[3] My Wife Stella

By Alvarosha99

2.4M 63.7K 1.2K

Apa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjo... More

🍁 Chapter [1] 🍁
🍁 Chapter [2] 🍁
🍁 Chapter [3] 🍁
🍁 Chapter [4] 🍁
🍁 Chapter [5] 🍁
🍁 Chapter [6] 🍁
🍁 Chapter [7] 🍁
🍁 Chapter [8] 🍁
🍁 Chapter [9] 🍁
🍁 Chapter [10] 🍁
🍁 Chapter [11] 🍁
🍁 Chapter [12] 🍁
🍁 Chapter [13] 🍁
🍁 Chapter [14] 🍁
🍁 Chapter [15] 🍁
🍁 Chapter [16] 🍁
🍁 Chapter [18] 🍁
🍁 Chapter [19] 🍁
🍁 Chapter [20] 🍁
🍁 Chapter [21] 🍁
🍁 Chapter [22] 🍁
🍁 Chapter [23] 🍁
🍁 Chapter [24] 🍁
🍁 Chapter [25] 🍁
🍁 Chapter [26] 🍁
🍁 Chapter [27] 🍁
🍁 Chapter [28] 🍁
🍁 Chapter [29] 🍁
🍁 [Attention!] 🍁
🍁 Chapter [30] 🍁
🍁 Chapter [31] 🍁
🍁 Chapter [32] 🍁
🍁 Chapter [33] 🍁
🍁 Chapter [34] 🍁
🍁 Chapter [35] 🍁
🍁 Chapter [36] 🍁
🍁 Chapter [37] 🍁
🍁 Chapter [38] 🍁
🍁 Chapter [39] 🍁
🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁
🍁 [Friendship Favorable] 🍁
🍁 [Bonus Part 1] 🍁
🍁 [Bonus Part 2] 🍁
🍁 [SEQUEL?] 🍁
🍁 [Questions About My Wife Stella] 🍁
🍁 [SEQUEL :: My Wife Stella] 🍁

🍁 Chapter [17] 🍁

59K 1.8K 26
By Alvarosha99

Steven POV

Beberapa hari setelah perceraian~

Suara desahan wanita terdengar di telingaku, dan aku mengenalinya. Clara. Itu suara Claraku. Mataku yang semula terpejam kini terbuka lebar mencari sosok wanita yang amat kucintai. Dan dia menghilang. Tidak ada disampingku lagi.

Kulirik jam di dinding masih menunjukkan pukul 4 pagi. Kemana perginya dia?

Kuberjalan keluar dan semakin jelas suara yang kudengar itu. Walau berat tapi aku penasaran dengan apa yang diperbuat oleh Clara, secara tak sengaja aku melewati bekas kamar Stella dulu dan disanalah sumber suara desahan itu berasal.

"Shhh... Ahhh..." entah itu suara siapa aku hanya terpaku di depan pintu yang terbuka kecil.

Dia. Calon istriku. Dia wanita yang amat sangat kucintai. Dia ada di kasur itu sedang...

"Keluar dari rumahku sekarang!"suara dingin mengintimidasiku menghentikan aktivitas mereka disana.

Lelaki itu berjalan keluar masih dengan setelan kerjanya. Hanya jasnya sudah disampirkan di pundaknya, sial. Kulirik kembali wajah merah padam Clara disana, tertangkap basah sedang berselingkuh dengan seorang pria yang tak kukenal.

Kesalahan pertamanya : selingkuh di belakangku.
Kesalahan keduanya : dia membawa lelaki itu kerumahku.
Kesalahan ketiganya : dia sedang mencoba mempermainkanku.

Kini aku tahu siapa dia sebenarnya. Wanita penjilat. Sialan!! Ternyata benar apa yang diucapkan adikku, Milley beberapa bulan sebelum aku bercerai dengan Stella.

Flashback On.

Suara langkah kaki yang mendekat membuat lelaki yang tengah sibuk memikirkan Laporan Keuangan itu menoleh.

