[3] My Wife Stella

By Alvarosha99

2.4M 63.7K 1.2K

Apa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjo... More

🍁 Chapter [1] 🍁
🍁 Chapter [2] 🍁
🍁 Chapter [3] 🍁
🍁 Chapter [4] 🍁
🍁 Chapter [5] 🍁
🍁 Chapter [6] 🍁
🍁 Chapter [7] 🍁
🍁 Chapter [8] 🍁
🍁 Chapter [9] 🍁
🍁 Chapter [10] 🍁
🍁 Chapter [11] 🍁
🍁 Chapter [12] 🍁
🍁 Chapter [13] 🍁
🍁 Chapter [14] 🍁
🍁 Chapter [15] 🍁
🍁 Chapter [16] 🍁
🍁 Chapter [17] 🍁
🍁 Chapter [18] 🍁
🍁 Chapter [19] 🍁
🍁 Chapter [20] 🍁
🍁 Chapter [21] 🍁
🍁 Chapter [22] 🍁
🍁 Chapter [23] 🍁
🍁 Chapter [24] 🍁
🍁 Chapter [25] 🍁
🍁 Chapter [26] 🍁
🍁 Chapter [27] 🍁
🍁 Chapter [28] 🍁
🍁 Chapter [29] 🍁
🍁 [Attention!] 🍁
🍁 Chapter [30] 🍁
🍁 Chapter [31] 🍁
🍁 Chapter [32] 🍁
🍁 Chapter [33] 🍁
🍁 Chapter [34] 🍁
🍁 Chapter [35] 🍁
🍁 Chapter [36] 🍁
🍁 Chapter [37] 🍁
🍁 Chapter [38] 🍁
🍁 Chapter [39] 🍁
🍁 [Friendship Favorable] 🍁
🍁 [Bonus Part 1] 🍁
🍁 [Bonus Part 2] 🍁
🍁 [SEQUEL?] 🍁
🍁 [Questions About My Wife Stella] 🍁
🍁 [SEQUEL :: My Wife Stella] 🍁

🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁

70.8K 1K 38
By Alvarosha99

Stella POV

Apa aku tidak salah mendengarnya? Suamiku memberi wasiat agar aku kembali rujuk? Ini bahkan lebih gila dari berita Hot di tv.

"Aku rasa ada kesalahan disana, Adam"ucapku.

"Ngga Mba, bener ko. Mba bisa baca sendiri nih"balas Adam.

Stella pun segera mengambil surat wasiat dari tangan Adam. Membacanya dengan lebih teliti. Namun hasilnya tetap sama, Samuel memang benar menuliskan hal tersebut untuk Stella.

"Apa yang kamu fikirkan, Mas! Kenapa kamu tega melakukan ini! Apa maksud kamu? Astaga!"batinku.

Adam masih memperhatikan wajahmu, dan mau tak mau aku pun segera kembali menyerahkan surat itu dengan wajah tenang meski sebenarnya hatiku tidak setenang itu.

"Oke Dam, Mba udah baca semuanya makasih ya. Maaf udah ngerepotin kamu harus kesini"ucapku.

"Ngga ko, Mba. Jadi... Mba akan menuruti keinginan Abang?"tanya Adam.

"Gimana ya, Dam. Mba sih gak mau rujuk kembali, tapi... Permintaan ini juga gak bisa Mba abaikan gitu aja"jawabku.

"Yaudah Mba, pikirin dulu nanti baru deh di omongin lagi"ucap Adam kemudian.

"Iya deh, ayo masuk dulu, Dam"balasku.

"Eh gak usah, Mba. Aku ada urusan lain soalnya"tolak Adam.

"Oh yaudah kalo gitu"sahutku.

Tak lama pun Adam pamit pulang. Aku pun segera masuk kembali kedalam. Semua ini tampak memusingkan bagiku, belum selesai masalahku dengan ibu mertuaku, mamah Sean. Ini sudah ada lagi masalah lain.

Drrtt drttt...
Getaran di saku celanaku membuatku tersadar, aku tak menyangka bahwa mamah Sean lah yang menghubungiku.

"Halo, Mah?"

"Halo Stella, Hmm bisa kamu kerumah Mamah sekarang?"

"Bisa Mah, aku akan beres-beres sebentar. Aku langsung kerumah Mamah setelah itu"

"Baiklah"

Aku segera merapikan rumah dan bergegas ke rumah Mamah Sean. Aku tidak ingin masalahku bertambah parah, dan aku tidak ingin sampai mamah membenciku.

🍁🍁🍁

"Assalamualaikum"salamku.

Tak berapa lama pintu pun terbuka dan nampaklah Ayah mertuaku, Albert.

"Walaikumsalam, ayo masuk, Nak"ucap Albert.

