BERAWAL DARI PERTUNANGAN (com...

By vivinafiah

1.9M 80.9K 2.8K

Vivi Rineyka gadis manis yang di tunangkan oleh ayahnya kepada putra dari rekan kerjanya ( Deni Devasa ) yang... More

Perkenalan
Deril's?
Sifatnya yang Dingin!
Makan bersama!!
Flower's
Mall's
kisah yang rumit.
Cas't BDP.
Hug{}
engagement day!
engagement day 2
Ayah?
Deril's mdbstr
Hari Pertama!
Deril disconcerting!
feeling's
Deril POV'S
Salma POV
Deril Suck's
Deril Sick's
This feeling.....
Deril Attention!
problematic question's
feeling the nascent!
Become Awkward!
Vivi Jealous!
statement painful
Dean Faudzi's
Hug's
Secret!
FirstKiss!
Tragedy
He is attentive.
the most painful thing
Honesty
Lost Confidence Back
Invective!
Lies Revealed
Decision!
Deril that Spoiled!
Alone.
Explanation
Problem
CaffeBigo.
Longing
picture?
An Ordeal Back
Undecided
Event
Deril frk!
Dearmad
Broken Heart
Tears
Sad Ending

the umpteenth time

18.7K 991 129
By vivinafiah

Haiiiii para readersss.
Seee i again😂😂😂
Kangen ga? Ngga ya? Gpp lah yang penting jangan lupa sama cerita ini aja ya😂😂😂

Masih penasaran ga sama alur cerita perjalanan kisah vivi dan deril? Coba yang masih penasaran tunjuk tangannn😂😂😄😄...

Nih kebetulan aku lagi giat banget buat update, itu semua karena dukungan kaliannn😃😃😃... makasih ya yang udah dukung baik buat pembaca setia dan pembaca baru. Kalian tuh ya unchhh banget deh😘😍.

Oh ya bagi yang penasaran pemerannya siapa aja di BDP2 nanti kalian bisa liat ko di kronologi akuu oke. Aku udah terbitin buat pemerannya. Semoga kalian suka dan gada yang kecewa sama pemainnya ya 😂 gpp kan?..

Yawdah deh langsung aja... cekidott..


" ikut gue" ucap davi yang segera memasuki kelas dan berjalan kearah bangku miliknya. Vivi mengikuti davi dari belakang.

" bal! Gue cabut duluan. Kalau pelajaran selesai lo bawain tas gue sama tas vivi! Paham lo!" Ucap Davi kepada iqbal yang sedang asik memainkan gadgetnya itu.
Iqbal hanya mengacungkan jempolnya saja dan mengangguk.

" bagus!" Ucap Davi, setelah itu davi menarik tangan vivi untuk segera bergegas keluar dari sekolah ini.
Vivi terus mengikuti davi dari belakang. Langkah davi sangat hati-hati apalagi saat mereka telah tiba di belakang sekolah davi terus menengok kanan kiri untuk memastikan kalau keadaan baik-baik saja.

"Tunggu sini!" Ucap davi yang meminta untuk vivi menunggu di samping pagar yang tingginya hampir sama dengan fostur tinggi vivi. Vivi mengangguk mengerti.Setelah itu davi meninggalkan dirinya.

Tak butuh waktu lama, davi telah kembali dengan membawa satu bangku yang terlihat sangat kotor sekali.
" cepet naik! Lo harus manjat, tapi lo hati-hati. Gue bantu lo dari sini" ucap Davi yang mulai memberi intruksi kepada vivi. Vivi mengangguk, setelah itu ia menaik keatas bangku dan segera melangkah menaik di atas pagar. Dengan perlahan-lahan vivi mulai melompat dari atas pagar.

" berhasil " ucap Vivi tersenyum senang dan menepuk-nepuk kedua telapak tangannya itu.

Davi tersenyum dari sebrang pagar sana, setelah itu sekarang giliran davi yang memanjat. Dengan sangat lihai davi pun lolos melewati pagar itu dengan sangat mudah.
Vivi sedikit melongo, betapa mudahnya davi melewati pagar itu?

" lo harus sering-sering bolos kalau mau jago kaya gue" ucap Davi sedikit terkekeh melihat vivi yang hanya melongo saja.
" gada waktu buat ngelamun! Ayo" ucap Davi yang menarik vivi untuk segera menuju tempat parkiran.

