I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

137K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

1
2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
19
Promot
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

17

2.2K 171 7
By kimjinieya__

Sebelumnya~~~

"Dahyun-a, bagaimana dengan kakimu? Apa terasa sakit?" tanya Hyunsoo.

"Ye? Kaki Noona sedang sakit?" tanya Chani dan Jungkook bersamaan.

"Ne, kakinya cedera akibat dia di bully oleh tiga gadis yang mengerikan itu" jawab Hyunsoo dingin.

❤️
❤️
❤️
❤️
❤️
❤️

Dahyun melotot menanggapi perkataan Eonninya. "Eonni!" tegasnya.

"Seoyoonkah?" tebak Jungkook malas.

"Ah... Jadi gadis itu bernama Seoyoon... Apa perlu Eonni memberi pelajaran padanya?"

"Tidak perlu Eonni. Kau yang akan kena masalah jika berurusan dengan orang-orang itu. Mereka merupakan orang kaya raya yang bisa melakukan apa saja demi putra-putrinya"

"Tapi kami tidak Noona" dengus Chani kesal.

"Hahaa... Iya aku tahu Chani-ya, hanya keluarga kalianlah yang berbeda"

"Apa Jin selalu melindungimu di sekolah?" tanya Jinhyuk.

Ia tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke arah Seokjin yang menutup rapat matanya.

"Selalu. Oppa selalu melindungiku dari mereka. Tapi aku takut mereka akan melakukannya kembali di saat aku sendirian" lesu Dahyun tertunduk.

Sang kakak memeluknya dengan lembut dan menenangkan. Ia mengusap pelan punggung sang Adik.

"Noona, kau tenang saja. Selama Jin hyung tidak ada bersamamu, kami yang akan menjagamu" ujar Jungkook.

"Geurae, kami akan berusaha menjagamu dari mereka. Lagi pula aku dan Yoongi hyung satu kelas denganmu, kami yakin bisa menjagamu"

Dahyun menatap Yoongi yang ternyata sudah hibernasi di samping ranjang pesakitan Seokjin. Kemudian ia menatap Seokjin.

"Aku tidak ingin merepotkannya terlalu banyak" lirihnya.

Hyunsoo menggenggam tangan kecil milik adiknya.

"Sayang, kau tahu, Eonni sangat bersyukur kau bertemu dengannya. Kau bisa di jaga olehnya" ia beralih menatap kedua sahabat Seokjin. "Dan kalian, Noona ucapkan terimakasih banyak karena kalian mau melindunginya di saat tak ada Seokjin" ucapnya tersenyum.

"Sama-sama Noona" jawab keduanya serempak.

"Ya sudah, lebih baik kalian berempat pulang ke rumah masing-masing" Jinhyuk menatap kedua yeoja yang menatapnya intens. "Aku akan antarkan kalian sampai rumah" ujarnya.

"Gomawo Oppa" ucap Hyunsoo.

Saat Jinhyuk dan Hyunsoo akan bangkit dari duduknya. Dahyun menghentikan mereka agar terduduk kembali.

"Jinhyuk Oppa, Eonni. Duduklah dulu"

"Ada apa Dahyun-a?" tanya Jinhyuk heran.

"Emmm... Ada yang ingin aku katakan kepada kalian"

"Katakan saja"

"Aku dan Seokjin Oppa sudah berkencan hari ini"

"Ye? Jadi kau dan adik nakalku itu sudah berkencan? Aigoo... Kenapa kau lebih memilihnya eoh?" ujar Jinhyuk pura-pura kesal.

"Hyung..." panggil Chani malas.

"Hahaa... Arraseo, arraseo, mian. Kita pulang sekarang"

Jinhyuk berdiri dari sofa diikuti oleh Hyunsoo dan Dahyun. Namun langkah Dahyun berhenti di saat ia menoleh menatap wajah tenang kekasihnya. Perasaan bersalah itu terus menghantui pikirannya saat Eunha adik kelasnya menceritakan masalah Seokjin dan Seungjae 1 tahun yang lalu. Ia menatap sendu ke arahnya.