"Kak Steven..."panggil Milley keras.

"Hey ada apa kamu ke kantor Abang?"tanyaku lembut dan menaruh dokumen itu sampingku.

"Aku baru saja melihat Kak Clara dengan lelaki lain"jawab Milley.

"Jangan bercanda, sudah sana jangan ganggu Abang kerja"ucapku.

Sebenarnya dalam diriku ada rasa penasaran yang tinggi. Benarkah Clara berselingkuh dariku? Setelah kebersamaan dan semua ini?

"Ih aku kan kesini ada berita penting lagi selain Kak Clara yang bersama lelaki lain itu. Mamah menanyakan keadaan Kak Stella, Kak. Apa Kakak tidak mau kerumah sekedar menginap, sepertinya Mamah kangen dengannya"ucap Milley menyadarkan lamunanku.

"Stella sedang sibuk. Dan Abang juga, tidak bisa jika harus pulang. Tolong bilang seperti itu pada Mamah"titahku yang diangguki olehnya.

"Sebenarnya Kakak masih berhubungan apa gak sih sama Kak Clara? Ko kayanya muka kakak kesel gitu waktu aku kasih tau dia jalan sama cowok lain?"tanya Milley membuatku tergagap.

"Te-tentu saja tidak. Abang kan sudah menikah. Kamu ini ada-ada saja"jawabku.

"Baguslah, karna aku sangat sangat tidak menyukainya. Dia sombong dan angkuh serta pakaiannya yang minim membuat hampir seluruh auratnya terlihat. Huft, kau harus berhati-hati kak karna seorang wanita penjilat. Dia memang kaya tapi tidak menutup kemungkinan dia juga menginginkan kekuasaan pula dan kepopularitas"ucap Milley.

"Cukup jangan terus-menerus membicarakan kejelekan orang lain. Abang sedang banyak kerjaan Mil, pulanglah"balasku.

Hatiku sakit. Hatiku juga merasakan ada yang janggal namun kutepis karna Clara tak mungkin seperti itu.

Ya. Clara wanita baik-baik dan pasti dia juga akan menjaga perasaanku tidak mungkin dia berselingkuh apalagi sekedar memanfaatkanku.

Flashback Off.

Semua kata-kata itu kini aku tarik. Sudah cukup aku tahan selama ini. Dia? Sudah berubah menjadi tak terkendali dan tak kukenali.

Padahal tinggal seminggu lagi jelang pernikahanku dengannya. Tapi inilah yang kudapat? Aku tak tahu harus sedih atau bahagia sekarang.

Aku hancur. Aku sudah tidak bisa bangkit lagi. Pengkhianatan ini seolah menyadarkanku apa yang sudah kulakukan dengan Stella dulu. Beginikah sakitnya? Beginikah perihnya?

Kini semua air mata Stella dapat kurasakan juga karna aku menangisi kebodohanku sendiri.
Kini semua sakit Stella dapat kurasakan juga karna aku tersakiti oleh pilihanku sendiri.
Kini semua penyesalan itu datang menggrogoti tubuhku hingga tak tersisa karna keputusanku sendiri.

Aku bodoh. Aku menyedihkan. Aku seperti pengemis cinta.

Setitik air mata jatuh kembali di pipiku. Berbagai putaran kehidupan bersarang dibenakku. Aku merasakan udara di sekitarku menghilang membuatku sesak dan ingin mati saja.

Aku hidup tapi aku mati.
Aku bernafas tapi aku tercekat.
Aku butuh seseorang disampingku sekarang. Namun hanya kegelapan dan kehampaan yang datang. Semua sudah pergi.

Keluarga yang kusayangi.
Calon bayi yang telah pergi.
Dan wanita yang telah kusia-siakan keberadaannya.
Kenapa karma itu ada? Kenapa hukum alam selalu berbalik? Kenapa? Dan kenapa?

Tuhan memanglah adil. Dia memberikanku balasan yang setimpal. Kini aku kehilangan segalanya. Kini aku hanya bisa meratapi dan menyesali yang tlah terjadi.

