I'm Fine || Kim Seokjin ✓

By kimjinieya__

138K 9.1K 531

[COMPLETE] Seokjin adalah namja berbahu lebar seluas samudera pasifik yang memiliki sifat pendiam, dingin dan... More

2
3
Perkenalan tokoh
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Promot
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 (End)
Cuma Mampir...

1

22.3K 598 38
By kimjinieya__

Sinar matahari mulai menunjukkan teriknya di kota Seoul, yang sana sekali tak mengusik namja berhidung mancung dibawah selimutnya. Dia masih asiknya tidur terlelap tanpa terganggu sedikitpun. Jam telah menunjukkan pukul 6 pagi. Tak lama kemudian terbukalah pintu bercat putih kamar namja tersebut.

Ceklek

Seorang wanita paruh baya ini masuk ke kamar putra tengahnya yang masih terlelap. Ia mendekati ranjang putranya. Mendudukkan dirinya di ranjang standard miliknya.

"Chani-ya, irreona ppalli. Ini sudah jam 6 pagi sayang"

Bukannya bangun Chani justru hanya mengubah posisinya jadi memunggungi Ibunya. Sang ibu hanya menatap datar putranya. Akhirnya ia memilih salah satu cara ini untuk membangunkan putra malasnya ini. Hanya dengan cara ini Chani akan terbangun. Dia bangkit menjadi berdiri di samping ranjang putranya. Tangan kirinya terangkat dan ....
































































































Plak

"Eomma!!!" teriak Chani.

Ia terperanjat kaget. Bahkan Chani spontan duduk saking kagetnya. Matanya pun terbelalak. Ia masih berusaha mencerna apa yang terjadi barusan. Mengusap pantatnya yang dipukul oleh seseorang. Mengusapnya merasakan sakit yang luar biasa.

Selang beberapa menit Chani merenung, ia menolehkan kepalanya ke samping. Di sana sudah ada Ibunya yang tengah melipat kedua tangannya didepan dadanya. Sang Ibu menatap putranya tajam.

"Sudah jam berapa sekarang?" tanyanya datar.

Chani mendongak menatap jam dinding di kamarnya. Ia terbelalak. Sudah jam setengah 7 pagi. Ia sungguh kesiangan sekarang. Ia langsung bergegas bangun dari ranjangnya.

"Haisshh! Eomma! Kenapa Eomma tak membangunkanku dari tadi?!" seru Chani kesal.

"Kau sendiri yang susah dibangunkan" jawab Ibunya singkat.

"Aiisshh!!"

Tanpa pamit dengan Ibunya Chani segera masuk ke kamarnya. Sedangkan sang Ibu hanya menggelengkan kepalanya heran dengan putranya ini.

Dari pada menunggu Chani mandi, lebih baik turun ke bawah pikirnya. Akhirnya ia memilih turun ke lantai bawah menuju ruang makan yang sudah ada Suaminya dan kedua putra putrinya.

❤️
❤️
❤️

Sesampainya di dapur sang Suami menoleh menatap Istrinya yang baru saja datang ke ruang makan.

"Di mana Chani?" tanyanya.

"Dia masih mandi" jawabnya singkat.

"Ck! Kebiasaan!" gumam putri bungsunya.

Ternyata gumaman sang adik terdengar oleh sang kakak. Ia hanya melirik sekilas dan melanjutkan sarapannya.

"Seokjin-a, nanti kau berangkat bersama dengan Chani ne?" tanya sang Ayah.

"Aniya Abeoji, aku akan berangkat sendiri" jawabnya datar.

Belum juga sang Ayah mengatakan sesuatu kepada si sulung. Mereka mendengar suara langkah yang sedikit tergesa menuruni tangga.

"Aigoo... Jangan terburu-buru Chani-ya, nanti kau bisa terjatuh"

Seokjin, sang adik dan sang Ayah menatap Chani yang sedikit berlari ke meja makan. Sang Ibu manatap lekat putranya hingga ia mendudukkan dirinya di kursi sebelahnya. Sedangkan Seokjin hanya acuh dengan keberadaan adik keduanya.