Ayah tidak marah padaku tapi Mamah...? Aku semakin gugup saat berjalan memasuki rumah sebesar itu. Dulu selalu ada Samuel di sampingku yang akan menguatkanku. Tapi kini... Astagfirullah. Aku tidak boleh terus menerus memikirkannya.

"Mamah..."

Sean pun menoleh saat namanya di panggil, ia juga sudah menantikan kehadiranku. Aku berjalan mendekatinya dan mencium punggung tangannya. Tidak ada penolakan darinya.

"Ada yang Mamah ingin sampaikan ke kamu"

"Apa, Mah?"

"Pertama Mamah ingin meminta maaf karna sudah melampiaskan kekesalan Mamah ke kamu, setelah Mamah pikir kamu tidak sepenuhnya salah. Yang kedua adalah Mamah ingin kamu tetap mengikuti kemauan Sam, yaitu tinggal dirumah itu. Lalu yang ketiga Mamah ingin Nadine yang akan menjalankan perusahaan jika sudah besar nanti dan itu juga jika perusahaan sudah kembali normal karna saat ini adam masih mengusahakannya. Lalu yang keempat Mamah ingin kamu... Kembali rujuk dengan Steven"

DEG.

Bahkan Mamah pun setuju dengan hal ini. Tapi kenapa? Apa aku membuat kesalahan lagi hingga aku harus kembali padanya.

"Aku yang seharusnya meminta maaf ke Mamah sudah merahasiakan semua ini, maafin aku, Mah. Aku juga akan tetap tinggal dirumah itu dan aku ingin Mamah dan Ayah juga bisa tinggal bersama denganku. Aku ngerti Mah, Mamah boleh meminta Nadine melakukan hal itu dan aku tidak akan menolaknya karna Mas Samuel juga sudah memberikan saham untuk Nadine yang harus ia pertanggung jawabkan nantinya. Tapi.... Untuk permintaan terakhir Mamah, aku tidak bisa"

"Kenapa? Bukannya itu sudah tertulis di surat wasiat juga? Apa kamu gak mau menuruti kemauan almarhum suamimu?"

"Cintaku sudah sepenuhnya milik dia, Mah. Tidak mungkin aku rujuk kembali dengan Mas Steve, lagipula aku berpikir untuk lebih fokus merawat David dan juga Nadine. Aku lebih baik sendiri seperti ini, Mah"

"Sayang... Samuel ingin kamu rujuk kembali pasti punya suatu alasan yang kuat. Mamah juga melihat perubahan sifat Steven yang semakin membaik. Keinginan Samuel agar kamu rujuk kembali mungkin... Untuk anak-anak. Apa kamu tidak berpikir bahwa mereka di saat umur sekecil itu harus kehilangan kasih sayang seorang Ayah. Apa kamu tidak sedih, Nak?"

"Aku sedih, Mah. Tapi... Aku tetap tidak bisa. Ini 2 hal yang berbeda. Antara diriku dan untuk anak-anakku. Aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaan anakku tapi tidak begini caranya"

"Lalu bagaimana caramu membahagiakan mereka dengan seorang diri? Kau pun saja belum tentu bahagia Stella, bagaimana bisa kamu membahagiakan anak-anakmu? Kalau kamu mau mereka bahagia dengan cara apapun maka ini adalah jalannya. Kembali dengan Steven itu yang harus kamu lakukan"

"Akan aku pikirkan lagi, Mah. Sekali lagi terimakasih Mamah sudah mau memaafkanku, aku tidak pernah membayangkan mempunyai mertua sebaik Mamah. Terimakasih, Mah"

"Sudahlah, mari kita buat lembaran baru dengan kejujuran. Bukankah itu yang di mau oleh Samuel kan?"

"Bagaimana Mamah bisa tau?"

"Seorang Ibu pasti tau keinginan anaknya meski tidak terucap oleh lidahnya"

"Baiklah, Mah. Mari kita buat lembaran baru yang lebih indah dengan kejujuran"

"Iya"

Aku merasa Tuhan masih menyayangiku dengan diberikannya mertua yang amat menyayangiku juga anakku, lalu orangtuaku yang terus mensupport aku juga. Aku sungguh bahagia, tapi mengapa aku juga harus kembali padanya? Apakah ini sudah takdir hidupku?

🍁🍁🍁

Steven duduk dengan serius di kursinya memeriksa tiap laporan dan kerjasamanya dengan perusahaan lain. Setelah kematian Samuel, Steven merasa menjadi dirinya yang dulu. Bekerja, bekerja, dan terus bekerja demi menghilangkan rasa rindu didadanya. Betapa ia ingin sekali melihat anaknya serta ibu dari anaknya.

TOK TOK~

"Masuk"

Tak berapa lama munculah sang Mamah dan juga Ayahnya. Ada apa ini! Tidak seperti biasanya mereka kompak mengunjunginya.

"Ada apa Mah, Yah?"tanya Steven.

"Kamu masih mau menutupi semua ini dari kami! Jawab Steve!"jawab Selena.

