SO PRECIOUS (PART COMPLETE)

By nonameformacity

8.6K 1.3K 1.1K

Cinta itu sebenarnya identik dengan kata 'EGOIS. Sama seperti kamu. ~Veily Seirania ----- Karena egoku yang t... More

Prologue
(1) Tentang Dia Yang Tak Ku Kenal
(2) Tentang Dia Yang Tak Ku Kenal <II>
(3) Realita
(4) Realita <II>
(5) Mencoba Melupakan
(6) Luka
(7) Perasaan Iba
(8) Semangat Baru
(9) Gejolak Hati
(10) Tanda Tanya
(11) Perubahan
(12) Ketika Hati Tak Berdaya
(13) Bertahan
(15) Apa Tindakanku Benar?
(16) Apa Yang Harus Ku Lakukan?
(17) Permintaan Pertama dan Terakhir
(18) Bersamamu
(19) Seperti Mimpi
(20) Haruskah?
(21) Kebohongan Yang Terungkap
(22) Kebohongan Yang Terungkap <II>
(23) Alasan Sesungguhnya
(24) Mauku Apa Sih?
(25) Kamu Mencintaiku, Atau Tidak?
(26) Ketetapan Hati
(27) Penyesalan
(28) Jadilah Milikku!
(29) Rayhan POV~ (Bagaimana Cintaku Bermula Lalu Ku Akhiri)
(30) Sisi lain dari Rayhan
(31) Surprise?
(32) Surprise? <II>
(33) Keraguan
(34) Belenggu
(35) Aku Harus Sembuh
(36) Restu Papa
(37) Restu Papa <II>
(38) Keputusan
(39) Frustasi
(40) Aku Harus Pergi
(41) Accident
(42) Kamu Telah Pergi
(43) Memulai Hidup Baru
(44) Hal Tak Terduga
(45) Benci (Benar-benar Cinta)
(46) Benci (BBC II) <END>
(+++)

(14) Gundah

128 31 28
By nonameformacity

Menurut perkataaan sebagian besar orang, cinta mampu mengubah keburukan menjadi kebaikan dan yang baik menjadi sebaliknya.

Lalu aku? Berada pada tempat manakah aku saat ini?

Perasaanku selalu tak menentu. Hatiku gundah berkali-kali ketika Rayhan muncul dalam pikiranku.

Kini, sepertinya aku telah mengidap penyakit insomnia karena tak mampu melelapkan tidurku. Hingga aku sering terbangung di kala malam. Keraguan menyeruak keseluruh anggota tubuhku. Bagaimana tidak?

Aku mencintai seseorang yang akan segera bertunangan. Aku memang mengatakan akan memperjuangkan cintaku pada Rayhan. Tapi bagaimana caranya? Bagaimana dengan perasaan Karin? Hal yang ku lakukan, akan membuat Karin tersakiti. Lalu, apa ini tindakan benar? Aku tak mengerti, saat ini aku tengah buta arah. Tak tahu mana yang baik dan yang salah.

Mungkinkah aku akan menjadi perusak hubungan orang?

"Ya Allah. Tuntun hati hamba menuju jalan kebenaran yang Engkau Ridhai... Jika memang Rayhan tercipta untukku, persatukanlah kami. Namun jika tidak, bantu hamba mengikhlaskannya, Ya Allah...

"Aamiin." Itu pintaku pada Tuhan, seraya mengakhiri do'a dengan mengusapkan kedua tangan pada wajahku.

Aku pun membuka mukenah yang ku kenakan saat ini. Rambut sebahuku sedikit basah karena terurai. Aku Kemudian kembali ke atas ranjang tempat tidurku, berharap akan mampu terlelap kembali setelah mengadukan semua keluhanku pada Tuhan.

Aku memang bukan wanita Shalehah, tapi aku tak pernah meninggalkan Sholat. Aku mengerti sedikit tentang agama. Aku tahu, bahwa seorang wanita diwajibkan untuk berkerudung. Hanya saja, hatiku masih belum tergerak untuk berhijrah menjadi wanita yang benar-benar muslimah.

Aku sadar bahwa aku telah berdosa walau hanya menampakkan sedikit saja helai rambutku ke permukaan. Ayahku juga sering mengingatkan akan hal itu, tapi aku hanya menanggapinya cengengesan ketika ia menasihatiku seperti itu.

Saat ini pun, aku tengah merasa sangat berdosa karena bermaksud untuk mendekati Rayhan yang sudah mempunyai pasangan.