"Dahyunie..." panggil Hyunsoo.

Sang adik spontan menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Ayo" ajak Hyunsoo lembut.

Dahyun hanya mengangguk sebagai jawabannya. Ia kembalj beralih ke arah Seokjin. Mata Dahyun berkaca-kaca melihat wajah Seokjin yang sedikit pucat.

'Oppa, cepat sembuh' batin Dahyun.

Setelah itu ia beranjak pergi meninggalkan ruang rawat Seokjin denga perasaan sedih. Memang benar. Dahyun merupakan tipe wanita yang akan sedih di saat melihat orang yang ia sayangi menderita.

Kini di ruang rawat hanya ada Chani, Namjoon, Jungkook, Yoongi dan Eunha. Sedari tadi Eunha hanya diam menunduk. Ia tidak berani mengangkat kepalanya menatap Chani dan yang lainnya. Sontak membingungkan ketiga namja di hadapannya.

"Eunha-ya, kau kenapa?" tanya Chani lembut.

Eunha mendongak. Ia menggeleng lesu saat menjawab pertanyaan Chani.

"Noona, kau ada masalah?" tanya Jungkook.

Lagi. Eunha hanya menggeleng lesu menjawab pertanyaan yang keluar dari bibir mereka. Yang tadinya tertidur di samping ranjang hyungnya kini terbangun karena sedari tadi terganggu oleh mereka.

"Kalian mengganggu tidurku" ujar Yoongi datar.

Keempatnya menoleh menatap Yoongi yang melipat kedua tangannya di depan dadanya. Namja es ini menatap malas ke arah empat orang ini.

"Chani-ya, apa kau tidak mengantarkan Eunha pulang?" tanya Yoongi malas.

"Ah! Aku lupa!"

Yoongi memutar matanya malas. Bagaimana namja ini melupakan tanggung jawabnga untuk mengantar seorang yeoja kembali ke rumahnya? Yoongi sungguh terheran dengan anak ini.

Chani menatap Eunha di hadapannya. "Aku antarkan kau pulang ke rumah" tawarnya.

Eunha mengangguk lesu. Keduanya mengangkat pantatnya. Pergi keluar kamar rawat sang kakak mengantar Eunha kembali ke rumahnya.

Kini tersisa ketiga sahabat Seokjin. Yoongi berjalan menghampiri Namjoon dan Jungkook. Mendudukkan dirinya di sofa kosong seberang kedua sahabatnya.

"Kalian tidak pulang?" tanya Yoongi.

"Hyung sendiri juga tidak pulang" jawab Jungkook.

"Aku menjaga Jin hyung"

"Apa hyung menginap di sini?" tanya Namjoon.

"Ani. Nanti setelah mereka kembali" jawabnya singkat.

"Hyung, aku kira tadi hyung sudah tidur" -Jungkook.

"Aku terganggu dengan kalian"

"Eyyy... Hyung, biasanya juga kau akan hibernasi dengan nyenyaknya"

"Aku tidak bisa tidur"

"Waeyo hyung?" -Namjoon.

"Aniya"

Yoongi kembali memejamkan matanya bersandar pada punggung sofa. Ia menarik nafas panjang-panjang dan menghembuskan kasar. Namjoon dan Jungkook menatapnya heran. Mereka bingung dengan apa yang Yoongi hadapi.

"Hyung, kau ini kenapa?" tanya Namjoon.

"Amugottdo aniya"

"Jujurlah dengan kami hyung" ujar Jungkook.

Lagi-lagi Yoongi menghela nafas kasar dari mulutnya.

"Aku sudah tahu di mana pria itu"

Namjoon mengerutkan keningnya bingung. "Maksudmu hyung?" tanyanya.

"Baek Seungjae"

Kedua namja tersebut membelalakkan matanya. Orang yang mereka cari telah di temukan.

"Di mana pria itu, hyung?" tanya Jungkook antusias.

