[3] My Wife Stella

By Alvarosha99

2.4M 63.7K 1.2K

Apa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjo... More

🍁 Chapter [1] 🍁
🍁 Chapter [2] 🍁
🍁 Chapter [3] 🍁
🍁 Chapter [4] 🍁
🍁 Chapter [5] 🍁
🍁 Chapter [6] 🍁
🍁 Chapter [7] 🍁
🍁 Chapter [8] 🍁
🍁 Chapter [9] 🍁
🍁 Chapter [10] 🍁
🍁 Chapter [11] 🍁
🍁 Chapter [12] 🍁
🍁 Chapter [13] 🍁
🍁 Chapter [14] 🍁
🍁 Chapter [15] 🍁
🍁 Chapter [16] 🍁
🍁 Chapter [17] 🍁
🍁 Chapter [18] 🍁
🍁 Chapter [19] 🍁
🍁 Chapter [21] 🍁
🍁 Chapter [22] 🍁
🍁 Chapter [23] 🍁
🍁 Chapter [24] 🍁
🍁 Chapter [25] 🍁
🍁 Chapter [26] 🍁
🍁 Chapter [27] 🍁
🍁 Chapter [28] 🍁
🍁 Chapter [29] 🍁
🍁 [Attention!] 🍁
🍁 Chapter [30] 🍁
🍁 Chapter [31] 🍁
🍁 Chapter [32] 🍁
🍁 Chapter [33] 🍁
🍁 Chapter [34] 🍁
🍁 Chapter [35] 🍁
🍁 Chapter [36] 🍁
🍁 Chapter [37] 🍁
🍁 Chapter [38] 🍁
🍁 Chapter [39] 🍁
🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁
🍁 [Friendship Favorable] 🍁
🍁 [Bonus Part 1] 🍁
🍁 [Bonus Part 2] 🍁
🍁 [SEQUEL?] 🍁
🍁 [Questions About My Wife Stella] 🍁
🍁 [SEQUEL :: My Wife Stella] 🍁

🍁 Chapter [20] 🍁

58.9K 1.4K 33
By Alvarosha99

WARNING : Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan. 16+ (udah di peringatkan ya, jangan bandel. Yang belum cukup umur jangan dibaca)

🍁
🍁
🍁

Author POV

Suasana di Rumah sakit Hardian Medika tampak sepi karna jam besuk sudah berakhir beberapa jam yang lalu namun di UGD masih banyak yang berlalu lalang. Termasuk keluarga besar Vallerosha, Stella dan tunangannya Samuel.

Semuanya duduk dengan berdoa demi kesembuhan Steven yang sampai saat ini belum juga sadar. Dokter mengatakan tubuh Steven mengalami penurunan drastis, tekanan darah dan yang lainnya. Belum lagi benturan yang lumayan keras pada bagian kepalanya membuat Steven banyak mengeluarkan darah.

Dokter sudah menjahit dan mengatakan untuk malam ini sepertinya Steven belum bisa tersadar mengingat obat bius yang memakan waktu hingga beberapa jam pasal operasi kecil tadi.

"Stella, ayo kita pulang ini sudah malam"ucap Samuel pelan.

"Aku... Aku masih ingin disini, Sam"balas Stella tak kalah pelannya.

Samuel menghela nafasnya. Ia tau Stella belum bisa melupakan sepenuhnya bayang-bayang mantan suaminya dan ia harus lebih bersabar lagi.
Status mereka yang baru bertunangan beberapa jam lalu bukanlah sebuah jaminan Stella menjadi miliknya seutuhnya. Maka dari itu Samuel terdiam namun beberapa saat kemudian ia kembali berfikir.

Dilihatnya perut Stella yang membuncit. Walau belum besar namun bagi orang yang melihat secara detail maka akan terlihat bahwa Stella memang sedang hamil. Dan disaat itulah Samuel kembali berbisik kepada Stella.

"Pulanglah sekarang kasihanilah dia. Besok aku akan mengantarmu kesini lagi. Aku janji"ucap Samuel penuh penekanan.

