I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

137K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

1
2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Promot
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

20

2.2K 176 11
By kimjinieya__

Sebelumnya~~~

"Hyung, gwaenchana?" panik Jimin saat melihat tangannya gemetar dan keningnya berkerut.

❤️
❤️
❤️
❤️
❤️
❤️

"Gwaenchana, ini hanya karena efek samping dari obat itu" jawab Seokjin lirih.

"Arraseo. Oppa tidurlah, jangan dipaksakan"

"Chani-ya, nama obat itu apa?" tanya Jimin.

Chani membuka plastik tersebut dan mengeluarkan bungkus obatnya. Ia membaca nama obat itu.

"Di-valpro-ex sodium" jawab Chani.

"Dikalprok apa?" tanya Taehyung bingung.

Plak

"Divalproex sodium Tae hyung pabo!" geram Jungkook.

"Yaiishh!!" kesal Taehyung.

"Sudah sudah, jangan berisik. Seokjin Oppa sedang tidur"

Mereka spontan terdiam dan menatap Seokjin yang ternyata sudah tidur sedari tadi.

❤️
❤️
❤️

Sudah 3 hari Seokjin berada di rumah sakit. Demamnya pun juga sedikit demi sedikit menurun. Bahkan dia juga sudah tidak meminum obat kejang lagi.

Saat ini Seokjin tengah berada di kamar rawatnya sendirian. Sifat manjanya telah menghilang dengan perlahan. Tidak biasanya Seokjin akan bersikap manja dengan Hyunsoo maupun Jinhyuk. Untungnya ia bersikap manja hanya di hadapan kedua sepasang kekasih ini. Ia tidak menunjukkan sifat manjanya pada kekasihnya maupun sahabatnya.

Sedari tadi Seokjin hanya duduk diam di ranjang sembari memainkan ponselnya. Ia sungguh merasa bosan.

Ah!

Kita melupakan lutut kakinya. Lututnya sudah tidak membengkak seperti awal. Bahkan lututnya sudah bisa ia gerakkan dan ditekuk dengan bebas karena perban cokelat telah terbebas dari lututnya.

Ia meletakkan ponselnya dan mendongak menatap langit-langit kamar rumah sakit. Seokjin menghela nafas gusar melalui mulutnya.

"Aku bosan" monolognya.

Sedangkan di sisi lain. Siang ini keenam sahabat Seokjin, adiknya, kekasih Seokjin, Sooah, Soobin, Youngbin dan Rowoon berada di atap sekolah. Semenjak Seokjin di rumah sakit mereka sering menghabiskan waktu mereka di atap. Bedanya di sana tidak ada Eunha yang biasanya ikut bersama mereka. Chani sengaja menjauhinya. Ia ingin Eunha menceritakan apa yang selalu manjadi beban fikirannya.

"Hahaa hyung... Jangan membuat kami tertawa" tawa Jimin.

"Eeeyyy... Kalau tidak ada aku di sini, pasti kalian akan diam bak patung. Seperti ini"

Hoseok memperagakan bagaimana seseorang diam seperti patung. Mereka kembali tertawa terkecuali Yoongi. Ia hanya menindurkan dirinya di samping Sooah. Menggunakan pahanya sebagai bantalannya. Tangan Sooah terulur mengusap lembut rambut Yoongi. Usapan ini seperti sihir yang membuatnya merasa nikmat. Bahkan mata Yoongi terpejam saking enaknya.

"Ah! Bagaimana kalau nanti sepulang sekolah kita mampir ke rumah sakit?" usul Hoseok girang. "Aku yakin Jin hyung pasti merasa bosan" lanjutnya.

"Majja! Aku setuju dengan Hoseok hyung. Aku sudah 2 hari ini tidak menemui Jin hyung" lesu Jungkook.

"Tidak hanya kau Jungkook-a, aku dan Rowoon bahkan belum menjenguknya" ujar Youngbin.

"Geurae majja! Yoongi hyung saja tidak pernah mengajakku ke rumah sakit" gerutu Rowoon.

"Memangnya hyung harus mengajakmu? Bukankah kau bisa ke sana sendiri?" tanya Yoongi datar.