Yoongi masih diam. Ia menatap datar meja di depannya. Tanpa sepengetahuan mereka, namja berbahu lebar ini menatap lekat ketiga sahabatnya. Ternyata sedari tadi, namja ini sudah mendengarkan pembicaraan mereka mengenai Baek Seungjae.

"Kalian ingin tau dia ada di mana?" tanya Yoongi menatap keduanya.

Keduanya mengangguk mantap. Mereka menunggu hyung kedua mereka melanjutkannya. Bahkan keduanya memajukan duduknya yang tadinya bersandar di punggung sofa menjadi mendekat ke arah Yoongi.

"Di rumah Baek Eunha" jawab Yoongi datar.

Keduanya terbelalak. Tidak. Tidak hanya keduanya namun salah satu namja ini juga membolakan matanya terkejut.

"Mwo?" pekik keduanya serempak.

"Eunha adalah adik kandung dari Baek Seungjae, termasuk Woonbin" -Yoongi.

Kedua tangan namja ini terkepal kuat menahan emosinya yang bergejolak. Ia berusaha untuk tidak berteriak dan membanting segala macam barang di ruang rawatnya. Apalagi nekat untuk melepas jarum infusnya untuk bertemu dengannya.

"Kau tahu dari mana hyung?" tanya Namjoon.

"Eunha sendiri yang bercerita tapi bukan denganku"

"Lalu dengan siapa hyung?" -Jungkook.

"Dahyun"

"Jadi Eunha memanggil Dahyun Noona tadi itu untuk menceritakan ini semua?" tanya Jungkook.

"Geurae majja"

"Hyung, apa kau ingin bertemu dengannya?" tanya Namjoon.

"Hm. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Hanya saja, aku tidak ingin memberitahu Jin hyung mengenai Baek Seungjae"

"Wae?" ketus seseorang dengan suara rendahnya.

Seketika tubuh mereka membeku. Mereka bergidik ngeri saat mendengar suara rendah orang yang sungguh mereka kenal.  Ketiganya menolehkan kepalanya dengan kikuk. Detak jantung mereka berdegup dengan kencangnya saat melihat sang hyung menatap tajam ke arah mereka. Ketiganya meneguk salivanya kasar. Namja itu melipat kedua tangannya di depan dadanya. Menatap mereka dengan tatapan yang sulit diartikan. Ketiganya meneguk salivanya dengan lambat.

"Kalian membicarakan siapa?" tanyanya dingin.

"Ka-kami ti-tidak mem-bicarakan siapa-siapa hyung" gugup Namjoon.

"Aku tahu kalian sedang membicarakan seseorang"

Mereka bungkam. Tatapan mereka sudah tidak lagi menatap hyung mereka. Namun menatap meja didepannya. Mereka sangat gugup saat ini. Bahkan mereka memainkan jemari tangan mereka karena saking gugupnya.

"Wae joyonghae?" ketus Seokjin.

Mereka masih bungkam. Tidak ingin menjawab pertanyaan Seokjin. Ia memejamkan matanya dan mengatur nafasnya. Rasa amarah seketika timbul di hatinya. Bahkan tangannya meremat lengannya erat guna menetralisirkan amarahnya. Ia kembali membuka matanya. Menatap ketiga sahabatnya yang masih setia menunduk.

Hening.

Itulah suasana ruang rawat Seokjin saat ini. Tidak ada orang yang berani membuka suara mereka. Termasuk Seokjin. Tak lama kemudian terdengar suara pintu rawat terbuka.

Srek

Seseorang yang baru saja membuka pintu seketika merasakan aura suram di kamar ini. Ia menatap Seokjin dan ketiga namja di sofa bergantian. Sepertinya ia tahu tengah terjadi sesuatu di antara mereka. Namja ini mendekati Seokjin yang tak pernah lepas menatap ketiga sahabatnya.

"Jin-a, wae geuraeyo?" tanyanya.

"Hyung tidak perlu ikut campur" ketus Seokjin.

"Jin-a, bisakah kau menceritakannya pada hyung apa yang terjadi dengan kalian?"

