SLUT [DITERBITKAN]

By badgal97

560K 24.4K 2.4K

[TELAH DITERBITKAN DENGAN JUDUL 'LUST'] Shay McConnell yang memiliki nama 'lain' sebagai Rita, dan berakhir d... More

PROLOGUE
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5°1
Chapter 5°2
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8°1
Chapter 8°2
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12°1
Chapter 12°2
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
AUTHOR NOTES
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Ini Penting
OPEN PO!!!!!!
CASHBACK!!!
EBOOK VERSION

EXTRA CHAPTER

1.6K 78 23
By badgal97

Extra Chapter

Di bagian barat basement parkir Folie's Pigalle, terdapat sebelas mobil jenis retro modern Maybach Exelero yang berjajar rapi dengan orang-orang berbadan kekar tegap dan bersenjata berada di dalamnya. Di salah satu mobil yang terparkir di tengah-tengah, terdapat eksistensi seseorang yang lain. Dengan iris mata hazel yang berkilat di balik gelap dan rambut pirang yang menutupi sebagian wajahnya. Seorang pemimpin sekaligus pemilik sebelas mobil tersebut.


Justin Allard Rousseau.


Pria yang kini telah resmi menjadi presdir The Rousseau Corp tengah menjalankan suatu misi yang berhubungan dengan tujuan hidupnya, tepat di tempat ini. Di sarang pelacuran yang terkenal di Prancis. Sesuatu yang terdengar tabu namun tetap menjadi kenyataan. Setelah bertahun-tahun Justin menciptakan amunisi dan membangun mentalnya yang rapuh dengan cara tersulit.


Kini, Justin nyaris berhasil.


Pria bertubuh tegap itu meraih ponselnya, di tengah keheningan ia mulai menghubungi seseorang. Napasnya berembus gusar diiringi atmosfer yang terasa menegangkan. Menunggu dering demi dering panggilan yang belum juga terhubung. Hingga beberapa detik kemudian, terdengar suara serak seorang wanita begitu parau.


"Justin––"


"Larilah sekarang juga. Keluarlah menuju basement. Aku menunggu." tandas Justin cepat dengan mata yang fokus menatap pintu kaca belakang gedung yang berjarak lima meter di depannya.


"Justin, aku tidak bisa."


"Kau akan baik-baik saja."


"Jake tidak akan mengampuni semua ini." wanita itu terdengar begitu panik. Suaranya yang parau semakin terdengar lirih. "Aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu."


Justin memejamkan kedua matanya. "Shay,"


"Justin," Shay mulai menangis. "Aku mohon."


"Ma Belle," Justin mulai keluar dari mobilnya, lantas berdiri tepat di depan mobil tersebut. "Yang perlu kau lakukan adalah berlari secepat mungkin dan menemuiku. Kau pasti bisa."


Terdengar bunyi aneh diikuti napas terengah di seberang sana. Justin masih mendekatkan ponselnya ke telinga, matanya terpejam kuat diikuti napasnya yang masih tersendat oleh rasa gusar. Justin tahu jika Shay tengah berlari ke arah sini, untuk menemuinya, untuk menyelamatkan diri. Untuk kembali memungut cinta sejati yang tersepuh oleh banyak masalah.

Tiba-tiba sambungan terputus. Seketika satu tangan Justin terkepal diikuti kedua matanya yang terbuka. Pria berambut pirang dengan tato yang mencetak hampir seluruh lengannya itu kini hanya bisa menunggu kedatangan wanita yang dicintainya keluar dari balik pintu kaca itu. Tanpa sadar, batinnya mendoakan keselamatan Shay.

Beberapa menit Justin menunggu, akhirnya terdengar derap langkah kaki yang ramai diikuti pintu kaca yang terbuka di kejauhan sana. Eksistensi Shay McConnell akhirnya muncul. Namun alih-alih berlari seorang diri, Shay datang dengan diseret secara paksa oleh Jake Sandy yang dikawal oleh petugas keamanan dalam jumlah banyak. Melihat itu, Justin tidak bereaksi. Raut wajahnya sulit terbaca.


"Ah, Mr.Rousseau." sapa Jake Sandy begitu lantang di tengah keheningan. Pria paruh baya bertubuh gempal itu terus menyeret tubuh Shay hingga berhadapan dengan Justin yang masih terdiam dengan satu tangan terkepal. "Selamat malam."


"Perlakukan kekasihku secara layak, tolong."


"Kekasih? Astaga." Jake terkekeh, lantas mendorong Shay yang kini terisak hingga nyaris jatuh. "Rita, kau cukup pintar mencari pacar."