"Tunggu... Maksud Mamah apa si? Kenapa tiba-tiba datang langsung menyudutkanku seperti ini!"tanya Steven.

"Ahh... Kamu memang dari dulu gak pernah peka heran deh Mamah. Nih, barusan ada berita dan ini harus Mamah selidiki ke kamu"jawab Selena.

"Berita? Aku? Apa hubungannya sama aku emangnya?"tanya Steven bingung.

"Ya jelas aja ada dong. Ini masalah anak. Anak kamu dan Stella, kalian sempat mempunyai anak kan? Dan anak itu bernama David"jawab Selena gemas.

"Ba-bagaimana Mamah bisa tau hal ini? Gawat ini gawat, Stella pasti kesusahan menjelaskan tentang ini semua. Aku harus segera menjelaskan kalau tidak pasti Mamah yang akan nenyudutkan Stella nanti"batin Steven.

"Hmm gini Mah, aku bisa jelasin semuanya dan aku harap Mamah bisa lebih tenang ya. Ini memang rumit, dan aku tau ini semua adalah kesalahanku. Jadi begini ceritanya Mah..."ucap Steven.

Mengalirlah cerita itu dari bibir Steven tanpa ada yang terlewat kan sedikitpun. Hingga....

"Dasar anak bodoh! Brengsek kamu Steve!"ucap Michael.

"Mas... Sabar Mas"balas Selena cepat.

"Gimana aku bisa sabar!
Kamu udah keterlaluan Steven! Ayah pikir dengan menjodohkanmu dengan wanita sebaik Stella akan membuka matamu dari wanita ular itu. Tapi ternyata kamu masih saja tetap berhubungan dengan dia. Kamu benar-benar membuat Ayah malu"ucap Michael.

Selena pun hanya bisa beristigfar didalam hati. Ia tidak menyangka anaknya yang ia banggakan tega melakukan hal sejahat itu. Pantas saja Stella segera menceraikannya. Ini memang tidak bisa di maafkan.

"Kalau Mamah jadi Stella juga akan melakukan hal yang sama. Dari pada harus meminta pertanggungjawaban dari suami seperti kamu, mending Mamah urus sendiri aja tuh anak. Karna kamu bener-bener brengsek Steven!"

"Iya, Mah. Aku tau ini emang salahku makanya aku menebusnya dengan terus membantunya. Dengan begitu sedikit demi sedikit perasaan bersalahku akan hilang meski tidak sepenuhnya. Karna sekarang aku semakin dilema mah"

"Apa lagi yang bikin kamu dilema?"

"Aku mungkin juga menyimpan rahasia lagi pada Mamah dan Ayah. Ini tentang Milley, sebelum kematiannya Milley memintaku untuk berjanji satu hal"

"Berjanji? Janji apa memangnya?"

"Berjanji bahwa aku tidak akan menikah lagi, namun jika hal itu terjadi aku hanya boleh menikahi satu wanita saja... Yaitu hanya dengan Stella"

"APAAAA...!"

🍁🍁🍁

Aku duduk bersama putriku di belakang rumah, sedangkan David berada bersama dengan Mamah yang sudah kembali saat makan siang tadi. Aku menikmati sore dengan santai dan damai. Namun ketenanganku tak berlangsung lama karna sebuah tamu tak di undang datang kerumahku.

"Sayang... Ada Steven dan keluarganya tuh di depan, sepertinya mereka ingin membicarakan hal serius denganmu"ucap Cindy.

"Baiklah, Mah. Aku titip Nadine ya"balas ku.

Aku segera bangkit dan pergi menemui mereka di depan. Ini sedikit membuatku gugup, karna di benakku pasti ini ada kaitannya dengan David atau... Tentang surat wasiat itu yang mengharuskan aku rujuk kembali padanya. Sial. Aku belum siap untuk semua ini.

"Selamat sore Mah, Yah, Mas"sapaku.

Aku berusaha bersikap tenang menghadapi mereka saat ini. Agar semuanya berjalan dengan lancar.

"Sore sayang. Maaf ya kami datengnya mendadak. Jadi gini... Mamah baru denger ada berita mengejutkan siang tadi. Dan Mamah sudah tanyakan pada Steven mengenai hal itu, jadi..."ucap Selena.

"Ini tentang David kan? Maaf aku sudah membuat kalian kecewa atas sikapku, aku harap kalian bisa mengerti posisiku saat itu"potongku kemudian karna aku sudah tau ke arah mana ia akan berbicara.

"Eh... Ngga, sayang. Justru kami yang mau meminta maaf, kamu sudah melewati masa sulit saat itu dan kami tidak bisa membantumu. Maaf ya, kami sudah menjadi mertua yang jahat untukmu"balas Selena.

