FLOWERS FOR YOU

By Dh_infinity

48.3K 4.8K 405

Aku kembali dengan bunga-bunga di tanganku❁|❁"Setiap bunga menyimpan makna tersirat dalam kelopaknya. Menyimp... More

[1] DANDELION
[2] GLOXINIA
[3] WHITE PERINWINKLE
[4] ACACIA FLOWER
[5] FREESIA
[6] RED ROSE
[7] BLACK ORCHID
[8] CLOVER
[9] RED TULIP
[10] WHITE ROSE
[11] FORGET ME NOT
[12] DAFFODIL
[13] PINK ROSE
[14] SUNFLOWER
[15] IRIS
[16] YELLOW TULIP ★
[17] FEVERFEW
[18] AZALEA
[19] PETUNIA
[20] WHITE CAMELIA
[21] ORANGE ROSE
[22] DAISY
[23] VERONICA FLOWER
[24] PEACH ROSE
[25] SNOWDROP
[26] STOCK
[27] CHAMOMILE
[28] WALLFLOWER
[29] LOTUS
[31] ALSTROMERIA
[32] ANGELICA
[33] CEDAR
[34] AMARANTH
[35] GARDENIA
[36] GERBERA
[37] HYDRANGEA
[38] AMBROSIA
[39] MISTLETOE
[40] ANEMONE
[41] PURPLE LILAC
[42] AGAPHANTUS
[43] SPEARMINT
[44] IVY
[45] WHITE CARNATION
[46] LUPINUS
[47] SCABIOUS
[48] ALMOND BLOSSOM
[49] COSMOS
[50] ROSEMARY
[51] PRIMROSE
[52] LINARIA
[53] SWEETPEA
[54] AMARYLIS
[55] JONQUIL
[56] CACTUS
[57] COREOPSIS
[58] BITTERSWEET
[59] WHITE LILY
[60] WHITE CHRYSANTHEMUM ★
[61] BLUEBELL
[62] SCARLET ZINNIA
[63] BLUE PERIWINKLE
[64] PANSY
[65] EUCALYPTUS
[66] WHITE LILAC
[67] WHITE ZINNIA
[68] BLUE SALVIA
[69] YELLOW ZINNIA
[70] VERBENA
[71] ASTER
[72] EDELWEIS
[73] APPLE BLOSSOM
[74] CALLA LILY
[75] PURPLE ROSE
[76] CALENDULA
[77] PINK CARNATION

[30] LAVENDER

602 72 6
By Dh_infinity

"Suatu hari, ketika aku mengangkat kepalaku dan melihat ke langit. Tiba-tiba, aku merasa rindu-"

-LAVENDER-



Dia, gadis itu disana menghela napas dan bertopang dagu sambil memandangi bunga lavender didepannya yang bergerak pelan tertiup angin. Bunga itu, lavender tumbuh disana dengan cantik dan membuat takjub yang memandangnya. Hanya saja jumlahnya tentu tak sebanyak lavender fields, Provence di Prancis. Jika sebanyak dan seindah itu pasti akan ada banyak orang yang datang menikmati keindahannya. Tidak akan merasa kesepian karena tidak diperhatikan.


"Kau memang sering kemari, ya?"


Yoona, nama gadis itu terlonjak dari tempatnya saat mendengar suaraku dibelakangnya. Ia terkejut saat aku berjalan kearahnya.


"S-sunbae?"


"Yoona suka bunga lavender?" tanyaku.


Ia mengangguk kikuk. "Aku juga. Rasanya menenangkan," lanjutku tersenyum kecil.


Mata Yoona membulat mendengarnya. "Jangan sungkan, Yoona." aku menepuk pundaknya,

"Bagaimana sunbae tahu namaku?" tanyanya hati-hati.


"Bukankah kita berada di klub yang sama? Klub drama." Ia mengangguk.


"Tapi aku anak baru di klub dan belum pernah tampil sekalipun." Gadis ini punya rasa ingin tahu yang tinggi rupanya.


Aku tersenyum padanya, mengacak surai hitamnya yang terasa sangat lembut. "Mungkin sudah takdirku untuk mengenalmu." Kataku sebelum beranjak meninggalkannya.


Aku tidak pernah merasa sedekat ini sebelumnya dengan seseorang, terlebih seorang gadis yang pada kenyataanya adalah hobaeku disekolah. Aku tak menyangka, semua terjadi begitu saja. Meskipun sebenarnya aku adalah tipikal lelaki yang terlihat dingin dan susah mengekspresikan perasaanku, namun berbeda saat aku sudah bermain peran. Apakah kali inipun hanya karena aku bermain peran? Kurasa tidak, ini sungguh nyata.


-LAVENDER-


"Apa pendapatmu mengenai acara perpisahan kelas tiga nanti?" aku mulai membuka percakapan kami.


Yoona menoleh kearahku dengan pandangan menerawang keatas pepohonan. Sesaat kemudian ia tersenyum.


