I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

137K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

1
2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
19
Promot
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

18

2.2K 184 17
By kimjinieya__

Sebelumnya~~~

"Aigoo... Chani-ya, bangun sayang. Jangan tidur di meja"

Chani mengangkat wajahnya dari meja. Sepasang matanya masih setengah terpejam. Ia menguap dengan sangat lebarnya.

"Kau ini! Kalau menguap jangan terbuka lebar seperti itu!" tegas Sangwoo.

❤️
❤️
❤️
❤️
❤️
❤️

Seketika mulutnya terkatup rapat. Bahkan ia belum menyelesaikan menguapnya. Sang Ibu hanya terkekeh saat melihat tingkah putranya yang sangat lucu baginya. Tak lama kemudian si bungsu dari keluarga Kang turun dengan seragam yang lengkap.

"Eomma, Appa, nanti sepulang sekolah aku langsung ke rumah sakit ya. Aku ingin bertemu dengan Seokjin Oppa"

"Arraseo, nanti Appa akan meminta Jung Ahjussi untuk mengantarkanmu ke rumah sakit"

Seonji mengangguk menyetujui saran Ayahnya. Ia mendudukkan dirinya di samping Ibunya.

"Oh iya Eomma, apa Eomma akan ke rumah sakit?"

"Eomma tidak bisa datang ke rumah sakit, Eomma harus mengurus restaurant"

Seonji menghela nafas gusar. "Arraseo Eomma" lesunya.

Setelah itu Seonji mengambil makanan yang sudah tersedia di meja makan. Mereka sarapan dengan tenang tanpa suara.

Di sisi lain. Namja berbahu lebar ini masih memejamkan matanya. Baru kali ini namja tersebut belum bangun dari terlelapnya. Ketiga sahabatnya sudah pamit pulang sedari tadi pada Jinhyuk. Jadi kini di kamar rawatnya hanya ada Jinhyuk hyung angkatnya. Jinhyuk tak sengaja melihat keringat yang mengalir fi leher sang adik.

"Aigoo... Jin-a, kenapa keringatmu banyak sekali eoh"

Saat ia ingin mengelapnya, jemarinya tak sengaja menyentuh kening sang adik. Keningnya mengerut. Ia langsung beralih mengeceknya dengan punggung tangannya. Kedua matanya spontan terbelalak.

"Astaga! Demam" gumamnya.

Tanpa menunggu lama Jinhyuk langsung menekan tombol merah yang letaknya ada di dekat ranjang sang adik. Tak lama kemudian Lee Kangmin yang menjadi dokter pribadi Seokjin datang.

Srek

Sang dokter menghampiri Jinhyuk. Wajahnya sedikit khawatir saat tiba-tiba Jinhyuk memanggilnya.

"Ada apa? Kenapa kau memanggilku?"

"Seokjin demam Samcheon"

Dengan segera sang dokter memeriksa Seokjin. Jinhyuk memberikan ruang untuknya. Ia tidak ingin mengganggu Kangmin mengurus adiknya.

"Bagaimana Samcheon?"

"Benar, dia demam tinggi. Apa dia sering seperti ini?"

"Aku juga tidak tahu Samcheon"

"Baiklah. Samcheon akan memberikannya obat penurun panas, kau harus menemaninya hingga ia sadar"

"Ne Samcheon"

"Kalau begitu Samcheon keluar dulu, masih ada pasien yang harus Samcheon tangani" di balas anggukan oleh Jinhyuk.

Setelah itu Kangmin keluar bersama dengan perawat asistennya. Sepeninggal Kangmin, Jinhyuk terus mengeringkan keringat yang terus mengalir di tubuhnya.