Seokjin menatapnya tajam. "Sudah aku katakan untuk tidak ikut campur!" tegasnya.

"Wae? Kenapa hyung tidak boleh ikut campur? Apa karena hyung bukan hyung kandungmu begitu?"

Seokjin diam. Tatapannya seakan menusuk mata orang yang melihatnya. Mereka saling tatap.

"Jika kau tidak ingin aku ikut campur, selesaikan masalahmu dengan kepala dingin. Bukankah kau sudah dewasa Jin-a?"

Seokjin menghela nafas kasar. Dadanya serasa sesak saat tahu apa yang mereka bicarakan sedari tadi. Ia memijit pangkal hidungnya yang terasa pusing di kepalanya.

"Jangan dipaksakan. Istirahatlah" ujar Jinhyuk lembut.

Seokjin hanya mengangguk menanggapi perintah hyungnya. Pertama kalinya ia mau menuruti perkataan Jinhyuk. Biasanya Seokjin hanya acuh dengan segala perkataan atau perintah hyungnya. Awalnya Jinhyuk bingung saat dengan tiba-tiba Seokjin menurutinya secara cepat. Tapi dia membuang jauh-jauh segala pertanyaannya yang ada di fikirannya.

Jinhyuk segera membantu adiknya, membenarkan posisi duduknya. Seokjin hanya menurut saja. Setelah itu Seokjin memejamkan matanya. Tangan kanan Jinhyuk terulur mengusap lembut rambutnya. Ini juga pertama kalinya Jinhyuk mengusap kepala adik tirinya.

Selang 13 menit terdengarlah dengkuran lembut dari bibir Seokjin. Ia telah terlelap dengan nyenyaknya. Jinhyuk segera menaikkan selimutnya sebatas dadanya. Ia tersenyum lembut saat melihat wajah damai sang adik. Kemudian ia beranjak mendekati ketiga sahabat Seokjin yang duduk menatap Seokjin terlelap. Ia duduk di sebelah Yoongi.

"Apa yang terjadi dengan kalian? Kenapa Seokjin bisa terbangun seperti ini?" interogasi Jinhyuk.

"Kami juga tidak tahu hyung. Tiba-tiba saja Jin hyung bangun saat kami membahas seseorang" jawab Jungkook lesu.

"Kenapa dia bisa marah dengan kalian?"

"Kami menyembunyikan sesuatu darinya" jawab Namjoon mewakili.

"Sepertinya dia mendengar apa yang kalian bicarakan, sehingga dia bisa marah seperti ini dengan kalian"

"Mian hyung" cicit Namjoon.

"Memangnya apa yang kalian bicarakan?" tanya Jinhyuk.

"Kami tahu keberadaan orang yang sudah mematahkan kaki Jin hyung"

"Mwo? Jadi kalian membahas ini di sini?" Ketiganya menjawab dengan anggukan lesu. "Aigoo... Bagaimana Seokjin tidak marah dengan kalian? Kalian membicarakan masalah ini di kamar rawatnya, tidak menutup kemungkinan Seokjin mendengar semua pembicaraan kalian"

Ketiganya menunduk. Helaan nafas keluar dari Jinhyuk. Tak lama kemudian ponselnya bergetar.

Drt Drrttt~~

Jinhyuk mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Ada pesan masuk dari Chani adiknya.

Chani

Hyung, aku langsung pulang ya?
Maaf kalau hyung harus menemani Jin hyung sendirian.

Jinhyuk

Gwaenchanayo

Setelah itu Jinhyuk menekan 'send' di layar ponselnya. Merasa pesannya sudah terkirim ia memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya.

"Lebih baik kalian menginap di sini. Ini sudah jam 12 malam, aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan kalian"

"Ne hyung" jawab mereka serempak.

❤️
❤️
❤️

Jam 2 dini hari, seperti biasa. Seokjin selalu gelisah dalam tidurnya. Keringat kembali bercucuran di seluruh tubuhnya. Ia terus menggelengkan kepalanya gelisah. Bahkan ranjangnya bergetar pelan. Sehingga seseorang namja yang tertidur dengan meletakkan kepala di pinggir ranjang terbangun. Ia mendongak menatap khawatir ke arah Seokjin.

