[3] My Wife Stella

By Alvarosha99

2.4M 63.7K 1.2K

Apa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjo... More

🍁 Chapter [1] 🍁
🍁 Chapter [2] 🍁
🍁 Chapter [3] 🍁
🍁 Chapter [4] 🍁
🍁 Chapter [5] 🍁
🍁 Chapter [6] 🍁
🍁 Chapter [7] 🍁
🍁 Chapter [8] 🍁
🍁 Chapter [9] 🍁
🍁 Chapter [10] 🍁
🍁 Chapter [11] 🍁
🍁 Chapter [13] 🍁
🍁 Chapter [14] 🍁
🍁 Chapter [15] 🍁
🍁 Chapter [16] 🍁
🍁 Chapter [17] 🍁
🍁 Chapter [18] 🍁
🍁 Chapter [19] 🍁
🍁 Chapter [20] 🍁
🍁 Chapter [21] 🍁
🍁 Chapter [22] 🍁
🍁 Chapter [23] 🍁
🍁 Chapter [24] 🍁
🍁 Chapter [25] 🍁
🍁 Chapter [26] 🍁
🍁 Chapter [27] 🍁
🍁 Chapter [28] 🍁
🍁 Chapter [29] 🍁
🍁 [Attention!] 🍁
🍁 Chapter [30] 🍁
🍁 Chapter [31] 🍁
🍁 Chapter [32] 🍁
🍁 Chapter [33] 🍁
🍁 Chapter [34] 🍁
🍁 Chapter [35] 🍁
🍁 Chapter [36] 🍁
🍁 Chapter [37] 🍁
🍁 Chapter [38] 🍁
🍁 Chapter [39] 🍁
🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁
🍁 [Friendship Favorable] 🍁
🍁 [Bonus Part 1] 🍁
🍁 [Bonus Part 2] 🍁
🍁 [SEQUEL?] 🍁
🍁 [Questions About My Wife Stella] 🍁
🍁 [SEQUEL :: My Wife Stella] 🍁

🍁 Chapter [12] 🍁

58.6K 1.8K 24
By Alvarosha99

Stella POV

Matahari terbit dengan indah di depan mataku. Semalaman aku tidak tidur. Entah bawaan si dede atau memang diriku yang memaksakan agar tidak tidur? Aku tak tahu. Aku hanya ingin berdiam diri merenungi semuanya.

Aku disakiti.
Aku dikhianati.
Aku di lukai.
Aku dinodai oleh suamiku sendiri.

Baru beberapa menit yang lalu aku mendengar suara tawa Steven dan Clara yang menggema dari kamar Steven. Hatiku serasa di remukan dan di hancurkan. Tapi aku tak bisa berbuat apapun. Aku harus bagaimana? Apa yang harus kukatakan? Percuma saja. Steven takkan mau mendengarku. Semuanya akan percuma jika aku mengatakan padanya.

Bahkan jika aku mengatakan hamil. Kufikir ia hanya akan diam dan tak perduli. Sifatnya sudah kuhafal di luar kepala.

Ku ambil laptop dan melihat ada sebuah iklan lowongan kerja bagi desainer sepertiku. Kufikir ini langkah yang baik bagiku. Karna aku yakin sebentar lagi Steven pasti akan menceraikanku, aku tak ingin membebankan kedua orangtuaku lagi. Sehingga aku harus bekerja mencukupi biayaku dengan si dede.

Akhirnya dia tumbuh di rahimku. Dulu saat inilah yang paling kutunggu. Menjadi seorang ibu, seharusnya saat ini aku mendapat perhatian lebih.

Namun semua itu adalah MUSTAHIL.

Tak ada kata perhatian dalam kamus seorang Steven padaku. Bahkan jika aku mati pun kurasa ia takkan perduli.

"STELLA!! KELUAR BIKINKAN AKU SARAPAN!!"teriak Steven.

Sarapan katanya? Bersama dengan Clara? Oh ya tuhan aku seperti budaknya saja.

Tapi tunggulah...

Suatu saat semua akan berbalik...

Yang menyakiti akan disakiti.
Yang mengkhianati akan dikhianati.
Yang terluka akan dilukai.
Yang meninggalkan akan ditinggalkan.

Karma itu berlaku sampai kapanpun. Itu sudah hukum alam. Siapapun takkan bisa mencegahnya.

Dengan perlahan aku turun dan memasakan nasi goreng untuk diriku, dan mereka berdua. Selama aku memasak aku mendengar sedikit yang mereka katakan. Mereka membicarakan pernikahan. Mereka menginginkan menikah di Bali. Dengan waktu dan tanggal yang belum di tentukan.

Aku menyediakan makanan tanpa bicara sedikitpun. Lewat ekor mataku Clara memandangku rendah dan tersenyum meremehkan. Kita lihat saja nanti nona Clara. Seringai kecil kusunggingkan di bibirku.

Dengan cepat kulangkahkan kakiku menuju kamar. Memakan sarapanku disana dengan segelas susu ibu hamil yang kusembunyikan. Dengan begini tiada yang tahu bahwa aku hamil. Aku belum siap mengatakan padanya.

Atau memang aku ingin MERAHASIAKANNYA saja. Sebuah ide cemerlang mampir di otakku.

"Akan lebih baik jika aku merahasiakannya saja. Bukan begitu, Nak?"gumamku.

🍁🍁🍁

Suara deru mobil yang datang membuatku waspada. Kulihat Samuel yang datang.

"Hai, Stella. Kau sangat cantik siang ini"sapa Samuel.