"Aku selesai" ujar Seokjin.

Ia bangkit dari duduknya dan menuju dapur. Meletakkan peralatan makan bekas sarapannya tadi ke wastafel dapur. Kemudian ia berjalan santai. Ia menatap Ibu dan Ayahnya.

"Eomma, Abeoji, aku berangkat" pamitnya singkat.

Ia langsung melenggang pergi begitu saja tanpa mendengarkan perkataan sang Ibu.

"Josimhae Seokjin-a!" seru sang Ibu.

"Ne!" seru Seokjin yang sudah berada jauh dari ruang makan.

"Aish! Kenapa Oppa tak berpamitan denganku?!" kesalnya.

"Seonji-ya, ppalli! Kalau kau lama makannya kita akan terlambat!" kesal Chani yang ternyata sudah selesai sarapan.

"Ishh! Bawel kau Oppa!"

"Kang Seonji" panggil sang Ayah dengan suara rendahnya.

"Aish! Arraseo mian! Aku sudah selesai!" ketus Seonji.

Ia bangkit dari duduknya menuju dapur. Ia melakukan apa yang tadi Seokjin lakukan. Lalu kemudian ia kembali ke meja makan.

"Sudah?" tanya Chani singkat.

Seonji menatap Oppanya datar, "Ppalli!" tegasnya.

Seonji beranjak meninggalkan Oppanya yang sedang minum dengan tergesa. Ia bangkit dan menatap kedua orang tuanya.

"Eomma, Appa, aku berangkat! Annyeong!" pamitnya.

Ia langsung bergegas pergi dari meja makan. Takut terlambat sampai di sekolah. Supir pribadi keluarga Kang harus mengantar Seonji dulu baru Chani. Maka dari itu mereka harus berangkat pagi. Walau mereka masuk sekolah jam 8 tapi tatap saja Chani harus masuk 15 menit sebelum bel berbunyi kalau terlambat mereka akan dihukum.

❤️
❤️
❤️

Tiba di sekolah, Seokjin segera memarkirkan motor sportnya di parkiran khusus siswa/i yang mengendarai mobil maupun motor. Sekolah sama sekali tak mempermasalahkan mereka berangkat menggunakan mobil atau motor sendiri.

Ia segera turun dari motornya. Lalu ia berjalan menuju gedung sekolah. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Selama berjalan di koridor banyak siswi yang menatapnya kagum. Bahkan ada yang berteriak histeris. Seokjin segera memasang earphone ke telinga agar tak mendengar suara teriakan dari para siswi di sepanjang koridor sekolah.

"Oh my god! Seokjin sunbae sangat tampan!"

"Seokjin Oppa saranghae!!!"

"Oppa, maukah kau menjadi kekasihku?!"

"Seokjin Oppa!"

Dan seterusnya. Setiap harinya harus mendengar teriakan demi teriakan di sekolah. Ia cukup jengah dengan perlakuan mereka. Namun ia tetap acuh. Tak perduli dengan apa yang mereka teriakkan.

Tak lama kemudian ia merasakan rangkulan tiba-tiba dari arah belakang. Bahkan ia cukup terkejut dengan itu hingga ia menghentikan langkahnya. Ia menoleh menatap namja yang merangkulnya tiba-tiba.

"Annyeong hyung!" sapanya seumringah.

Bahkan ia menampilkan senyum kotaknya di hadapan Seokjin. Lalu menatap namja bergigi kelinci di depannya.

"Hyung, kenapa kau sendirian? Apa kau tidak berangkat dengan Chani hyung?" tanya namja bergigi kelinci mecoba menggoda hyungnya ini.

Seokjin merotasikan matanya malas. Ia menepis pelan tangan magnaenya itu dari bahunya.

