PARADOX WHISPER

By hirosea

60.3K 6K 746

[ DISCONTINUED! ] Malam itu, Min Yoongi tidak sengaja bertemu Kim Taehyung. Tatapannya dingin, namun hatinya... More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

14

1.4K 201 11
By hirosea

Seminggu Taehyung di rawat inap dan kondisinya kian membaik, walau wajahnya masih kelihatan pucat dengan infus menempel di pergelangan tangannya. Dan selama seminggu pula Yoongi senantiasa menemani Taehyung sehabis jam mengajarnya di sekolah. Lalu Namjoon, dia hanya akan masuk ke dalam ruang inap hanya saat Taehyung benar-benar terlelap.

Setiap sore ketika Yoongi tiba, Taehyung akan banyak mengeluh ini itu. Tentang perawat yang selalu rutin memeriksa kondisinya, bau obat-obatan di seluruh penjuru ruangan, warna dinding yang terlalu polos, atau tempat tidur yang dirasanya tidak nyaman, termasuk makanan yang katanya hambar.

Bahkan seperti hari ini, Taehyung tak kalah heboh seperti kemarin-kemarin. Kali ini dia membahas perawat baru yang dia bilang cantiknya minta ampun, tak kalah dari para selebriti. Saking hebohnya infus di pergelangan tangan nyaris copot. Tapi dengan santainya Taehyung membenarkan letaknya seperti semula, membuat Yoongi bergidik melihat caranya.

"Kalau masih lajang patut kamu perjuangkan. Perawatnya belum punya pacar, kan?"

Taehyung menggeleng atas pertanyaan Yoongi. "Sudah bersuami katanya. Punya dua anak juga."

Bodohnya. Yoongi tertawa kecil mendengar jawaban polos dari yang lebih muda. Cantik sih cantik, tapi kalau sudah bersuami ini lain ceritanya.

"Ada banyak perawat cantik disini, Taehyung. Cari yang masih lajang, jangan nyerempet istri orang. Kualat baru tahu rasa"

Lantas Taehyung terkekeh sembari menganggukkan kepala. Ikut setuju akan pendapat Yoongi.

Sesaat kemudian Taehyung mengangkat sebelah alisnya ketika Yoongi mengeluarkan kotak makanan dari dalam tas kerjanya.

"Apa—"

"Ssstt..aku bawa tangsuyuk dan ramyeon untukmu. Jangan berisik dan segera makanlah"

Mata Taehyung langsung berbinar-binar melihat makanan lezat yang di bawa Yoongi untuknya. Bukan tanpa alasan Taehyung teramat senang, karena selama dia di rawat pihak rumah sakit melarang siapapun membawa makanan dari luar untuk dikonsumsi pasien. Yoongi pun tersenyum senang melihat Taehyung makan dengan lahap.

"Ngomong-ngomong, Taehyung, ini sudah sepekan. Apa ayahmu tidak akan mencari?" tanya Yoongi.

Masih dengan ramyeon menggantung di antara celah bibirnya, Taehyung kemudian menengadah. "Ayah yang mana maksudmu?"

Ah, Yoongi lupa, Taehyung kan punya dua ayah. "Dua-duanya. Mereka tahu kamu dirawat?"

Lalu Taehyung mengedikkan bahu. "Kalau ayah kandungku sudah tentu tidak tahu, dia pasti cemas sudah seminggu aku tidak mengunjunginya."

"Lalu ayahmu yang satu lagi?"

"Kalau dia tidak perlu ditanya, dalam kamusnya tidak ada kata over protective. Hidupku terserah aku. Tidak peduli sampai ke kutub utara sekalipun dia tidak akan mencari. Ya, kecuali dia dapat kabar kalau anaknya ini sudah mati"

Taehyung menghembuskan nafas panjang dengan mata terpejam dan kembali melanjutkan acara makannya. Sudah nasib punya dua ayah.

Sementara Yoongi menggeleng prihatin. Enak sih seperti Taehyung punya double father, tapi kalau dua-duanya tidak pernah punya banyak waktu untuk dihabiskan bersama rasanya percuma saja.

"Yoongi, kapan Jungkook bisa kemari?"

Yoongi melarikan pandangannya ke sembarang arah. Memikirkan jawaban tepat untuk alasan lain kali ini.

"Eum, belum tahu. Katanya dia sedang sibuk, jadi belum punya kesempatan datang menjengukmu"

Sejak hari pertama Taehyung di rawat, dia selalu menanyakan perihal Jungkook sang adik saat Yoongi kembali dari tugasnya mengajar. Bukannya Yoongi hendak menjauhkan keduanya, hanya saja Yoongi belum siap untuk kemungkinan Jungkook mengetahui jika kakaknya merupakan seorang pembunuh dan buronan polisi.

Tidak jauh berbeda dari Taehyung, Jungkook pun sama. Terus-menerus mencari tahu keberadaan Taehyung, sampai-sampai dia membuang malu memelas seperti seorang budak yang akan dengan suka rela mencium telapak kaki Yoongi asal di beri tahu di mana Taehyung berada.

Walaupun ada kalanya Yoongi merasa kasihan, namun dia harus tetap memberi jarak antara keduanya untuk sementara waktu sampai kondisi berjalan normal seperti semula.