Aku tak tahu lagi harus bagaimana. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana kelanjutan kisah cintaku ini. Berharap Tuhan kan tetap mengijabah do'a hamba yang rendah ini.

***
*Keesokan harinya di Mall.*

"Kebiasaan banget sih, Sell. Aku kan lagi nggak mood main."

Bibirku mengerucut malas karena Selly tetiba sudah ada didepan pintu kamarku. Dia menjemputku pagi-pagi di rumah dan mengajakku ke Mall pada hari liburku.

"Tega kamu ya, membiarkan sahabatmu yang ucul ini pergi sendirian?" rengeknya dengan nada memelas.

Aku pun akhirnya mengalah lalu mengikuti permintaannya. Dan akhirnya, disinilah kami saat ini.

Berdiri di di tengah salah satu Mall terbesar di Jakarta, tempat ramai orang berlalu lalang yang sedang sibuk berbelanja. Tak jarang juga dari mereka yang pergi berdua bergandeng dengan pasangan mereka.

Sedang aku dan Selly? Kami hanya mengunjungi pusat perbelanjaan dan hiburan ini dengan teman-teman kami, hanya untuk sebatas nonton bioskop atau nongkrong mengerjakan tugas maupun menghabiskan waktu senggang kami.

Sejujurnya, aku meng-iyakan ajakan Selly karena tahu bahwa dia mengajakku ke Mall dengan maksud untuk menghilangkan kebosanan. Jika bukan karena itu, sudah pasti di karenakan dia sedang mengalami kesulitan.

Tidak sepertiku, Selly itu gadis yang ceria, dia pandai menyembunyikan masalah yang tengah di hadapinya dengan sangat baik.

Dia mengganti kesedihannya dengan menaburkan secarik senyum cerah yang selalu ia tampakkan tiap harinya. Dia hanya akan mengeluhkan kegelisahannya padaku ketika ia benar-benar tak mampu mengatasi masalahnya.

Terkadang, aku merasa malu kepada Selly. Dia telah mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya yang bisa dikatakan sedikit rumit.

Dia juga beberapa kali gagal dalam urusan percintaan, bahkan terkadang ia iseng mengikuti kencan buta dengan lelaki yang tak dikenalnya hanya untuk mencari kebahagiaan di tempat lain yang tak bisa ia dapatkan dari keluarganya yang sibuk sendiri dan sering mengacuhkannya.

Namun tetap sama, hingga sekarang dia masih belum menemukan kebahagiaan sejati yang di inginkannya, dia juga masih belum menemukan seseorang yang bisa menepis rasa sepi dihatinya dan tetap menjomblo sepertiku.

Selly benar-benar wanita tangguh, dia tak pernah bersedih, dia selalu tegar menjalaninya, dia tak pernah berhenti berusaha memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, toh dia juga masih muda.

Dia benar-benar menikmati hidupnya seperti tiada hari esok baginya, meski sesungguhnya dalam lubuk hatinya, dia tengah berkelana mencari kebahagiaan yang belum benar-benar ia temukan.

"Vei, gitu banget sih ngeliatin akunya? Kenapa? Aku makin cantik yah? Hahah," ujarnya seraya terkekeh. Tawa Selly membuyarkan lamunanku mengenai dirinya.

"Ihh. PD. Wleekk," balasku sembari menjulurkan lidahku mengejek.

Aku lalu berlari menjauhi amukannya sambil tertawa terbahak melihat ekspresi kesalnya.

Selly yang tak terima pun segera ikut berlari mengejarku. Kami bahkan tak memerdulikan tempat dan situasi ramai disekitar kami saat ini.

Hingga dengan sialnya aku pun terjatuh dan menabrak dua orang yang tengah asyik berjalan bersama.

Brukkk

Tubuhku membentur lantai, untung saja tak terlalu keras.

"Mbak. Hati-hati dong. Ini kan Mall. Bukan taman bermain. Untung saja istri saya tidak apa-apa," cerca salah seorang pria yang ku tabrak.

Aku pun segera berdiri dan membenarkan posisiku. Mataku spontan terpejam takut setelahnya.

"Maaf Mas, maaf Mbak. Saya tidak sengaja," ucapku sembari mengatupkan kedua tanganku rapat sebagai tanda perminta maafan. Wajahku tertunduk tak mampu menatap mata kedua orang tersebut.

"Iya. Tidak apa-apa. Lain kali tidak usah lari-larian di Mall ya Mbak!" sahut wanita yang di akui sebagai istri oleh pria yang mengomeliku.