"Jangan membahas anak itu pagi-pagi, Jungkook-a" ketusnya.

Namja berdimple di belakangnya terkekeh dibuatnya. Ia merangkul hyungnya dari belakang.

"Hyung, jangan seperti itu. Bukankah dia juga dongsaengmu?" tanyanya.

"Namjoon-a, bisakah kau hentikan ini sekarang? Aku muak mendengarnya" ketus Seokjin.

"Arraseo, arraseo mianhae hyung. Jja! Lebih baik kita ke kelas sekarang" ajak Namjoon.

Ia masih merangkul hyung es pertamanya ini. Kemudian Seokjin melangkahkan kakinya tiba-tiba. Namjoon terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Sehingga ia tak bisa menopang tubuhnya sampai ia terhuyung ke samping. Untung dia masih bisa menahannya kalau tidak bisa berabe. Kelima sahabatnya yang lain terbahak melihatnya. Namjoon menatap mereka datar. Ia mendengus kesal dengan mereka.

"Haisshhh! Teruslah kalian tertawa sampai puas!" kesal Namjoon.

Dengan kesal Namjoon melangkahkan kakinya cepat meninggalkan para sahabatnya yang masih tertawa.

"Yoongi hyung!" panggil seseorang dari belakang mereka.

Sang empu nama membalikkan badannya ke belakang. Ia melihat adik bungsunya berjalan cepat menghampirinya.

"Wae?" tanya Yoongi singkat.

Saat sampai di hadapan Yoongi, Yoongi harus mendongak menatap dongsaeng jerapahnya itu.

"Hiyaaaaa!!! Lihat perbedaan tinggi mu hyung! Kau dikalahkan oleh Rowoon, hyung!" ledek namja si senyum kotak.

Plak

"Aww! Hyung! Kenapa kau memukulku?! Sakit tahu!!" serunya.

Ia mengusap kepalanya yang di pukul oleh Yoongi. Sedangkan Yoongi menatapnya malas.

"Kenapa setiap kali kalian bertemu selalu saja bertengkar? Seperti anak kecil saja" ujar Rowoon.

Yoongi menatap dongsangnya dengan tatapan mematikannya. Melihat tatapan tajam dari hyungnya, mulutnya seketika terkatup sempurna. Dia memang takut kena amukan dari sang hyung.

Namja si senyum kuda ini melihat jam tangannya. Sudah jam setengah 8 pagi. 30 menit lagi bel akan berbunyi.

"Lebih baik kita masuk kelas sekarang. Bukankah 15 menit lagi kita harus segera masuk kelas?" tanyanya.

"Geurae majja. Kita masuk sekarang saja"

Mereka mengangguk menyetujui perkataan Rowoon. Akhirnya tanpa sepatah kata mereka berjalan bersama ke kelas mereka.

❤️
❤️
❤️

15 menit sebelum bel masuk mereka telah memasuki kelas mereka masing-masing. Memang biasanya setiap hari senin, 15 menit sebelum bel masuk mereka sudah harus berada di kelas. Biasanya wali kelas mereka akan memeriksa tas-tas mereka atau murid yang terlambat.

Kelas 1-2 tampak hening dan sunyi. Siswa/i di kelas itu sudah sibuk dengan buku-buku di meja mereka. Namun ada seseorang siswa yang duduk gelisah di kelas itu saat ini. Ia menatap bangku yang masih kosong di sebelahnya. Tak lama kemudian wali kelasnya masuk ke kelas 1-2. Wali kelas tersebut mengecek murid-muridnya. Tiba-tiba pintu terbuka dengan tidak elitnya. Semua atensi di kelas itu teralihkan menatap namja yang mematung di ambang pintu kelas. Namja itu menggigit bibir bawahnya takut.

"Kang Chan Hee! Kenapa kamu terlambat?" tanyanya.

"Jeosonghamnida Seo Ssaem, saya tadi harus mengantarkan adik saya dahulu" jelasnya.

