I Love My Stepbrother 2 ✔

By darryhazza

346K 18.1K 1K

[TAHAP REVISI. Masih lengkap] Bagi keadan kedua pasangan itu , makna dari kebahagian adalah bersatunya kembal... More

00
01 - Keyla ke Jerman.
02 - Berlin!!
03 - Guide.
04 - Zeir's Crop.
05 - Zain ke Jerman!
06 - Kangen.
07 - Ke Kantor Zain.
08 - Perjuangan!!
09 - Semua berubah.
Buat yang kena private.
10 - Benci.
11 - Oma Jena.
12 - Pengakuan.
13 - Indonesia.
14 - Restu.
15 - Keyla Ngidam.
16 - Keyla Ngidam [2]
17 - Sibuk.
18 - Rencana Pernikahan.
19 - Hospital.
20 - Wedding Day.
21 - Keyla&Zain.
22 - Si Kembar.
23 - Sehari-hari.
24 - Reuni.
25 - Kehidupan.
26 - Vian & Vira.
Extra Chapt 1.
Extra Chapt. 2
EXTRA CHAPT. 3
Trailer ILMSB!!!
New Story! - The Lost Soul

Epilog.

10.3K 597 158
By darryhazza

Ketika dia kembali hadir, dan merusak apa yang menurutnya istriku adalah kebahagiaannya. Tak kusangka, dulu kami bersahabat dekat hingga menjadikan kisah percintaan SMA kita menjadi bumerang hebat di antara kami.

Edgar. Beberapa tempo lalu, Vian memberi tauku bahwa perusak itu mendekati kedua anakku. Dia mengatakan bahwa ia benar pemilik sekolah yang anakku tempati saat itu. Aku berniat untuk memindahkan Vian dan Vira ke sekolah lain, tapi Keyla. Aku takut dia khawatir.

Beberapa jam yang lalu. Edgar mengirimiku pesan. Dia ingin menemuiku sekarang. Entah apa yang akan dia lakukan. Sialnya, yang memberi tau bahwa Edgar ingin bertemu denganku adalah Keyla. Kebetulan ponselku waktu itu di bawa oleh Keyla saat aku sedang meeting. Sudah kubiarkan pesan itu hingga berjam jam, kini ponselku ada di tanganku, hampir puluhan pesan masuk dan itu dari Edgar. Berbagai ancaman dia keluarkan. Salah satunya yang membuatku takut.

Edgar: Kamu yakin gak mau dateng kesini? Sayang banget Zain. Ini ancaman terakhir. Aku bakal rebut Keyla, lewat ayahmu yang gila harta. Aku bisa mengubah pemikiran ayahmu tentang pernikahan kalian. Cukup beberapa detik ayahmu bakal memutuskan untuk memisahkan kalian, dan memberikan Keyla dengan enteng kepadaku. Gak ada yang susah Zain. Aku cuma mau Keyla. Ya kalau kamu tetap kekeh menolak dan menentang ayahmu, terpaksa Zain. Anakmu di tanganku.

'Anakmu di tanganku'

Kalimat itu membuatku shock dan dilema.

Edgar: Ini peringatan terakhir, sudah cukup aku menunggumu menyerahkan diri. Kali ini aku sudah memutuskan semuanya, kalau aku akan melakukan apapun demi keinginanku. Aku tidak akan mengalah lagi Zain.

Rahang Zain mengeras, tangannya mengepal menerima pesan terakhir dari Edgar. Pria itu benar benar licik. Edgar memang tak pernah main-main dengan ucapannya. Keyla sedang ada di kamar mandi. Apa sekarang dia harus pergi tanpa pamit ke Keyla? Toh, dia ingin menyelamatkan keluarganya. Anak mereka ada di tangan Edgar. Persetan dengan Edgar.

Zain segera keluar dari apartment. Lokasi Edgar ada di ujung kota. Perlu waktu yang cukup lama untuk sampai sana. Belum keadaan yang macet di sore hari begini.

