PARADOX WHISPER

By hirosea

60.3K 6K 746

[ DISCONTINUED! ] Malam itu, Min Yoongi tidak sengaja bertemu Kim Taehyung. Tatapannya dingin, namun hatinya... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30

24

1.3K 152 22
By hirosea

Saat Taehyung kembali dari urusannya di lantai satu, ia datang bersama seorang pria yang tadi Yoongi lihat berada di lobby—membawa tangga lipat serta perkakas—dan rupanya dia hendak memperbaiki air conditioner yang rusak. Yoongi mengernyit lalu mematikan penyedot debu untuk kemudian menghampiri Taehyung yang tengah memantau dari jarak tidak jauh.

"Dia bisa memperbaikinya?"

Taehyung menoleh sebentar lalu mengangguk. "Tadinya aku memintanya memanggil seseorang yang benar-benar bisa untuk pekerjaan ini, tapi katanya dia juga pernah memperbaiki air conditioner di apartemen sebelah."

"Kulkasnya kosong, belum ku isi bahan makanan," Taehyung berkata lagi sambil menyodorkan kantong plastik berisi sebotol air mineral dan sebungkus roti.

"Kau membelinya?"

Taehyung menggeleng cepat, menunjuk pria yang berada di atas tangga.

"Dia yang berikan. Makan saja, tidak beracun kok," lalu terkekeh kecil.

Yoongi tidak bicara lagi setelah itu, ia kembali menyalakan penyedot debu dan menyibukkan diri. Sebelum ini Yoongi sudah merapikan dua ruangan yang merupakan kamar tidur, sungguh berdecak tak habis pikir karena barang-barang di dalamnya begitu kentara adalah barang baru semua dan belum pernah digunakan sebelumnya. Taehyung pasti tidaklah sering berada di sini atau bahkan menginap meski hanya semalam.

Tiga puluh menit berikutnya, Yoongi mendengar sorakan Taehyung yang mana sebab air conditioner nya telah berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kedua lelaki beda usia itu berbincang ringan dan di akhir pembicaraan mereka terlihat Taehyung memberikan tip dalam bentuk lembaran uang. Terdengar Taehyung beberapa kali mengucapkan terima kasih dan pria itu membalasnya dengan membungkuk sopan.

"Kalau anda butuh bantuan lain saya berada di lobby. Oh, dan kunci mobil anda ada di ruangan saya, jika anda membutuhkannya saya bisa mengantarkannya kemari"

"Ah, ya, aku akan mengambilnya nanti"

Lalu pria itu membungkuk lagi sebelum dia mengundurkan diri. "Saya permisi tuan muda."

Yoongi terdiam beberapa saat ketika mendengar kalimat barusan yang ditujukan pada Taehyung, namun yang ingin ia pertanyakan sekarang lebih mengacu pada kunci. Sejak kapan bocah berandalan itu punya mobil. Seingat Yoongi, ia tidak pernah melihat Taehyung mengendarai benda berjalan itu selama ini.

"Hell, sejak kapan kau punya mobil? Kukira yang kau tahu hanyalah mengendarai dua kakimu itu"

Taehyung mendengus lalu duduk di salah satu sofa, memainkan ponsel ditangannya tanpa sedikitpun niat menatap Yoongi. Perlahan merebahkan tubuhnya dan memandang keluar jendela dengan pandangan kosong. Gerimis terlihat jelas di luar sana, langitnya tanpa bintang, dan yang terjadi selanjutnya Taehyung termenung.

Sudah berbulan-bulan apartemennya tidak berpenghuni, Taehyung sendiri tidak ingat kapan terakhir kali ia berada di sini. Yang ia tahu, ini adalah kali kelima dirinya duduk di sofa yang sama dan kembali termenung. Bedanya, ini merupakan pertama kalinya Taehyung melihat pemandangan hujan di balik kaca jendela apartemennya, pertama kalinya juga Yoongi datang bersamanya. Perhatian Taehyung lalu teralihkan pada pemuda pucat yang sempat meledeknya.

"Hyung, kenapa tiba-tiba kamu mengajakku kemari?"

"Untuk membersihkan apartemenmu tentu saja"

Bukan jawaban perihal itu yang Taehyung mau. Ia juga tahu jika apartemennya memang butuh sedikit pembersihan setelah sekian lama ditinggal. Namun, setidaknya Yoongi punya alasan yang cukup jelas. Karena, meskipun Yoongi sudah lama mengetahui soal apartemennya, ia tidak pernah sekalipun mengungkit soal datang kesini atau untuk sekedar tahu lokasinya.

"Maksudku, kita bisa saja kemari untuk mampir sebentar agar kamu tahu tempat ini. Urusan membersihkan bisa nanti, dan memang agak mengejutkan kamu mau kesini padahal kita jarang bicara soal apartemenku"

Yoongi menggigit pipi dalamnya lalu mengedikkan bahu, begitu jelas jika ia menolak untuk mengatakan sesuatu. Sedang Taehyung mulai merasa curiga setelah gestur santai dari respon Yoongi. Ia menegakkan tubuh untuk kembali duduk dan menodong Yoongi dengan tatapan tajam.