Mencoba memutar waktupun itu adalah MUSTAHIL.

"Steve, aku bisa jelaskan"ucap Clara disampingku.

"Cukup!!! Aku minta kamu pergi sekarang!!!"balasku.

"Ta-tapi Steven aku ini calon istrimu kan? Kamu... Kamu sayang sama aku kan?"tanya Clara.

"Ya. Kamu memang calon istriku itu kemarin. Dan sekarang tidak lagi. Aku memang sayang sama kamu, tapi itu tidak cukup untuk membangun sebuah rumah tangga. Sekarang kamu pergi, kemasi barangmu dan tinggalkan aku"jawabku.

Tak kupandang lagi wajahnya yang dulu sangat kudamba.
Tak kuhiraukan lagi suaranya yang dulu sangat kusukai.
Semua teras hampa. Sudah cukup bagiku. Aku tahu mana jalan yang harus kutempuh.

Tidak perlu ada komentar.
Tidak perlu ada kritikan.
Tidak perlu ada yang perduli padaku.

Karna aku tahu. Aku kalah. Aku sekarang menyedihkan. Aku tidak mendapat apapun hanya kekosongan hati dan jiwa.

🍁🍁🍁

Allyson Que.

Perusahaan megah yang sangat didambakan oleh semua desainer di Indonesia maupun luar negeri.

Hari ini Stella berjalan dengan anggunnya memakai kemeja putih formal dan rok span selutut serta blazer hitam. Banyak pasang mata lelaki yang memandang kagum kearah wanita itu. Dengan make up tipis dan segala kesederhanaan wanita itulah yang menjadikan dirinya begitu menawan dan mempesona.

Senyum mengembang saat Stella memasuki bagiannya dan segera mengerjakan tugas pertamanya. Desain baju untuk sepasang artis di Indonesia yang banyak di beritakan di TV. Stella mulai mengeluarkan pensil dan membuat sketsa.

Hari-harinya terasa sangat bahagia. Tidak ada beban. Tidak ada lagi air mata. Semua terasa mimpi baginya karna dahulu dia hanya bisa berdiam diri dirumah dan tersiksa lahir dan batin. Kini semua sudah berubah, Stella begitu bersyukur akan hal itu.

Usia kandungan yang mulai membesar tak menyulitkan Stella dalam bergerak. Stella tersenyum saat dilihat ponselnya bergetar dan menampilkan nama lelaki yang begitu baik di matanya. Samuel Meshach.

"Halo?"

"Halo, Stella? Kamu dimana? Kenapa gak bilang ke aku kalo sekarang kamu udah mulai kerja? Kamu udah sarapan belum? Kamu tadi naik apa kesana? Kamu pulang jam berapa? Stella? Jawab aku"

"Sam, tenang. Aku sudah di kantor sekarang. Kamu bertanya terlalu banyak hingga aku tidak mengingatnya sekarang"

"Oh princess, sorry. Nanti pulang aku jemput gak ada penolakan. Kamu pulang jam berapa?"

"Hihi gapapa. Baiklah aku memang tak bisa menolaknya kan. Aku pulang jam 5"

"Yeah. Kau akan selalu terikat olehku, princess. Baik tunggu jangan pulang sendiri apalagi naik bus"

"Ya ya ya. Sekarang aku harus bekerja dulu. Sampai jumpa"

Sambungan dimatikan oleh Stella. Semuanya takkan terhenti jika bukan dirinya yang mengakhiri.

"Perlahan aku mulai terbiasa dengan hadirnya dia disampingku.
Perlahan aku mulai bisa melangkah lebih maju.

Aku bangga akan diriku yang telah bebas ini.
Aku tak pernah bisa bermimpi tinggi dan sekarang aku bisa bebas meraih apapun yang kuinginkan.
Semuanya terjadi setelah aku berpisah olehnya.

Ternyata dia memang bukan yang terbaik bagiku. Tuhan memang sayang padaku sudah memberikan banyak orang yang menyayangiku dengan tulus. Samuel dan Nayla. Dan juga buah hatiku yang sangat kusayangi.

