan baca cerita RATU by Y. Arviyani

Sekali lagi jangan lupa comment dan vote yaa. Biar penulisnya tambah semangat lanjutinnya.

Dan juga jangan lupa Share cerita ini Di Instagram kalian dan Wajib banget buat rekomendasiin cerita ini ke teman-teman kalian biar dilanjut ceritanya semakin cepaat :)

Ayo rekomendasikan Cerita RATU keteman-teman kamu yaaa.

Untuk Info-info mengenai cerita hfcreation bisa dicek di Instagram : @hf.creations

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
569K 62.5K 25
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santriwatinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah...
1.2M 45.8K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
7.1M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...