"Jangan mentang-mentang kau putra dari pemilik sekolah ini, kau bisa seenaknya. Beliau sangat adil terhadap sekolah ini. Jadi saya akan tetap menghukummu. Lari 40 kali di lapangan sekarang!"

"Ne"

Chani segera pergi meninggalkan kelasnya. Ketiga namja yang Chani kenal menghela nafasnya gusar. Setelah itu mereka menatap wali kelasnya yang sedang berbicara di depan kelas.

❤️
❤️
❤️

Kelas 3-1 merupakan kelas berisikan murid-murid terpandai. Baru pertama kalinya guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa tidak masuk. Akhirnya selama 3 jam kelas mereka kosong. Seokjin lebih memilih berjalan keluar kelas. Ia berdiri di depan jendela koridor tak lupa dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Saat ia menatap luar jendela, tak sengaja ia melihat Adiknya sedang berlari di lapangan di bawah sana. Sepertinya ia tahu apa yang terjadi dengan anak itu. Ia menghela nafasnya frustasi.

"Hhhh... Terlambat lagi" gumamnya.

Puk

Seokjin tersentak dengan tepukan tiba-tiba di bahunya dari belakang. Ia menoleh ke belakang. Ada Yoongi dan Namjoon di belakangnya. Kedua namja itu juga berdiri mensejajarkannya dengan Seokjin.

"Aigoo... Sudah berapa kali dia terlambat ke sekolah?" tanya Namjoon penasaran.

"12 kali? Mungkin..." jawab Seokjin tak yakin.

"Mwo? Sebanyak itu? Daebak! Adikmu itu juaranya terlambat masuk kelas"

Tiba-tiba Seokjin berjalan mundur dan pergi begitu saja dari hadapan mereka. Namjoon dan Yoongi yang melihatnya bingung.

"Mau ke mana dia?" tanya Namjoon penasaran.

Sedangkan Yoongi mengangkat bahunya tak tahu. Akhirnya mereka hanya menatap punggung Seokjin dari kejauhan.

❤️
❤️
❤️

Seokjin telah sampai di kantin. Ia membeli air mineral yang tidak dingin untuk minum. Tapi bukan untuknya melainkan Adiknya. Walau dia berusaha menghindar namun ia tetap memantau adiknya dari jauh.

Setelah membelinya ia berjalan keluar koridor sekolah menuju ke lapangan terbuka. Ia melihat adiknya masih berlari memutari lapangan. Ia terus menerus melihat adiknya dari jauh. Tak sengaja ia melihat tasnya tergeletak di tangga. Ia menuruni 2 tangga tersebut, kemudian ia meletakkan botolnya di samping tasnya. Sebelum beranjak pergi, Seokjin menyempatkan dirinya untuk menatap adiknya sejenak. Ia yakin Chani pasti akan kelelahan hari ini.

Kenapa dia selalu terlambat pikirnya. Ingin rasanya membantunya agar tidak terlambat. Namun apa daya bila Chani adiknya pasti tidak akan menerima bantuannya.

Setelah menatap Adiknya beberapa menit ia memilih pergi dari sana. Saat ia berbalik badan Chani berhenti. Ternyata sedari tadi ia menyadari kehadiran Seokjin di dekat tasnya. Ia tak lepas terus menatap lekat hyungnya dari jauh. Setelahnya Seokjin menghilang di balik tumbuhan di sana.

'Ngapain dia di situ?' batin Chani.

Tak ingin memikirkannya lebih lama lagi Chani kembali melanjutkan hukumannya. Bahkan tanpa Seokjin dan Chani sadari, Yoongi dan Namjoon masih menatap mereka dari lantai 3 di koridor kelasnya. Ini bukan pertama kalinya keduanya melihat Seokjin memperhatikan Chani diam-diam. Tapi ini sudah beberapa kalinya ia memperhatikan Adiknya dari jauh.