"Baiklah"balas Stella.

Kemudian keduanya berpamitan pada keluarga Vallerosha dan segera pulang.

🍁🍁🍁

Dalam perjalanan Stella hanya diam membuat dugaan Samuel semakin menjadi. Stella masih menyimpan perasaan untuk Steven. Hatinya teriris dan dadanya bergemuruh, kecemburuan hampir saja menguasainya.

"Stella berhentilah mencemaskannya. Itu akan berpengaruh pada bayimu"ucap Samuel tak tahan dengan keterdiaman Stella.

"Aku... Tidak bisa, Sam. Aku memang mengkhawatirkannya"balas Stella dengan nada bergetar.

Dia menangisi kembali lelaki brengsek itu membuat Samuel harus menahan amarahnya.
Ia tidak ingin menambah beban pikiran Stella karna akan membahayakan janin di perutnya. Samuel pun diam dan berkonsentrasi pada jalanan di depannya.

🍁🍁🍁

10 Menit Kemudian~

Stella dan Samuel sudah sampai di apartemen. Samuel berniat menginap dan ia bersedia tertidur di sofa demi menjaga Stellanya.

"Minum dulu susunya baru kamu tidur"ucap Samuel lembut.

Tak terasa Stella terdiam. Ia merutuki kebodohannya atas tindakannya tadi. Ia sudah menjadi tunangan Samuel namun ia masih mencemaskan mantan suaminya.
Stella tahu dia sudah keterlaluan pada Samuel namun ia tak bisa menahannya ada sebuah dorongan tersendiri didalam dirinya yang tak bisa di tahan. Apakah ikatan seorang anak dan Ayah?

Stella pun memeluk Samuel erat. Ia menangis karna menyesali kebodohan dirinya dan hatinya yang ternyata belum sepenuhnya terisi oleh Samuel.

"Maafkan aku... hiks... maaf"ucap Stella tersendat.

"Hussttt. Tidak apa-apa sayang, aku baik-baik saja. Sekarang waktunya tidur"balas Samuel dengan senyuman manisnya membuat Stella tenang dan akhirnya mengangguk menyetujui.

🍁🍁🍁

Keesokan Paginya~

Samuel sudah berkutat di dapur membuat sarapan untuknya dan Stella. Stella sendiri baru saja terbangun karna semalam mengalami gangguan karna bayinya terus menerus bergerak menimbulkan rasa tidak enak dan membuatnya terjaga hingga pukul 4 pagi. Jadilah ia kesiangan pagi ini.

"Selamat pagi, sayang"sapa Samuel masih dengan celemek yang menempel di tubuh atletisnya.

"Pagi"balas Stella sedikit malu mendengar nada penuh sayang samuel.

"Kemarilah. Kita sarapan bersama"ucap Samuel masih dengan senyuman mautnya.

Stella merasa dirinya begitu beruntung mendapatkan lelaki seperti Samuel.
Ia takkan menyia-nyiakan lelaki baik itu.
Sudah cukup dia berbuat bodoh kemarin, Stella bertekad akan menyudahi segala bentuk kecemasannya kepada Steven karna sekarang mereka bukan siapa-siapa.

Stella menyadari statusnya saat ini. Dan inilah yang terbaik demi dirinya, Samuel, dan Steven sendiri. Stella ingin menghindari fitnah dan juga menjaga perasaan tunangannya.

"Terimakasih untuk semuanya, Sam"ucap Stella dengan senyuman manis.

🍁🍁🍁

Selena masih terduduk setia di samping ranjang anaknya yang terbaring lemah. Michael sudah pulang dan segera kekantor karna ada meeting mendadak. Milley pun kembali kerumah untuk membawa baju ganti. Dan sekarang hanya Selena seorang diri.

CEKLEK~

Munculah seorang wanita cantik dengan parsel buah di tangannya. Dengan langkah anggun ia mendekati wanita paruh baya itu.

"Pagi, Tante. Saya datang menjenguk steven"ucap Clara.

"Hm"balas Selena malas.