Sebait doa selalu Zain panjatkan dalam hatinya. Berharap Edgar tak macam macam dengan kedua buah hatinya. Jika dia melukai Vira dan Vian sedikitpun. Habis sudah nyawa pria itu di tangan Zain. Zain mencoba mengkontrol emosinya habis habisan. Kelicikan Edgar tak ada ujungnya untuk mendapatkan Keyla. Zain harus bertindak tegas kali ini. Persetan dengan persahabatannya dulu. Di pikirannya adalah kedua anaknya, istri, dan keluarga kecilnya.

Sesekali dia melirik arloji yang berada di pergelangan tangannya. 8 menit lagi. Edgar bisa saja bertindak tanpa otak, jika kemauannya tak terpenuhi.

Lampu merah terakhir. Zain sedikit lega. Lokasinya sudah tak jauh dari sini. Edgar memang cerdik, dia memilih ujung kota dan pelosok hampir masuk ke dalam hutan untuk pertemuan sakral ini.

Edgar: bagus Zain. Kamu bisa turun dari mobil 10 meter dari gedung kosong itu. Disana ada kedua anakmu yang menunggu jemputan daddynya.

Zain: Dari dulu kamu memang brengsek Edgar.

Zain mulai memasuki kawasan bersemak. Ia memberhentikan mobilnya sesuai kemauan Edgar, 10 meter dari gedung yang ada di hadapannya.

Zain menghembuskan nafas pasrah. Semoga ini akan baik-baik saja. Melepas Jasnya, dasi, dan merenggangkan kemejanya. Lalu Zain keluar dari mobil.

"ZAINN!!" Zain menoleh. Disana sudah ada Keyla yang berdiri tegak, menatapnya dengan kekecewaan.

"Key. kamu ngapain disini sayang?" Ucap Zain cemas.

"Kamu yang ngapain disini?? Aku kan udah bilang Zain! Jangan temuin Edgar! Aku gak mau kamu kenapa napa!"

"Tapi aku lakuin ini karna Vira sama Vian-"

"Vira sama Vian kenapa?? Katanya ada tambahan-" Ucapan Keyla terpotong.

"Gak Key, Edgar ambil mereka. Kamu masuk ke dalam mobil. Biar aku yang-"

Belom selesai dengan ucapannya Keyla sudah berlari masuk ke dalam gedung. Buru buru Zain menyusul istrinya.

"EDGARRR!!" Teriak Keyla yang sudah berada di dalam gedung kosong itu.

"Keyla, aku tidak menyangka kamu juga datang kemari." sapa Edgar sambil turun dari tangga.

"Mana anakku!!" Ucap Keyla dengan nada marah.

"Ternyata Zain bawa kamu ya?"

"Mana anakku Edgar!!" Ucapnya lagi dengan teriak.

"Tenang sayang.. lama kita gak ketemu ya? Kamu makin cantik aja."

Edgar mendekat ke gadis yang sedari dulu ia impikan. Menyentuh dagu Keyla, mencengkram kedua tangan Keyla dengan satu tanggannya. Mendekatkan wajahnya ke wajah Keyla.

Bruukk..

Dari sudut lain seseorang melayangkan pukulan ke pipi kanannya.

Keyla langsung bersembunyi di belakang Zain.

"Jangan sentuh apapun yang bukan milikmu."

"Tapi sebentar lagi sepertinya Keyla akan menjadi milikku."

"Gak akan! Sekarang dimana anak-anakku."

"Mereka aman selagi kamu menuruti perintahku Zain ."

Bruukk..

Zain kembali melayangkan pukulannya. Edgar hanya tersenyum kecut sambil mengusap darah segar yang keluar dari ujung bibirnya.

"Kamu semakin berani pakai kekerasan. Aku juga bisa bikin darah yang keluar dari tubuh ku, juga keluar dari tubuh anakmu."

Zain terdiam.

"Bahkan lebih Zain." Mereka berdua masih terdiam, lalu Edgar kembali menatap Keyla.

"Keyla, apa kamu belum sadar juga setelah apa yang selama ini aku lakuin cuma buat dapettin kamu lagi? Apa semua pembuktian cintaku kurang buat kamu? Hm?" Edgar tersenyum kecut.