"Aigoo... Ini pasti karena mimpi buruk semalam"

❤️
❤️
❤️

Selama di sekolah Dahyun terus memikirkan kondisi Seokjin di rumah sakit. Bahkan pelajaran yang tengah di jelaskan oleh gurupun tak masuk di fikirannya. Selain dirinya namja es ini juga tengah gelisah dalam duduknya. Ia memikirkan keadaan Seokjin saat ini. Mengenal tadi malam Seokjin bermimpi buruk. Ia tahu jika hyungnya ini setelah bermimpi buruk pasti pagi harinya akan demam. Memang benar insting seorang Min Yoongi. Walau ia tidak tahu kabarnya saat ini, tapi ia telah mengetahuinya. Ini sudah kebiasaan hyungnya setiap kali bermimpi buruk.

Waktunya jam istirahat. Keenam sahabat Seokjin duduk tanpa suara di meja makan. Juga tidak seperti biasanya magnae line akan terdiam seperti ini. Mereka hanya terfokus dengan makanan mereka. Yang biasanya datang bersama dengan Chani, meninggalkan seorang Chani sendirian di kelas. Mereka tengah sibuk memikirkan keadaan hyung tertua mereka saat Yoongi menceritakan pada lima sahabatnya. Mengenai mimpi buruk yang di alami oleh Seokjin. Ingin rasanya mereka membolos tapi Seokjin pasti akan marah dengan mereka kalau ia tahu sahabatnya ini bolos sekolah. Saking fokusnya dengan melihat makan siang di hadapannya, mereka tidak menyadari kehadiran sosok gadis yang berdiri di samping Hoseok.

"Ekhem!"

Seketika keenam namja ini terlonjak kaget. Mereka mendongak. Menatap tajam ke arah gadis yang mengejutkan mereka.

"Kkamjjagiya!" seru Jungkook dan Hoseok.

"Haisshh! Dahyun Noona, jangan mengagetkan kami!" kesal Jimin.

"Kalian sendiri yang melamun seperti itu" gerutunya. "Kalian ini kenapa eoh? Kenapa tidak bersemangat seperti ini?" tanyanya.

"Duduklah terlebih dulu" saran Hoseok.

Hoseok menggeser posisi duduknya ke samping agar Dahyun bisa duduk di meja mereka. Dengan senang hati Dahyun menerima kebaikan Hoseok yang mempersilahkan duduk di sampingnya.

"Oke. Sekarang jawab pertanyaanku"

"Kami mencemaskan Jin hyung" jawab Namjoon.

"Ada apa dengan Seokjin Oppa?" tanyanya penasaran.

"Semalam dia bermimpi buruk. Aku takut pagi ini dia akan demam" jawab Namjoon.

Kening Dahyun mengerut. "Mimpi buruk?" gumamnya.

"Apa Noona belum diceritakan oleh Jin hyung tentang mimpi buruknya?" tanya Jungkook.

"Aniyo"

"Jin hyung sering bermimpi buruk mengenai kecelakaan yang di alami oleh Kim Saeron. Orang yang paling ia sayangi 3 tahun yang lalu" jelas Taehyung.

Deg

Tubuh Dahyun menegang. Tidak hanya itu saja tapi hatinya seketika memanas.

Kim Saeron?

Siapa dia?

Ada hubungan apa antara keduanya?

Semua pertanyaan-pertanyaan seketika melayang di otaknya. Walau kemarin Seokjin pernah menyebut nama Kim Saeron. Ia tak berani bertanya dengan Seokjin. Kedua namja yang tahu kebenaran bahwa Dahyun sudah resmi menjadi kekasih hyungnya ini menoyor kepala mereka berdua.

Tak

Tak

"Hyung!" pekik keduanya.

Seketika atensi orang-orang di kantin beralih menatap meja mereka. Hoseok terkejut dengan pekikan yang di lontarkan oleh kedua magnae line mereka ini. Ia celingukan ke sana kemari. Takut mengganggu kenyamanan siswa/i yang tengah makan di kantin.

"Maaf mengganggu ketenangan kalian"

Setelah mengucapkannya ia menatap kedua magnae line tajam.

"Kalian bisa tenang sedikit tidak? Memalukan sekali!" kesal Hoseok.

"Lagian Namjoon dan Yoongi hyung menjitak kami hyung" protes Jungkook.

