Jodoh Spesial

Від ukhfira

1.5M 50.4K 499

{Tamat} Bagaimana rasanya jika menikah dengan laki-laki yang belum pernah dikenal?, bahkan belum pernah melih... Більше

1. Keluarga Impian
2. Bersyukur Punya Aa'
3. Calon Imam Idaman
4. Doa terkabul cinta bersambut
5. Antara Lamaran Dan Salah Paham
6. Qodarullah
7. Jodoh Dari Allah
8. Resepsi Pernikahan
9. Si Anak Mama
10. Pangeran Burung Besi
11. Hanya Status Berubah
12. Berusaha Menerima Dan Melupakan
13. Ulat Bulu VS Es Balok
14. Berusaha Menerima
15. Menjaga Perasaan
16. Menjunjung Tinggi Gengsi
17. Sesaknya Rindu Ingin bertemu
18. Apa Yang Terjadi
19. Benar Pergi
20. Tak Berdaya
21. Duka Mendalam
22. Menjadi Pendiam
23. Rindu Kamu Yang Dulu
24. Berat Harus Meninggalkan
25. Antara Cinta Dan Kasihan
26. Cemburu
27. Berhak Dicintai
28. Si Ratu Lavender
29. Cinta Yang Halal
30. Semakin Mesra
31. Rezeki Dari Allah
32. Dua Sekaligus
33. Awal Kehamilan: Cemburuan
34. Pertengahan Hamil: Tak Mau Ditinggal
35. Hamil Tua: Ditinggal Kerja
36. Selamat Datang Generasi Althafurrahman
38. Abba Siaga
39. Formasi Lengkap
40. Firasat Buruk
41. Ujian Terberat
42. Pulanglah Sayang
43. Mengikhlaskan
44. Kuasa Allah
45. Pengganti
46. Jodoh Dunia Akhirat {Tamat}

37. Pelengkap Cinta

28K 895 2
Від ukhfira

Assalaamu 'alaikum Readers

Selamat membaca jodoh spesial

Semoga suka & semoga bermanfaat

❤❤❤


Setelah proses persalinannya selesai Faysha langsung dipindahkan ke kamar inap yang bertuliskan nama kamar "lavender". Sepertinya ini bukan kebetulan melainkan keinginan Faysha yang memang pada dasarnya pencinta bunga lavender makanya rawat inapnya bernama lavender.

"Sayang, selamat pagi Nak, kok masih merem sih?, masih ngantuk ya Nak?," Faysha membelai lembut pipi sang bayi yang tengah tertidur dalam dekapannya. Faysha sangat gemas melihat bayi mungil yang Allah amanahkan untuk menjadi anaknya. Hasna ikut tersenyum ketika melihat Faysha begitu menyayangi bayi mungil yang mulai detik ini menjadi keturunan dari keluarga Althafurrahman.

Nayfa juga ikut senang meskipun saat ini ia sedang disibukkan dengan pekerjaannya yaitu mengedit video Faysha melahirkan.

"Selamat ya Fay, hari ini kamu sudah resmi menjadi Ibu dari seorang bayi yang ganteng banget maa syaa Allah," tutur Nayfa yang mulai mendekati Faysha.

"Iya Nay, alhamdulillah Allah mempercayakan aku untuk menjadi seorang Ibu, oh iya aku mau mengucapkan jazakillah khoiron shohibati sudah mau videoin moment lahiranku."

"Wa jazakillah khoiro shohibati, oh iya Fay, tapi videonya masih proses editing, itu masih aku mengerjakan di laptop."

"Iya nggak apa-apa Nay, santai saja yang penting videonya ada."

"Assalaamu 'alaikum."

Terdengar suara salam dari balik pintu. Semua mata pun tertuju ke arah pintu ruangan yang terbuka dan menampilkan sosok dua orang laki-laki tampan dengan menggunakan pakaian koko plus sarung dan kopyah yang semakin menambah kadar ketampanannya. Siapa lagi mereka kalau bukan bapak dan anak, Ilyas dan Rafka, mereka baru saja pulang dari Masjid setelah menunaikan sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumah sakit.

"Wa 'alaikumus salaam."

"Habity  bagaimana keadaannya?, masih ada yang sakit?, Habity mau apa?, bilang saja sama aku ya."

