Shoplifting Heart

By clumsykey

168K 15.9K 3.6K

|COMPLETED| Alvero Ragandra Ghiffari. Cowok yang dikenal sebagai biang onar SMA Garuda. Balapan, mengusili t... More

Prakata
1. Carrissa Agatha Renafa
2. Alvero Ragandra Ghiffari
3. Asap
4. Pink
5. Ulah Raga
6. Awal Malapetaka
7. Manis
8. Saturday Night
9. Bingung
10. Penolakan dan Kecewa
11. Bom!
12. Mood
13. Maaf
14. Raga's Family
15. Menunggu
16. Different Way
17. Lelah
18. Sweet Hope
19. The Reason
20. Penasaran
21. Dilema
22. Déjà vu
23. Terbuka Satu Rahasia
24. With You
25. With You [2]
26. Beautiful Mistake
27. Penawaran
28. Kecewa
29. I Like You
30. Dating
CAST
31. Debaran
32. Penjelasan
33. Kecewa (2)
35. Break Up
36. Kelulusan dan Akhir
37. I Love You
38. Kenangan
39. See You
40. Meet | Akhir Kata

34. The Truth

2.5K 199 6
By clumsykey

"Tumben ngumpul?" Sindirian Rassya begitu kentara di telinga dua orang cowok yang sedang bermain ps tapi tidak sama sekali mengeluarkan suara seperti biasanya.

Rassya masih tidak mengalihkan matanya dari komik yang ia baca. Sampai beberapa menit kemudian, karena tidak mendengar sahutan dari keduanya, Rassya mendongak sembari berdecak kesal.

"Tuli?" Rassya berucap datar, kesal, penuh penekanan.

Masih tidak ada jawaban dari keduanya, Rassya melempar komik yang ia baca tadi ke atas meja kayu yang ada di depan sofa.

Kedua manusia yang disindir tadi menoleh ke arah Rassya dengan memasang wajah datar. Namun, masih tidak mengeluarkan suara apapun.

Rassya menghela napas kasar. Merasa percuma, Rassya bangkit dan berjalan keluar dari base camp.

Hening. Suasana seperti itu semenjak Rassya keluar meninggalkan mereka berdua. Hanya suara dari televisi yang terdengar mengisi keheningan tersebut.

"Jauhi Rena."

Adnan memandang Raga dengan tatapan datar, mengintimidasi. Raga yang mendengar ucapan Adnan mengangkat sebelah alisnya.

Namun tidak lama, Raga mengerti. Sambil terkekeh pelan, terkesan hambar, Raga berkata. "Tanpa lo minta, gue bakal lakuin."

Adnan mengedikkan bahu, memilih untuk memandang televisi. "Bagus."

"Sampah. Kalau tujuan lo nyuruh gue datang ke sini cuma bilang itu." Raga mendesis, ia meletakkan stik ps di lantai begitu saja.

"Lebih sampah lagi teman makan teman," balas Adnan tidak kalah sengit.

Tatapan keduanya beradu sengit. Raga dengan ketidakpeduliannya, Adnan dengan kemarahan tertahannya.

"WHAT'S WRONG, BRO?!" Seruan itu menggema di dalam base camp. Leon yang tidak tahu situasi seenaknya duduk di tengah-tengah keduanya yang saat ini menatapnya dengan malas. Disusul dengan Rassya yang duduk di sebelah Leon.

"Eh Ga, tadi Rena nyariin lo, gue jawab nggak tahu, eh taunya lo di sini." Leon meraih snack yang ada di sana. Berkata seperti itu, ia dengan santai melahap snack tersebut tanpa tahu situasi.

Menyadari situasi yang salah, Leon malah tertawa tanpa dosa. "Ups! Salah ngomong nih gue!"

"Ingat kata-kata gue, Ga." Adnan memandang Raga diam, datar, terkesan mengintimidasi.

Raga mengangguk acuh.

Leon tengah berpikir sesuatu, tak lama ia tersenyum lebar. "Gue tahu lo berdua suka cewek yang sama. Gimana kalau, lo berdua balapan, yang menang dapat tuh cewek!" Dia tiba-tiba berkata seperti itu dengan santainya.

Ketiga cowok yang mendengarkan penuturan Leon tersebut, mengajukan kepalan tangan ke arah Leon.

"Lo kira Rena apaan, Anjing?" Raga terlebih dahulu bersuara. Ia merasa marah pada Leon. Seenaknya cowok itu menjadikan Rena bahan taruhan.

Rassya hanya menggeplak kepala Leon yang sepertinya sudah kehilangan kewarasan.

Adnan menarik kerah baju Leon, yang dibalas Leon dengan tarikan sebelah alisnya. "Lo ngomong pikir dong! Lo kira cewek gue apa?" Adnan mendesis marah.

Leon terkekeh geli. "Slo, Bro. Yaudah gini, daripada lo berdua dieman gini gara-gara cewek, mending ntar malam kita balapan. Nggak ada taruhan deh!" Leon mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke hadapan mereka bertiga.

Leon menunggu respon dari ketiganya. Seulas senyum lebar terukir di bibirnya saat salah satu di antara mereka mengangguk menyetujui.

♣️♣️♣️

Rena mengerjapkan kedua matanya saat melihat Raga hanya berjalan melewatinya saja. Sudah dari kemarin ia mengirimkan chat pada cowok itu, tapi tidak kunjung diberi balasan.

Rena menyamai langkah Raga di koridor sekolah yang ramai karena sudah waktu pulang sekolah. "Mau tutor di mana?" tanyanya sambil sesekali menatap wajah samping Raga.