"Geurae! Kalau dahiku benjol bagaimana?" gerutu Taehyung.

"Mau aku jitak lagi?" ketus Yoongi.

"Sireo!" teriak keduanya lagi.

Hoseok mendelik menatap keduanya. "Haishhh! Kalian bisa diamkan!" geram Hoseok.

Keduanya mengerucutkan bibirnya kesal. Sedangkan Jimin yang duduk di depan Dahyun, ia menatapnya dengan perasaan bersalah.

"Noona, neo gwaenchana?"

Pertanyaan Jimin berhasil mengalihkan atensi lima namja di samping keduanya. Dahyun sama sekali tidak menjawabnya. Bahkam tatapannya masih kosong. Jimin takut kalau perkataan Taehyung menyakitinya. Jimin menepuk punggung tangannya sedikit pelan. Tak lama lamunannya buyar.

"Wae geuraeyo?" tanya Hoseok.

Dahyun menatap satu persatu sahabat Seokjin yang menatapnya lekat.

"Apa.... Kim Saeron itu kekasih Seokjin Oppa?" tanyanya ragu.

"Aniyo. Saeron adalah sahabat kecil Jin hyung dan Chani. Awalnya Jin hyung dan Saeron saling mencintai tapi ada kejadian yang tidak mengenakkan di antara keduanya" jelas Namjoon.

"Apa itu?" tanya Dahyun penasarn.

"Tapi aku mohon kau mau merahasiakan ini" lanjutnya.

"Arraseo, aku akan merahasiakannya"

"Gomawo" ucap Hoseok.

Dahyun hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Aku akan menceritakannya, tapi jangan di sini" -Yoongi.

"Lalu di mana?"

"Rooftop"

"Baiklah, kita ke sana sekarang"

"Apa Noona tidak makan dulu?" tanya Jimin.

"Aniyo. Aku sudah kenyang" ketus Dahyun.

"Apa kau sungguh penasaran dengan cerita Saeron dan Jin hyung?" tanya Yoongi.

"Ne, aku sangat penasaran dengan mereka" jawab Dahyun dingin.

Mereka dian di saat Dahyun mengatakannya dengan dingin. Aura yang menyeramkam keluar dari tubuh gadis ini. Dahyun belum tahu jika Saeron telah lama meninggal. Jadi sesegera mungkin mereka menceritakan tentang Saeron.

❤️
❤️
❤️

Di kelas 1-2, Chani duduk berdiam diri di bangku kelasnya sendirian. Ia menatap keluar jendela merenung sendirian. Entah apa yang tengah ia fikirkan saat ini.

Berbeda dengan gadis satu ini. Ia terus menatap lekat Chani yang terus menatap keluar jendela.

'Apa yang dia fikirkan sekarang?' batinnya.

Ia berjalan mendekati Chani di kursi belakang. Duduk di hadapannya.

Puk

Chani terlonjak saat sebuah tepukan mendarat di telapak tangannya. Ia menatap ke arahnya.

"Chani-ya, wae geuraeyo? Apa yang sedang kau fikirkan?" tanyanya.

"Aku sedang memikirkan Seokjin hyung, Eunha-ya"

Gadis ini terdiam. Tidak bisa berkata lagi dikala Chani menyebut nama Seokjin. Entah kenapa ia merasakan bahwa Chani tahu kebenaran tentang kakaknya. Chani mengerutkan keningnya penasaran.

"Wae joyonghae? Apa ada yang sedang kau fikirkan?" tanya Chani.

"A-amugottdo aniya"

"Kau yakin?"

"N-ne"

"Tidak ada yang kamu sembunyikan dariku?"

Deg

Nafasnya seketika terhenti. Seperti ada batu yang menghantam paru parunya yang menghentikan nafasnya. Detak jantungnya berdebar saking gugupnya.

'Apa yang harus aku katakan dengannya?' batinnya gugup.

'Eunha-ya, jika kau bercerita denganku, aku pasti akan membantumu. Jangan diam saja' batin Chani.