Bahkan Yoongi mengatakannya dengan mata terpejam.

"Tapikan hyung bisa sesekali mengajakku naik mobil bersamamu"

"Sireo" malas Yoongi.

Rowoon mempoutkan bibirnya lucu. Membuat siapa saja ingin menariknya.

"Jam istirahat tinggal beberapa menit lagi?" tanya Jimin.

"10 menit lagi"

"Bagaimana kalau kita hubungi Jin hyung sebentar?" usul Jimin.

"Call!" teriak Taehyung. Ia menatap Dahyun yang duduk di sebelahnya. "Kau saja Noona yang telfon Jin hyung" ujarnya.

"Na?" tanyanya menunjuk dirinya sendiri.

"Ayolah Noona..." rengek Jungkook.

"Arraseo, arraseo. Aku akan menelfonnya"

Setelah itu Dahyun mengeluarkan ponselnya dari saku roknya. Ia mencari nama Seokjin. Sudah mendapatkannya ia loadspeaker ponselnya.

Tuuutttt....

Tuuutttt....

"Wae chagiya?"

"Oppa, kau sedang apa?" tanya Dahyun.

"Aku sedang merasa bosan di sini"

"Hyuuunnggg!!!" teriak Jungkook, Taehyung dan Rowoon.

"Yaaisshh! Kkamjjagiya! Yak! Kalian jangan berteriak di telingaku! Sakit bodoh!" kesal Seokjin. Mereka langsung bungkam.

Pffttt

Hahahahahaaa...

Mereka semua tertawa. Mereka sudah tidak bisa menahan tawanya lagi. Melihat ketiga namja ini di marahin itu sungguh mengasikkan.

"Makanya, jangan berteriak di telinga Jin hyung. Kena sendirikan batunya" ledek Hoseok.

"Isshh!" kesal Taehyung dan Jungkook.

"Hyung, kau tenang saja. Sepulang sekolah kami akan ke rumah sakit, menemanimu hyung" ujar Chani lembut.

"Tidak perlu" ketus Seokjin.

"Waeyo hyung?" -Namjoon dan Jimin.

"Kalau kalian datang kemari hanya ingin ribut, lebih baik tidak perlu. Aku akan senang jika hanya Yoongi, Dahyun dan Chani yang menemaniku" dingin Seokjin.

"Aishh! Hyung... Jangan seperti ini dengan kami. Mianhaeyo hyung" rengek Jungkook.

"Ayolah hyung, maafkan kami yang berteriak di telingamu" rengek Taehyung.

Terdengar suara helaan nafas di seberang sana.

"Baiklah"

"Yeeeyyy!! Gomawoyo hyung!" girang kedua magnae line.

"Tapi... Jika kalian berisik di kamar rawatku, jangan harap kalian boleh datang lagi ke rumah sakit" ancam Seokjin.

Seketika Jungkook dan Taehyung merengut. Mereka diam. Dahyun dan Sooah yang melihatnya hanya menggeleng tak percaya dengan sikap mereka.

"Baiklah Oppa, mereka akan menurutimu"

"Hm"

"Apakah Oppa masih merasa pusing?"

"Jogeum" jawabnya singkat.

"Sudah makan siang?"

"Hm"

"Sudah minum obatkan Oppa?"

"Sudah chagiya. Kenapa kau bawel sekali sih?"

"Aku bawel karena khawatir Oppa"

"Jangan khawatir terlalu berlebihan"

"Waeyo Oppa?"

"Aku tidak ingin kau banyak fikiran"

Dahyun menghela nafasnya pasrah. "Arraseo Oppa" pasrahnya.

"Lebih baik kalian masuk kelas, sebentar lagi bel masuk kelas berbunyi" titah Seokjin.

"Arraseo hyung, kami matikan ya hyung?" -Namjoon.

"Hm"

Pip

Ponsel dimatikan sepihak oleh Seokjin. Ponselnya di masukkan kembali ke saku rok milik Dahyun.

"Kajja! Kita masuk kelas" ajak Sooah.