"Jin-a" panggilnya.

Seokjin tidak menanggapinya. Ia terus gelisah dalam tidurnya. Kedua tangannya pun terkepal erat menggenggam selimutnya.

"Andwae..." lirih Seokjin.

"Jin-a, bangun saeng. Kau kenapa eoh?" khawatirnya.

Namja ini terus mengguncang tubuh Seokjin perlahan. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan adiknya.

"Andwae... Saeron-a, andwae..." lirih Seokjin lagi.

'Apa dia sering memimpikan kejadian kecelakaan yang di alami Saeron 3 tahun silam?' batinnya.

"Saeron-a..."

"Saeng, ini hyung, Jinhyuk hyung. Bangun saeng, jangan membuat hyung khawatir"

Seokjin terus menggumamkan nama Saeron dalam tidurnya. Jinhyuk semakin panik melihat gelengan kepala adiknya semakin kencang. Keringatnya pun bertambah banyak mengalir dari kening hingga lehernya.

"Andwae!!!" teriak Seokjin.

Ia terbangun dengan deru nafas yang tak teratur. Matanya terbelalak. Dadanya naik turun. Tatapannya tetap lurus kedepan tak menyadari hyungnya yang menatapnya khawatir. Bahkan setelah mendengar teriakan dari Seokjin, ketiga namja yang tertidur ini terbangun dengan tergesa. Mereka menghampiri Seokjin.

"Saeng, gwaenchana?" tanya Jinhyuk.

Seokjin hanya mengangguk menanggapinya. Ia terus mengatur deru nafasnya yang belum teratur.

"Hyung, atur nafasmu. Tarik nafas dalam-dalam lalu buang, tarik nafas lalu buang, begitu seterusnya" titah Yoongi.

Seokjin mengikuti apa yang di katakan oleh Yoongi. Entah kenapa setelah melakukan apa yang di sarankan oleh Yoongi dadanya semakin lega.

"Bagaimana hyung?" tanya Namjoon.

Seokjin menoleh ke kanan di mana Yoongi berada.

"Gomawo Yoongi-ya" lirih Seokjin di balas anggukan singkat dari Yoongi.

"Jin-a, apa kau bermimpi buruk?" Seokjin beralih menatap hyung angkatnya.

"Aku terus memimpikan Saeron"

"Apa hyung belum bisa melupakannya?" tanya Jungkook.

Tatapan Seokjin seketika kosong menatap lurus memandang selimut yang menutup tubuhnya.

"Hyung..." panggil Namjoon.

"Jawab hyung"

'Oppa...'

Terdengar seorang wanita memanggilnya. Ia spontan mendongak mencari keberadaan suara tersebut. Melihat keanehan Seokjin, mereka juga ikut melakukan apa yang sedang Seokjin cari.

"Kau cari apa hyung?" tanya Jungkook.

"Aku mendengar Saeron memanggilku"

Mereka bungkam. Saat mendengar Seokjin mengatakan bahwa Saeron memanggilnya seketika tubuh mereka bergidik ngeri.

"Hyung jangan bercanda" -Namjoon.

Tatapan Seokjin seketika buyar saat mendengar perkataan Namjoon. Ia lupa kalau di sini masih ada ketiga sahabatnya. Walau mereka sudah pernah di ceritakan tentang dirinya sering bertemu dengan Saeron. Ia tidak ingin membuat sahabatnya takut. Seokjin menatap mereka satu persatu.

"Mianhae, tadi aku hanya bercanda saja. Hyung mianhae"

"Apa kau sering bertemu dengannya?" tanya Jinhyuk menginterogasi.

Pertanyaam Jinhyuk membuatnya terbungkam. Hyung tirinya ini belum mengetahui tentang Saeron yang sering menemuinya.