Chani menghela nafasnya kasar. Tanpa sepatah kata ia pergi begitu saja keluar dari kelas. Ia sungguh kecewa dengan Eunha. Ia berharap Eunha bercerita tentang masalah kakaknya.

Ya!

Chani telah mengetahuinya. Ia tahu bahwa Baek Seungjae yang sudah mematahkan kaki hyungnya 1 tahun yang lalu. Sehingga sang kakak harus mengubur dalam-dalam impiannya. Seiring berjalannya waktu Chani sedikit demi sedikit menjauhi Eunha yang tidak tahu apa-apa. Ia berusaha semaksimal mungkin membiarkan Eunha memikirkan waktu yang tepat untuk jujur dengan Chani. Terutama Seokjin.

❤️
❤️
❤️

Kembali kepada ketujuh orang yang saat ini tengah berada di Rooftop. Keenam namja ini tekah berjanji dengan Dahyun untuk menceritakan kisah Kim Saeron dengan hyung mereka.

"Jadi..." jeda Dahyun. Ia menatap kenam namja ini bergantian. "Bagaimana ceritanya?" tanyanya dingin.

Namjoon dan Hoseok saling menyenggol. Berharap salah satu dari mereka menceritakannya. Yoongi yang melihatnya mencebik kesal dengan tingkah mereka.

"Kim Saeron adalah teman kecil mereka. Kedua orang tua Saeron bersahabat baik dengan kedua orang tua Jin hyung. Awalnya dia lebih dekat dengan Chani. Tapi saat dia berumur 11 tahun, Saeron menyukai Jin hyung karena suatu hal. Bukannya dia cerita dengan Chani tapi justru dia menceritakan semuanya denganku. Aku tahu kenapa dia menyukai Jin hyung. Jin hyung pernah mencium keningnya sehingga Saeron dibuat terpesona olehnya. Mulai dari situlah dia menyukai Jin hyung" jelas Yoongi panjang lebar.

Dahyun diam mendengarkan. Namun tidak dengan hatinya.

Sakit.

Itulah yang ia rasakan saat ini. Tapi bagaimanapun juga, Seokjin tetap kekasihnya. Dia ingin tahu di mana Saeron berada.

"Tapi, ada suatu kejadian yang tidak mengenakkan sebelum Saeron kecelakaan" ujar Yoongi.

Keenam lainnya mengerutkan kening mereka. Lima namja ini belum tahu sama sekali mengenai masalah ini.

"Apa itu hyung? Kami belum tahu soal ini" ujar Hoseok penasran.

"Yoo Taeyang. Saudara sepupu kandung Jin hyung dan Chani, hampir memperkosa Saeron beberapa hari sebelum dia kecelakaan" jawab Yoongi tenang.

Seketika sepasang mata keenam orang ini terbelalak.

"MWO?!" teriak mereka serempak.

"Bukankah kalian tahu masalah beberapa hari yang lalu saat Chani di hadang oleh sahabatnya sendiri?"

"Geurae, kami tahu itu hyung" jawab Jimin.

"Chani mengancamnya dengan bukti video yang di berikan oleh Saeron. Tapi bukti itu di simpan dengan baik oleh Jin hyung" -Yoongi.

"Daebak! Berarti Chani hyung tidak bersalah, hyung?" tanya Jungkook.

"Ani. Chani sama sekali tak bersalah dengan apa yang terjadi dengan Saeron. Dia bisa kecelakaan memang betul karena melihat Chani berpelukan dengan wanita lain. Hanya saja, saat itu Saeron memang sedang depresi"

"Lalu di mana dia sekarang Yoongi-ya?" tanya Dahyun yang sedari tadi hanya diam.

"Dia...."

Yoongi langsung menutup rapat mulutnya. Ia tidak bisa mengatakannya. Selain Seokjin dan Chani, Yoongi juga sangat dekat dengannya. Bahkan ia sudah menganggapnya sebagai adik kandungnya sendiri.

"Jika hyung tidak kuasa mengatakannya, biar aku saja" usul Namjoon.