Semenjak proses melahirkan tadi malam, Rafka begitu khawatir terhadap kondisi sang istri apalagi ia tidak tega jika melihat sang istri merintih kesakitan lagi. Tetapi kondisi Faysha sudah lebih baik sehingga Rafka tidak perlu mengkhawatirkannya lagi. Bahkan pagi ini Faysha sudah dapat menampilkan tersenyum termanis untuk suami tercinta.

"Alhamdulillah aku sudah nggak apa-apa kok, Habiby nggak usah khawatir lagi ya sama aku."

Rafka dapat bernapas lega karena istrinya sudah tidak apa-apa, "Alhamdulillah kalau Habity sudah nggak apa-apa."

"Oh iya Raf, Fay, kalau boleh tahu anak kalian panggil kalian apa nih?, kalau aku tanya nama anak kalian pasti kalian bilangnya nanti saja saat aqiqah, jadi aku nanya panggilan anak kalian ke kalian saja."

"Panggilnya Umma sama Abba," jawab Faysha yang tiada bosannya memandangi wajah gemas sang baby.

"Maa syaa Allah," Nayfa berucap kalimat tayyibah lantaran kagum dengan paggilan pengganti Ayah dan Ibu yang disematkan kepada Ayah dan Ibu di hadapannya itu.

"Oh iya Papa sama Mama pulang saja dulu, mandi ganti baju dan istirahat, biar Faysha, Rafka yang jaga, Nayfa juga pulang saja dulu, pasti capek juga kan semalaman nggak tidur," ujar Rafka yang disetujui oleh Faysha. Sedangkan Hasna awalnya tidak mau dan masih ingin menemani Faysha tetapi akibat bujukan Ilyas ditambah lagi bujukan Faysha, akhirnya Hasna mau pulang juga, begitu juga dengan Nayfa yang berpamitan pulang juga setelah Hasna dan Ilyas keluar dari ruangan terlebih dahulu.

"Assalaamu 'alaikum anak Abba Sayang, kok masih tidur Nak?, sudah pagi lho, ayo bangun Nak," ucap Rafka dengan lucunya mengajak sang buah hati mengobrol tentunya membuat Faysha ikut bahagia.

"Habiby lihat deh anak kita, hidungnya mirip Habiby, mancung, gantengnya juga mirip Habiby, sepertinya anak kita mah mirip Habiby semua, aku nggak disisain nih," oceh Faysha yang sedang memperhatikan wajah sang bayi. Menurutnya memang lebih mirip Rafka katanya sehingga Ia cemberut karena merasa sang anak tidak ada mirip-miripnya dengannya.

"Ih Habity apaan sih, ini kan anak kita berdua, ya pastilah mirip kita, pasti ada kemiripan kok sama Habity, sepertinya matanya deh yang mirip Habity, indah, buat aku susah berkedip deh."

Rayuan maut yang diluncurkan Rafka sukses merubah raut wajah Faysha menjadi berseri-seri dan kemerah-merahan seperti warna kepiting rebus.

"Ih Habiby bisa saja deh gombalin aku, pagi-pagi sudah ngegombal, Nak Abba kamu itu bisa banget ya buat Umma melayang ke udara, jadi makin cinta deh."

Faysha membalas rayuan sang suami juga bahkan sukses membuat Rafka senyum-senyum sendiri dan tidak kuasa menahan dirinya untuk tidak mencium kening sang istri sebagai bentuk rasa cinta dan kasih sayangnya.

"Habity, aku bahagia sekali, akhirnya ditengah-tengah kita ada buah cinta kita sebagai pelengkap cinta kita sekaligus pelengkap hidup kita, kita rawat dan besarkan anak kita sama-sama ya, kita rawat dengan penuh cinta dan kita besarkan dengan penuh kasih sayang."

"Iya Habiby, aku juga bahagia sekali, Allah baik sekali sama kita, mempercayai kita untuk merawat dan menjaga amanahNya, kita harus menjadi ibu dan ayah yang baik yang dapat menjadikan anak kita menjadi anak yang sholih yang mencintai Allah dan Rasulullah," balas Faysha yang sangat bersyukur dan berterima kasih kepada sang pencipta karena telah menghadirkan pangeran kecil ditengah-tengah kehidupannya menjadikan pelengkap hidupnya bersama sang suami tercinta.

"Assalaamu 'alaikum."

Suara salam membangunkan Faysha yang tertidur diranjang sedangkan Rafka tengah berdiri sambil menggodong sang anak dengan bershalawat.