Clara memandang sekilas lalu meletakkan parsel buahnya di meja kiri ranjang Steven lalu memandang wajah Steven yang memucat.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?"tanya Clara.

"Kurasa itu bukan urusanmu lagi"jawab Selena. Ia sudah mengetahui perilah gagalnya pernikahan Steven dan Clara dari Milley.

"Yeah... Aku hanya ingin tahu keadaannya jika Tante memang tidak menyukaiku maka aku akan pergi"ucap Clara.

"Ya. Pergilah dan jangan pernah kembali lagi!"balas Selena.

Clara terdiam lalu berjalan dengan angkuhnya. Ia membenarkan letak kacamatanya lalu merogoh ponselnya menghubungi seseorang.

"Pastikan semuanya berjalan lancar"ucap Clara lalu memasuki mobil sport terbarunya.

🍁🍁🍁

Vino berjalan dengan gagahnya memasuki gedung pencakar langit di depannya. Allyson Que.

"Selamat pagi, Pak Vino"sapa satpam di depan yang dibalas senyuman tipis oleh Vino.

Perusahaan yang ia masuki ini sudah menjadi miliknya setelah bantuan dari Clara yang sangat memuaskan ia berhasil menguasai perusahaan yang tengah naik daun itu dan menjabat sebagai General Manager disana.

Ia berjalan dan berhenti saat melewati ruangan karyawan di bagian desain. Salah satu desainer disana bangkunya kosong padahal jam sudah menunjukkan pukul 08.30. Sudah 30 menit berlalu.

"Huh masih jaman hari gini telat!"cibir Vino lalu meneruskan jalannya menuju ruangannya.

Tak berapa lama wanita dengan peluh membanjiri dahi dan tubuhnya datang tergesa-gesa siapa lagi kalau bukan Stella.

"Mba jangan lari-larian kan lagi hamil"ucap Sania.

"Iya aku lagi terburu-buru sampai lupa aku sedang hamil"balas Stella dengan cengiran lebar.

Tak perlu waktu lama Stella segera berkutat di mejanya menyelesaikan satu desain baju pengantin yang sangat elegan. Stella tersenyum bangga lalu meneruskan kembali pekerjaannya yang tertunda akibat ia sering ijin karna keperluan mendadaknya.

🍁🍁🍁

Samuel kembali pada rutinitasnya yaitu bekerja. Demi keluarganya dan dirinya sendiri juga ia bekerja keras dan hasilnya perusahaan yang ia kendalikan itu maju pesat. Menaikan posisi yang semula berada di tingkat 6 menjadi 3 besar perusahaan termaju dan tersukses bulan ini.

Samuel merasa kerja kerasnya membuahkan hasil yang bagus. Ternyata ia bukan hanya jago berpose di depan kamera melainkan juga dalam hal bisnis.

Sesaat Samuel teringat akan Stella, pagi tadi sebelum ia berangkat Stella menolak untuk diantar kerumah sakit. Stella justru ingin masuk ke kantor. Dan Samuel pun tak bisa berbuat apapun ia hanya mengangguk.

"Secepat itukah kamu berubah pikiran. Padahal semalam kau masih mengkhawatirkannya"gumam Samuel.

Tak mau terlarut dalam masalah kemarin, Samuel segera melanjutkan pekerjaannya.

🍁🍁🍁

Pukul 17.30 WIB.

Stella berdiri di depan kantor menunggu Samuel menjemputnya namun tak disangka atasannya datang menemuinya.

"Ny. Stella anda belum pulang?"tanya Vino basa basi.

"Iya, Pak"jawab Stella.

"Kalau begitu bareng saya aja gimana?"tawar Vino.

"Maaf pak tapi saya sudah di jemput, saya permisi"jawab Stella setelah melihat mobil Samuel memasuki kantornya.

"Oh tidak masalah. Silahkan"ucap Vino.

Stella membungkuk sekali lalu berjalan mendekati Samuel.

Di tengah keterpesonaan Vino terhadap Stella, seseorang datang merusak suasananya.