Apapun yang terjadi aku takkan pernah mau menoleh kebelakang.
Aku akan jadikan itu semua sebagai guru bagiku.
Pengalamanku sangat berharga membuatku lebih kuat dan merasa lebih dihargai sekarang"gumam Stella dalam hati.

🍁🍁🍁

Aku berjalan memasuki ruanganku setelah melakukan serentetan uji coba pada produk baru yang akan ku luncurkan bulan ini. Kulirik meja Monika yang tampak sepi. Kemana wanita itu?

Disaat yang bersamaan terdengar suara wanita yang sedang mengobrol.

"Masa kamu gak tahu sih!! Sekarang cepet kamu copy dan kasih ke saya"

"Maaf Bu, saya gak bisa ini dokumen kantor. Saya bisa di pecat nanti"

"Gak akan ada yang tahu, kecuali kamu memang mau di pecat. Sekarang lakukan apa yang saya minta"

Semakin jelas kudengar suaranya. Itu Clara. Mau apa dia? Setelah perselingkuhan tadi pagi terbongkar. Tidak tahu malu sekali dia.

"Ada apa ini?"tanyaku pelan namun tegas.

"Hm anu Pak ini Bu Clara... akhh"jawab Monika terhenti karna pekikan tertahan.

"Mau apa kamu disini? Belum cukup semua yang kamu lakukan? Belum cukup jelaskah perkataanku tadi pagi, hum?"tanyaku.

Kulirik wajah Clara yang pucat pasi dengan tangan menggenggam erat tas bermerk itu. Seulas senyum tercipta, bagaimana bisa dia kemari? Apa dia sudah lupa ingatan?

"Aku... Aku"jawabnya tidak jelas.

"Baiklah. Sekarang keluar dan jangan kembali. Urus dirimu dan lelakimu itu!"ucapku lalu berjalan kemejaku.

Keduanya masih berdiam disana. Monika menatap lantai marmer dan wajahnya sudah pucat. Aku merasa kasihan padanya. Sedangkan Clara entah apa yang ada di otaknya.

"Monik, siapkan aku dokumen dari B'Lady Corp"titahku yang diangguki Monika.

Satu wanita keluar. Dan satu lagi masih disana. Perlukah aku seorang satpam sekarang?

"Apakah kau tidak punya kaki untuk berjalan? Apa kau tuli tidak bisa mendengar perkataanku tadi? KELUAR SEKARANG CLARA!!!"teriakku keras.

Kesabaranku habis. Dan benar saja dia langsung lari keluar. Aku sudah tidak perduli padanya.

Kemana semua rasa cintaku?
Kemana semua rasa sayangku?
Kemana semua rasa ibaku?
Kemana semua rasa keprimanusiaanku?
Hilangkah? Atau memang sengaja kuhilangkan?

🍁🍁🍁

Clara menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tamu temannya, Vino.

"Ngapa sih neng cantik cemberut aja?"tanya Vino berusaha menarik simpati Clara yang sejak tadi bungkam.

"Sialan!! Kesel gw, Vin. Gw ketiban sial"jawab  Clara.

"Sial gimana?"tanya Vino bingung.

"Gw ketahuan ama dia selingkuh dirumahnya. Dan dia batalin pernikahan gw, dan tadi baru gw pengen memeras dia eh keburu nongol orangnya. Sial!"jawab Clara.

"Ya lu sih, bego!! Punya otak jangan cuma buat seneng doang di pake buat lebih bermanfaat. Eh? Lu mau meras dia buat apa? Kan lu udah kaya?"tanya Vino kerutan di dahinya kian banyak.

"Ya gw tahu gw bego, puas? Vino sayang, perempuan itu kebutuhannya tidak terbatas. Sedangkan gw udah berhenti jadi model demi dia, sekarang gw nganggur tahu. Jadi gw butuh uanglah, gw mana mau minta ke bokap atau nyokap"jawab Clara.

