Memory Glass

De yulianawiddi

4.5K 869 118

Tak semua cerita berakhir bahagia. Sepasang merpati yang ditakdirkan bersama pun bisa berpisah. Mungkin akiba... Mai multe

prolog
MEMORY GLASS -1
MEMORY GLASS -2
MEMORY GLASS -3
MEMORY GLASS -4
MEMORY GLASS -5
MEMORY GLASS -6
MEMORY GLASS -7
MEMORY GLASS -8
MEMORY GLASS-9
MEMORY GLASS -10
MEMORY GLASS -11
MEMORY GLASS -12
MEMORY GLASS -13
MEMORY GLASS -14
MEMORY GLASS -16
MEMORY GLASS -17
MEMORY GLASS -18
MEMORY GLASS -19
MEMORY GLASS -20
MEMORY GLASS -21
MEMORY GLASS -22
MEMORY GLASS -23
MEMORY GLASS -24
MEMORY GLASS -25
MEMORY GLASS -26
MEMORY GLASS -27
MEMORY GLASS -28
MEMORY GLASS -29
MEMORY GLASS -30
MEMORY GLASS -31
MEMORY GLASS -32
MEMORY GLASS -33
MEMORY GLASS -34
MEMORY GLASS -35

MEMORY GLASS -15

113 23 0
De yulianawiddi

Apakah ini dunia yang nyata?
Atau aku yang tidak nyata didunia ini?
(AudyKirana)

Dikelas. Suara gaduh bergeming diseluruh sudut. Wajar saja, guru- guru sedang rapat untuk mempersiapkan pelaksanaan ujian Nasional bagi kelas 12. Aku tidak mau ambil pusing dengan beberapa kelakuan siswa lain yang menurutku tidak normal, lihat saja seorang ketua kelas berdiri diatas meja sambil bernyanyi memegang sapu, itu normal?

Yang aku lakukan hanyalah, berdiam diri sambil memandang cermin pemberian Zee, kata ia memandang diri sendiri dicermin dapat mengembalikan mood jadi lebih baik.
Aku masih menunggunya pulang, sejak kepergian-nya 2 bulan lalu. Zee berbohong. Dia pernah bilang kalau masih ada 5 bulan lagi waktunya disekolah ini, kalian ingat kan dia pernah bicara itu padaku?

Tapi nyatanya dia pergi begitu cepat, dua bulan menghilang dari penglihatan, menyisakan rindu yang menggebu. Iya aku rindu!

"Woi. Bengong aja lo " suara Tara yang kencangnya melebihi toak sekolah menambah mood ku berkurang, "Awas kesambet arwahnya mbk wa-"

"Zee."

"Hah?"

"Kak Alzee? Cowok kelas 12 yang deketin kamu itu?, kenapa sama dia?" kali ini Fika ikut-ikutan kepo.

"Dia pergi." Pergi tanpa tahu kapan kembali.

"Lo suka sama Alzee?" Pertanyaan yang sudah kuduga keluar dari mulut Tara. Aku mengangguk mengiyakan. Memang begitu kenyataannya, aku jatuh cinta dengan manusia teka teki itu.

"SERIOUSLY? Sejak kapan? "

"Gak tahu, perasaan ini datang tanpa diminta, perasaan ini menyiksa."

"Dia gak bilang mau pergi kemana ?"

"Hanya mengirim pesan" jawabku sambil menyodorkan ponsel yang berisi pesan dari Zee malam itu.

"Fikss. Itu kode namanya!" Kata Tara sambil menaikan kakinya diatas kursi. Aku menghela nafas padahal ia pakai rok!

"Maksud kamu?" Tanyaku pura-pura tidak tahu.

"Nih ya. Pertama, kalau Alzee gak suka sama lo terus buat apa dia ngabarin lo kalau dia mau pergi? Kenapa dia gak ngabarin gue?, eh ngapain juga 'kan kita gak kenal haha lupakan"

"Iya Ran. Tara benar, seseorang yang dianggap spesial untuk dirinya pasti akan memberi kabar disaat dia memutuskan perkara besar, karena baginya memberitahu orang yang menurut dia spesial itu sangat penting agar tidak membuatnya khawatir" Fika kali ini ada benarnya. Tapi aku tetap tidak setuju dengan keputusan Zee .

"Emang kak Alzee udah pdkt ya sama lo? Kapan? kok kita kagak tau"

"Pdkt?" Masih berlaku ya yang seperti itu?
"Tidak tahu" aku menggeleng pelan.
"Lagian, mana mungkin Alzee susah payah dektin bocah ingusan seperti aku, toh masih banyak senior cantik disekolah ini"

"Lo masih polos ternyata Ran,"

Fika menyahut "Cinta tidak memandang cover Ran se-- "

"Yaps. Kalau mandang cover itu nafsu namanya hahaha" Tara tertawa lepas menyambar kata-kata Fika.