"Wa 'alaikumus salaam, eh Sayang lihat siapa yang datang," ujar Rafka kepada sang bayi ketika melihat segerombolan anggota keluarganya yang baru saja masuk ke dalam ruang inap.

Segerombolan anggota keluarga mereka tak lain dan tak bukan adalah Fahdah, Aqmar beserta kedua anaknya dan Zahir juga Ali mustafid.

"Teteh," panggil Faysha dengan suara parau dan sedikit lemas karena baru saja bangun tidur berbeda halnya dengan Fahdah yang ceria sekali sampai menular ke putri sulungnya, Taqiyah.

"Fay kamu baik-baik saja?, masih ada yang sakit?"

"Alhamdulillah aku baik-baik saja kok Teh."

Fahdah dapat bernapas lega ketika mendengar bahwa adik bungsunya yang baru saja selesai bersalin sudah baik-baik saja.

"Raf selamat ya, akhirnya jadi bapak juga sama seperti aku, oh iya bayinya laki-laki apa perempuan?."

Zahir langsung memberikan ucapan selamat kepada Rafka atas kelahiran anak pertamanya.

"Iya sama-sama Hir, terima kasih sudah mau menjenguk, Om Ali terima kasih juga sudah mau menjenguk."

"Iya sama-sama Rafka, Om ikut senang mendengar kabar bahagia ini."

"Menurut kamu bagaimana Hir?, anak aku ini laki-laki apa perempuan?," Rafka kembali memancing Zahir untuk menebak jenis kelamin anaknya.

"Emmm, kok aku bingung juga ya, ini bayinya laki-laki apa perempuan?, soalnya dipakaikan selimutnya warna abu-abu, coba pink atau biru pasti bisa ditebak."

"Ya ini sengaja, supaya orang-orang pada menebak anak aku laki-laki atau perempuan," jawab Rafka iseng membuat semua orang tersenyum lucu mendengar pengakuan Rafka yang memang sebenarnya benar, karena menurutnya kalau bayi yang baru dilahirkan dipakaikan kain biru atau pink itu sudah lumrah dan dapat ditebak jenis kelaminnya supaya susah ditebak jadilah si bayi diselimutkan dengan selimut yang berwarna abu-abu.

"Teteh Fahdah sama Mas Aqmar dilarang memberitahu Zahir ya, biar Zahir sekali-kali mikir."

Ucapan Rafka sukses menghadirkan gelak tawa Fahdah juga Aqmar sekaligus Pak Ali Mustafid Papa mertua Zahir yang ikut tertawa juga karena melihat sang menantu kesusahan menebak jenis kelamin anak Rafka yang baru lahir itu.

"Aduh aku menyerah Raf, susah banget menebaknya soalnya wajah bayi yang baru lahir itu nggak bisa ditebak jenis kelaminnya."

Akhirnya Zahir menyerah setelah beberapa saat mencoba menebak jenis kelamin bayi yang tengah anteng tertidur di samping Faysha setelah tadi Rafka menaruhnya untuk menyambut kehadiran anggota keluarganya yang sedang menjenguk sang anak yang baru dilahirkan sekaligus menjenguk istrinya yang baru melahirkan.

"Alhamdulillah Hir anak aku laki-laki, sama seperti anak kamu, laki-laki juga kan."

Zahir senang sekali ketika mendengar pernyataan Rafka yang menyatakan bahwa anaknya berjenis kelamin laki-laki, artinya Zahir dan Rafka sama-sama mempunyai anak laki-laki dan sepertinya persepupuan sekaligus persahabatan mereka akan diteruskan oleh anak-anak mereka.

"Alhamdulillah kalau anak kamu laki-laki Raf, itu artinya persepupuan kita sekaligus persahabatan kita akan diteruskan sama anak-anak kita ya, lebih tepatnya jagoan-jagoan kita."

Rafka baru tersadar akan ucapan Zahir yang memang benar. Rafka akhirnya ikut bahagia seperti Zahir yang sudah sumringah.

"Iya ya Hir, maa syaa Allah, Allah memang baik banget sama kita, oh iya bagaimana kabar anak kamu si Zayyan ya namanya?, dia sehat-sehat saja kan?"

"Alhamdulillah Zayyan jagoanku sehat-sehat saja, oh iya Faysha ada salam dari Zalika sama Mama mertua aku, sekaligus permintaan maaf karena nggak bisa menjenguk kamu soalnya Zalika kan lagi masa nifas dan Mama mertua aku bantuin jaga Zayyan, jadi cuma aku sama Papa yang bisa jenguk kamu."