Setelah itu mereka berdua pun segera menuju parkiran dengan cepat. vivi terus mengikuti davi dari belakang, langkah davi sangat cepat hingga membuat vivi sangat susah untuk mengejarnya.

Saat tiba di parkiran, davi dengan cepat mengambil motor miliknya itu. Vivi menaik di belakang davi, sesudah vivi menaik, davi pun segera melajukan motornya dengan cepat.

" dav?disana ada siapa aja?" Tanya vivi di sela-sela davi fokus melajukan motornya itu.

" axel, daffa, deril sama salma vi" ucap davi.

Vivi seketika merasakan dirinya menjadi putus asa saat mendengar salma berada di sana. Vivi tau salma pasti akan mencuci otak deril dan membuat deril semakin tak yakin dengan vivi.

Hati vivi berubah menjadi sedikit gusar,  ia tak yakin usaha minta maafnya dan mencoba menjelaskan semua kepada deril akan berhasil jika ada salma?

Vivi menguatkan tekadnya itu, ia tak peduli akan kehadiran salma di sana nanti. Niatnya hanya ingin bertemu dengan deril dan mencoba menjelaskan semuanya.

Sepanjang perjalanan, davi hanya menanyakan beberapa hal kepada vivi seputaran dean. Dan vivi hanya menjawab dengan seperlunya saja dan mengatakan yang sejujurnya.

Selang 5 menit kemudian...
Mereka telah sampai di rumah axel, terlihat motor ninja hijau milik deril terparkir dengan mulus di depan rumah axel.
Vivi segera turun dari motor davi, hatinya sedikit tak karuan, ia takut deril akan memarahi dirinya kembali.

" ayo" ucap Davi yang menarik tangan vivi untuj segera memasuki rumah axel. Vivi mengangguk dengan ragu, setelah itu ia mengikuti davi dari belakang.

Suasana rumah axel sangat sepi, bahkan terlihatnya seperti tak ada seorang pun di dalam sana.
saat davi membuka pintu utamanya, barulah terlihat penghuni rumah ini yang sedang asik dengan kegiatannya masing-masing.

Axel sedang asik memainkan gadgednya di dekat pintu, sedangkan daffa ia asik menikmati roko miliknya di pojokan. Dan deril, ia sedang menikmati roko di sofa dengan salma yang sedang berbicara kepadanya.

Semua pandangan pun tertuju kepada davi dan vivi yang masih berdiri di ambang pintu. Vivi menelan silvanya dengan susah payah saat melihat deril yang menatapnya sangat dingin.

"Buat apa lo bawa dia kesini" celoteh deril yang mengalihkan pandangannya kelain tempat.

Hati vivi terasa linu saat mendengar celotehan deril tadi " der? Kita harus selesain ini dulu biar semua jelas" ucap Vivi yang masih berdiri di samping davi.

" buat apa? Mending lo pergi dari sini sekarang juga" ucap Deril yang menatap vivi dengan sangat tajam.

Air mata vivi kembali berlinang di kedua matanya, vivi mencoba menahan rasa sakit di hatinya itu akan ucapan deril barusan yang mengusirnya begitu terang-terangan.
Axel dan daffa hanya menyimak perdebatan antara vivi dan deril.

" der? Kasih kesempatan lah buat vivi jelasin semuanya ke lo!" Ucap davi kali ini angkat bicara.

" gue gabutuh dav!" Ucap Deril yang bersikeras yang masih menolak untuk mendengarkan penjelasan dari vivi.

" der! Sepercaya itu lo ke foto itu? Fikir der! Itu bisa aja rekayasa orang yang ga suka hubungan lo sama vivi! Der? Lo berdua tuh udah tunangan! Kenapa lo ga selesain masalah ini bareng-bareng!" Ucap Davi yang menceramahi deril dengan panjang lebar.

" mungkin davi bener der" ucap Daffa yang kali ini bersependapat dengan davi.

" lo bilang itu foto rekayasa? Jelas-jelas kalau gada deril mereka tuh suka bareng!" Ucap Salma kali ini angkat bicara.

" gue emang deket sama dia! Tapi itu cuma sebatas temen! Dan foto itu,bukan foto gue sama dean! Ga gapernah ngerasa kalau gue pernah lakuin adegan kaya di foto itu!" Ucap Vivi cepat dan mulai terpancing emosi akan ucapan salma tadi.