Justin segera melangkah untuk meraih Shay. Namun acungan pistol dari tangan Jake menginterupsi gerakannya.


"Dia adalah budakku." desis Jake penuh penekanan. Kepalanya terteleng ke satu sisi. "Jangan macam-macam sebelum kau membayarnya."


Alih-alih merasa gentar, Justin menyeringai. Ia mengibas pelan satu tangannya, memberi kode pada bawahannya hingga mereka keluar dari mobil secara serentak. Jumlahnya tidak kalah banyak dari bawahan Jake. Membuat pria paruh baya itu menaikkan satu alis, merasa sangsi atas perlakuannya sendiri.


"Aku akan bertransaksi secara sehat, tenanglah." ujar Justin. Pria itu menjentikkan tangannya hingga di detik selanjutnya para bawahan Justin mulai menodongkan senjata api laras panjang secara bersamaan. Dengan menargetkan Jake sebagai sasarannya. "Sambut aku dengan baik. Aku akan membayarnya lebih besar."


"Kau pikir aku akan memberikannya?" kekeh Jake begitu santai di saat berpuluh moncong senjata mengarah padanya.


Tak diduga, Justin melangkah maju menghampiri Jake. Beberapa bawahan Jake sontak kembali mengepung Justin dengan senjata. Namun tidak ada yang berani menarik pelatuknya baik dari para bawahan Jake maupun Justin, karena mereka belum menerima komando apa pun dari atasannya. Langkah Justin terdengar menggema di tengah keheningan.

Shay hanya bisa berdiri dengan kaku ketika Justin berjalan melewatinya untuk menghampiri Jake. Wajahnya yang dipenuhi keringat tampak begitu gusar dan ketakutan. Dalam hati ia berdoa dengan sungguh-sungguh, berharap tidak ada hal lebih buruk yang akan terjadi. Karena semua ini sudah terasa sangat buruk. Sejak awal, Shay lebih memilih untuk menuruti Jake jika nyawa Justin menjadi bayarannya.

Kini Justin telah berdiri tepat di depan Jake yang mendongak dengan senyum culas di bibirnya. Justin mengambil sebuah kertas yang terlipat di saku celananya, lantas memberikan kertas cek tersebut pada Jake. Jake membukanya, melihat digit-digit angka yang tercetak di kertas tersebut. Ia cukup tercengang melihat total uang yang begitu fantastis telah resmi tersimpan di rekening pribadinya.


"Selesai, bukan?" Justin beranjak dari posisinya. Ia berbalik, hendak menuntun Shay untuk segera memasuki salah satu mobilnya. "Aku jamin kau tidak akan mengalami kerugian."


Jake menyeringai di balik punggung Justin yang tengah melangkah menghampiri Shay.


"Coba pikirkan jika kau memulai peperangan dengan transaksi yang sudah terjamin? Uang yang telah kukirimkan akan terpotong oleh kerugian gedungmu yang hancur dan––"


"Justin, awas!"


Justin tersentak bertepatan dengan desingan peluru yang berasal dari senjata milik Jake. Semua berlangsung begitu cepat. Namun Justin berhasil menghindari tembakan tak terduga itu hingga pelurunya meleset dan mengenai pilar basement. Di tengah detik yang terus berjalan, Justin meraih lengan Shay lantas berlari secepat mungkin memasuki mobil.


Dan bertepatan dengan jentikkan jarinya, peperangan pun dimulai.


Bunyi desingan peluru yang saling menyerang mulai terdengar bising, diikuti teriakan Jake yang masih belum puas membuat sedikit keributan untuk membuktikan siapa bawahan yang lebih kuat. Dan Justin berhasil pergi dari situasi menegangkan tersebut bersama Shay yang selamat. Mobil yang Justin kemudikan mulai melaju keluar dari kawasan gedung Folie's Pigalle.

Tidak ada pembicaraan ketika semua tragedi itu telah berakhir. Baik Justin maupun Shay sama-sama terdiam dan tampak syok dan lega di saat yang sama. Dan karenanya, Shay masih merasa tidak menyangka. Apakah semua ini telah berakhir dengan begitu baik? Shay tidak tahu. Ia terlalu buntu untuk memikirkan akhir dari semua ini. Namun ia merasa jika semua beban yang menumpuk selama bertahun-tahun seakan lenyap begitu saja. Tanpa sisa.


Hingga bunyi deru mobil perlahan berhenti.


Shay yang terlarut dalam lamunan mulai tersadar jika mereka mulai menepi di sisi jalanan yang sepi. Dan ketika ia hendak bertanya, tiba-tiba Justin memeluknya begitu erat.