Faysha tidak mempermasalahkan ketidakhadiran Zalika dan Ibu Zarinah untuk menjenguknya karena ia juga mengerti akan kondisi Zalika yang baru satu minggu juga melahirkan.

"Iya Mas Zahir nggak apa-apa kok kalau Mbak Zalika dan Ibu Zarinah nggak bisa jenguk aku, yang terpenting doakan saja semoga aku cepat pulih dan bisa segera pulang ke rumah."

"Aamiin," ucap semuanya mengaminkan ucapan Faysha yang menjadi doa bagi dirinya juga anaknya.

"Oh iya ngomong-ngomong sudah siapkan nama belum untuk bayinya?," tanya Fahdah ditengah-tengah obrolan mereka. Faysha pun menoleh ke arah Rafka sehingga membuat Fahdah ikut menoleh juga. Rafka yang merasa diperhatikan oleh kakak beradik yang cantik-cantik itu akhirnya membuka suara untuk menjawab pertanyaan sang Teteh iparnya.

"Alhamdulillah, kami sudah menyiapkan nama yang bagus untuk anak kami Teh," balas Rafka dengan bahagia karena sudah menemukan nama yang bagus untuk anak pertamanya yang ia pikirkan sudah dari jauh-jauh hari sedangkan Faysha tidak ikut-ikutan dalam menyiapkan nama untuk sang anak karena dia mempercayai sang suami untuk memberikan nama yang baik dan bagus artinya kepada buah cinta mereka.

"Iyah sini sayang, lihat adik bayi, anaknya Techa, lucu banget lho Nak, seperti adik Akif waktu bayi," ujar Fahdah kepada Taqiyyah yang tengah berada di gendongan sang Buya. Sepertinya  Taqiyyah sedang manja kepada Buyanya sampai tidak mau turun dari gendongan Aqmar.

"Iyah itu sana dipanggil Amy, lihat Adik bayi."

Akhirnya dengan sekali ucapan Taqiyyah langsung menurut dan turun dari gendongan Aqmar untuk melangkahkan kaki menghampiri Fahdah yang tengah duduk di samping Faysha bersama bayinya yang sedang membuka matanya secara perlahan-lahan.

"Amy Adik bayinya bangun, matanya melek," ucap Taqiyyah dengan lucunya ketika melihat kedua pelupuk mata bayinya terbuka secara perlahan.

"Iya Sayang, Adik bayinya bangun, ayo sayang beri salam sama Adik bayinya."

"Assalaamu 'alaikum Adik bayi, ini Kakak Iyah, alhamdulillah Adik bayi sudah keluar dari perut Techa, nanti kita main bareng ya Adik bayi sama Kakak Iyah sama Adik Akif juga."

Semua orang yang berada di ruangan pun ikut tersenyum bahagia serta gemas melihat Taqiyyah dengan polos dan lucunya mengajak bayi mungilnya berbicara kemudian mengelus-elus serta mencium pipinya berkali-kali.

❤❤❤❤❤


~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~

Продовжити читання

Вам також сподобається

52.9K 4.3K 34
Judul sebelumnya=> AniaNdra "Aku adalah korban dari tindak kejahatanmu yang telah mencuri perhatianku sejak awal, dan dari muslihatmu dalam membuat s...
1.4M 209K 39
SUDAH PINDAH DI APK KUBACA. PART SUDAH TIDAK LENGKAP! SILAHKAN CARI DENGAN JUDUL DAN NAMA PENA YANG SAMA DISANA! ^_^ [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Hidup k...
Assalamu'alaikum My Wife [END] Від ani 🕊️

Філософія та духовні розповіді

575K 48.1K 33
SELESAI [PART MASIH LENGKAP] [𝗦𝗽𝗶𝗿𝗶𝘁𝘂𝗮𝗹-𝗥𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲] 𝗙𝗼𝗹𝗹𝗼𝘄 𝗮𝗸𝘂𝗻 𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱𝗸𝘂:) ⚠️𝗗𝗜𝗟𝗔𝗥𝗔𝗡𝗚 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧⚠️ •••• ...
3.4K 266 36
"Sejak pertama ketemu,aku sudah memiliki rasa pada dirimu" -Ahrul LBMN! {DI HARAPKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!} Start:25 januari 2023 Finish:14 a...