"10 tahun Key. Selama itu aku berusaha buat narik kamu lagi. Apa yang buat kamu berubah pikiran dan beralih ke cowok brengsek ini? Dia jahat Key. Sahabat macam mana yang tega ngerebut perempuan yang aku cintai dari dulu dengan mudahnya? Padahal jelas, dia yang nolong aku buat dekat sama kamu. Tapi apa kelakuannya di belakang aku? Menikah? Sick!"

Keyla hanya terdiam.

"Well, aku gak mau ngebuang waktu, karna udah dari dulu aku buang waktu buat biarrin dia bahagia sama apa yang seharusnya jadi milikku. Kalau kamu mau semua baik baik aja. Aku cuma butuh satu jawaban dari dua pilihan yang aku tentuin. Kasih Keyla dan aku bakal kembaliin kedua anakmu dengan selamat tanpa lecet? Atau... kalian gak bisa liat mereka lagi?"

"Apa apaan?! Itu namanya menjebak!"

"Pilihan memang selalu sulit, butuh mengorbankan salah satu di antara pilihan yang berharga."

"Aku gak pilih semuanya. Pilihan yang konyol! Sekarang kembalikan Vian dan Vira!!"

"Santai Zain. Kamu bakal serahhin semuanya dalam waktu 5 detik. Kau harus tau sebelum mendapatkan apa yang kau mau."

"Apa maksudmu!! Edgar!!" Bentak Zain. Keyla hanya menangis. Gedung ini sudah di kelilingi pria berbadan besar dan berpakaian hitam.

"3.."

"4.."

"EDGAR!!"

Tiba tiba ponsel Zain berdering. Tertera nama Yasser disana.

Edgar hanya tersenyum licik.

"Zain.."

"Ayah—"

"Selamatkan cucuku Zain! Persetan dengan harta! Aku lebih mementingkan kebahagiaanmu nak. Jaga mereka baik baik. Akan ku bantu doa disini. Kau tak perlu memikirkan semuanya."

"Tapi yah-"

"Cepat Zain. Di gedung itu ada bom! Edgar baru saja mengirmkanku pesan!! Lima menit lagi Zain!! Kau harus bergerak cepat!" Zain melirik Edgar yang baru saja memasukan ponsel disaku nya.

Zain langsung mematikan ponselnya.

"Bagaimana?"

"Kau begitu licik!"

"Aku tidak licik, aku hanya memperjuangkan apa yang seharusnya menjadi milikku. Kau tak punya waktu lama Zain."

Zain melirik keyla yang sedari tadi memeluk lengannya. Zain memberikan kunci mobil ke Keyla.

"Bawa ini. Keluar dari gedung ini. Biar aku yang urus semuanya. Kamu pergi sekarang."

"Zain.. kenapa hubungan kita selalu begini? Kenapa selalu bermasalah?" Bisik Keyla ketakutan.

"Aku mencintaimu Keyla. Ku harap kau segera melaksanankan apa kataku. Dalam waktu 2 menit aku akan mengeluarkan Vian dan Vira. Di gedung ini ada bom. Kau harus berhati hati sayang. Tolong percaya padaku. Semua pasti akan baik-baik saja. Sekarang lakukan apa yang kusuruh."

"Zain kau gila. Bagaimana dengan mu?"

"Aku harus menyingkirkan bajingan ini!" Ucapnya sambil melirik Edgar.

"Zain-"

"Key, kumohon. Kita tak punya waktu banyak. Ikuti perintahku. Doakan aku cepat kembali."

Keyla memeluk tubuh kekar Zain. Menangis dalam pelukannya.

"Berjanji padaku, kau juga akan baik baik saja."

Zain mengangguk lirih.

"4 menit lagi Zain.." ucap Edgar yang muak melihat pemandangan di depannya.

"Cepat pergi Keyla." Keyla segera lari keluar dari gedung ini.

"Bagaimana?" Tanya Edgar.

"Dimana anakku!"