Memeluknya, setelah sekian lama.


"Akhirnya," bisik Justin seraya mengelus helai rambut Shay. "Semua sudah berakhir, semua sudah berakhir."


Shay membalas pelukan Justin sepenuh hati, meresapinya lantas mengangguk. Tanpa sadar air matanya kembali mengalir.


"Aku minta maaf." Justin memejamkan matanya seraya membenamkan hidungnya di sekitar leher Shay. "Maaf karena terlambat menyelesaikan semua ini, maaf karena terlalu lama membuatmu tersiksa."


"Justin, seharusnya aku yang berterima kasih."


"Aku terlalu payah untuk meraihmu."


"Tapi kau berhasil melakukannya." Shay mulai terisak, pelukannya semakin erat. "Aku sangat senang. Terima kasih, Justin. Kuharap semua ini telah berakhir."


Perlahan, Justin melepas pelukannya. Iris mata mereka seketika kembali bertemu dalam keteduhan yang damai, tanpa bayang-bayang masa lalu dan kesulitan yang menimpa keduanya. Sekarang, mereka bisa saling bertatap tanpa adanya beban. Senyum penuh haru terkembang di bibir masing-masing. Sejurus kemudian, Justin mengeluarkan sesuatu di balik saku jaketnya. Yakni sebuah kotak beludru. Ia memberikannya pada Shay.


"Bukalah." bisik pria itu.


Dengan tangan gemetar Shay meraihnya. Iris matanya yang berkaca-kaca mulai menatap kotak di telapak tangannya yang berukuran cukup kecil. Lantas Shay membukanya dengan dada yang berdedebar bahagia. Ia pun terpaku melihat isi di dalam kotak tersebut;



























NOVEL SLUT AKAN DITERBITKAN OLEH NOVELINDO PUBLISHING!



















Kejutaaaan! Gila sih. Gue juga masih ganyangka bakal kasih pengumumannya secepet ini. Akhirnya, keinginan gue yang sempet pupus karna rasa pesimis yang berlebihan bisa terwujud dan berjalan lancar. Gue sangat berterima kasih sama temen-temen deket gue, baik di sosmed maupun di real life yang udah support gue dari nol dan percaya kalo gue bisa terbitin novel.

Gue juga sangat sangat sangat berterima kasih sama semua pembaca baik yang ngikutin gue dari awal sama yang baru-baru baca cerita gue sampai saat ini, yang masih nerima kelakuan jahat gue karena kadang keterlaluan kalo nulis author notes. Gue minta maaf huhu. Makasih juga buat semua apresiasi yang udah kalian kasih ke gue huhuhu jadi terharu dah💜💚💛

Dan soal novelnya, judul novel tersebut bakal gue ganti jadi Lust karena Slut kesannya kan terlalu eksplisit ya. Jadi gue ganti pake judul yang masih familiar dan gak beda jauh kan kesannya hehe. Terus soal naskah, tadinya mau gue ubah sampai lima puluh persen, tapi malah jadi berantakan aja menurut gue dan alurnya seakan gak tegas aja kalo gue ubah-ubah (maafkan daku yang labil tak terhingga).

Jadi gue memutuskan kalo alurnya bakal sama, tapi dengan penyampaian yang lebih rapi dan beberapa adegan tambahan plus extra part. Trus ada satu scene yang belum pernah gue share di wattpad dan bakal mengejutkan kalian. Penasaran kan? Beli novelnya kalau udah terbit ya muehehehe. Btw, novelnya hanya bisa dibeli secara online dan tidak tersedia di gramedia.


Satu lagi,


Gue pengen ngadain giveaway buat dua pembeli pertama loh! (tapi masih rencana wkwkwk)


Jadi segitu dulu, intinya ini cuma pengumuman penerbitan huehehehehehe gue bakal share soal info lainnya di lapak ini. See ya!💜💛💚



Tertanda,

Ananda Fenty

Continue Reading

You'll Also Like

572K 26K 34
BULLIED BY MY CRUSH (COMPLETED) ~By : @Lifeofzyailomilox "The reason why i always bully you is because i want to..." F...
363K 7.5K 48
Detik detik ruangan yang bergema suara senjata, pistol dan rintihan kesakitan, darah yang berceceran kemana mana dan ada luka disetiap tubuh. Ketika...
73.4K 928 22
Lily merupakan murid baru di sekolah Rosewood High. Kedua matanya tidak dapat beralih dari sesosok laki-laki bernama Justin, yang lebih terkenal deng...