Mereka mengangguk menanggapi ajakan Kwon Sooah. Setelah itu mereka berdiri dari duduknya. Begitu juga Yoongi bangun dari tidurnya. Kemudian ia ikut berdiri di samping Sooah yang menunggunya. Mereka berjalan bersamaan menuju kelas mereka masing-masing.

❤️
❤️
❤️

Kembali lagi ke kamar rawat Seokjin. Setelah mendapat telefon dari sahabatnya, ia bermain kembali dekgan ponselnya. Dari luar kamar rawatnya terlihat sangat sepi. Seokjin belum sama sekali keluar dari kamar rawatnya semenjak ia demam tinggi. Ia mendekam di dalam kamar itu setiap harinya. Sendirian. Dalam keseharian Seokjin hanya makan, tidur, main hp, tidur, ke toilet, tidur begitu seterusnya.

"Aisshh! Aku bosan"

Seokjin menyandarkan kepalanya ke ranjang. Ia terlihat tengah berfikir.

"Aku keluar sajalah, dari pada mendekap di kamar ini"

Tanpa berbasa basi, Seokjin segera turun dari ranjangnya. Untungnya kakinya sudah bisa digunakan untuk berjalan. Ia mengambil jaketnya, ponselnya ia masuk kan ke saku jaket dan mendorong tiang infusnya. Setelah itu ia berjalan keluar dari kamarnya.

Berjalan sendirian adalah kebiasaannya. Ia menyusuri koridor rumah sakit dengan pandangan yang terus memandang ke sana kemari. Menyapa orang-orang yang melewatinya. Memang benar Seokjin itu adalah orang yang ramah. Tapi dia hanya ramah dengan orang yang terlihat ramah dengannya.

Ia berjalan menuju taman rumah sakit. Ia mendudukkan dirinya di bangku kosong taman. Seokjin mendongak menatap langit sore yang masih cerah. Membiarkan angin berhembus menerpa wajah tampannya. Mata itu terpejam menikmatinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 siang. Dan sebentar lagi para sahabatnya pulang dari sekolah. 10 menit mata itu terpejam. Ia membuka matanya. Tatapan matanya seketika sendu. Saat mata itu terpejam, fikirannya tiba-tiba melayang di beberapa tahun yang lalu. Kedua matanya berkaca-kaca saat mengingat masa lalunya. Bukan hanya tentang Saeron saja, begitu juga dengan kecelakaannya sendiri 1 tahun yang lalu. Ia menghela nafas gusar. Tiba-tiba merasa dadanya sesak seperti tertimbun batu bata. Ingin rasanya ia berteriak di saat seperti ini. Tapi dia masih tahu tempat.

Tak lama kemudian ponsel Seokjin bergetar. Ia mengambilnya. Terlihat nama kekasihnya di layar ponselnya.

"Yeoboseyo"

"Oppa, kau di mana? Kenapa kau tidak ada di kamar?"

"Oppa sedang berada di taman"

"Dengan siapa?"

"Sendiri"

"Astaga! Kenapa Oppa sendirian di taman? Kalau begitu aku ke sana sekarang"

"Hm"

Pip

Seokjin menghela nafas pasrah saat kekasihnya sudah mulai bawel padanya. Semenjak mereka berkencan, Dahyun selalu berbicara panjang lebar padanya. Jadilah Seokjin hanya menurut saja dengannya. Sembari menunggu Dahyun, ia kembali memejamkan matanya. Menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Terlalu lama menunggu, ia merasakan kantuk yang luar biasa di kedua matanya. Kepalanya sedikit tertunduk.

Matanya semakin memberat...

Memberat...

Memberat...

Dan...






















































































Puk

"Kkamjjagiya!" kaget Seokjin pelan.

Seokjin tersentak kaget. Tangannya mengusap dadanya yang berdetak dengan cepat karena terkejut.

"Mianhaeyo hyung. Apa baru saja hyung hampir tertidur?" tanya Yoongi sang tersangka pengejutan jantung milik Seokjin.

"Hm"

Seokjin menjawabnya dengan deheman singkat. Ia kembali beralih menatap luruh ke depan. Dahyun mendudukkan dirinya di sampingnya yang kosong.

"Oppa, langit akan berubah gelap. Kita masuk saja ya?"