Cekrekk..

Semua pengikut Edgar sudah siap dengan pistolnya.

"Brengsek!" Lirih Zain.

"Susah juga ya Zain mencerna ucapanku? Aku bilang serahhin Keyla, baru nanti aku akan menyerahkan anakmu."

"Aku tidak peduli dengan pilihan konyolmu." Zain menerobos Edgar dengan kuat.

"Berhenti Zain." Edgar sudah mengacungkan pistolnya ke arah Zain.

Zain berhenti.

"Atau aku tembak."

Melirik arloginya.

3 menit? Gue gak bisa diem gini terus.

Zain berlari, menuju pintu yang ketat
Penjagaannya namun..

Doorrr..

Dorrrr..

Dua peluru tertancap mengenai punggung dan legannya. Zain hanya terdiam sejenak, menahan rasa sakit yang langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Papi.. kak.. papi." Lirih Vira sambil memeluk Vian.

"Kurang ngajar!! Keluarrin kita dari sini!! Jangan sakittin papi!! Keluarrin!!" Berontak Vian tak terima.

"DIAAMM!" Bentak penjaga. Membuat Vian mundur dan memeluk Vira.

"Papi.." lirih Vira sambil menangis di pelukkan kakaknya.

Sekuat tenaga Zain berbalik menatap Edgar.

"Bahkan aku bisa bunuh kamu sekarang juga, kalau kamu bingung untuk memilih."

Tiba tiba sirine polisi terdengar dari luar gedung. Membuat semua didalamnya panik.

"Angakat tangan." Sembur polisi itu.

Semua penjaganya berlari melarikan diri. Waktunya Zain menyelamatkan kedua anaknya. Dengan sekuat tenaga dia berlari menuju lantai dua. Disana letak Vian dan Vira sekarang, tak punya waktu banyak.

Zain menendang pintu itu. Membuat kedua penjaga kaget.

"Pergi kalian atau polisi di bawah bakal tangkap kalian semua." Mereka tak pikir panjang segera melarikan diri.

"Papii..." teriak Vira dan langsung memeluk Zain disusul Vian.

"Papi Vira takut.."

"Papi disini nak." Ucap Zain menciummi kedua anaknya.

"Papi.. darah? Papi berdarah?" Vian melihat lantai yang sudah banyak darah disana. Tapi pandangan Zain lurus kedepan dimana bom itu ada di depan matanya. 1 menit 20 detik lagi.

"Vian bawa adek kamu keluar dari sini cepat!! Kamu lari ke mobil, suruh mami buat ngejauh dari gedung cepat Vian." Bentak Zain membuat kedua anaknya panik.

"Tapi pi-"

"VIAAANNN!!" bentak Zain lagi hingga membuat Vian menarik Vira keluar.

Dengan tergopoh gopoh Zain mendekati bahan peledak itu. 59 detik lagi. Zain mencari benda tajam. Tak ia temukan buru buru Zain memecah kaca, anaknya pasti belum sampai keluar gedung dan Keyla belum menjauhkan mobil buru buru Zain memotong beberapa kabel disana. Polisi sudah banyak menjaga gedung ini dari kejauhan. Zain berpikir semakin ia memutuskan kabel pada bom itu mungkin ledakannya tidak akan sekencang dugaannya. Ia harus melakukan usaha untuk mengamankan keluarganya.

"Tuhan.. bantu aku.." Zain mulai melemah, badannya benar benar sakit kali ini. Tangannya mulai dingin. Dia kehabisan darah. Zain tetap berusaha memotong kabel berwarna kuning dan merah tapi kaca itu terlepas dari tangannya. Lengan tembak membuat tangannya tak kuat untuk memotong kabel itu.

Zain duduk di sudut ruangan menatap bom di hadapannya. Air matanya mulai turun. Membayangkan kedua anaknya dan Keyla.

"10 detik lagi Tuhan.. tolong jaga mereka. Hindarkan mereka dari segala musibah. Buat mereka bahagia walau tanpaku. Aku mencintai istriku dan kedua anakku." Ucapnya yang hampir tak sadarkan diri. Sambil memegang lengan yang berdarah.