Deril mengerutkan keningnya " jadi selama ini lo deket sama dia?ohh, pantes aja dean slalu ngajak lo pulang bareng. Taunya lo juga samanya?" Tanya Deril dengan kekehan manisnya.

Vivi menggeleng cepat, rupanya vivi sudah salah bicara tadi.
" bukan gitu deril tapi aku..

" semua udah jelas! Kepercayaan gue slama ini lo sia-siain. Bahkan rasa sayang gue ke lo, lo gahargain! Gue pernah bilang kan lo gaboleh deket sama dia! Tau nya? Lo sendiri yang bilang tadi kalau lo emang deket sama dean! Gue kan pernah bilang ke lo, kalau sampe lo ngalakuin kebohongan dan suatu hal yang gue ga tau, itu akibatnya bakal fatal! Dan sekarang? Rasa sayang gue ilang, bahkan rasa kepercayaan gue ke lo udah gada! " tandas deril.

Vivi terdiam, bibirnya terasa bungkam. Ucapan deril lagi-lagi membuat hatinya terasa di remas. Air matanya sudah menetes kembali di kedua pipinya, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit yang melanda dirinya.

" sesalah itu aku sama kamu der? Kamu lebih percaya sama foto itu di banding aku? Der! Sumpah demi apapun itu bukan aku deril! Bukan! Aku gada niatan buat ngehancurin kepercayaaan kamu! Aku gada niatan buat ngerusak pertunangan kita deril!!!! Aku ...

" cukup! Apapun yang lo bilang sekarang percuma gakan Ngerubah apapun dari diri gue. Sebaiknya lo pulang! Dan soal pertunangan kita, kita bicarain baik-baik kalau ayah lo udah pulang." Celah deril yang tak ingin mendengar ucapan vivi kali ini. Deril lebih percaya akan pendiriannya dan bersikeras akan keputusannya itu.

Vivi terdiam, air matanya terus mengalir. Ia mengusap kedua pipinya dan menghapus kasar air matanya.
Hatinya terasa sangat sakit bahkan, ia tak mampu berbicara apapun lagi kepada deril. Deril memang sangat egois dan bahkan deril sangat keras kepala.

Vivi menatap sekilas kearah davi, setelah itu ia berbalik badan dan meninggalkan tempat kediaman axel dengan rasa sakit hati yang sangat melekat saat ini.

" der! Lo kenapa si egois banget? Nih denger ya! Suatu saat nanti Kekeras kepalaan lo sama keegoisan lo itu bakal bertumbuh penyesalan! karena lo terlalu ngikuti sisi negative lo! Der? Bisa ga si lo kasih kesempatan vivi buat ngejelasin semuanya! Lo gatau kan kalau dia sampe rela bolos tadi demi lo, tapi lo...

" dav? Lo ga ngerasain gimana rasanya di hianatin sama dia! Lo tau kan gue bener-bener sayang sama dia. Tapi dia ngesia-siain itu semua! " celah deril cepat dan tak ingin mendengar ucapan davi.

" udah dav! Ini udah keputusan deril lagian juga! Lo kenapa si ribet banget! Lo suka sama dia? Ambil aja kali, lagian dia udah bukan milik deril lagi kan?" Celoteh salma tanpa dosa dan menyaring ucapannya itu.

" apa lo bilang? Sal, kayanya gue curiga deh sama lo! Apa lo yang buat rekayasaan ini semua? Dede! Dimana dia? Apa lo sekongkol sama dia? Oh ayolah sal! Lo cantik tapi kenapa otak lo ga cerdas! Sampe-sampe lo tega lakuin hal ini demi lo bisa dapetin deril dengan cara kaya gini!" Tandas davi menyeringgai.

" lo nuduh gue sama dede? Sepetak banget ya otak lo sampe lo nuduh gue sama dede! Jangan cuma gara-gara gue sama dede pernah buat masalah sama vivi,dan lo bisa nuduh gue sama dede! Buat apa coba gue lakuin ini? Ngotak dikit dong!" Ucap salma yang tak terima akan tuduhan davi tadi.

" cukup! Dav! Lo ga baik buat nuduh salma sama dede! Pokonya apapun yang terjadi hari ini, itu semua udah keputusan gue dan gue ga mau denger apapun lagi tentang cewe itu!" Ucap Deril yang angkat bicara dan meleraikan perdebatan antara salma dan davi.