❤️
❤️
❤️

Kriiiiiiiingggggg~~~

Bel tanda istirahat beerbunyi. Semua murid yang masih berada di kelas segera berbondong-bondong keluar menuju kantin. Begitu juga dengan ketiga namja dari kelas 3-2. Mereka berada di kelas sebelah Seokjin. Ketiga namja itu menghampiri kelas 3-1. Salah satu dari mereka membuka pintu kelas

"Kim Youngbin!" serunya memanggil.

Semua murid yang masih di kelas terlonjak kaget dengan seruan namja tersebut. Begitu juga dengan Seokjin, Yoongi dan sang empu nama. Youngbin yang duduk di depan Namjoon menatap malas sahabatnya itu. Kemudian ia menatap beberapa murid yang sepertinya kesal dengan kehadiran namja berisik itu.

"Mian, dia memang begitu" sesalnya.

"Gwaenchana" ucap salah satu siswi di kelasnya.

Youngbin berdiri dari kursinya mendekati ketiga sahabatnya berdiri.

"Annyeong!" seru namja itu lagi saat Youngbin telah ada di hadapannya.

Tak

Youngbin menjitak kepalanya. Sedangkan sang empu kepala mengusapnya meringis.

"Lee Dawon! Bisa tidak sih kau tidak berteriak setiap kali kau masuk ke kelasku!" kesal Youngbin.

Namja yang di panggil Lee Dawon mengangkat tangannya membentuk V sign dengan kedua jarinya dan menyengir tanpa dosa.

"Hehee mian" cengir Dawon.

Kedua sahabatnya yang sedari tadi diam menggelengkan kepalanya jengah dengan sahabat aliennya ini. Salah satu namja yang bersama dengan Dawon dan Youngbin menatap Namjoon, Seokjin dan Yoongi yang tengah sibuk masing-masing.

"Yoongi, Namjoon, Seokjin, apa kalian tak ke kantin?" tanyanya.

Namjoon mendongak menatap namja tersebut, "Nanti saja, kami sedang malas keluar" jawabnya malas.

Inseong sedikit terkekeh dengan jawaban Namjoon. Lalu ia mengalihkan atensinya menatap Seokjin yang sedari tadi hanya diam menatap kosong keluar jendela. Tak lupa dengan earphone yang selalu terpasang di telinganya.

"Inseong-a, wae?" tanya Youngbin heran.

Inseong menatap Youngbin, "Apa kau tahu ada apa dengan Seokjin akhir-akhir ini?" bisiknya.

Youngbin beralih menatap Seokjin yang masih sama seperti tadi tak berubah sedikitpun.

"Yoongi-ya" panggil Younbin pelan.

Yoongi mendongak saat namanya di panggil. Ia mengangkat alis kanannya dan menatapnya penuh tanya.

"Kemarilah sebentar"

Dengan langkah malas Yoongi menghampiri keempat sahabat Chani.

"Ada apa dengan Seokjin?" tanya Inseong.

Yoongi beralih menatap Seokjin sejenak lalu menatap keempat namja di hadapannya kembali.

"Bukankah kalian sudah tahu apa masalah yang selalu menimpa Jin hyung?"

"Nan arra, tapi akhir-akhir ini Seokjin seperti tak nafsu makan dan sering melamun" ujar Inseong.

"Molla nado. Aku juga kefikiran soal itu"

"Ya sudahlah kita sekarang ke kantin saja. Apa Seokjin kita ajak sekalian?" tanya Youngbin pada Yoongi.

"Tadi aku sudah mengajaknya tapi dia sedang tidak ingin"

"Arraseo. Kajja, kita ke kantin sekarang. Kau ajaklah Namjoon, aku yakin sahabat kalian yang lain sudah ada di kantin" ajak Inseong.

"Arraseo" jawab Yoongi singkat. Ia menoleh menatap Namjoon yang sedang membaca. "Namjoon-a, kajja kita ke kantin" ajaknya tanpa basa basi.