Keyla sudah menjauhkan mobilnya dari gedung. Dia memeluk Vian dan vira erat erat.

"Zain kamu dimana. Janjimu akan kembali Zain." Ucap Keyla yang terus memanjatkan doa.

Zain memejamkan matanya.

"Aku mencintaimu Keyla, sejak dulu. Maaf Keyla, aku sudah berusaha."

Suara kedakan langsung menggelegar. Keyla menatap gedung itu langsung terbakar. Menatap dengan matanya sendiri. Vira memeluk Keyla erat erat. Getaran terasa sampai sini.

"Zain.." lirih Keyla tanpa kedip.

Keyla melepas pelukan kedua anaknnya. Matanya terus menatap gedung itu, polisi yang berjaga disana Melirik ke Keyla yang keluar dari mobil.

"Jangan, jangan kesana." Tahan polisi itu.

"Tapi suamiku. Dia suamiku. Di dalam sana. Tolong.." lirih Keyla sambil menangis histeris.

"Tolong suamiku.. dia disana-"

"ZAINNNNN..!!" teriak Keyla.

Aku mencintaimu Keyla, melebihi apapun. Kau malaikat hidupku. Kau istri terbaik sayang.. jaga anak kita. Semoga kau menemukan penggantiku. Yang lebih baik dari ku, tidak sesibuk diriku. Sayang.. aku sangat mencintaimu. Sangat sangat mencintaimu Keyla. Aku mencintaimu.. jaga mereka sayang. Aku juga akan menjagamu dari kejauhan. Maafkan aku selama ini. Mungkin aku belum bisa menjadi suami yang terbaik. Maafkan aku tidak bisa kembali kepada kalian. Aku sudah berusaha. Mungkin ini jalanku.

"Zain.. tolong suamiku. Dia di dalam sana.. TOLONGGG!!" Keyla menangis menatap kobaran api melahap habis tempat itu. Tapi tak ada yang menolongnya.

"Suamiku di sana.. tolongg, kenapa kalian tak mau menolongku.. dia suamiku." Ucap Keyla pada salah satu kepala polisi.

"Maaf nona. Disana sangat bahaya."

Keyla hanya menangis. Dipikiranya hanya Zain.

"Kak.. KAKK ZAINNNN!!!" teriak Keyla.

"Keyla.."

*

"ENGGAKKK!! ZAIN MASIH HIDUP!! DIA UDAH JANJI, SEMUA BAKAL BAIK BAIK AJA!! ZAIN MASIH HIDUP JASMINE!! DIA ADA SAMPINGKU. JASMINE.." Keyla melemas, badannya sudah tak kuat menerima ini semua. Matanya sembab. Keyla tak makan sejak kemarin. Kini dia sudah berada di Indonesia. 2 hari sebelumnya Jasad Zain di temukan terbakar. Keyla memberontak dan terus menangis. Dia meyakini itu bukan Zain. Bukan suaminya. Tapi tak ada orang lain selain Zain di gedung itu, waktu itu.

"Bukann.. dia bukan Zain. Jasmine bilang ke mereka. Zain masih hidup Jasmine.. BILANGG KE MEREKA!! SUAMIKU BAIK BAIK AJA! BILANGG JASMINEE!!"

"Key.. kamu gak boleh gini terus.. kamu harus terima kenyataan. Zain ngelakuin ini karna kalian. Zain sayang sama kalian."

"Zain baik baik aja kan jas.."

"Iya Key.. Zain udah tenang. Zain tenang di alam lain Key.. dia selalu jagain lo tanpa lo tau."

"Tapi Zain bilang dia bakal balik. Dia bakal balik nemenin gue disini Jas.."

"Key.. kalok lo terus terusan gini, lo malah bikin Zain gak tenang.. sekarang kita ke pemakaman ya?"