Davi berdecak kesal akan ucapan deril, pandangannya mengendur menatap axel dan daffa yang hanya terdiam di pojokan. Mereka berdua tak ingin ikut terlibat akan masalah deril dan vivi saat ini. Mereka berdua tak ingin menceramahi deril saat ini, karena mereka tau mood deril sedang tak bagus, percuma mereka berbicara berbusa pun deril takan merespon ucapannya itu.

Berbeda dengan vivi, ia sudah menaiki angkutan umum. Di dalam angkutan air matanya terus menetes membuat vivi harus menghapusnya terus menerus.

jahat banget kamu der! Lebih percaya sama foto di banding aku? Batin vivi menggerutu kesal di dalam sana. Hatinya masih terasa sangat sakit sekali.

Suasana angkutan cukup ramai, dengan rasa malu vivi pun menahan tangisnya sejenak di dalam angkutan. Bisa-bisa ia akan menjadi bahan pertontonan didalam angkutan.

Selang 10 menit kemudian, vivi telah sampai di depan perumahan deril. Ia segera turun dan membayar angkutan itu.

Matanya sangat sembab, ia berjalan dengan lemas. Bahkan fikirannya terus menerus memikirkan deril dan bagaimana bisa deril memutuskan pertunangan ini dengan sangat cepat.
Vivi tau deril sedang di landa emosi saat ini, tapi? Mengapa ucapan deril tadi terdengar sangat menyakitkan baginya.
Air matanya terus menetes, langkahnya ia percepat. Rasanya vivi sudah tak tahan untuk sampai di rumah.

Selang 5 menit kemudian. Vivi pun telah sampai di rumah, ia segera melangkah memasuki kamarnya dengan cepat.

" non udah pulang?oh ya ayah non udah pulang tapi tadi keluar sebentar katanya." Ucap bi sarah yang menyadari akan kedatangan vivi.

Vivi menundukkan kepalanya, ia tak ingin bertatap muka dengan bisarah. Dan tak ingin bi sarah mengetahuinya.
" oh yawdah iyah bi, iyah hari ini pulang lebih cepet. " ucap vivi berusaha nada suaranya tidak terdengar serak.

Bi sarah terdiam, terdengar suara langkah mendekat kearah vivi.
" non nangis? Ada masalah ya? Walaupun non nutupin muka non gitu, bibi tau ko non lagi sedih kan?" Tanya bi sarah yang memegang kedua pundak vivi.

Air mata vivi kembali berjatuhan sulit sekali ia bersandiwara saat ini.
" vivi gpp ko bi" ucap Vivi dengan isak tangisnya.

Bi sarah mengusap halus punggung vivi " bibi ga maksa buat non cerita ke bibi. Tapi, kapan pun non mau cerita bibi siap mendengarkan semuanya " ucap Bi sarah mencoba menenangkan vivi.

Bahu vivi terguncang sangat hebat, ingin sekali rasanya ia menumpah ruahkan masalah yang hari ini ia alami kepada bi sarah.
" vivi gatau bi harus bilang gimana " ucap Vivi yang mulai mengangkat wajahnya dan menatap bi sarah.

Bi sarah terlihat sedikit cemas saat melihat keadaan vivi.
" non? Bibi tau mungkin sekarang non lagi sedih. Tapi coba non tenangin dulu diri non, kalau gini caranya non gakan  bisa nemuin jalan keluarnya gimana" ucap Bi sarah dengan lembut.

Vivi tak menjawab, ia terus menangis. Matanya sudah sangat memerah, bahkan wajahnya saat ini sangat berantakan di penuhi oleh air matanya itu.

Bi sarah terus mengelus pundak vivi dengan lembut dan mencoba menenangkan vivi. Dengan perlahan isak tangis vivi pun mulai mereda.

" gue perlu ngomong sama lo" ucap seseorang yang membuat vivi dan bi sarah tersentak kaget.
Vivi mengusap air matanya itu, ia segera berbalik arah menatap seseorang yang telah membuat dirinya kaget.

Terlihat lah sosok deril yang sedang bersandar di ambang pintu utama, dengan melipat kedua tangannya di atas dada nya, menatap vivi dengan tatapan yang sangat datar dan dingin sama seperti saat mereka pertama bertemu.

Vivi menatap deril dengan sayu, ia mengangguk samar dan segera melangkah mendekat deril dengan tubuh yang sedikit gemetar. Bi sarah hanya terdiam, menatap vivi dan deril kebingungan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Deril melangkah kearah ruang tamu, vivi mengikuti deril dari belakang. Hatinya sedikit takut jika memang dirinya harus mendapatkan ucapan yang menyakitkan hatinya kembali.