"Tidak Mah, Yah. Kalian tetap sebagai mertuaku yang baik, justru ini adalah pilihanku sendiri untuk menyembunyikan semuanya. Karna saat itu aku begitu takut melihat kekecewaan di wajah kalian juga wajah orangtuaku. Aku salah dan Mas Steven juga salah. Kami berdua memang sudah salah sejak awal"sahutku cepat.

Karna mereka tidak dapat disalahkan bukan?

"Maafin Mamah ya, Stella. Mamah benar-benar merasa bersalah karna membiarkan putra Mamah ini menyakiti kamu sampai sedalam itu, bahkan ingin rasanya Mamah mengutuk dia saat ini. Dasar anak tidak tau malu!"lanjut Selena kemudian.

"Sudahlah Mah, yang berlalu biarlah berlalu. Yang terpenting saat ini aku dan Mas Steve sudah berbaikan kembali. Dan hubungan kita juga tidak renggang, aku ingin kembali memulai dengan sebuah kejujuran"ucapku menyudahi pembicaraan ini.

"Tentu saja. Itu pasti sayang, Mamah sangat berharap hal itu terjadi. Dan... Mengenai David, apa benar ia mendapat sebagian dari harta yang Samuel tinggalkan?"tanya Selena.

Bagaimana dia bisa tau tentang hal ini? Surat wasiat itu bukankah hanya pihak keluarga yang mengetahuinya?

"Ya itu benar, baik Nadine ataupun David mereka mendapatkan bagiannya masing-masing. Ada lagi yang ingin ditanyakan?"jawabku.

"Ahh begitu. Sebenarnya Mamah ingin bahwa David hmm... Yang menjadi penerus generasi Vallerosha. Kamu tau kan sayang sudah sejak lama mamah mendambakan seorang cucu apalagi laki-laki"ucap Selena.

Sial. Ternyata benar dugaanku selama ini, berpikir Stella berpikirlah. Aha! Aku ada ide.

"Iya aku tau ko, Mah. Tapi aku tidak bisa membiarkan David menjadi penerus generasi Vallerosha untuk saat ini. Biarkan dia bersamaku hingga dia berumur 18 tahun. Dan aku akan melepasnya, karna di umurnya yang sudah tumbuh dewasa itu dia bisa berpikir sendiri apa yang harus dia lakukan"balasku.

Huhuhu. Aku tidak menyangka akan mengatakan hal seperti itu.

"Apa kamu berniat untuk menjauhkan David dari kami, sayang?"tanya Selena ragu.

"Ngga, aku gak bermaksud begitu. Aku hanya tidak ingin di umurnya yang begitu muda ini dia sudah terbebani dengan masalah ini. Kalian bebas menemuinya kapanpun dan memanjakannya bila perlu. Aku tidak akan membatasi hal itu. Tapi dia tetap bersamaku"jawabku.

"Baiklah, Mamah rasa juga David memang sangat membutuhkan dirimu. Mamah setuju dengan hal ini, kalo Ayah gimana?"tanya Selena.

"Ya setuju juga dong. Untuk kebaikan David apapun akan dilakukan"jawab Michael.

"Alhamdulillah kalo semua setuju dengan saranku"sahutku cepat.

"Tidak Stella, aku belum mengucapkan pendapatku"sela Steven kemudian.

"Memangnya Mas tidak setuju dengan hal ini?"tanyaku heran.

"Bukan aku tidak setuju. Pertama-tama aku ingin mengkonfirmasi mengenai berita yang juga sampai di telingaku siang tadi bahwa di dalam surat warisan Samuel ada yang berhubungan dengan kita kan? Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?"tanya Steven kemudian.

"Sial. Dia benar-benar menanyakan pertanyaan yang sulit. Dan dari mana dia mengetahui semua hal ini? Apa Adam di balik semua ini. Astaga! Ishani aku membutuhkanmu sekarang, Kumohon bantulah aku"batinku.

"Eng... Itu..."ucapku gagap.

"Ada apa, sayang? Apa ada sesuatu yang kami tidak ketahui? Dan apa maksud kamu Steven, tentang surat wasiat itu?"tanya Selena penasaran.

"Tadi siang sepulangnya Mamah dan Ayah, datang adam adik kandung Samuel. Dia membacakan bagian terpenting yang menyangkut diriku juga Srella, Mah. Adam mengatakan bahwa Samuel menginginkan bahwa aku dan Stella rujuk kembali"jawab Steven lancar.

"Apa? Ini berita yang sangat baik ya, Yah. Aduh, Mamah sampe nangis jadinya karna terharu"ucap Selena.

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan keluarga mertuaku juga mantan mertuaku ini. Mereka sama-sama bahagia mendengar berita ini. Tapi tidak denganku, Memangnya aku ini apa? Seenaknya di oper sana sini. Tapi... Jika aku melihat Nadine juga David entah mengapa aku jadi bimbang.