Namjoon mendongak menatap Yoongi. Lalu mengangguk ajakan Yoongi. Dia berjalan meninggalkan Seokjin tanpa mengajaknya karena mereka tahu jawaban Seokjin jika di ajak.

Akhirnya Namjoon dan Yoongi pergi ke kantin bersama dengan keempat sahabat Chani. Seokjin sungguh tak menyadari jika dia di tinggalkan sendirian di kelas.

❤️
❤️
❤️

Sesampainya di kantin Yoongi dan Namjoon memesan makanan siang mereka. Begitu juga dengan keempat sahabat Chani. Setelah memesannya Inseong dan ketiga sahabatnya mencari keberadaan Chani dan yang lainnya. Ia mengedarkan pandangannya, tepat saat itu juga Inseong melihat Chani dan kawan-kawan sedang bersenda gurau. Akhirnya mereka menghampiri mereka.

"Annyeong" sapa Dawon.

"Yak! Kenapa kalian lama sekali? Kami menunggu kalian di sini dari tadi" tanya Rowoon.

"Mian, tadi kami menunggu Youngbin" jawab Inseong merasa bersalah.

Saat menatap Inseong yang duduk tepat di depannya, Chani tak sengaja melihat Namjoon dan Yoongi berjalan ke arah grupnya duduk. Namun ia tak melihat hyungnya.

'Tumben?' tanyanya dalam hati.

Tidak ingin memikirkannya terlalu lama Chani melanjutkan makan siangnya tanpa beban.

Sedangkan di sisi lain namja berbahu lebar ini sudah tak lagi di kelas. Ia justru lebih memilih berbaring sendirian di bangku panjang yang selalu ada di atap. Ia sudah tak menggunakan earphonenya lagi. Ponselnya ia tinggal di kelas.

Seokjin menghela nafasnya frustasi. Ia menopang kepalanya di kedua tangannya yang ia jadikan bantalan untuk kepalanya. Ia sedikit pusing karena tadi pagi dia hanya mengambil sedikit makanan. Beberapa hari kemarin juga dia tidak makan. Ia akhir-akhir ini selalu berbohong kepada kedua orang tuanya perihal makanan. Ia selalu mengatakan bahwa ia telah makan tapi pada kenyataannya ia belum makan sama sekali.

Ia memejamkan matanya tiba-tiba rasa kantuk menyerang di kedua matanya. Ia bisa merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Apa aku akan bahagia setelah semua masalah ini selesai?" monolognya lirih.

Beberapa detik kemudian ia dikejutkan dengan suara dingin dari seorang yeoja.

"Ne, Kau pasti akan bahagia"







































****

Song Hyekyo as Ma / Kang Hyuna

Kim Yoojung as Kang Seonji
16 tahun

****

Bagaimana ceritanya seru gak?
Apa membosankan?

Kalau ada saran atau kritik boleh komen di kolom komen kok...
Aku akan memperbaiki ceritanya jika ada kritik...

Kalau suka boleh di kasih bintang looo...
Kalo ada yg typo harap maklum yee...

Jangan lupa voment ya!
Thankyou 😘

Continue Reading

You'll Also Like

160K 11.9K 86
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
171K 14.1K 36
Min yoongi namja nerd yang identitasnya misterius yang tidak ada yang tau apa latar belakang min yoongi. - - - - Min Yoongi (Suga) Rank : #1 minyoo...
149K 6.4K 62
Karena sebenarnya, dibalik setiap gelimangan harta yang dia punya, terdapat rahasia kelam yang telah bertahun-tahun tersembunyi dibalik sikap dinginn...
71K 5.1K 22
Lisa si cewe jutek plus mulut cabe dan sialnya banyak yang suka karna dia terlalu cantik. Rata-rata di sekolah itu terlalu iri ke dia karna, banyak b...