[2] Dear Mr CEO | ✔

De wheniwasdreamingg

641K 32.5K 1.1K

*Sequel to 'Dear Mr Nerd'* Apakah Hana akan berpendirian teguh pada hatinya yang lama atau sekarang? Ketika i... Mais

BAB 1 - Hana and Begin Again
BAB 2 - Hana and First Night
BAB 3 - Hana and Unexpected
BAB 4 - Hana and Shock
BAB 5 - Hana and Him
BAB 6 - Hana and Meet Again
BAB 7 - Hana and That xx
BAB 8 - Hana and Annoyed
BAB 9 - Hana and Luck
BAB 10 - Hana and Surprise
BAB 11 - Hana and Complicated
BAB 12 - Hana and Curiosity
BAB 13 - Hana and New Job
BAB 14 - Hana and The Boss
BAB 15 - Hana and Infuriating Guy
BAB 16 - Hana and Trauma
BAB 17 - Hana and Different
BAB 18 - Hana and Madness
BAB 19 - Hana and Loser
BAB 20 - Hana and True Heart
BAB 21 - Hana and Rumour
BAB 22 - Hana and True Self
BAB 23 - Hana and Nightmare
BAB 24 - Hana and Sorry
BAB 25 - Hana and Invitation
BAB 26 - Hana and Date
BAB 27 - Hana and Kiss
BAB 28 - Hana and Misunderstanding
BAB 29 - Hana and Goodbye
BAB 30 - Hana and Hopeful
BAB 31 - Hana and Messages
BAB 32 - Hana and Lesson
BAB 33 - Hana and Now Here Us
BAB 34 - Hana and Three Words
BAB 35 - Hana and Revenge
BAB 36 - Hana and Crazy
BAB 38 - Hana and Dream
BAB 39 - Hana and Wishes
BAB 40 - Hana and Axel
BONUS
Side Story (His Little Girl)
PENGUMUMAN

BAB 37 - Hana and Apologize

11K 702 21
De wheniwasdreamingg

*****************************

Hana perlahan membuka tirai matanya, yang ia lihat sekarang adalah langit-langit yang berwarna putih, dan saat ia mengedarkan pandangannya, ia sadari sekarang ia berada di sebuah ruang inap rumah sakit. Tubuhnya terasa kaku saat digerakkan dan mulutnya terasa sangat kering, seperti ia tidak pernah minum berhari-hari. Ia berusaha bangkit sekuat tenaganya. Saat ia berhasil, ia kembali mengingat kejadian sebelumnya hingga ia bisa berada disini.

Hana melebarkan matanya. Axel?!

Ia segera mencabut asal infus dari tubuhnya dan bergegas berlari keluar untuk mencari Axel. Namun saat setengah berjalan, pencariaannya dihentikan oleh Fey, yang terlihat terkejut melihat Hana yang tiba-tiba berlari di lorong rumah sakit dengan panik.

"Hana!" seru Fey yang menarik tubuh Hana agar berhenti berlari.

"Fey... di mana Axel?!" tanya Hana kini sambil mengguncangkan tubuh Fey.

"Axel baik-baik aja... dia sedang di ruang operasi sekarang," jawab Fey hati-hati sambil mencakup wajah Hana dan mengusap pipinya, berupaya menenangkannya.

Hana menutup mulutnya, shock. "Operasi? Ya Tuhan... apa sangat parah...?"

Fey tak menjawabnya kini, ia menyuruh Hana untuk kembali ke ruangannya lagi, untuk menenangkan diri terlebih dahulu yang lalu akan ia jelaskan.

"Kalian sehabis kecelakaan kemarin, beruntung kalian selamat... tapi Axel..." Fey memulai bicara, Hana mendengarkan seksama. "Dia pendarahan banyak, tapi tenang aja, dia ini kan Axel," tambahnya dengan senyum meyakinkan.

Tubuh Hana seketika melemas, ia menguburkan wajahnya dengan tangannya. "Ini salahku... aku seharusnya gak ngajak dia pergi... bodoh..." Hana menyalahkan dirinya sendiri.

Fey mengelus lengan Hana. "Hana...bukan salahmu, ok?" Fey lalu menjatuhkan tubuh Hana padanya yang bergetar akibat menangis ini.