"Ayo keluar sebentar kalau kamu sudah selesai makan"


•••


"Selamat sore, Nyonya Lim"

"Senang melihatmu hari ini, Dokter"

"Halo, Bibi Han sudah mau pulang?"

"Bagaimana kabarmu hari ini, adik kecil?"

"Woah, kamu jadi lebih gemuk. Itu bagus"

"Perawat Seong, besok jadwalmu memberi obat"

"Selamat sore"

"Sampai ketemu besok, Tuan Choi"

Sederet sapaan akrab dari Taehyung mengiringi perjalanan mereka menuju taman rumah sakit. Yoongi sendiri membungkuk beberapa derajat, tak lupa melempar senyum manis selagi dirinya mendorong kursi roda tempat Taehyung duduk.

Tidak tahu kenapa, tapi Taehyung mudah sekali berbaur dengan orang-orang yang baru saja dia temui. Dengan senyum cerah, Taehyung tidak sungkan menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya di koridor rumah sakit.

"Disini saja, Yoongi"

Yoongi pun menurut, berhenti tepat di pinggir taman yang masih terpapar sinar matahari sore.

"Panas, Taehyung. Kita ambil sisi lain saja"

"Justru itu, aku merasa udaranya agak dingin hari ini. Matahari kan hangat"

Sambil menunggu matahari terbenam, Yoongi dan Taehyung berbincang banyak hal, tertawa bersama dan saling melempar canda yang kadang sebenarnya tak ada lucunya. Melihat Taehyung tertawa lepas cukup membuat Yoongi merasa lega, karena dia tahu pemuda itu akan baik-baik saja. Sampai tanpa mereka sadari cahaya lembut surya telah jatuh di balik bebukitan, meninggalkan warna jingga sebagai penutup hari. Dan Yoongi segera membawa Taehyung kembali ke dalam kamarnya sebelum ada petugas rumah sakit yang melihat ada pasien berkeliaran di luar saat malam.

"Kapan aku bisa keluar dari sini?"

Taehyung benci melihat Yoongi mulai berkemas dan bersiap untuk pulang, meninggalkannya lagi tanpa teman bicara. Padahal tanpa Taehyung tahu bahkan sadari, Yoongi dan Namjoon telah sepakat jika setiap harinya mereka akan secara bergantian menjaga Taehyung di rumah sakit.

"Kalau dokter dan perawat sudah bosan memeriksa kondisimu tiap hari mereka pasti akan segera menyuruhmu untuk pulang"

Yoongi sudah siap pamitan setelah dia membenarkan posisi tidur Taehyung yang sejak tadi bergerak bak cacing kepanasan di atas ranjang menyebabkan sepreinya acak-acakan, bantal tidak pada tempatnya dan selimut sebagian menyentuh lantai. Yoongi sudah mirip duda yang mengurus seorang putra berandalan.

"Besok aku kesini lagi. Tidurlah yang nyenyak dan jangan mimpikan aku, mengerti? Selamat malam, Kim Taehyung," katanya seraya menarik selimut sampai ke leher Taehyung.

"Oke, tapi sebelum kamu pergi tolong nyalakan penghangat ruangan"

Yoongi segera menyalakan apa yang diminta Taehyung barusan lalu kembali menghampirinya.

"Sudah?"

Taehyung cengar-cengir tak jelas dengan kaki yang digoyangkan seperti anak kecil. Yoongi jadi punya firasat buruk.

"Pelukan selamat malam?" tanyanya terlampau polos.

Yoongi mengerutkan wajah. Salah tidak salah dengar tapi ucapan Taehyung barusan teramat jelas membentur gendang telinga.

"Tidak"

Taehyung berpikir lagi. "Kecupan selamat tidur?"

"Jangan mengada-ada, Taehyung. Tidak ada pelukan atau kecupan, segeralah tidur atau kupanggil dokter agar memberimu anesthesi"

Taehyung menyerah dan langsung menarik selimut sampai ujung kepala. "Iya, iya, aku tidur sekarang"

Yoongi lalu keluar dari sana dengan senyum menghiasi wajahnya, dan di saat yang sama dia mendapati Namjoon berdiri di luar sedang bersandar pada tembok memainkan ponselnya.

"Taehyung sudah tidur?" tanyanya teramat lirih.

Setiap kali Namjoon muncul dengan pertanyaan yang sama, Yoongi selalu menjawab 'ya' menyumpahi Namjoon dalam hati agar satu kali dipergoki Taehyung saat dia tengah menggumamkan selamat malam seraya mendaratkan satu kecupan singkat di puncak kepala sang adik—sudah kebiasaannya belum lama ini setiap malamnya.

"Namjoon, berhentilah sembunyi seperti binatang buas"










[...]

Continue Reading

You'll Also Like

60.4K 6.7K 55
Chris adalah seorang duda yang memiliki empat anak,anak nakal yang selalu sulit diurus semenjak cerai dengan istri. suatu saat ia bertemu dengan hyun...
209K 22.5K 25
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
90.6K 9.6K 29
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
156K 21.2K 29
start : 11/02/24 end : 05/05/24 plagiat menjauh cok! hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 26.