"Woy ngelamun aja sih ayo mending ikut gw"ucap Clara.

"Sejak kapan lo disini?"tanya Vino bingung.

"Dari subuh, udah deh gak usah banyak tanya mending ikut gw SEKARANG"jawab Clara dengan penekanan di akhir.

"Iye nyah"ucap Vino setengah bercanda.

Vino meninggalkan mobilnya dan memasuki mobil sport milik Clara. Keduanya pergi menuju tempat untuk melanjutkan misi mereka.

🍁🍁🍁

Samuel dan Stella baru saja makan malam di apartemen. Stella mengajarkan pada Samuel bahwa mereka harus hemat dan makan makanan sehat yang di buat sendiri. Stella kini duduk sambil menonton tv serial korea.

"Sayang, kamu yakin gak mau kerumah sakit lagi?"tanya Samuel.

"He'em. Kamu kenapa nanyain terus?"tanya balik Stella.

"Ya gapapa sih. Cuma kan kemarin aku udah janji dan aku gak mungkin ingkarin itu kalo emang kamu mau jenguk dia aku akan antar"jawab Samuel.

"Sam, dengar aku. Aku gak mau melihat kamu harus merasakan sakit hati lagi, aku sudah sadar siapa aku. Aku gak mau nyakitin kamu terus dan aku juga gak mau terlalu mengurusi dia yang bukan siapa-siapa aku"ucap Stella.

"Aku ngerti sayang, makasih karna kamu mau menjaga perasaanku. Aku senang sekali. Tapi jangan buang sifat baikmu itu demi aku, kamu bebas mencemaskan siapapun yang menurutmu pantas. Dan dia bagaimana pun adalah Ayah dari anak yang kamu kandung. Apa kamu bener gak mau jenguk dia, hum?"tanya Samuel.

Stella menggigit bibir bawahnya bingung. Ia menatap kedalam mata Samuel dan menemukan ketulusan disana.
Stella pun terdiam ia mendengarkan kata hatinya. Dan sepertinya ia memang harus mengatakannya.

"Baiklah, aku mau menjenguknya. Hanya malam ini tidak ada lain kali. Maafkan aku dan terimakasih karna kamu sudah mau mengerti akanku"jawab Stella.

"Tentu. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik bagimu, dan aku tak masalah dengan anak yang kau kandung. Dia akan tetap kuanggap anakku kalau kita sudah menikah nanti"ucap Samuel.

Stella terdiam beberapa saat lalu memeluk Samuel erat. Posisi yang begitu intim membuat Samuel tak bisa menahan hasratnya.

Samuel menarik Stella mendekat kearahnya. Mendekatkan wajah mereka dan mencium dengan begitu lembut, namun kelembutan itu tak berlangsung lama Stella menekan begitu kuat dan mendominasi ciuman pertama mereka.

Samuel diam dan tetap memegangi tubuh Stella yang entah sejak kapan sudah naik di pangkuannya. Tangan Samuel tak lagi terdiam kini mulai mengelus punggung Stella yang halus. Stella pun semakin menekan bibirnya seakan tak ingin di pisahkan. Keduanya pun sama terhanyut dalam hasrat yang sudah lama tak tersalurkan.

Hingga pagutan mereka terlepas nafas mereka tak beraturan, ciuman pertama yang begitu hebat tadi mengakibatkan bibir stella sedikit bengkak. Stella menunduk tak mampu melihat wajah Samuel. Lelaki itu pun tertawa terbahak.

"Apa yang lucu, Sam?"tanya Stella masih dengan wajah menunduk malu.

"Hahaha ya ampun wajahmu sayang, kau manis sekali aku sampai tidak bisa menahan tawaku hahahaha"jawab Samuel.

"Ihh berhenti. Gak ada yang lucu tau"ucap Stella ketus membuat Samuel terdiam.

Tak lama sebuah kecupan mesra di lakukan oleh Samuel ke pipi kanan Stella membuat wanita itu terdiam dan semakin memerah wajahnya.

"Maafin aku ya, dan ganti bajumu sayang, kita kerumah sakit sekarang"ucap Samuel yang diangguki Stella.

