Assalaamu 'alaikum Readers
Selamat membaca jodoh spesial
Semoga suka & semoga bermanfaat
❤❤❤
"Assalaamu 'alaikum."
Rafka dan Faysha baru saja masuk ke dalam rumahnya dan langsung disambut oleh Ilyas dan Hasna yang senang sekali melihat anak dan menantunya akhirnya kembali lagi ke rumah mereka.
"Wa 'alaikumus salaam, Acha," sambut Hasna seraya memeluk Faysha dengan penuh kasih sayang, lalu menuntun Faysha untuk duduk kemudian disusul oleh Rafka dan Ilyas.
"Acha..., Mama kangen sama kamu, kangen berisiknya kamu, rumah ini jadi sepi ditinggal kamu Cha."
Faysha hanya bisa tersenyum merespon ucapan Hasna yang mengerti akan kondisi hati Faysha yang masih belum sepenuhnya pulih.
"Faysha wajah kamu kok pucat?, kamu sakit?," tanya Ilyas yang merasa cemas melihat wajah Faysha yang pucat tidak seperti biasanya.
"Faysha nggak apa-apa Pa, cuma pusing saja," ucap Faysha lirih.
Rafka begitu khawatir dengan keadaan Faysha yang memang kurang enak badan karena sering tidak makan belakangan ini.
"Pa, Ma, Rafka sama Faysha pamit ke kamar ya, Faysha harus banyak istirahat."
Ilyas dan Hasna hanya bisa menganggukkan kepala. Lalu Rafka beranjak membawa Faysha ke kamar mereka di atas. Begitu perhatian sekali Rafka sampai menyentuh hati Faysha karena memang baru kali ini Rafka sebegitu perhatiannya terhadap Faysha. Apa karena keadaan yang memaksakan Rafka untuk memberikan perhatian kepada Faysha?, entahlah hanya Rafka yang mengetahuinya.
"Kamu istirahat ya, jangan banyak pikiran, kamu harus jaga kesehatan," ucap Rafka mengingatkan Faysha untuk menjaga kesehatan badannya, Faysha hanya bisa menganggukkan kepala saja.
"Saya keluar dulu ya."
Faysha hanya bisa menganggukkan kepala. Lalu dengan berat hati Rafka beranjak untuk keluar dari kamar mereka agar Faysha bisa istirahat dengan tenang.
❤❤❤
Setelah keluar dari kamar rupanya Rafka menghabiskan waktu di dapur untuk membuatkan Faysha sayur sop. Rafka sangat pandai sekali dalam hal memasak, maklum namanya juga anak Mama sehingga sebelum menikah dengan Faysha, Rafka selalu menghabiskan waktu liburnya untuk membantu Hasna memasak, sehingga secara tidak langsung Rafka sudah belajar memasak dari sang Mama karena kebiasaannya yang suka membantu mamanya.
"Alhamdulillah selesai, semoga Faysha mau makan sayur sop ini, karena tubuhnya membutuhkan asupan dan sayuran ini sangat baik untuk tubuhnya."
Rafka membawa mangkok yang berisi sayur sop dan tidak lupa membawa segelas air putih juga untuk Faysha.
Dengan berat hati Rafka harus membangunkan Faysha yang sepertinya sedang tertidur tetapi ini demi kebaikan Faysha yang harus makan agar dapat meminum obat.
"Saya suapkan kamu ya."
"Aku bisa makan sendiri," ujar Faysha yang menolak tawaran Rafka untuk menyuapinya lagi seperti kemarin. Faysha mulai mencicipi sayur sop buatan Rafka, sepertinya Faysha menyukai sayur sop itu walaupun makannya pelan tetapi Faysha hampir menghabisinya.
"Alhamdulillah kalau kamu suka dengan sayur sop buatan saya Faysha, semoga kamu cepat sehat seperti sedia kala, jujur saya rindu kamu yang dulu, rindu tingkah lucu kamu, rindu kamu yang selalu cari perhatian saya, dan selalu menggoda saya," tutur Rafka dalam hati sembari tersenyum karena mengingat tingkah lucu Faysha kemarin-kemarin.
Ilyas dan Hasna tidak jadi masuk ke dalam kamar Faysha karena melihat Rafka yang begitu perhatian terhadap Faysha. Senyuman pun terukir di wajah keduanya lalu saling memandang satu sama lain kemudian tertuju kearah Rafka dan Faysha lagi.
"Alhamdulillah ya Pa, akhirnya Rafka mau bersikap lembut dan perhatian sama Faysha, ini yang Mama tunggu dari kemarin-kemarin," ucap Hasna dengan lirih karena takut kedengaran Rafka yang tengah menemani Faysha makan sayur sop buatannya.
"Iya Ma, alhamdulillah, Papa senang lihatnya, semoga mereka akan seperti ini terus dan saling mencintai, mungkin ini adalah salah satu hikmah dari kepergian Fathian, mereka bisa semakin dekat dan Rafka mulai memberikan perhatian kepada Faysha," sambung Ilyas yang tak kalah senang juga melihat hubungan anak dan menantunya semakin dekat dan membaik.