"Sireo" jawabnya malas dan lesu.

"Hyung, tubuhmu masih sedikit hangat. Kami takut hyung demam lagi" -Jungkook.

Seokjin tak menjawab. Ia menatap lurus ke depan. Entah apa yang ia lihat di sana. Padahal di luar pagar rumah sakit hanya ada rumah-rumah yang berjejeran di sana. Ternyata yang menjemput Seokjin hanya Dahyun, Yoongi, Jungkook dan Chani. Sedangkan yang lainnya menunggu mereka di kamar rawat Seokjin.

"Hyung, kajja, kita kembali ke kamar" ajak Chani.

Seokjin menghela nafas pasrah. Tanpa sepatah kata ia bangkit dari duduknya. Meninggalkan keempat orang yang diam menatap Seokjin. Jalannya pun tidak seperti orang normal. Kakinya terpincang karena lututnya yang masih belum stabil.

Akhirnya empat orang ini berjalan menyusul Seokjin yang belum jauh dari mereka. Dahyun berjalan cepat mensejajarkan Seokjin di sampingnya. Ia menggandeng lengan kanan kekasihnya. Seokjinpun hanya menerimanya dengan pasrah.

Srek

"Hyung, kau ini dari mana saja eoh? Kenapa hyung membuat kami khawatir?" cemas Jimin.

"Hyung hanya ke taman" jawabnya singkat.

"Kenapa hyung tidak memberitahu kami?" tanya Hoseok cemas.

Seokjin mendudukkan dirinya di ranjang di bantu oleh Yoongi. Jungkook menyelimuti hyungnya sebatas perutnya.

"Malas"

"Isshh! Kenapa malas sih hyung? Kami kan khawatir denganmu hyung" kesal Jungkook.

"Mian"

"Sudahlah biarkan Jin hyung istirahat" ujar Namjoon menengahi.

Akhirnya Seokjin memejamkan matanya yang sedari tadi sudah memberat. Ia merasakan kantuk yang luar biasa di luar sana. Sang kekasih setia menemani Seokjin di sampingnya. Ia duduk di kursi yang telah tersedia di samping ranjang.

❤️
❤️
❤️

Malam ini keenam sahabat Seokjin tengah berkumpul di tempat biasa mereka kumpul. Namun tanpa adanya sang hyung tertua di tengah-tengah mereka. Tapi tetap saja suasana di sana tetap bahagia. Ada sang moodmaker di grup mereka. Siapa lagi kalau bukan Jung Hoseok. Mereka selalu tertawa di saat Hoseok maupun Taehyung membuat lelucon. Anehnya, salah satu namja es ini sejak awal ia sama sekali tidak tertawa. Dia hanya melamun ke arah lain. Entah apa yang tengah ia lamunkan. Namjoon yang sadar akan keanehan hyung keduanya ini menyuruh mereka semua diam.

"Geumanhae" bisik Namjoon.

Mereka langsung diam. Pandangan mereka mengarah pada Yoongi. Baru kali ini mereka melihat hyung es mereka ini melamun. Memikirkan sesuatu yang ada di benak fikirannya.

"Yoongi hyung" panggil Jungkook.

Tak ada respon dari Yoongi. Namja senyum kuda yang berada di sebelahnya menepuk pelan bahunya. Membuyarkan lamunan sang hyung. Ia menatap adik-adiknya yang juga menatapnya lekat.

"Wae?"

"Hyung gwaenchana?" cemas Jimin.

Yoongi mengalihkan pandangannya ke arah lain. Berusaha menyembunyikan betapa lemahnya dia saat ini. Kedua mata sipitnya sudah terlihat berkaca-kaca. Sekali ia memejamkan matanya, air mata itu akan mengalir saat itu juga. Ia sungguh tak bisa melihat hyungnya menderita seperti ini.

"Hyung...." panggil Hoseok.

"Gwaenchana" lirih Yoongi.

"Gojitmal! Buktinya hyung berusaha menahannya" kesal Jungkook.

Yoongi tahu apa yang mereka maksud. Air matanya. Dia menahan air matanya agar tidak keluar dari mata sipitnya. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk menahannya.