Berbeda dengan suaminya, nada bicara wanita itu sangat lembut, dia menuturiku dengan halus.

Perlahan mataku terbuka lalu membalas tutur wanita itu dengan senyuman.

"Vei, cepet banget sih larinya," seru Selly tiba-tiba.

"Sstt! Diam dulu!" kataku menimpali ucapan Selly--bisik-bisik.

"Kalau begitu saya permisi dulu. Sekali lagi saya minta maaf." Aku kembali bersuara dan hendak menyingkir dari hadapan mereka.

"Tunggu!" Namun pria itu mencegatku.

Aduh mampus gue. Pasti dia mau ngomel lagi deh.

"I-iya?" jawabku ragu-ragu.

"Sepertinya wajah kamu tidak asing. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyanya penuh selidik.

Tiba-tiba melontarkan pertanyaan seperti itu, aku tidak mengerti. Dia menelusuri seluruh bagian wajahku dengan teliti. Aku yang merasa di pandanginya seketika menjadi risih.

"Mas. Kamu kenal sama gadis ini?" sahut istri pria itu.

"Ah. Tidak. Sepertinya aku salah lihat," sergahnya kemudian. "Kamu boleh pergi."

"Ba-baiklah kalau begitu."

Aku pun menarik napas lega, tanpa basa-basi aku segera melenggang pergi dan menarik tangan Selly untuk menjauhi mereka secepat mungkin.

Setelah satu detik kepergianku, samar-samar aku mendengar pria yang telah beristri tadi bersuara lantang.

"Ahh. Aku ingat sekarang," serunya sembari menjentikkan jari-jari tangan kanannya.

"Kenapa lagi, Mas?" tanya istrinya polos. Mungkin dia tengah mengerutkan keningnya kebingungan melihat tingkah suaminya sendiri.

"Hehe. Bukan apa-apa," sangkalnya cengengesan. "Dia itu-"

Tapi aku tak menoleh, terus melangkah jauh membiarkan saja mereka asyik dengan pembicaraannya.

"Ihh. Bapak-bapak tadi itu nyebelin banget tau nggak?" cibirku mengaduh kesal.

"Bapak-bapak? Masih muda ganteng gitu di panggil bapak-bapak? Matamu udah minus deh kayaknya Vei." protesnya balik mencibir.

Bukannya menanggapi curahan hatiku, dia malah berkomentar lain mengenai pria tadi.

"Iyalah bapak-bapak, kan udah punya istri." Aku pun membenarkan ucapanku sendiri.

"Pffttt. Hahaha." Selly tak menjawab lagi. Dia hanya tertawa melihat ekspresiku.

"Ihh Selly... Dari tadi cengengesan melulu ah. Aku kan lagi kesel."

"Lah, yang salah siapa? Kamu kan? Berhak dong kalau bapak ganteng tadi marah? Kamu sih, punya hobi kok jatuh sama nabrak orang. Kuwalat kan? Ini pasti gara-gara kamu suka ngerjain aku deh." Masih dengan tawanya dia menceramahiku, membuatku semakin sebal rasanya.

"Isshh... Malah ngeledekin lagi," cercaku sembari menyilangkan kedua tanganku kedepan dada.

Selly masih bertahan dengan tawanya. Dia terus meledekiku sepanjang jalan hingga kami tiba di salah satu restoran khas makanan jepang yang ada di dalam Mall ini.

Selly baru bisa diam setelah pelayan restoran ini datang dan menanyakan menu apa yang akan kami pesan.

Kami pun hanya tinggal menunggu beberapa menit sampai masakan siap dihidangkan di atas meja kami.

"Eh, Vei. Coba lihat kesana deh!" Ujar Selly sembari menunjuk arah pintu masuk restoran ini dengan jari telunjuknya.

Aku pun mendongakkan sedikit kepalaku dan menoleh ke arah yang Selly tunjuk.

"Itu Pak Rayhan bukan, sih?" tanyanya masih ragu.

Aku, seketika memicingkan kedua mataku untuk memastikan penglihatan Selly.

"Terus, cewek yang menggandeng tangannya itu siapa?" lanjutnya bertanya penasaran.




Bersambung.....

Coba tebak siapa orang yang Veily tabrak tadi?

Di tunggu VoMent.nya ya guys :)

Terima Kasih

Menerima Kritik dan Saran :)

Continue Reading

You'll Also Like

6.1M 706K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
30.3M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
54.6M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...