"Zain.. dia masih hidup-"

"Key.. bahkan cincinya pernikahan kalian masih ada di jari Zain. Itu udah buktiin semuanya. Keyla. Liat gue! Lo gak bisa ngebantah takdir! Ini takdir Key! Ini dunia, gak ada yang kekal! Kita hidup cuma sementara. Zain udah ngelakuin tugas nya yang mulia. Menjaga keluarganya dan membuat kalian bahagia. Dia udah bahagiain kamu Key.. dia selalu jagain kamu. Dari dulu Key.. dari lo Sd! Dari lo kecil! Key.. lo harus terima semuanya."

Jasmine menarik Keyla dalam dekapannya.

"Jas.. gue masih butuh Zain. Anak anak masih butuh Zain, Jas.."

"Gue tau Keyla.. tapi lo gak bisa ngebalikin semuanya kayak dulu."

"Gue belom minta maaf sama Zain.. gue selalu buat dia marah. Gue gak pernah ngertiin dia. Gue jahat Jas. Dari dulu gue selalu buat dia kecewa."

"Gak Key.. Zain maklumin lo dia pernah bilang sama gue. Dia harus bisa ngertiin sifat lo dan maklumin semunya. Dia lakuin itu karna ketulusan cinta, dia cinta mati sama lo Key.."

"Sekarang.. kita turun dari mobil. Lo gak telat buat minta maaf sekarang.. udah jangan nangis lagi ya?"

Keyla mengangguk. Jasmine membuka pintu mobil lalu menuntun Keyla ke pemakaman Zain yang masih di kelilingi sanak saudara.

Di depan makam Zain. Menatap nisan yang terukir jelas nama suaminya.

Keyla menatap nisan itu di sampingnya. Mengelus nisan Zain.

"Maaf.."

Air matanya kembali turun, bahkan lidahnya kelu bibirnya tak sanggup mengeluarkan kata-kata. Keyla terus menciummi nisan Zain dengan sepenuh hati.

"Zain.." panggilnya, ia memeluk erat nisan yang terukir nama suaminya disana.

"Kenapa harus begini? Kenapa." Berlahan semua mulai pulang, Jasmine menunggu Keyla untuk berbicara dengan Zain.

"Kenapa harus kamu? Kenapa enggak dia aja Zain. Kenapa kamu bohong sama aku lagi." Keyla menangis semakin kencang.

"Aku benci semua orang yang selalu menentang kita. Zain tolong kembali. Aku butuh kamu. Aku gak mau kamu pergi Zain." Ucapnya yang sudah tak terkontrol. Jasmine mencoba menenangkan Keyla.

"Zain.." panggil Keyla lagi sambil terisak.

"Berbahagialah. Aku mencintaimu." Ucapnya dengan pasrah sambil mencium nisan Zain cukup lama.

Kebahagiaanku itu kamu. Kehidupanku itu kamu.
Tuhan memberikanku kehidupan untuk mendampingimu. Membuatmu bahagia dan menghargai hidup, menghargai orang di sekitarmu, dan orang yang memperjuangkan cintanya untukmu. Semoga kau bahagia. Tanpaku, dengan jodohmu di masa depanmu nanti. Aku mencintaimu. Jangan menangis. Karna itu akan membuatku sedih, membuatku runtuh, karna tangisanmu adalah keterpurukanku. Aku butuh senyummu, senyum kebahagiaanmu, karna itu yang selalu ku inginkan dan yang kuperjuangkan sejak dulu. Membuatmu bahagia dengan senyuman manismu. - Zain. Aku pria yang diam-diam mencintaimu.

______________

[Edited]

Continue Reading

You'll Also Like

373 215 3
Hanya kisah klise tentang perjodohan dengan bumbu asem manis didalamnya
69.3K 7.8K 50
---NEW VERSION---- Harap sebelum baca d follow dulu, Aku mencintainya, Aku menyayanginya, sejak lama, sejak ratusan atau ribuan tahun yang lalu, tapi...
4.7M 58.6K 40
Cerita Dewasa! Warning 21+ Boy punya misi, setelah bertemu kembali dengan Baby ia berniat untuk membuat wanita itu bertekuk lutut padanya lalu setela...
1.4M 65.6K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