"Hyung, jangan menahannya. Kalau memang hyung tak kuasa menahannya. Menangislah" ujar Jimin lembut.

"Aniyo. Hyung tidak akan menangis..."

Dia berusaha sekuat mungkin untuk menahannya. Namun detik itu juga air matanya mengalir di pipi putihnya begitu. Kepalanya tertunduk. Bahunya bergetar kencang. Saat itu juga Yoongi menangis. Jimin dan Jungkook yang berada di sebelah kanan dan kirinya mengusap lembut punggung sang hyung. Kedua tangan Yoongi menutup wajahnya. Ia menangis sejadi-jadinya.

Sekarang mereka tahu apa yang di rasakan oleh Yoongi saat ini. Ia begitu sangat lemah jika menyangkut hyung tertua di gengnya. Sahabat mana yang mau melihat sahabatnya sendiri menderita. Apalagi mereka sudah bersahabat lama sejak kecil. Semua orang pasti ingin sahabatnya maupun dia sendiri bahagia. Tak ada satupun dari mereka yang membuka suaranya. Hingga terdengar suara dering dari benda pipih itu. Mereka mencari asal suara dering tersebut. Ternyata ponsel Yoongi yang berdering.

"Hyung, ponselmu berdering" ujar Jungkook.

Yoongi menghapus air matanya kasar. Setelah itu mengambil ponselnya yang berada di sakunya.

"Yeoboseyo?"

"Yoongi-ya, kau di mana sayang?

"Aku sedang berkumpul dengan yang lainnya Eomma"

"Apa kau tak menjenguk Seokjin?

"Sudah Eomma"

"Kalau begitu pulanglah sayang, besok kalian sekolah. Bukankah sebentar lagi kalian akan UTS?"

"Ne Eomma"

"Jadi, pulanglah"

"Arraseo"

"Josimhae"

"Ne"

Pip

Yoongi memasukkam kembali ponselnya ke saku celananya. Setelah itu ia menatap para sahabatnya.

"Lebih baik kita pulang sekarang" titah Yoongi.

Ia bangkit dari sofa beranjak pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya. Begitu juga dengan Namjoon. Diikuti yang lainnya. Mereka akan pulang ke rumah mereka masing-masing.

❤️
❤️
❤️

Tepat hari ini jam 12 siang Seokjin telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit oleh Lee Kangmin. Sahabat Hyuna sekaligus Dokter pribadi keluarga Kang. Namun Seokjin hanya di jemput oleh supir pribadi keluarga Kang. Kedua orangtuanya meminta maaf karena tak bisa menjemput putra sulung keluarga Kang. Beralasan memiliki pekerjaan yang sangat banyak di restaurant maupun kantor. Seokjin sangat kecewa dengan mereka. Kedua orang tuanya ini sejak dulu memang hampir sering tak memperdulikan ketiga anaknya di rumah. Bahkan mereka tidak pernah menanyakan kabar tentang mereka. Sama sekali tidak pernah. Seperti sebelumnya. Mereka tak ada sama sekali menanyakan kabar bagaimana keadaan Seokjin saat di rawat. Tapi Seokjin hanya acuh pada mereka. Ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Sedangkan masalah pendidikan saja, Seokjin yang selalu di banggakan keduanya karena kepintarannya. Berbeda dengan Chani yang memiliki kepintaran standar.

Selama di perjalanan menuju rumahnya, Seokjin terus menatap keluar jendela kaca mobil. Entah apa yang ia lamunkan saat ini. Seokjin melamun menatap kosong jalanan yang ada di luar sana.

'Entah kenapa aku merasa bahwa Abeoji dan Eomma sudah tidak lagi peduli denganku. Aku sungguh kecewa dengan mereka. Sikap mereka selalu berubah-ubah. Kadang lembut kadang cuek. Aku bingung harus bagaimana menanggapinya' batin Seokjin.

Saking fokusnya melamun. Tak terasa mobil yang membawanya pulang telah sampai di halaman rumahnya. Jung Ahjussi yang menjadi supir pribadi ketiga anak keluarga Kang. Ia menoleh ke belakang.

"Tuan Muda" panggilnya.