Mereka memang membutuhkan sosok Ayah, aku tau itu. Tapi kenapa harus rujuk dengannya? Apa di dunia ini tidak ada lagi pria lain? Atau duda keren misalnya. Rasanya aku ingin segera melihat anakku tumbuh besar dan aku bisa segera menikmati masa tuaku biarpun harus sendirian.

"Hey Stella, kau belum menjawab pertanyaan dariku"ucap Steven menyadarkanku.

"Ahh iya. Maaf aku sedikit tidak fokus. Baiklah mengenai hal itu aku..."balasku menggantung di akhir kata.

"Apa? Ayo cepat katakan sayang, Mamah sudah tidak sabar"celetuk Selena.

Dasar emak-emak. Baiklah aku akan katakan. Dan aku tidak boleh menyesalinya.

"Aku..."

"Kau...? Apa kau menerima atau menolaknya katakan dengan jelas Stella"

"Huh... Baiklah, aku akan katakan sekarang. Aku... Menerimanya"

"Alhamdulillah, ya allah"

Eh! Kenapa jadi banyak yang mengucap syukur?

"Sebenarnya, Mamah sudah menduganya kamu pasti mau berpikir ulang tentang hal ini"ucap Sean.

"Mamah! Ko ada disini?"tanyaku heran.

"Tentu saja, Mamah kan pengen ketemu cucu. Eh kebetulan kamu lagi ada tamu penting juga, jadi Mamah denger deh hehe"jawab Sean.

Tak lama dari arah belakang dapur muncul lagi seseorang yang tadi kunantikan kehadirannya, ya dia adalah Ishani dan Rahul. Mereka tersenyum lebar disana bersama dengan orangtuaku dan juga mertuaku. Sialan. Mereka rupanya sudah berada disana sejak tadi.

"Baiklah karna Stella sudah menyetujui hal ini. Maka mari adakan pesta"ucap Ishani.

"Astaga Ishani, tidak perlu lakukan hal itu"tolakku cepat.

"Eh harus seperti itu, Stella. Karna pernikahan adalah hal yang membahagiakan dan harus di rasakan oleh banyak orang, dengan berpesta semua akan bahagia. Ayo lah aku akan mengatur semuanya deh"sahut Ishani lagi.

"Tapi..."ucapku tertahan.

"Itu ide yang bagus Ishani aku jadi teringat dengan pernikahanku dengan Stella dulu, pestanya memang tidak meriah jadi tidak masalah jika sekarang kita adakan pesta yang meriah"potong Steven.

"Wahh ternyata calon suamimu setuju dengan ideku. Baiklah, ayo bicarakan tentang harinya lalu aku akan urus hal lainnya"sahut Ishani.

Aku hanya bisa terdiam menyaksikan betapa bahagianya mereka bahkan aku sendiri tak terasa ikut merasakannya. Tapi bagaimana dengan kamu Samuel? Apa kamu benar-benar rela jika aku rujuk kembali? Bukankah kamu sangat mencintaiku?

"Stella, jangan sering melamun kau harus aktif seperti biasa, ayo kemari ikutilah bersamaku. Sementara para orangtua membicarakan tanggal pernikahan kau ikut denganku menuju butik langgananku"bisik Ishani.

"Terimakasih Ishani, tapi aku sibuk. Bagaimana dengan lain hari?"tanyaku.

"Kau itu hanya sibuk melamun sejak tadi. Lebih baik kita bersenang-senang. Ayo lah..."jawab Ishani dengan semangat.

"Baiklah, aku memang tidak bisa menolak ajakkanmu"ucapku kemudian.

🍁🍁🍁

Beberapa Jam Kemudian~

Aku sudah berada di butik langganan Ishani. Disini terlihat ramai dan juga nyaman. Bajunya pun bagus, aku bisa menilai berapa uang yang harus ku keluarkan untuk membeli gaun itu.

"Mba, tolong carikan gaun pengantin terbaik untuk Mba ini"

"Baik, Nona"

Aku masih melihat gaun lainnya yang lebih simple. Aku tidak ingin tampil norak saat pernikahan nanti, karna sesungguhnya aku melakukan ini demi anak-anakku.

"Stella coba gaun yang ini"

"Baiklah"

Aku memasuki ruang ganti pakaian dan mulai memakai gaun putih panjang tanpa lengan itu di tubuhku. Pas memang, tapi aku tetap tidak nyaman menggunakannya.

"Ishani apa ini bagus untukku?"

"Hmm sepertinya terlalu ketat. Kamu pasti gak nyaman kan?"

"Hm ya sebetulnya itu benar. Ini kurang nyaman di tubuh"

"Ahh kalau begitu pakai yang warna ini saja"

Ishani memberiku gaun satunya lagi yang berwarna pastel. Warnanya aku suka. Aku kembali masuk dan mencobanya. Dan ini terasa lembut dan pas di tubuhku. Aku sudah menemukan gaun yang kusukai.