Raga bergeming. Tidak menghiraukan pertanyaan Rena. Ia terus berjalan menuju parkiran motor.

"Ga, tunggu!" Rena berhasil menahan lengan Raga karena cowok itu mempercepat langkah kakinya.

Tidak sedikitpun Raga menatapnya. Cowok itu berdiri di hadapan Rena dengan tatapan yang ia arahkan ke lain arah, asalkan tidak menatap wajah Rena.

"Lo kenapa, sih? Gue ada salah sama elo?" tanya Rena dengan suara pelan, tersirat emosi. Ia sengaja memelankan suaranya karena tidak mau memancing perhatian di parkiran sekolah yang ramai.

Banyak mata yang memandang ke arah mereka dengan pandangan ingin tahu. Dua orang yang lagi hangat-hangatnya diperbincangkan di seantero sekolah.

Raga melirik tangan Rena yang masih menahan lengannya. "Awas!" Cowok itu mengisyaratkan agar Rena melepas cekalan tersebut.

Menyadari itu, Rena melepasnya. Tidak butuh waktu lama, Raga kembali melanjutkan langkahnya tanpa menjawab satupun pertanyaan Rena yang sudah ia lontarkan.

Rena melotot kesal. Dengan menghentakkan kaki dengan kesal, Rena membalikkan badan dan melangkah menjauhi parkiran sekolah. Di koridor ia bertemu Adnan yang menatapnya dengan sedikit heran.

"Kenapa gitu mukanya?" Adnan tiba di depan Rena.

Rena mendengus kesal. Memilih tidak menjawab pertanyaan Adnan. Adnan menghela napas panjang, ia menarik bahu Rena untuk ia rangkul kemudian melangkah bersama menuju parkiran sekolah.

♣️♣️♣️

"Jauhin cewek gue, Ga." Adnan menatap Raga dengan tajam.

Raga yang semula berbaring di kursi panjang belakang sekolah, bangkit dan membuka kedua matanya. "Apalagi?" Desisnya tidak suka, merasa terganggu karena waktu tidurnya diusik.

"Lo kalah balapan. Jauhi cewek gue."

Raga mengangkat sebelah alisnya. "Lo niat jadiin dia taruhan?"

Adnan tidak menjawab.

"Oke kalau itu mau lo. Sesuai taruhan kemarin, lo menang, gue kalah. Gue mundur, karena memang seharusnya begitu." Raga menepuk-nepuk kencang bahu Adnan. Sebenarnya ini sudah rencana. Bisa saja ia mengalahkan Adnan di arena balapan, tapi semuanya akan menjadi rumit jika ia yang memenangkan.

Raga tahu ucapan Leon soal balapan tidak sepenuhnya dibatalkan. Buktinya Adnan kembali mengungkit soal itu.

"Gue pegang omongan lo. Lo bisa cari cewek lain, tapi jangan cewek gue. Gue nggak mau persahabatan kita hancur gara-gara cewek." Adnan meredam amarahnya. Ia tidak mau kejadian yang dulu terulang kembali.

"Claretta?" Raga menembak sasaran.

Adnan mengangguk. "Gue nggak mau kehilangan lagi. Lo tahu gimana sayangnya gue sama Claretta. Ada Rena gue bersyukur, wajah dia ngingatin gue sama Claretta."

"Jadi, selama ini lo anggap dia Claretta?"

Lagi-lagi Adnan mengangguk. "Dia satu-satunya cewek yang gue cinta, Ga. Gue nggak bakal bisa lupain dia. Awalnya iya, tapi kelamaan gue sadar kalau Rena bukan Claretta. Tapi nggak menutup kemungkinan kalau tiap harinya gue masih anggap dia Claretta."

"Lo brengsek, Nan." Raga mendesis.

Adnan menunduk. "Gue tahu, lo juga anggap Rena sebagai Caca, kan?" Ia kembali mendongakkan wajah.

Giliran Raga yang terdiam. Persepsi Adnan tidak salah. Memang sedari awal ia menganggap Rena adalah Claretta. Karena rasa penyesalan itu terus menghantuinya.

Sebelum Raga menjawab, kedua matanya menangkap siluet punggung seorang cewek yang berlari meninggalkan halaman belakang sekolah.

Raga memejamkan matanya. "Lo kejar Rena. Dia denger semuanya," ujar Raga.

Adnan mengepalkan kedua telapak tangannya. Ia mengumpat sembari membalikkan badan dan mengejar Rena yang sudah menjauh.

Raga mendudukkan bokong di kursi panjang tersebut. Ia mendesah pelan. Kemudian senyuman tipis terukir di bibirnya.

♣️♣️♣️♣️
Jeng jeng jeng...

Beberapa part lagi end ya+ epilog. Semoga ntar suka sama endingnya, muehehe.

Btw, jangan lupa mampir ke Jaka & Dara sama Nathania yaa, gak kalah seru kok, hehe😂❤️

50 comment, update, hehe

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 71.6K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
119K 11.5K 52
[Pemenang The Wattys 2023] Para penghuni menyebut satu rumah kos bertingkat yang berada di ujung jalan, dengan pohon mangga rindang berpenunggu dan p...
15.6K 221 11
PANDUAN SINGKAT UNTUK FEDERASI MAHASISWA
1.5M 21.8K 22
[SUDAH DITERBITKAN TERSEDIA VERSI CETAK SEBAGIAN DI HAPUS] masih banyak typo,tulisan yang jelek dan masih banyak kekurangan lainnya. Natasha Alicia L...