Yoongi menghela nafas gusar di saat dadanya seakan sesak seperti tertimbun oleh batu bata yang berat.

"Kim Saeron sudah meninggal di tempat saat kecelakaan mobil yang di alaminya"

Dahyun tertegun mendengar perkataan Namjoon yang menyesakkan hatinya. Ia bersalah karena sudah cemburu dengan orang yang telah tiada.

"Dahyun-a, kamu tidak perlu merasa bersalah dengannya. Aku tahu kau cemburu dengannya, jangan di fikirkan lagi soal ini" ujar Namjoon menenangkan.

"Mianhaeyo"

"Kenapa Dahyun Noona cemburu dengan Jin hyung dan Saeron?" tanya Taehyung penasaran.

"Dahyun dan Jin hyung sudah berkencan" jawab Yoongi santai.

"NE?!" teriak ketiga namja ini serentak.

"Jadi, Jin hyung sudah memiliki kekasih? Dan kekasihnya itu kau Noona?" tanya Jimin tak percaya.

Dahyun menjawab dengan anggukan kepalanya berulang-ulang.

"Kau mengira Jin hyung tidak bisa memiliki kekasih eoh? Buktinya saja Yoongi hyung juga sudah memiliki kekasih" sambar Hoseok.

"Mwo?!" teriak mereka lagi.

"Yaiisshh! Kalian jangan berteriak bisa tidak sih?! Lama-lama telingaku sakit mendengar kalian berteriak seperti ini" kesal Yoongi.

"Mian hyung!" teriak mereka serempak kecuali Dahyun dan Yoongi tentunya.

Kelima namja ini tertawa terbahak melihat hyung mereka merengut saat di goda oleh mereka. Sedangkan Dahyun tersenyum tipis melihatnya. Ia sangat bahagia bisa kenal dekat dengan sahabat kekasihnya. Bersyukur bisa di jaga oleh mereka di saat Seokjin tidak ada bersama dengannya.

"Lebih baik kita kembali ke kelas sekarang, sebentar lagi jam istirahat selesai"

Tawa mereka berhenti saat mendengar perkataan Dahyun. Mereka mengangguk serempak. Setelah itu mereka semua beranjak dari Rooftop menuju kelas mereka masing-masing.

❤️
❤️
❤️

Di ruang rawat serba putih. Namja berbahu lebar ini sudah tidak lagi terlelap. Saat ini sang kakak tengah menyiapkan makan siang untuknya.

"Hyung, apa aku harus makan bubur itu?"

"Jin-a, apa kamu tidak suka dengan bubur rumah sakit?"

"Sireoyo" tegas Seokjin.

"Kalau begitu biar aku minta tolong Kim Ahjumma untuk memasakan bubur di rumah"

"Hyung, aku tidak suka bubur. Kau tahu sendiri kalau aku tidak suka semua jenis bubur" ujarnya malas.

Jinhyuk hanya membalas dengan helaan nafas pasrah.

"Kalau begitu, hyung akan meminta Kim Ahjumma memasakkan nasi sayur kesehatan. Tidak ada bantahan kalau yang ini!" tegas Jinhyuk.

Bergantian Seokjin yang menghela nafas panjang. Ia tahu kalau kakaknya ini sangat mencemaskannya. Jadilah Seokjin menerimanya.

"Arraseo hyung" jawab Seokjin malas.

Ia menyandarkan kepalanya di headboard ranjang pesakitan. Kepalanya masih terasa berat dan pusing jika ia mengangkatnya.

Jinhyuk segera mengambil ponselnya dan memberi pesan kepada Kim Ahjumma. Sedangkan Seokjin masih memejamkan matanya. Pusing di kepalanya masih sibuk mengusiknya. Bahkan tubuhnya tidak bisa di ajak kompromi saat ini.

"Jin-a, apa kau masih pusing?" tanya Jinhyuk.

Seokjin hanya membalas dengan anggukan lesu. Matanya tetap terpejam dengan eratnya. Sangat berat untuk membukanya.