"A-aku senang sekali! Bukankah kelulusan para sunbae adalah momen yang sangat dinantikan? Pasti menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman sekelas dan membuat satu momen yang akan menjadi kenangan saat kita semua lulus nanti dan aku akan mengalaminya dua tahun lagi," ucap Yoona dengan wajah berseri-seri.


Aku menatap Yoona selama beberapa saat. Raut wajahnya terlihat agak terkejut mendengar penuturanku. "Hn, aku mengerti. Berarti kau akan senang saat aku lulus di tahun depan dan tak bisa melihatku lagi disekolah ini."


"A-aku pasti senang sekali karena sunbae akan selangkah lebih dekat dengan apa yang sunbae cita-citakan."


'Cita-citaku sederhana, cukup dengan kau yang selalu berada disisiku.'

"Baguslah. Kupikir kau akan merindukanku saat aku lulus tahun depan."


"Aku pasti merindukan sunbae." Yoona menunduk malu sebelum memberanikan diri menatapku yang menatapnya dengan terkejut. "Aku ingin seperti sunbae yang selalu optimis! Aku ingin berteman baik dengan semua orang."


Aku menahan tawa. "Hmph― apa maksudmu ingin sepertiku? Tidak perlu sampai seperti itu. Kau hanya harus menjadi dirimu sendiri, Yoona. Lalu berusaha untuk melakukan yang terbaik."


"Aku akan berusaha!"


Dengan senyum tersungging, aku dan Yoona melanjutkan perjalanan tanpa ada banyak percakapan. Yoona begitu menikmati saat ini.


-LAVENDER-


"Kalian, lebih seriuslah!" ucapku dingin dan tegas. Aku juga ikut kesal. Tentu saja, dengan latihan yang seperti ini sudah membuat waktuku terbuang percuma, padahal tugasku sebagai ketua dewan siswa sangatlah padat. Namun, aku masih bisa mengutamakan mana kepentingan yang lebih penting dan mana yang bisa kutunda. Aku merasa punya tanggung jawab juga sebagai salah satu pengurus klub drama, sehingga tugas dewan siswa kukesampingkan terlebih dahulu.


Suara gumaman dan gerutuan kembali terdengar samar-samar. Yoona menatap satu-persatu anggota klub drama lainnya. Sepertinya ia merasa tidak nyaman berada didalam ketegangan ini.


Kenapa semuanya jadi seperti ini?


Yoona terlihat mengepalkan kedua tangannya lalu berdiri. "Maaf, untuk para sunbae dan teman-teman yang lain..."


Semua mata menoleh menuju kearah Yoona, terlihat terkejut, begitu juga denganku. Yoona menarik napas sebelum kemudian mengeluarkannya dalam satu hembusan. Ia beranikan diri untuk menatap semua anggota klub yang menanti apa yang akan keluar dari bibir gadis pemalu itu.


"A-aku tidak bermaksud untuk lancang, hanya saja aku berharap semuanya memikirkan sedikit bagaimana perasaan pengurus klub drama. Mereka sudah berusaha keras agar klub kita bisa mengikuti pentas dan menampilkan yang terbaik."


Hening sesaat. Wajah-wajah sebagian anggota berubah tampak malas. Apalagi sekarang mendengar celotehan Yoona. Namun ia berusaha untuk tidak menghiraukannya. Setidaknya ia ingin bisa saling menghargai.


'Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan ketika seseorang menaruh harapan padaku.'


Mencoba mengabaikan tatapan tak mengenakkan dari yang lainnya, Yoona melanjutkan bicaranya.


"A-aku tahu kalau sebentar lagi akan ada ujian semester, tapi itu bukanlah penghalang untuk kita berusaha bersama untuk acara pentas kita. Apalagi nama klub drama sekolah kita dipertaruhkan disini. Bukankah tidak setiap saat kita dapat kesempatan untuk melakukan pentas di panggung yang besar? Apa yang kalian rasakan seandainya nanti kita berhasil tampil dengan baik dan mendapat tepuk tangan meriah dari penonton? Bukankah itu akan sangat mengharukan?"


"Hei, kau ini―"


"Sst!" Yuri, gadis modis yang populer tampak menyenggol sahabatnya, Sooyoung yang hendak menginterupsi.


"Aku sangat senang ketika Yoona sebagai anggota baru klub drama berani berbicara begitu. Karena itu, semuanya mari kita berusaha untuk yang terbaik!" Yoona membungkukkan badan dalam-dalam. Entah kenapa semua anggota klub mendadak terdiam dan menunduk.


Yoona mengangkat kepalanya dan bertemu pandang denganku. Ia seperti bisa merasakan pancaran mataku yang tampak sependapat dengannya.


Mungkin untuk pertama kalinya Yoona bisa mengutarakan semua isi hatinya didepan semua orang. Dan ia tampak begitu lega sudah mengatakannya.


Tiba-tiba saja Yuri berdehem, memecah keheningan. "Jongsuk, mau bengong sampai kapan, heh? Ayo kita lanjutkan latihannya!" serunya, menarik semua perhatian yang lain. Ia mulai bersiap dengan posisinya.