Rafka dan Ilyas baru saja selesai sholat isya' berjamaah di masjid yang lumayan dekat dari rumahnya. Jika saat libur Rafka memang sangat rajin sholat berjamaah di masjid karena dia merasa seorang muslim yang diwajibkan sholat berjamaah di masjid karena jika sholat di rumah itu namanya muslimah bukan muslim.
"Assalaamu 'alaikum."
Rafka mengucapkan salam dengan lirih saat masuk ke dalam kamarnya yang terlihat sepi. Rupanya Faysha tengah terbaring di kasur empuknya dengan mata terpejam. Rafka tersenyum menatap wajah tenang sang istri yang sedang memejamkan kedua matanya.
"Astaghfirullahal adziim, Faysha badan kamu panas sekali," ucap Rafka terkejut begitu menyentuh tangan dan dahi Faysha yang memang terasa panas.
"Faysha kamu dengar saya?, Faysha..." panggil Rafka mencoba membangunkan Faysha untuk memastikan bahwa Faysha tidak pingsan.
"Faysha."
Akhirnya tindakan Rafka untuk mengguncang-guncangkan pipi serta bahu Faysha dengan pelan membuahkan hasil. Faysha membuka matanya dengan mata menyipit dan terdengar Faysha merintih pelan sehingga membuat Rafka cemas dan sangat khawatir.
"Faysha kita ke rumah sakit ya."
Dengan pelan Faysha menggelengkan kepala membuat Rafka semakin khawatir akan keadaan Faysha yang tiba-tiba sakit.
"Kalau begitu saya kompres saja ya."
Tawaran Rafka yang kedua kalinya itu akhirnya mendapat anggukan kepala oleh Faysha. Tidak mau berlama-lama Rafka langsung menuju dapur untuk mengambil baskom yang sudah diisikan air hangat dengan saputangan untuk mengompres. Dengan sangat telaten Rafka mengompres dahi Faysha yang sangat panas, tetapi Faysha malah menggigil membuat Rafka tak tega melihatnya dan langsung merapatkan selimut tebal ke seluruh tubuh Faysha tetapi tetap saja Faysha masih menggigil.
"Ya Allah Faysha....kamu menggigil," tutur Rafka yang tanpa pikir panjang langsung memeluk tubuh Faysha yang membutuhkan kehangatan.
"Rafka....dingin...," ucap Faysha dengan suara lirih dan terus merintih kedinginan membuat Rafka semakin cemas dan khawatir saja.
Rafka mempererat pelukannya agar rasa dingin ditubuh Faysha menyurut dan menumbuhkan kehangatan di tubuh Faysha. Akhirnya Rafka bisa bernapas lega ketika Faysha sudah tenang dan tidak menggigil lagi, bahkan Faysha sudah mulai memejamkan matanya lagi. Rafka mulai melepas pelukannya karena takut mengganggu tidur Faysha padahal sebenarnya Rafka masih ingin berlama-lama memeluk tubuh Faysha. Rupanya keinginan Rafka terkabul saat dirinya akan melepas pelukannya. Faysha justru menahannya.
"Jangan dilepas, aku moho," pinta Faysha yang masih memejamkan mata.
Rafka mengikuti permintaan Faysha untuk tidak melepas pelukannya dari Rafka bahkan Rafka langsung mengelus-elus pucuk kepala Faysha yang ditutupi rambut tebalnya.
"Saya berharap semoga kamu cepat sembuh Faysha, jujur melihat kamu sakit seperti ini rasanya saya juga ikut merasakan sakit, dan saya merasa kehilangan sosok kamu yang dulu, sosok yang periang dan nggak pernah mengeluh," ucap Rafka membatin sembari menatap wajah Faysha yang masih pucat, Rafka pun tak tega rasanya melihat kondisi Faysha yang belakangan ini melemah.
❤❤❤
Setelah beberapa jam tertidur, akhirnya Faysha terbangun. Faysha tersenyum kecil ketika mendapati suaminya sedang tertidur disampingnya. Dan wajah mereka begitu dekat. Raut wajah Rafka terlihat lelah sekali. Faysha menjadi merasa bersalah lantaran dirinya yang sakit membuat Rafka harus mengurusnya sampai kelelahan seperti itu.
"Maafkan aku ya Raf, gara-gara aku sakit, kamu sampai capek seperti ini, terima kasih Raf, sudah mau berbaik hati merawat aku yang lagi sakit, kamu memang suami yang baik."
Dengan lembut Faysha membelai pipi Rafka dan sepertinya Rafka merasakan kenyamanan sampai Ia enggan untuk terbangun dari tidurnya malah Rafka semakin memperdalam mimpi indahnya.
❤❤❤❤❤
~Cerita ini hanyalah karangan Ukhfira semata, dan berharap dapat diambil manfaat serta pelajaran yang tertuang dalam cerita ini untuk kehidupan kita agar lebih baik lagi~