"Dasar tolol idot bego!! Lu mau aja lagian disuruh berhenti, pake dong otak lu itu!! Yaudah sekarang mending lu cari pekerjaan baru aja. Coba lamar di... Agensi nyanyi atau dance?"tawar Vino.

"Gw gak bakat nyanyi. Kalo dance mungkin bisa. Cuma gw udah kaku sekarang gak sering latihan kaya dulu, Vin"jawab Clara.

"Yaudah gw bantuin. Tapi lu juga harus melakukan sesuatu buat gw"ucap Vino dengan seringai di bibirnya.

"Apaan?"tanya Clara.

"Sini gw bisikin"jawab Vino lalu Clara mendekat dan mendengar dengan khidmat.

Kepalanya mengangguk tanda mengerti kemudian tersenyum simpul. Clara baru saja mendapat partner bagus.

"Rencana lu bakalan berjalan mulus, tenang aja Vino, sayang"ucap Clara tangannya memegang gelas kaca berisi anggur.

"Tentu. Harus malah, lu ikutin apa kata gw. Kalo pake otak lu yang ada malah gagal"ledek Vino yang langsung mendapat pelototan dari Clara.

"Bercanda, baby"ucap Vino kemudian.

🍁🍁🍁

Pukul 17.00 WIB.

Aku baru saja keluar dari kantor dan berniat menuju supermarket untuk membeli kebutuhanku. Kukira hidup sendiri memang lebih baik.

Di tengah pencaharianku untuk membeli pasta gigi aku melihat sosok itu. Wanita itu dengan seorang pria. Stella dengan Samuel?

Mataku menajam untuk melihatnya dan benar itu mereka. Jalan beriringan dengan Samuel yang memegang troli dan Stella berjalan di sampingnya. Senyum menghiasi wajah cantiknya. Entah mengapa hatiku sesak melihatnya, ada seperti belati yang menusuk hati dan jantungku. Sakit. Sangat sakit.

"Aku tidak pernah melihatmu sebahagia ini, Stel. Apakah kau sudah bahagia dengan samuel? Begitu mudahnya kau melupakanku"gumamku dalam hati.

Disini aku berdiri tidak jauh darinya. Memandang kosong kedepan menatap pasangan di depan mataku.

Seketika mataku bertemu dengan Stella. Aku menguncinya dan menyalurkan apa yang kurasakan.

🍁🍁🍁

Stella mematung di tempat melihat sosok mantan suaminya di depannya. Dengan keadaan yang sangat berantakan. Wajahnya lelah dan tampak kecewa dan sedih. Sedih? Stella menggeleng pelan.

Matanya menatap kedalam mata Steven dan menemukan tak ada kebohongan disana.

"Stella..."panggil Samuel.

"Ya?"tanya Stella langsung.

"Sebaiknya kita pergi. Belanjaan kita sudah semua didapat"jawab Samuel.

"Baiklah. Ayo, Sam!"ucap Stella lalu berjalan memunggungi Steven.

Samuel menahan amarahnya melihat Stella menatap mantan suaminya. Secepatnya Samuel akan bertindak. Ini tidak bisa dibiarkan.

"Kau sudah memiliki kesempatan untuk bersamanya, namun kau sia-siakan. Sekarang giliranku"gumam Samuel dalam hati.

~Bersambung~

Continue Reading

You'll Also Like

7.2M 660K 76
Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasi...
1.6M 229K 62
[Family & Brothership] "Emangnya, karate itu gak bisa dibanggain, ya?" Keluarga harmonis, rasa neraka. Emang ada? Itulah yang dirasakan oleh Arjuna O...
1.9M 176K 62
JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA KARENA SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE!! Alara Anindiya Bianchi, gadis polos penyuka es krim dan hal yang berbau dengan...
161K 15.3K 25
Follow sebelum baca! Transmigrasi jiwa-fantasi EILANE VANDELA ZOA LAQUETA seorang gadis yang berusia 17 tahun yang tidak percaya akan kasih sayang k...