"A-ah..." Jongsuk tampak terkejut sebelum kemudian mencari script-nya dan ikut bersiap.
Seketika itu, yang lainnya mengikuti dan kembali ke perannya masing-masing.


Yoona tampak tidak percaya! Senyumnya terkembang lebar dan kembali membungkukkan badan. "Terimakasih semuanya!" serunya dengan perasaan membuncah.


-LAVENDER-


Yoona menatap semua anggota klub drama yang tersenyum manis. Hari ini pentas mereka.
"Yoona." Ia tersenyum diantara air mata yang kini mulai menggenang lagi, namun dengan cepat ia mengusapnya dan memasang wajah serius.

"Ayo mulai!" seru Yuri dengan lantang. Aku tersenyum lebar melihat Yoona yang bersemangat, meski ia tidak mendapat peran utama.


Lagu pengiring kamipun berakhir seiring dengan alunan piano yang mulai berhenti dan ending dari drama ini. Kami naik ke atas panggung menatap kearah penonton lalu membungkukkan badan, yang kemudian disambut tepuk tangan meriah oleh ratusan pasang mata yang menyaksikan penampilan klub drama sekolah kami.


Terlihat senyum-senyum cerah menghiasi semua wajah sebelum kami meninggalkan panggung dengan perasaan bangga. Penampilan yang memukau telah kami suguhkan dalam pentas kali ini. Urusan menang kalah kami kesampingkan, yang penting semua sudah berusaha keras. Dan nyatanya Tuhan tak pernah tidur untuk membalas semua jerih payah ini. Usaha kami berbuah manis, klub drama sekolah kami mendapat trofi kemenangan dan beberapa kategori lainnya.
Gembira tentu saja, tapi tunggu. Aku tak bisa menemukan keberadaan Yoona diantara anggota lain saat kami melakukan euforia atas kemenangan kali ini.


-LAVENDER-




Usai penampilannya, Yoona menghilang begitu saja. Sudah lebih seminggu ia tak pernah masuk sekolah. Menurut salah satu temannya, rumah keluarga Yoona juga sepi seperti ditinggalkan. Ini aneh, aku bergegas menuju taman belakang sekolah lalu berjongkok didepan bunga lavender favoritnya. Dengan perlahan aku menghirup aroma bunga itu dalam-dalam.


"Hmm wangi sekali, perasaanku jadi nyaman."


"Kau ini seperti bunga lavender, ya, Yoona?"


Aku teringat saat itu. Saat dimana pertama kali aku melihat Yoona disini.


"Aku memang tidak romantis, puitis, apalagi mengerti bahasa bunga. Tapi, aku akan mencoba untuk membuatmu bahagia dan membuatmu tersenyum. Karena senyumanmulah yang membuatku semangat dalam menjalani hidup."


Sepi. Tak ada siapapun disini hanya aku, lavender dan angin yang berhembus sepoi. Padahal baru enam bulan aku mengenalnya.


"Yoona.."


Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Sampai mataku menemukan sesuatu. Sebuah botol yang setengah terkubur dengan sebuah surat di dalamnya. Yoona. Ia menuliskannya. Kata perpisahannya dalam surat itu.


"Ia menangis?" Kertas surat itu seperti penuh dengan tetes air mata yang mengering.


"Yoona, bunga lavender itu menenangkan, ya? Seperti dirimu." Aku berusaha membendung air mata sialan ini.


Aku takut mencintainya terlalu dalam, hingga aku benar-benar tak bisa belajar bagaimana caranya melepaskan dia. Atas lukaku, atas dukaku, atas air mataku, atas kecewaku, atas apapun yang mengatasnamakan diriku.


Kau tidak bersalah, bagaimanapun itu, biarlah semua ini yang bertanggung jawab adalah aku. Selama kau baik-baik saja disana, maka keadaanku pun sama.


Biarlah luka kita disembuhkan oleh waktu, begitu pula dengan rindu. Karena aku sadar, ada hal-hal yang memang tak bisa dipaksakan oleh kehendakku, terlebih atasmu.


Aku masih mencintaimu bahkan lebih hebat dari bayanganmu sendiri. Aku menyayangimu dengan setulus hatiku. Namun sayangnya, kau menutup diri dan pergi dariku. Ini memang bukan kesalahanmu karena Tuhan menginginkan kau berada disisi-Nya.


Saat ini, hal terbaik yang bisa kuberi adalah mendoakanmu. Karena hanya dengan ini aku seakan bisa menyentuhmu dan saat ini aku mengerti alasan Tuhan menciptakan air mata. Karena selain waktu, air matalah yang akan menyembuhkan semua luka-luka itu.
Kau harus tahu dan mengingatnya, dihati dan denyut nadiku kau akan selamanya hidup.


-LAVENDER-

"-Aku merindukanmu. Kau yang menenangkan seperti bunga lavender."



LAVENDER - END

Continue Reading

You'll Also Like

49K 9.9K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
163K 15.6K 38
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
75.1K 7.2K 20
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
240K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...