"Ishani... Aku suka yang ini"

"Ya kamu memang terlihat sangat cantik memakai yang itu. Mba saya ambil yang itu satu sama kebayanya juga ya"

"Baiklah, Nona"

🍁🍁🍁

Setelah membeli gaun, aku dan Ishani mampir ke sebuah salon dekat sana. Ishani menawariku untuk perawatan disana. Wanita mana yang akan menolak jika diajak ke salon untuk perawatan? Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Karna sudah lama sekali aku tidak pernah pergi ke salon.

"Ini membuatmu jadi awet muda loh. Lagipula calon pengantin haruslah relaks. Dan salah satunya ya dengan seperti ini"

"Kau benar, Ishani. Terimakasih ya untuk hari ini"

"Ya, dengan senang hati aku akan menemanimu sampai hari pernikahan nanti. Karna aku nanti akan pindah ke India"

"Kapan kau akan pindah?"

"Sekitar pertengahan agustus nanti"

"Ahh jadi masih ada waktu 5 bulan lagi ya"

"Ya. Tapi 5 bulan juga terasa begitu cepat saat di Jakarta ya"

"Ya bahkan rasanya hanya bagaikan berminggu saja, semua berlalu begitu cepat"

"Sudahlah, Stella. Lupakan semua bebanmu, nikmatilah semua rahmat ini. Kamu begitu beruntung, dan cobalah untuk sedikit demi sedikit menerima dia kembali. Dia sudah banyak berubah kan sejak saat itu?"

Ya. Dia memang sudah banyak berubah. Haruskah aku kembali mencintainya seperti dulu?

🍁🍁🍁

Pukul 16.00 WIB.

Aku dan Ishani pulang ke rumah dengan perasaanku yang lebih tenang dari sebelumnya. Sepertinya aku memang butuh istirahat karna aku terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"

Aku dan Ishani langsung di sambut oleh balasan Mamah dan Ayah, sepertinya keluarga Steven juga mertuaku sudah pulang. Syukurlah, karna aku tak sanggup lagi jika di tanya lebih lanjut tentang masalah rujuk itu.

"Kalian ini kalo udah jalan ampe lupa waktu ya, kasian nih anak-anak nyariin Ibunya"tegur Alaric.

"Maaf, Yah. Yaudah sini-sini sayangku"sahutku cepat.

Ishani sudah berlari menuju suaminya, apa mereka berniat untuk menginap?

"Ishani, kamu akan menginap disini?"tanyaku.

"Hehe iya itu pun kalo di bolehin"jawab Ishani.

"Ya boleh dong, justru dengan adanya kamu pekerjaan jadi lebih ringan haha"ucapku.

"Hee... Emangnya aku pembantu apa? Masa tamu di suruh kerja, keterlaluan kamu Stella"balasnya.

"Oh tentu saja. Itu sudah menjadi peraturan baru disini, kalau tidak suka ya silakan saja pergi"sahutku.

Sudah lama aku tidak mengajak orang lain berdebat hehe...

"Oh jadi begitu ya, kalau begitu aku akan tetap disini. Seorang Ishani tidak akan mundur kalau hanya masalah pekerjaan saja"lanjut Ishani.

"Ahaha, aduh kamu ini bisa aja balesnya. Yaudah ayo ikut aku ke atas. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan sama kamu"ucapku kemudian.

"Ayoo"balas Ishani.

Aku berjalan duluan ke atas karna menggendong Nadine. Sedangkan Ishani berada di belakangku, karna dia harus ijin kembali kepada suaminya. Sesampainya aku di dalam kamar, Ishani pun juga sudah sampai.

"Jadi... Apa lagi yang ingin kamu ceritakan tentang kisahmu?"

"Ada begitu banyak cerita, jadi... Begini..."

🍁🍁🍁

Keesokan Paginya~

Semua berjalan seperti biasa hanya saja kehadiran Ishani dan Rahul menambah suasana rumah menjadi ramai. David juga sedikit menjadi lebih dekat dengan suami Ishani itu. Sepertinya Rahul sama seperti Samuel yang menyukai anak-anak. Sedangkan aku dan Ishani masih mengurus beberapa mengenai pernikahan.

Setelah aku bertanya kepada Mamah dan Ayah, ternyata tanggal pernikahanku adalah sekitaran 4 bulan lagi. Dan aku setuju saja karna semua ini adalah demi anak-anakku. Ishani juga tampak antusias menunjukkan beberapa dekorasi pernikahan yang simple namun tetap terlihat elegan dan sakral.