"Ya Jung Ahjussi?"

"Gwaenchanasoyo, Tuan Muda?" tanyanya sopan.

"Ah... Ne, gwaenchanayo"

"Kita sudah sampai Tuan Muda"

"Ne, gomawo Ahjussi"

"Ne"

Setelah itu Seokjin segera keluar dari dalam mobil. Jung Ahjussi juga keluar dari mobil berjalan cepat ke arah Seokjin. Sebelumnya ia mengambil kruk yang di simpan di bagasi mobil. Setelah itu ia menyerahkannya pada Seokjin.

"Gomawo Ahjussi" ucapnya setelah menerimanya.

"Ne"

Segeralah Seokjin memasuki kediaman Kang yang bisa di bilang mewah itu. Berjalan dengan kruknya perlahan menuju pintu utama. Belum juga ia membukanya, Kim Ahjumma sudah terlebih dahulu membukanya. Sontak mengagetkan Seokjin.

"Kkamjjagiya!"

"Oh? Mianhaeyo Jinie-ya. Ahjumma tak tahu kalau kamu sudah pulang"

"Gwaenchanayo Ahjumma"

"Ayo. Biar Ahjumma bantu"

"Gomawo"

Kim Ahjumma tersenyum menanggapi ucapan yang dilontarkan oleh anak majikannya. Setelah itu ia memapah Seokjin perlahan. Walau Seokjin menggunakan kruk. Ia tetap akan membantunya.

"Ahjumma"

"Hm?"

"Apa Abeoji dan Eomma tak ada bertanya mengenai kondisiku saat aku masih di rawat?"

Pertanyaan yang dilontarkan Seokjin sontak membungkamkan mulut Mikyung. Ia diam tak menjawab pertanyaan anak majikannya ini. Bingung harus mengatakan apa padanya. Berkata jujur atau bohong. Melihat keterdiaman sang Ahjumma, Seokjin menghela nafas kasar.

"Aku ke kamar dulu" dinginnya.

Tanpa pamit Seokjin segera pergi dari hadapan sang Ahjumma yang terdiam. Ia menatap punggung Tuan Mudanya yang terlihat merosot karena kecewa. Rasa kecewanya sangatlah begitu besar di lubuk hatinya. Seokjin menaiki tangga dengan perasaan kecewa.

"Aku sangat kecewa dengan kalian!" gumamnya ketus.










































****

Divalproex sodium adalah obat yang digunakan untuk pengobatan gangguan kejang, gangguan bipolar, kecemasan, serta mencegah sakit kepala migrain. Obat ini bekerja dengan mengembalikan keseimbangan zat alami tertentu (neurotransmitter) di otak.

Obat ini harus di konsumsi sampai dokter mengatakan untuk berhenti meminumnya. Obat ini diminum saat pasien kejang maupun setelah pasien sadar setelah dibius.

Efek sampingnya tidak terlalu berat:

1. Diare, sembelit, atau sakit perut
2. Pusing
3. Mengantuk
4. Perubahan siklus menstruasi
5. Gemetar
6. Kliyengan
7. Rambut rontok
8. Pandangan buram
9. Penurunan berat badan
10. Mulut terasa pahit

Tidak semuanya di alami oleh sang pasien. Kemungkinan besar bisa terjadi dari beberapa efek samping di atas.

Itu sedikit penjelasan mengenai Divalproex Sodium.

Jangan lupa voment ya!

Thankyou 😘

Continue Reading

You'll Also Like

88.9K 5.4K 18
Sarada harus menerima keputusan orang tuanya yang harus pergi demi pekerjaan. Dia harus tinggal bersama seorang pria untuk menjaganya. Dia adalah ana...
66.1K 7.4K 48
#949 in Fanfiction 26/02/2018 #886 in Fanfiction 01/03/2018 #863 in Fanfiction 10/03/2018 ~Slow Update~ Gadis beruntung asal Indonesia yang bisa deka...
201K 11.8K 32
( cerita sudah lengkap tapi masih tahap revisi) Uchiha Sarada gadis berusia 17 tahun yang menduduki bangku sekolah kelas 2 SMA , dia adalah anak dar...
114K 18.4K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...