"A-aniya hyung. Aku hanya sering mendengar aku di panggil olehnya, tapi itu hanya hayalanku saja"

"Jangan membuat hyung takut"

"Arraseo hyung, mianhae"

'Mianhae hyung, aku harus berbohong denganmu' batin Seokjin lirih.

"Hyung, lebih baik kau istirahat sekarang" titah Yoongi.

"Arraseo"

Seokjin kembali memejamkan matanya. Namun seketika ia mendengar kembali suara Saeron yang mengatakan sesuatu kepadanya.

'Oppa, aku harap, lupakan kejadian itu. Aku tidak ingin Oppa seperti ini terus'

'Mianhae Saeron-a, Oppa belum bisa melupakan kejadian malam itu' batin Seokjin.

'Aku mohon, jangan membuat semua orang yang menyayangimu khawatir denganmu, Oppa'

"Mianhae" lirih Seokjin.

Walaupun terdengar lirih, keempat namja ini mendengar suara Seokjin. Mereka menatap sendu ke arah Seokjin. Mereka terus menunggu hingga Seokjin kembali terlelap memasuki dunia mimpinya lagi.

Setelah apa yang terjadi barusan, Jinhyuk sama sekali tidak beranjak dari samping Seokjin. Ia terus menatap Seokjin adik tirinya yang tertidur. Bahkan ia tidak bisa tertidur kembali. Sedangkan ketiga sahabat Seokjin kembali tertidur walau tidak secepat awal.

❤️
❤️
❤️

Keesokan paginya, sinar matahari yamg masuk di jendela kamar namja ini seketika mengusik tidurnya. Ia mendudukkan dirinya di atas ranjangnya. Matanya masih terpejam. Ia harus mengumpulkan setengah nyawanya yang entah pergi ke mana. Namja ini mendongak menatap ke atas di mana jam dinding berada.

Jam 6.

Namja ini menghela nafasnya malas. Membangkitkan dirinya dari ranjangnya lalu beranjak masuk ke kamar mandi. Setelah 15 menit mandi, ia keluar dari kamar mandi. Berdiri di depan lemari, mengambil seragamnya dan memakainya hingga rapi. Karena seragam telah rapi, ia keluar dari kamarnya.

Sampai di bawah, ia berjalan menuju dapur. Tepat setelah ia turun Ayahnya keluar dari kamarnya.

"Selamat pagi Chani-ya"

"Pagi" balas Chani malas.

Ia berjalan gontai menuju kursi meja makan. Mendudukkan dirinya dan setelah itu menelungkupkan wajahnya di lipatan kedua tangannya yang ia jadikan bantalan. Sang Ayah yang melihatnya hanya menggeleng heran dengan putra tengahnya. Selang beberapa menit kemudian sang Ibu berjalan menghampiri meja makan.

"Aigoo... Chani-ya, bangun sayang. Jangan tidur di meja"

Chani mengangkat wajahnya dari meja. Sepasang matanya masih setengah terpejam. Ia menguap dengan sangat lebarnya.

"Kau ini! Kalau menguap jangan terbuka lebar seperti itu!" tegas Sangwoo.



















































****

Jangan lupa voment ya!

Thankyou 😘

Continue Reading

You'll Also Like

79.7K 11.4K 22
Seorang gadis dari masa Dinasti Joseon harus terdampar ke masa depan akibat mengejar seorang penjahat dari negri asalnya. Akibat insiden tersebut di...
201K 11.8K 32
( cerita sudah lengkap tapi masih tahap revisi) Uchiha Sarada gadis berusia 17 tahun yang menduduki bangku sekolah kelas 2 SMA , dia adalah anak dar...
765K 19.2K 125
Ayok ramein lagiiii Jangan lupa Simpan di Reading List kalian🐣 Blog ini membantu untuk kalian yang suka karaoke hihi Makasih yang udah mampir💜 Happ...
195K 20.1K 44
{ Fanfiction with BTS Member } 🏅#11 di PHOBIA 🏅#25 di jjk 🏅#66 di PJM Kim Jian berusaha untuk menyembuhkan dirinya dari rasa trauma saat berdekata...