Srek

Pintu kamar rawat Seokjin terbuka. Jinhyuk menoleh ke belakang.

"Eoh? Chagi-ya"

Hyunsoo membalas dengan senyuman manis kepada kekasihnya.

"Jam segini sudah kemari? Apa kamu tak bekerja, chagi?"

"Lalu Oppa? Bukankah Oppa akan ada meeting nanti sore?"

"Ah! Majja! Oppa lupa hehee"

"Aigoo...."

Ia menggeleng heran dengan kekasihnya yang pelupa ini. Lalu ia beralih menatap Seokjin yang sama sekali tak terusik dengan obrolan mereka.

"Seokjin-a, bagaimana keadaanmu?" tanya Hyunsoo lembut.

Sepasang mata Seokjin terbuka dengan perlahan. Ia menatap Hyunsoo yang tersenyum menatapnya.

"Kepalaku masih pusing Noona" lirihnya.

"Aku usap ya?" tanyanya.

Seokjin tertegun dengan pertanyaan tiba-tiba dari kekasih hyungnya ini. Lalu ia menatap Jinhyuk yang menatap interaksi mereka. Ia mengangguk meyakinkan Seokjin untuk menerima usapan yang akan di berikan pada Hyunsoo. Ia mendongak menatap Hyunsoo dengan mata sayunya.

"Arraseo Noona, gomawo"

Ujung kedua bibir Hyunsoo terangkat membentuk senyuman yang manis jika dilihat. Ia mengangguk menanggapi ucapan yang Seokjin berikan. Tak perlu berbasa basi lagi Hyunsoo segera mengusap lembut rambut halus milik Seokjin.

Sedangkan Seokjin memejamkan matanya menikmati usapan Hyunsoo yang sama lembutnya dengan Ibunya. Senyuman Hyunsoo tak pernah luntur menatap Seokjin yang terpejam begitu juga dengan Jinhyuk. Ia sungguh bangga melihat Hyunsoo yang bisa seakrab ini dengan adik tirinya.

"Chagi-ya, apa kamu sungguh sangat menginginkan seorang adik laki laki?"

"Hm, sedari dulu aku sangat menginginkan adik laki laki. Tapi kamu tahu sendiri, Eomma meninggal setelah Dahyun berulang tahun yang ke 2 tahun"

"Kalau begitu, kamu bisa menganggap Seokjin dan Chani sebagai Adikmu. Mereka pasti akan senang mendengarnya"

"Seokjin-a, apa kamu mau menjadi adik Noona?" tanya Hyunsoo.

Seokjin membuka matanya. Senyuman tipis tercetak jelas di bibirnya.

"Aku akan senang jika Noona menikah dengan Jinhyuk hyung"

Kedua sepasang kekasih ini langsung terdiam. Mereka saling bertatapan. Lalu menatap Seokjin yang menatap mereka.

"Aku terserah dengan Jinhyuk Oppa, dia yang akan melamar Noona"

"Eoh? Kau ingin aku lamar chagi? Benarkan?" goda Jinhyuk.

Jinhyuk menaikkan kedua alisnya berulang-ulang dan tersenyum menggoda. Sedangkan Hyunsoo mendelik menatap Jinhyuk.








































































****

Akhirnya kelima sahabat Seokjin tahu masalah yg di sembunyikan oleh Taeyang.

Selama ini hanya Chani, Seokjin dan Yoongi yg tau masalah ini.

Jangan lupa voment ya!

Thankyou 😘

Continue Reading

You'll Also Like

15.2K 894 17
[ C O M P L E T E ] [[word count: 10,561 words]] story by ssjin___
513K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
201K 11.8K 32
( cerita sudah lengkap tapi masih tahap revisi) Uchiha Sarada gadis berusia 17 tahun yang menduduki bangku sekolah kelas 2 SMA , dia adalah anak dar...
14.8K 922 30
"Aku rapuh, bolehkah aku luruh ...?" ------------ "Tuhan ... aku capek." ------------ Kata ibunya, Auberron itu beban. Tak berhak mendapat perhatian...