Fika melirik kesal dan melanjutkan kalimatnya, "Cinta juga gak butuh penjelasan tentang ia mau kemana dan kehati siapa, yang dia cari cuma kenyamanan untuk singgah dan berteduh disana. Yah, anggap saja hati itu rumah, dan cinta mencari jalan pulang kerumah yang sesungguhnya. Rumah dengan penuh kenyamanan dan ketentraman."

"Mabeles mabeles, si jones berkumandang cinta. Mau dong hati eneng jadi rumahnya cinta " Tara tertawa, meledek Fika yang jarang berkata dan menasihati orang seperti barusan.

"Bodo amat"

"Dia kapan mau pulang?" Tanya Fika.

"Dia gak bilang"

"Bang Toyib kali ah gak pulang-pulang"

"Bisa diem gak sih burung beo!" Kata Fika kesal sendiri menghadapi sahabatnya ini. Aku hanya tersenyum, senang mendapat teman seperti mereka. Walau kadang cuek namun perhatian.

"Kali ini gue serius mau kasih pendapat dengerin." Kata Tara dengan nada sok serius, sambil mengubah posisi duduknya menjadi berdiri.
"Ran, kalau si Alzee beneran gak balik ke Indonesia itu tandanya emang lo cuma dijadikan mainan sama tu cowok, dan lebih baik lo pilih cowok lain, disini banyak yang ganteng kok"

Plakk
Fika yang sedari gatal lalu menonyor kepala Tara. "Itu bukan nasihat Tar! Itu namanya menghasut!" Fika menghela nafas panjang, "susah sih kalau bicara dengan orang yang belum pernah merasakan cinta!"

"Gue gak lasby!"

"Aku gakada bilang kamu lesby"

"Gue pernah suka sama cowok"

"Sekedar suka? Bukan cinta!"

"Yang penting itu udah nandain kalau gue masih normal, cinta itu cuma bisa nyakitin"

"Bukan cintanya, tapi orangnya!"

"Sama aja intinya nyakitin!"

"Beda!"

"Sama!"

"Be-"

"Stop. Kalian bikin aku tambah pusing deh!"

Tara menguap, "Iya, cinta emang bikin pusing Ran. Mending makan, ngomongin cinta gak bikin kenyang, yang ada laper!"

Tepat akhirnya suara bel berbunyi dipenjuru sekolah, tanda istirahat tiba. Setelah bertengkar mulut seperti biasannya, dua orang ini sudah kembali normal sekarang dan mengajakku untuk kekantin. Sudah kubayangkan ramainya kantin seperti apa?

"Tunggu sini, biar dedek Tara yang pesen" Hanya sekedar info, bahwa setiap kekantin yang pesenin aku dan Fika makanan adalah Tara, kenapa? Karena kata perempuan berjiwa laki itu 'gak ada kata mengalah untuk mengantri makanan'.

Ia datang dengan tiga mangkuk bakso dinampan "Cepet kan, Tara gitu loh" kebiasaan memuji dirinya sendiri.

"Sekarang. Berapa anak yang badanya udah ternodai sama kamu demi sesuap bakso ini?" Tanya Fika yang sudah kenal watak sahabatnya itu.

"Baru 5, itu juga belum pada ngerasain perihnya bersenggolan dengan sikut gue hehe. Eh tapi tadi pas gue mau nyerobot masuk ada cowok bilang gini 'duluan aja pesen', dia merelakan antriannya diambil sama gue, omegat meleleh dedek Tara. Mana orangnya ganteng, putih, rambut ala Zayn Malik dan hidungnya... ahhh perosotan TK kalah kali ya"

Aku ikut bergabung ke topik pembicaraan "Siapa namanya?"

"Gak tahu, gue gak tanya." Ia menepuk jidatnya sendiri "dia gak pakai nametag, tapi wajahnya akan selalu gue ingat dalam hati"

"Boleh minjem Rana sebentar?" Kata seseorang yang tiba-tiba datang ke meja kami. Refleks kami mendongak kearah, Reiza.

"Boleh. Sangat boleh " Tara yang kelihatanya salah tingkah dengan Reiza. Ohiya aku belum bercerita mengenai Reiza pada mereka.

"Ini cowok yang gue omongin barusan. Lo punya utang jawaban " bisik Tara pelan kearah telinga ku saat aku hendak berdiri.

Disini. Disamping koridor kelas 12 Reiza membawa ku untuk menjauhi kebisingan kantin.
"Mau ngomong apa?"