* * * *

Hana kembali membuka matanya lagi, kini yang ia lihat adalah Fey dan Hani di sebelahnya. Ia tak sadar tertidur di ruang inapnya. Hana mengangkat ujung bibirnya saat melihat senyum lega dari mereka berdua, dua orang terdekatnya.

"Hai Hana," sapa Hani sambil tersenyum.

"Hani..." sahut Hana. Ia lalu teringat sesuatu, "Axel... gimana dia?" tanyanya sambil bangkit duduk.

"Masih di ruang operasi, Na," balas Fey.

Hana menghela napas berat dan berusaha bangkit tapi dicegah oleh Fey dan Hani.

"Hana, kamu istirahat aja dulu ya, please," pinta Hani. Melihat raut wajah Hani yang khawatir, Hana mengurungkan niatnya.

Hana teringat sesuatu lagi saat menatap Hani. "Hani... kok kamu di sini? Bayi kamu gimana?"

"Gak pa-pa ada Rebel. Cuma aku sendiri ke sini," jawabnya, Hani mengelus rambut Hana. "Gimana keadaan kamu sekarang? Mendingan?"

Hana mengangguk pelan.

RINGG!

Karena ponsel Hani berdering, ia segera izin untuk mengangkatnya keluar ruangan. Hana yang melihatnya merasa tak enak, Hani yang masih baru-baru melahirkan ini harus pergi terbang ke sini, untuk membesuknya.

Tak lama setelah Hani keluar, pintu ruangan inap Hana ini kembali terbuka. Orang yang datang ini adalah orang paling terakhir yang ingin mereka berdua lihat terutama Hana.

Cole.

Fey segera berdiri menutupi Hana darinya.

"Mau apa kamu? Gimana cara kamu masuk?!" teriaknya dengan mata awas. "Cole!" panggil Fey, melihatnya masih bergeming di depan pintu.

Cole tanpa bicara langsung melipat kakinya di depan mereka berdua. Hana meminta Fey untuk berpindah ke sebelah untuk melihat Cole lebih jelas.

"Maafkan aku," ujar Cole sambil menunduk.

Hana hanya menatapnya datar. Ia mengalihkan pandangannnya. "Bukankah sudah kubilang, aku tak ingin melihatmu lagi," balas Hana.

"Aku tahu aku berlebihan, aku orang brengsek. Tapi izinkan aku untuk jelaskan semuanya," pinta Cole.

"Gak ada yang perlu dijelasin, brengsek! Gak cukup kamu nyakitin Hana lagi, hah?!" samber Fey.

"Aku penderita AIDS."

Setelah Cole mengakuin hal itu, semuanya terdiam.

Hana menutup mulutnya, tak percaya.

Cole kini mengangkat kepalanya dan menatap Hana dalam. "Aku tahu aku seharusnya menjauhi kamu sejak dulu... tapi aku sudah tertarik denganmu sejak aku pertama kali melihatmu, disaat kamu bersama Axel dan aku penasaran dengan siapa wanita yang membuat orang seperti Axel jatuh hati."

"Kamu..!" Fey geram. Ternyata Cole sudah mengenal Hana sejak lama.

"Aku buta dalam cinta ini, aku akui aku banyak menyakiti banyak orang tapi aku tahu bahwa hidupku tak akan lama lagi." Ia bangkit berdiri. "Aku di sini hanya ingin bilang bahwa aku tulus mencintai kamu seutuhnya."

"Hanya itu? Pergi sana!" usir Fey yang bersiap untuk menariknya pergi. "Kamu tak pantas untuk mendapatkan Hana, psikopat!"

Hana tak mau menatap Cole, ia sungguh tak tahu apa yang harus dikatakan. Ia memang benar betul membencinya, tapi ia merutuk hatinya sendiri karena terlalu lembut untuk bisa mempertimbangkan untuk memaafkannnya sekarang. Ia pasti sudah gila.

"Aku akan membereskan semua kekacauanku padamu dan Axel. Aku tak mengharapkan maaf darimu, aku hanya ingin kamu mendengarkanku sekali saja dan setelah ini, aku akan menjauhi kamu selamanya. Aku tak berhak melihatmu lagi kan? Aku ini memang menjijikan untukmu kan?" Ia menunduk pada Hana. Karena tak direspon, ia bangkit dan berbalik akan keluar.

"Sebelumnya aku berterimakasih karena kamu sudah cukup mewarnai hidupku," ujarnya.