"Aku tidak akan menolak usulanmu Ishani. Persiapkan saja semuanya, aku percaya padamu"

"Ah oke, kamu juga harus menjalani perawatan lagi sebelum pernikahan agar saat malam--"

"ISHANII... Aku tidak akan melakukan hal itu lagi, aku ini sudah tua"

"Tua bukan berarti nafsu tak ada kan? Ahahahaha kamu pasti akan melakukan lagi dengannya. Menolaknya itu adalah dosa loh"

"Astaga! Setelah menikah kau menjadi lebih mesum ya. Sudah hentikan aku banyak urusan simpan obrolan itu bersama suamimu saja"

"Hihihi oke deh"

Aku segera meninggalkannya di ruang tamu, bagaimana bisa aku melakukan lagi hal itu bersama dengan dia? Bayang-bayang malam itu membuatku merasakan sakit kembali. Dan disaat ia yang pertama merenggutnya pun dia bahkan tidak ingat karna mabuk. Jadi memang tidak ada kesan yang baik selama aku menikah dengannya dulu. Sepertinya dulu aku memang di butakan oleh cinta makanya aku tetap bertahan disisinya.

"Bisakah aku nanti bertahan lagi ya allah? Bisakah aku sesabar dulu menghadapinya?"batinku.

🍁🍁🍁

Hari Pernikahan~

Setelah menanti 4 bulan 2 minggu lamanya hari ini akhirnya tiba. Dimana aku dan Mas Steven akhirnya kembali menikah kembali. Acara yang di lakukan memang tidak jadi semeriah yang dulu mereka katakan. Karna ada campur tangan para tetua di keluarga. Mamah Sean juga ayah Albert serta Adam pun ikut dalam perencanaan pernikahan ini. Aku tidak menyangka mereka masih begitu baik kepadaku. Apakah ini semua berkat Samuel? Dialah yang menyatukan kami semua dalam lembaran baru ini seperti yang dia inginkan selama hidupnya.

"Stella, semua sudah siap ayo turun"ucap Ishani.

"Baiklah"balasku.

Ya. Sekali lagi dalam hidupku aku pun kembali padanya. Atau memang benar jika dia adalah jodohku? Jodoh yang sempat Tuhan jauhkan dariku dan kini ia kembalikan kembali padaku. Jika itu benar, maka ini pasti jalan yang terbaik untuk kulalui. Meski berat di awal tapi perlahan aku yakin aku bisa menerima semua kenyataan ini, bahwa Samuel juga pasti akan bahagia di sana melihatku sudah melaksanakan semua amanat yang ia tinggalkan.

Kini aku duduk berdekatan dengannya dan disaksikan oleh keluarga beserta para kerabat dan sahabat. Ia pun mengucapkan kata itu. Steven kembali menikahiku dan aku sudah siap untuk hal itu karna ini semua sudah kutekadkan di dalam hati.

Beberapa hari sebelumnya aku membaca sebuah artikel dan disana aku menemukan hal yang sama jika akan rujuk maka bisa dilakukan dengan 2 cara perkataan dan perbuatan. Aku memilih dengan perkataan saja dan disaksikan oleh banyak orang. Aku merasa itu akan lebih bermakna untukku dan untuknya karna dengan begitu semua akan melihat dan menjadi saksi di persatukannya kembali antara diriku dengan dirinya.

🍁🍁🍁

Beberapa Jam Kemudian~

Aku tak menyangka bahwa ada banyak tamu yang datang. Sebetulnya aku sudah lelah tapi aku tidak bisa menghilang dari tempat ini. Bahkan anak-anakku terlihat bahagia disana bersama Ishani dan Clara. Padahal kan aku ibunya.

"Apa yang kamu pikirkan?"tanya Steven.

"Eh? Ngga, cuma mau gendong Nadine tapi gak bisa karna repot"jawabku asal.

"Nanti saja saat semua tamu sudah pulang, kamu bebas untuk menggendongnya lagi"ucap Steven.

"Ya, tapi sepertinya tamu ini akan lama pulangnya. Aku sedikit lelah"balasku jujur.

Ya, setidaknya aku tidak munafik kan? Aku tidak mau ada hal kecil apapun yang kututupi darinya. Karna aku sudah berjanji untuk memulai semuanya dengan kejujuran.

"Bertahanlah sebentar lagi acara akan selesai ko"sahut Steven kemudian.

🍁🍁🍁

Malam Harinya~

Kalian tau apa yang kurasakan? Gugup? Tegang? Itu semua tidak lagi kurasakan. Setelah aku masuk kedalam kamar. Aku langsung bergegas mandi karna badanku sudah sangat lengket.

CEKLEK~

Aha. Dia masuk rupanya, jangan kira aku akan seperti dulu yang berpura-pura tidur lagi. Itu tidak akan terjadi.

"Kamu udah mandi?"tanya Steven.

"Udah, Mas. Mau mandi sekarang atau nanti?"tanyaku.

"Sekarang aja"jawab Steven.

Aku hanya menganggukan kepala tanda mengerti, segera ku ambilkan baju ganti untuknya.

Tak lama kemudian Steven pun keluar dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya. Senyum pun ia berikan padaku. Dan ia duduk disampingku. Kami masih hening untuk beberapa saat hingga aku memutuskan untuk mengatakannya sekarang juga.