Sepeninggal Stella yang kekamar mengganti bajunya. Samuel mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Jangan sampai ada yang kurang. Aku tidak mau ada kecacatan sedikipun"ucap Samuel mengakhiri pembicaraannya.

Stella keluar dengan dress selutut berwarna pink dan cardigan yang menutupi lengannya. Samuel berdiri dan segera berjalan keluar mendahului Stella.

🍁🍁🍁

Steven baru saja terbangun pukul 18.30 dan masih mengeluh kepalanya yang sedikit sakit akibat luka jahitan yang belum sepenuhnya sembuh. Selena pun masih setia menemani dan kini kedatangan suaminya menjadi penguatnya. Namun Milley menatap cemas Selena hingga akhirnya ia bangkit dari duduknya dan berkata...

"Mamah pulang aja biar Abang aku yang jagain. Mamah pasti capek"ucap Milley.

"Tapi-"ucapan Selena terhenti karna Steven menyelanya.

"Aku baik-baik saja, Mah. Sudah mendingan, pulanglah aku gak mau Mamah sakit"ucap Steven kemudian diangguki oleh Selena.

Kini tinggal Steven dan Milley yang asik menonton serial komedy. Sesekali tawa mereka terdengar. Steven masih merasakan kesedihan dengan melihat Stella dan Samuel. Tak terasa air matanya menetes dan Steven segera menyekanya.

CEKLEK~

Suara pintu terbuka mengagetkan Steven dan Milley. Stella masuk bersama Samuel dengan parsel buah ditangannya bergerak mendekati Milley terlebih dahulu.

"Ah Kak Stella apa kabar? Aku kangen banget tau, Kak"tanya Milley seraya memeluk Stella.

"Aku baik Mil, aku juga merindukanmu"jawab Stella lembut.

Steven memandang takjub didepannya. Stella datang menjenguknya itu sebuah mukzizat baginya. Walau bersama Samuel tetap saja Steven merasakan bahagia luar biasa. Samuel meletakan parsel buah di meja lalu menyapa Steven ramah.

"Bagaimana keadaan lo?"tanya Samuel.

"Gw baik, makasih udah jenguk"jawab Steven masih dengan senyuman di bibirnya.

Samuel pun membalas senyuman Steven lalu fokus kembali menatap Stella yang malah asik mengobrol dengan Milley.

"Sayang, kamu gak lupa kan tujuan kita kesini mau apa"ucap Samuel.

"Eh? Ngga ko. Kan mau jenguk tadi"balas Stella dengan wajah polosnya membuat Samuel dan Steven tertawa kecil.

"Makasih Stella, sudah datang aku senang sekali"ucap Steven membuat Samuel sedikit tersentak namun kembali rileks saat melihat tatapan mata Stella untuknya.

"Iya sama-sama. Hm sepertinya sudah malam aku juga harus bekerja besok, semoga lekas sembuh ya, Mas"balas Stella.

"Pasti. Aku pasti sembuh"seru Steven semangat.

Stella dan Samuel pun pergi setelah itu meninggalkan sedikit luka pada Steven. Steven menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya. Kini ia sudah benar-benar hancur. Harapannya musnah. Wanita yang ia cintai akan menjadi milik Samuel seutuhnya.

"Kamu benar-benar sudah pergi stella. Pergi dariku dan memilih bersama dia"gumam Steven.

🍁🍁🍁

Selama perjalanan pulang Stella dan Samuel semakin mesra. Berbagai candaan dan pembicaraan serius mereka ungkapkan. Stella memandangi Samuel saat sedang menyetir yang kian menambah ketampanannya.

"Berhenti melihatku dengan tatapanmu itu sayang, kau membuatku menjadi tak fokus"ucap Samuel.

"Aku kan cuma lihat. Yaudah aku liatin cowok di luar itu aja"balas Stella sambil melirik ke jendela memang banyak lelaki muda yang baru selesai pulang kantor yang pasti selesai lembur.