Hana yang mendengarnya mengepalkan tangannya, ia kembali memikirkan kehidupan Cole yang berantakan itu saat ia menceritakannya padanya dulu. Cole sebenarnya pria yang baik, cuma karena keadaan membuatnya jadi seperti ini dan ia seorang pecandu kuat, jadi Hana rasa wajar kenapa ia begitu.

Hana lalu menarik napasnya dalam. Memiliki dendam tak memiliki manfaat dan berujung sakit diakhir, Hana sudah mengalaminya dulu dan membuat dirinya menyesal. Jadi, mungkin tak ada salahnya memaafkan dirinya, lagipula ia tak akan melihatnya lagi.

"Aku maafkan kamu," ujarnya pelan tanpa melihatnya.

"Hana...." Fey yang mendengarnya bergeleng tidak percaya.

Cole yang masih berada di ambang pintu terdiam sebentar setelah mendengarnya. Dengan senyum kecil menghiasi wajahnya, ia kembali berjalan untuk pergi darinya, selamanya.

* * * *

Hana masih setia menunggu di depan ruang operasi Axel. Hal seperti ini pasti hal yang pasti sudah dilalui oleh Axel dulu. Ia sekarang mengerti kenapa Axel tak ingin Hana berada pada sisinya dulu, disaat seperti ini. Karena hal ini, masa-masa ini sangat membuatnya menderita. Ya, ia harus kuat walaupun sesekali goyah. Jika Axel mampu melalui ini sebelumnya, kenapa sekarang tidak, kan?

Tak lama, akhirnya dokter keluar. Hana dan lainnya bernapas lega ternyata operasi berjalan lancar. Setelah beberapa lama, dokter mengijinkan mereka masuk ke ruang inap Axel untuk melihat keadaan si pasien.

Hana terhenyak saat melihat kondisi Axel sekarang yang tubuhnya diselubungi infus dan tabung oksigen, bahkan banyak luka perban sekujur tubuhnya. Keadaanya jauh lebih parah daripada Hana yang hanya memiliki sedikit luka goresan beberapa di wajah dan di tubuhnya.

Axel masih tak sadarkan diri. Lagi-lagi Hana merasa keadaan Axel dulu tak berbeda jauh dengan sekarang. Ia lalu menggenggam tangan Axel dan berbisik bahwa ia akan baik-baik saja.

"Aku yang gantian di sisi kamu, ok? Kamu yang kuat ya?" bisik Hana di kuping Axel sambil menggenggam erat tangannya.

* * * *

Hana berhari-hari menginap di sini bersama Axel, ia tak akan pergi sampai Axel membuka sepasang matanya. Hana tak makan jika tak dipaksa oleh Hani dan Fey.

Beberapa kerabat Axel ada yang berkunjung kemari bahkan Karen yang bersama Juna yang tak terduga berkunjung kemari yang terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, ia memberikan dukungan pada Hana. Ia juga minta maaf akan perlakukannya dulu terhadapnya, ia bahkan mengaku pada Hana bahwa ia yang menghancurkan kotak pemberiaan Hana pada Axel dulu dan menyewa seseorang untuk mengelabui Hana yang mengira orang yang datang adalah Axel.

Hana yang awalnya marah berhasil meredamnya dan tak bisa marah apalagi melihat ekspresi Karen yang bersungguh-sungguh meminta maaf bahkan ia sampai menangis. Ia tak ingin mempermasalahkan masalah masa lalu lagi. Ia juga lega Karen mengakuinya, ia juga tak salah paham lagi terhadap Axel. Hana tak ingin memperbanyak masalah lagi, dimulai dari memaafkan semua hal akan menjadi lebih baik.

Suatu hari pula sebulan berikutnya, Nathan bersama Fey datang bersama. Mereka berdua membawa banyak buah dan makanan. Fey meminta Hana keluar sebentar karena mereka berdua ingin membicarakan sesuatu yang penting.

"Ada apa?" tanya Hana saat di luar dan merasa ekspresi mereka berdua sedikit aneh.

"Gimana keadaannya?" tanya Nathan yang sebelumnya berdeham.

Hana hanya tersenyum tipis, ia tak tahu harus membalas apa. Tak tahu jika ia baik-baik saja atau tidak, ia tak bisa memastikan sampai ia membuka matanya. Disatu sisi pula ia takut jika Axel tak membuka mata selamanya dan di sisi lainnya, ia takut Axel lupa padanya ketika ia membuka matanya karena dokter juga bilang kepalanya terbentur cukup keras.