"Pulang sekolah bareng gue ya, nyari kado buat Mama ultah besok, gue bingung jadi butuh bantuan lo, mau kan? "

Ternyata Reiza adalah tipe penyayang orangtua, jarang kan cowok yang ingat tanggal lahir Mama-nya?

"Boleh."

"Lo gak keberatan 'kan?"

"Enggak kok lagian dirumah aku bosen lihat abang-abang sinetron"

"Abang-abang sinetron?"

"Cowok depan tv yang setiap saat nonton sinetron, siapa lagi kalau bukan abang aku"

"Gemes" dia mengacak rambutku lalu berlari cepat.

Bel masuk menyambut jam pelajaran selanjutnya, kelas ku hari ini praktek voli dan sialnya aku tidak bisa main voli, pegang aja jarang.

"Woi Ran, pokoknya gue perlu penjelasan sedetail-detailnya!"
Tara berlari menghampiri aku dipinggir lapangan yang tengah siap siap untuk memulai permainan voli.

"Soal Rei?"

"Jadi namanya Rei!"

"Kenapa kamu bisa kenal sama itu cowok Ran?" Fika datang dan mengambil posisi untuk melempar bola voli.

"Hm, waktu itu pas lagi pemberian gelar Queen dan King, terus dia tanya nama aku."

"Tapi, lo gak suka 'kan sama dia?" Tanya Tara yang mulai serius.

Aku dan Fika langsung menoleh kearahnya dengan lekat, tumben sekali biasanya jika sudsh berhubungan dengan cowok dia yang paling tidak mau tahu.

"Enggak, aku cuma temenan sama dia, hng kayaknya ada yang bakal gak jomblo lagi nih" kataku ikut meledek Tara

"Bukan gitu, adem aja ngeliat cogan kek dia hahaha"

"Halah alasan, bilang aja kamu suka kan?" Kata Fika sambil melakukan teknik passing.

"Perlu bantuan gak Tar, biar tambah dekat sama Rei?" Kataku sambil melihat Tara melakukan teknik servis.

"Big no! Gue gak mau ngejer cowok duluan hukumnya haram, harus cowok yang ngejer gue"

"Pede banget bakalan ada yang mau ngejer kamu?"

"Mulut lo bau cireng mbak Wati!"

"Mbk Wati udah meninggal, biarin aja kamu digentayangin"
Mbk Wati adalah pegawai kantin yang meninggal sebulan lalu, beritanya sempat gempar karena ia meninggal di area sekolah.

"Nih ya Fik, cewek itu takdirnya dikejar, bukan malah sebaliknya. Itu sangat tidak mencerminkan martabat kita sebagai wanita kalau ngejar cowok duluan"

"Tumben ngomong bener"

"Bodo amat!"

"Rana awas!"

Brukk.

***
Rasanya pening. Langit berputar putar menghiasi kepalaku. Mungkin kalau ini di dalam anime, rasanya seperti ada bintang-bintang kecil berputar-putar disana.

Didalam ruangan serba putih ini, aku terdiam

Sepi.

Tirai-tirai terbuka, menandakan tidak ada pasien lain selain aku.

Sesaat aku mendengar suara pintu berderit, menandakan orang lain yang masuk kedalam.

"Rei?"

Ia menyodorkan air hangat kepadaku.
"Udah enakan?"

Aku mengangguk. Bingung.
Kenapa tiba tiba cowok ini ada di UKS. Tahu dari mana dia jika aku disini?

"Kamu gak masuk kelas?"

" Gak ada guru"

"Hmm"

"Kenapa?"

"Kamu.. yang bawa aku ke UKS?"

"Tadi gue lagi jalan ketoilet terus liat lo pingsan"

Persis!

Sorot matanya, caranya mengedikkan bahu, cara bicaranya, dan nada suaranya yang membuatnya semakin mengingkatkan aku kepada Alzee. Aku butuh jawaban atas semua persoalan sekarang, tentang gerak tubuhnya, caranya menatapku, semuanya!

"Suster kemana?" tanyaku kemudian, mengalihkan semua ingatan tentang Zee.

"Lagi ke kantin" setelah ia menjawab, aku mengangguk. Kemudian tidak ada satu patah katapun yang terucap.

"Udah enakan belum? Masih bisa temenin gue cari kado gak?"

"Sudah, aku sudah baikkan"

"Yudah nanti gue tunggu di parkiran ya"

Aku mengangguk. Lalu ia keluar dari UKS. Andai saja Rei itu Alzee!

Continuă lectura

O să-ți placă și

ARGALA De 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Ficțiune adolescenți

6.8M 288K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
My Sexy Neighbor De F.R

Ficțiune adolescenți

842K 11.9K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
1.1M 42.4K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
237K 22.4K 29
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...