Samuel menjadi gerah karna cemburu. Segera ia tarik kembali perkataannya.

"Cukup! Lihat aku saja. Hanya aku bukan yang lain"ucap Samuel penuh penekanan membuat Stella tertawa.

"Kau lucu sekali"balas Stella masih dengan tawanya yang justru makin kencang membuat Samuel pun ikut tertawa menyadari bahwa ia seperti anak ABG labil.

Ia pandangi sekali lagi wajah tampan Samuel. Dan tak disangka-sangka Stella mencium pipi Samuel, hanya beberapa detik karna Stella kembali fokus ke jalanan namun itu membuat nafsu Samuel itu bangkit kembali setelah mati-matian ia menahannya tadi.

"Sh*t!!! Aku harus mandi air dingin malam ini"gumam Samuel dalam hati.

🍁🍁🍁

Stella memasuki apartemennya malam ini Samuel masih juga tertidur di sofa membuat Stella tidak enak.

"Hm Sam, itu kamu yakin tidur di sofa?"tanya Stella.

"Iya. Kenapa memangnya?"tanya balik Samuel.

Stella terdiam merenungi kembali apa yang harus ia jawab. Tapi ia juga gelisah harus tidur sendiri. Entah ia akan menyesal atau tidak nantinya Stella tetap mengucapkan apa yang ada di otaknya.

"Hm tidurlah denganku Sam, hm maksudku bersamaku di kasur karna aku kesulitan tidur"jawab Stella pelan dan menunduk.

Bagai tersambar geledek.
Samuel memejamkan matanya lagi. Haruskah ia menahan lagi setelah barusan ia mandi air dingin. Apa jadinya jika malam ini ia tidur satu kasur dengan Stella.

"Tapi bukankah itu tidak baik. Aku disini saja menjagamu, aku tidak apa-apa kalau kau mencemaskanku"ucap Samuel berusaha menahan hasratnya yang kini kembali naik dan membuat celananya mengetat.

"Tapi-tapi aku akan tidak bisa tidur seperti kemarin. Aku mau di peluk"balas Stella.

Stella menyadari bahwa ada yang tidak beres dengannya. Ia benar-benar seperti wanita murahan yang haus belaian lelaki. Tapi ia tak bisa menahannya lagi saat ini memang itu yang ia inginkan. Stella menjadi bimbang namun ia sudah terlanjur mengucapkannya.

"Baiklah. Hanya malam ini saja. Karna besoknya kita menikah"ucap Samuel dengan senyuman miringnya.

Bagus Stella sangat bagus sekali sekarang dia benar-benar menyesal tlah mengatakannya. Dia sudah membangunkan singa yang sedang tertidur pulas itu.

Samuel berjalan mendekati Stella perlahan dan membawa tubuh wanita itu kekasur. Merebahkan dirinya dan memeluk tubuh langsing Stella erat.

"Selamat malam, Stella. Semoga kau memimpikanku ya"ucap Samuel persis di telinga Stella. Deru nafasnya yang hangat seakan menggelitik Stella dan menyalurkan perasaan aneh di tubuhnya.

"Hm ya, kau juga, Sam"balas Stella sedikit susah dengan suara bergetar karna menahan sesuatu yang sebenarnya ia inginkan juga tanpa ia sadari.

~Bersambung~

Continue Reading

You'll Also Like

187K 4.3K 2
Alya Maharani,dia adalah pembisnis yang sukses,prusahaannya sudah ada di mana mana,tapi sayang dia gagal menjadi seorang istri maupun ibu bagi suami...
5.6M 58.9K 10
Banyak typo❗ Mohon di ingatkan apabila kalian menemukan typo. Aliza Adinda Azzura. Di umur yang ke 23 tahun dia sudah menyandang status janda anak 1...
589K 14.9K 38
Apa yang kalian bayangkan jika mendengar kata" he is my husband"? Pasti berpikiran tentang pernikahan yang bahagia, selalu penuh dengan senyuman kem...
53.6M 3.1M 50
SUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argantara the me movie season 1 -Ketika tawam...