Fey menggenggam tangan Hana. "Yang tabah ya, Na."

Hana mengangguk pelan. Ia lalu menatap mereka berdua hati-hati. "Gimana keadaan hmm... Cole?" Cole menepati janjinya tak akan bertemu dengannya lagi, tapi Hana sebenarnya juga khawatir apa yang akan ia perbuat selanjutnya di keadaannya itu.

Nathan dan Fey saling bertatapan.

Fey makin mengencangkan genggamannya. "Na, Cole dan kakaknya Mikel udah meninggal seminggu yang lalu," ujarnya.

Hana terhenyak. "Huh?" Melihat wajah mereka yang serius, Hana rasa mereka berdua tidaklah bercanda. "B-Bagaimana bisa?"

"Cole mendatangi kakaknya, lalu menembak kepalanya dengan pistol yang lengah saat dilihat dari Cole yang tak pernah bisa menentang kakaknya itu. Pasti ia mengumpulkan banyak keberanian utuk bisa melakukan itu. Dan sehari berikutnya dia mati bunuh diri karena depresi dan Kayleen kamu tebak sendiri gimana," jawab Nathan.

Hana terjatuh, tatapannya kosong. "Jadi... semuanya baik-baik saja sekarang kan?" Ia tak bertanya siapa-siapa melainkan dirinya sendiri, berupaya menyakinkan dirinya sendiri.

Nathan mengangguk. "Ya, dokumen Axel itu juga udah aman bersama Mr Friedkin. Tinggal menunggu Axel."

"Thanks, ya semua."

"Hmph, untuk apa kamu berterimakasih? Aku lakukan ini karena Axel sahabatku. Aku selalu buta akan kebaikannya, ia bahkan yang selalu menolongku disaat aku akan kehilangan kontrol dan bebanin semuanya di pundaknya. He's actually a great man, you know," balas Nathan.

Hana mengangguk setuju.

* * * *

"Cewek," panggil Juna sambil menepuk pundak Hana, disaat Hana di dalam ruangan inap Axel sendirian.

"Juna?" Hana mengucek matanya dan menoleh ke belakang, ia tak sadar ketiduran.

"Hmm, aku sudah lama mau kasih kamu ini." Juna mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna biru dari kantong jasnya.

"Apa ini?" tanya Hana yang perlahan menerimanya.

"Aku menemukan itu di kantong jas tuan Axel," balas Juna.

Hana segera membuka kotak tersebut dan terlihat sebuah cincin. Hana menutup mulutnya, dan saat dicoba di jari manisnya, memang pas untuknya.

"Pasti itu untukmu." Juna tersenyum kecil.

Hana tersenyum lirih, ia akan menangis lagi kalau Juna tak mengacak-acak rambutnya sekarang.

"Aku memberikanmu ini just in case kamu gak kuat dan akan pergi, kamu tahu kamu sudah kembali jadi milik tuan Axel kan?"

Hana segera mengangguk pada Juna. "Aku gak akan lari lagi."

"Nice. Kalau kamu bohong, kali ini aku yang akan seret kamu ke sini lagi tanpa sepengetahuan tuan Axel, tak seperti dulu lagi!" ancamnya dengan wajah ekspresif.

Hana tertawa ringan. "Tolong pastikan itu ya, Jun."

Hana lalu kembali menoleh ke depan dan mencium punggung tangan Axel.

"Tolong buka matamu, Xel."

******************************

a/n: Sorry baru updet, koneksi internetnya mati ~.~

VOTE. COMMENT. SHARE.

******************************

Continue lendo

Você também vai gostar

1.1M 58.2K 92
WARNING ⚠🔞 Victor Alexander Tanovich Jarleo. Tan, seorang konglomerat berdarah biru pewaris perusahaan Rusia yang hidup untuk sebuah misi, membalask...
11M 280K 62
TAMAT! PART LENGKAP! [Follow Evathink sebelum membaca, agar mendapat Info update!] "Aku hanya ingin mengenalkan calon istriku pada kedua orangtuaku...
25.3M 791K 67
"Papih, ini om-om yang udah ngehamilin Abi!" cast : ~ Kendall Jenner as Abigail Meshach Pradipta ~ Harry Styles as Aldrich Reynand Maxston _________...
743K 6.5K 20
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...