Vivi duduk tepat di hadapan deril, deril terlihat sangat santai tanpa ada beban. Pria itu hanya menatap vivi dengan tatapan yang sangat sulit untuk di tebak.

" keputusan gue udah bulat. Apapun yang terjadi nanti kedepannya gue rasa ini semua kita jadiin pelajaran aja. Pertunangan ini emang dari awal cuma hanya coba-coba aja kan? Jadi? Sekarang, pertunangan kita telah usai. Anggep kita ga pernah...

" der? Kenapa si kamu ga mau dengerin aku dulu! Aku gamau denger keputusan kamu! Kamu harus tau der, foto itu bukan aku! Bahkan aku gatau itu foto siapa deril! Kamu jangan terlalu percaya sama foto itu! " celah vivi yang tak ingin mendengarkan ucapan deril hingga akhir. Baru aaja deril mengucapkan beberapa kata saja air matanya sudah kembali menetes.

" karena foto itu udah jelas vi! Gue ga suka neko-neko! Semua udah jelas, jadi apa yang harus di omongin lagi? " ucap Deril datar dan sangat dingin.

" der? Kenapa kamu ga percaya sama aku der? Kenapa kamu lebih percaya sama foto kaya gitu? Kenapa? Padahal selama ini aku lebih percaya sama kamu! Aku ga pernah percaya apa kata orang lain! Tapi kenapa kamu beda deril! Kenapa kamu ga percaya sama aku?" Ucap Vivi terisak-isak oleh isak tangisnya. Vivi terpaksa harus mengingat beberapa kejadian yang telah ia lewati. Vivi mengingat bagaimana masalah-masalah yang ia hadapi secara bertubi-tubi. Tapi vivi tak pernah percaya akan itu semua kalau tidak dari deril langsung. Tapi mengapa deril sebaliknya? Ia lebih percaya akan orang lain di banding dirinya langsung.

" ini semua udah jelas! Ini bukan rekayasa dari siapapun. Bahkan foto itu jelas vi! " ucap Deril datar. Rupanya deril tak tehenyuk akan isak tangis vivi yang sangat memilukan itu.

Vivi menggeleng pelan " der? Aku mohon kamu dengerin...

" gue minta lo jauhin gue! Anggep kita ga pernah kenal vi. Dan gue juga minta buat kerjasama nya sama lo buat bilang ke orang tua lo dan gue siang ini! Tentang perbatalan tunangan kita" Ucap Deril yang melepaskan cincin yang selama ini ia kenakan dan menaruhnya di atas meja.

Vivi terdiam, tubuhnya gemetar oleh isak tangis yang tak bisa ia redamkan. Hatinya sangat pilu, bibirnya terasa di kunci sangat rapat kali ini. Tak ada kesempatan lagi untuk ia berbicara kali ini. Putus semua harapan dan impian dirinya dengan deril. Matanya tertuju kepada cincin yang di lepaskan oleh deril tadi.
Deril melangkah meninggalkan vivi sendirian di ruang tamu. Vivi menahan dirinya untuk tidak menjerit karena dirinya sangat ingin memarahi deril agar dirinya bisa menjelaskan semuanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambunggg.......

Yaampun der setega itu ya? Cincinnya aja udah di lepas😢. Gimana ya kisah selanjutnya? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah memang benarbenar mereka akan pisah?

Penasarannnnn?
Tetep stayyy ya di BDP😄😄😄😘😍😍
Yang udah baca vomment yang banyak yaa okeeeeee di tunggu banget. Biar jadi semangat ke akunya😄😄😄😄😂😂😂

Oke? Seeyou againnnnnnnn.

Continue Reading

You'll Also Like

8.4M 1M 48
"𝙷𝚞𝚓𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚛𝚞𝚗." -𝓐𝓶𝓮𝔂𝓼𝓲𝓪𝓪, 01.00 ••• "Kematian yang mencintai kehidupan." - 01.00 ...
AREKSA By Itakrn

Teen Fiction

34M 3.3M 64
"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi mereka sadar... kalau mereka berbeda keyakina...
ZiAron [END] By ✧

Teen Fiction

7.7M 734K 69
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] _________________________________________________ (16+) Hanya kisah kedua pasang...
15.3M 217K 8
Sudah terbit