"Mas ada yang ingin aku katakan"

"Kalau begitu silakan, katakan saja"

"Maafkan aku Mas, karna sejujurnya aku sudah tidak lagi mencintaimu, semua rasa itu sudah tidak ada, tidak ada yang tersisa lagi untukmu sedikitpun, perasaanku sudah hilang, Mas. Dan aku tidak ingin kamu berharap banyak kepadaku, karna aku mungkin akan sulit untuk kembali mencintaimu, maafkan aku. Tapi aku harus mengatakannya agar kamu mengerti"

"Tapi...."

"Kita bersama seperti ini bukan karna keinginan kita kan? Sama seperti dulu. Disaat kita pertama kali menikah. Kita disatukan karna perjodohan. Dan sekarang kita di satukan karna samuel dan anak-anak. Jadi... Lakukan semua ini demi mereka. Tidak ada yang lain. Aku akan tetap menjalani peranku sebagai istri yang taat kepada suaminya, kamu tidak perlu khawatir akan hal itu. Karna menurutku sudah cukupkan bagimu dengan memiliki aku kembali seperti sekarang. Aku harap kamu bisa mengerti akan hal ini"

"Baiklah, aku mengerti"

Aku segera membalikkan badanku dan tidur dengan tenang. Semua hal yang ingin aku katakan sudah terucap dan dia mengerti. Aku sudah tenang sekarang.

🍁🍁🍁

Steven masih tetap terjaga hingga fajar menjemput, karna matanya tak bisa terpejam karna ucapan istrinya. Steven pun berdiri dan mengambil secarik kertas dan menuliskan semua perasaannya disana untuk istrinya.

Teruntuk kamu istriku, Stella~

Terimakasih sudah hadir di dalam hidupku.
Terimakasih juga sudah sudi untuk kembali bersama denganku walau kutahu ini sulit untukmu.

Aku Steven Vallerosha dengan ini ingin mengatakan yang sejujurnya bahwa aku masih mencintaimu.
Entah sejak kapan perasaan ini tumbuh dihatiku.
Dan terus mengalir di setiap darahku.
Dan terus bertambah di setiap hembusan nafasku.
Dan terus menjalar di setiap denyutan nadiku.

Begitu panjang jalan yang kita lewati hingga bisa kembali seperti ini.
Meski kini kau tak lagi sama seperti dulu.
Meski kini aku tak lagi bisa masuk kedalam hatimu, aku tetap akan menerimanya dengan lapang hati.

Niatku, untuk rujuk kepadamu adalah tulus dari hatiku dan juga karna Milley yang menginginkan hal ini. Aku merasa sangat bahagia bisa berada disisimu lagi seperti saat ini.

Bagiku semua ini sudah cukup. Karna bahagiaku adalah sederhana. Cukup melihat senyumanmu dan orang-orang yang kusayangi aku sudah bahagia.

Untuk hari ini hingga sampai aku menutup mataku.
Aku akan selalu mencintaimu.
Meskipun rasamu kini sudah tak ada.
Aku akan tetap berada di sisimu. Untuk selama-lamanya.

~The End~

Jeng jeng, udah tamat nih? Segini doang! Jangan protes pemirsa. Karna ini udh panjang binggo 😂

Dan... Tenang untuk kalian yang masih kepo tentang kehidupan Stella & Steven karna ada bonus Part setelah ini yeayyy 😊

Untuk itu saya Alvarosha99 mengucapkan banyak terimakasih utk kalian semua readers setia My Wife Stella. Tanpa kalian cerita ini tidak akan menjadi hidup dan berarti. Dengan adanya antusias kalian aku pun semangat untuk terus berkarya di dunia orange ini ehehe 😜

Akhir kata saya ucapkan. Terimakasih dan sampai ketemu lagi di karyaku selanjutnya 😘😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

18.8M 1.1M 54
AVAILABLE ON GRAMEDIA DAN TBO COUPLE IN PRIVACY, STRANGERS IN PUBLIC! [ PART DI UNPUBLISH SECARA ACAK ] Zeya menatap sinis. "Gak usah sok baik ke gu...
don't hurt Lia (end) By el

Mystery / Thriller

1.4M 99.6K 72
"lo itu cuma milik gue Lia, cuma gue, gak ada yang boleh ambil lo dari gue" tekan Farel "sakit kak" lirih Lia dengan mata berkaca kaca "bilang kalo...
512K 1.5K 5
[Belum di revisi] Arsyilla. Gadis polos,lugu,sabar harus mengalami kehidupan yang buruk karena harus menikah dengan lelaki yang tidak pernah mengangg...
23.5K 2.4K 64
"Jadi pacar gue." "Gamau!" "Kasi gue alasan kenapa." "Lo galak." 🎭 Tumpahan susu coklat memang menjadi aw...