"Sejak di rumahmu aku memang merasa harus bertanya padamu soal ini," katanya seraya memiringkan kepala, "Mungkin hanya perasaanku saja atau kamu memang bersikap baik padaku hari ini. Kenapa?"

Dan Yoongi tetap berusaha mencari alasan untuk menyangkal. "Kenapa apanya? Aku memang baik padamu selama ini. Tidak ada yang aneh dengan itu."

Taehyung menyeringai tipis bersamaan dengan hembusan nafas berat serta wajah yang di usap kasar. "Tentu saja ada yang aneh denganmu, hyung"

"Itu hanya perasanmu saja—"

"Benarkah?"


.


.


Malam kian larut, tinggal menghitung menit menuju hari esok namun Yoongi terjaga tanpa ada sedikitpun rasa mengantuk. Ia duduk meringkuk di sofa sambil memandang pemandangan kota. Tidak sepenuhnya terfokus pada pemandangannya karena ia lebih banyak melamunkan perihal Kim Taehyung.

Lelaki itu pergi entah kemana, dan belum juga kembali padahal di luar hujan kembali deras.

Yoongi lantas membenamkan wajahnya di antara lutut yang tertekuk. Ingin menghubungi si pemilik apartemen namun merasa aneh jika dilakukan.

Tak berselang lama, Yoongi melirik jam dinding, secepat ini jarum berpindah pada posisi angka satu. Hujannya bahkan tak kunjung reda, dan Yoongi di landa cemas. Ia hendak bangkit dari sofa sebelum suara pintu terbuka menghentikan pergerakannya.

Itu pasti Taehyung. Dan, dugaannya benar. Lelaki itu basah kuyup, tampak pucat karena kedinginan, dan sedikit menggigil. Tapi, Yoongi tidak tahu jika hal menyebalkan itu nampak lucu sehingga Taehyung tersenyum sumringah saat menghampirinya.

"Aku belikan makan malam, untukmu"

"Kau..."

Oh, Yoongi bahkan kehabisan kata.

Kim Taehyung dengan pemikiran bodohnya keluar berjam-jam hanya untuk membeli makan malam.

"Aku tidak mau pencernaanmu nanti bermasalah karena melewatkan makan malam," katanya sembari menata sejumlah makanan yang entah ia beli dimana.

"Kau bodoh. Ini memang sudah lewat jam makan malam"

Taehyung berhenti sejenak untuk saling bertatapan dengan Yoongi. Raut wajah Yoongi datar namun juga tampak tidak senang bercampur cemas. Taehyung tahu jika Yoongi hanya sedang menghawatirkannya.

"Segeralah ganti pakaian, Taehyung. Kau mengotori lantai"

Tentu saja Taehyung tahu maksud lain dari kalimat itu adalah hangatkan dirimu, Taehyung. Kau kedinginan.

Maka dari itu, Taehyung bergegas memasuki kamarnya, memakai pakaian hangat lalu kembali ke sofa tempat Yoongi menunggunya.

"Wajahmu benar-benar pucat. Mau kubuatkan minuman hangat?"

Taehyung menggeleng pelan. "Tidak perlu. Aku baik-baik saja."

"Kalau begitu, akan kunyalakan penghangat ruangannya saja"

Tangan Yoongi langsung di tahan saat itu juga, dan Taehyung lah pelakunya. Ia sedikit tersenyum tipis lalu mengisyaratkan Yoongi agar kembali duduk. Dahi Yoongi berkerut heran.

"Tidak bisakah kamu peluk aku saja? Hanya sebentar" permintaan Taehyung sontak membuat Yoongi tertegun selama beberapa detik. "Kupikir itu akan membuatku merasa lebih hangat. Jika kamu tidak keberatan"

Merasa tak mendapat respon yang baik dari Yoongi, Taehyung melepas genggamannya dengan berat hati.

Tentu saja Yoongi akan menolak bukan.

Taehyung merutuk tanpa suara ketika Yoongi pergi ke arah dapur tanpa sepatah katapun, lalu kembali dengan sejumlah peralatan makan. Yoongi merapikan makan malam yang tergeletak sembarang disana, namun anehnya ia tak kunjung menyantap salah satupun yang ada, malah duduk bersila di sofa setelah menarik keatas lengan bajunya.

"Jika kau tak keberatan...aku akan makan nanti setelah kau merasa lebih hangat"

Semburat merah berbondong-bondong mengerubungi pipi Taehyung, sensasinya perlahan menggelitik perut, dan jantungnya kembang kempis menimbulkan sesak nafas.








[...]

Continue Reading

You'll Also Like

48.7K 4.7K 63
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
81.9K 3.9K 22
[ 18+ Mature Content ] Gerald Adiswara diam diam mencintai anak dari istri barunya, Fazzala Berliano. Katherine Binerva mempunyai seorang anak manis...
56.1K 6.4K 54
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
352K 26.5K 54
Renner dan Sabila, dua orang dengan profesi berbeda yang menguras tenaga- seorang kapten polisi dan dokter emergensi, bertemu dalam sebuah keadaan ya...