"Kau bisa di hajar bila kesini, Sam!"ucapku.

"Hihi kau tenang saja, princess. Aku hanya ingin memberi selamat padamu karna kau sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu"balas Samuel.

Aku terpaku. Aku terdiam. Bagaimana bisa sam tahu?

"Aku mencari tahu semua tentangmu, Stella. Nah aku belikan kau ini, ada vitamin, susu, buah, serta sayuran juga. Kau harus sehat demi buah hatimu"ucap Samuel.

"Terimakasih, Sam. Kau sangat baik padaku"balasku dengan senyuman hangat.

Sudah lama rasanya aku tak pernah sebahagia ini. Perhatian seperti inilah yang kunantikan selama ini.

"Kau baik-baik saja?"tanya Samuel.

"Yeah... Sam, aku ingin minta tolong padamu"pintaku.

"Apa?"tanya Samuel.

"Carikan aku apartemen di daerah Depok. Dan juga bisakah kau membantuku belajar menyetir mobil?"tanyaku.

"Kalo apartemen mah gampil. Hah? Mobil kamu mau kemana emangnya?"tanya balik Samuel.

"Baguslah, kalau mudah. Aku tertarik untuk belajar, Sam"jawabku.

"Baiklah. 1 minggu 3 kali pertemuan. Tapi tunggu... Untuk apa kau ingin apartemen? Kau mau pindah?"tanya Samuel.

"Baiklah. Tidak, Sam. aku ingin... BERCERAI saja dengan steven"jawabku mantab.

"Alhamdulillah. Ini dia yang aku tunggu. Aku senang mendengarnya, aku gak kuat bila melihatmu terus di siksa olehnya"ucap Samuel membuatku tertawa pelan.

"Ya... Aku rasa memang inilah yang terbaik"balasku.

🍁🍁🍁

Steven berjalan dengan tergesa begitu mengetahui adanya penggelapan dana senilai 200 juta rupiah. Total yang sangat besar, dirinya beserta dewan pun melaksanakan meeting.

Suasana hati Steven kian memburuk melihat bahwa pekerjaannya menumpuk. Dia jadi tak bisa bertemu Clara hari ini. Dan yang lebih mengejutkan ia di beritahu oleh seseorang bahwa Clara akan menjalani pemotretan dengan Samuel Meshach kembali, untuk cover sebuah majalah...

DEWASA.

Clara diminta hanya mengenakan pakaian dalam saja sedangkan Samuel berpakaian lengkap namun pas di tubuhnya. Seketika tubuh Steven memanas membayangkan tubuh Clara di lihat jutaan orang di muka bumi apalagi hanya dengan mengenakan pakaian dalam.

"Argggghhh sial!!"geram Steven.

Tangannya pun bergerak lincah di laptopnya. Ia menyelesaikan semua pekerjaannya dengan sangat cepat. Bahkan kelewat cepat, membuat semua pegawainya menatap heran pada atasannya yang berperilaku aneh.

Setelah berkutat cukup lama Steven segera menghubungi manager Clara meminta alamat lengkap dimana Clara pemotretan sekarang. Dan dirinya mendapatkan informasinya bahwa Clara akan menjalani 3 pemotretan, yang pertama untuk sebuah kosmetik wanita, yang kedua untuk sebuah makanan, dan terakhir yaitu bersama dengan Samuel.

Lokasi yang dipilih pun tak main-main semua kru pergi menuju Raja Ampat. Lokasi yang indah dan pas.

Steven segera memesan tiket kesana. Sudah habis kesabarannya selama ini. Dia selalu saja menuruti kemauan Clara. Maka sekarang ia akan meminta Clara agar berhenti menjadi model.

"Sudah cukup!!! Aku bahkan bisa membeli 1000 pulau jika aku mau!!! Penghasilan model tak ada apa-apanya denganku"gumam Steven dalam hati.

🍁🍁🍁

Dengan berat hati Samuel pamit untuk segera pergi menuju lokasi pemotretan selanjutnya. Ia pun berpesan kepadaku agar harus menjaga pola makanku.

Aku merasa sangat di hargai dan di sayangi oleh Samuel. Namun bagiku... Semuanya terasa hampa di dalam hatiku, entah kenapa perasaan cemas datang menghampiri dan bayangan Steven muncul dibenakku begitu saja.

"Apakah ini sebuah pertanda?"gumamku lirih.

Tanganku bergerak cepat di layar ponselku. Bertanya pada sekretaris Steven yaitu Monika. Sudah 1 bulan terakhir diriku dan Monika menjadi dekat dan saat itulah aku tahu bahwa Clara sering datang ke kantor Steven dan keluar bersama.

From : Monika
Bu tadi Pak Steven pergi setelah menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia bilang akan pergi selama 3 hari untuk urusan bisnis.

Padahal sesuai jadwal beliau kosong selama 3 hari kedepan. Saya kurang tahu mengenai perjalanan bisnis Pak Steven kali ini.

Itu aja Bu informasi hari ini.

To : Monika
Makasih ya, Monik. Kalau begitu kamu bisa lanjut bekerja.

Jangan beritahu kedekatan kita selama ini ya. Ini rahasia kita berdua.

From : Monika
Siap, Bu Boss 😘

Aku tersenyum melihat balasan Monika. Ia sangat bebas di usianya. Aku pun menginginkan kebebasan salah satunya dengan bekerja kembali. Namun sulit bagiku. Aku harus bisa meyakinkan perusahaan itu. Aku berencana melamar pekerjaan baruku di perusahaan pakaian pengantin yang sering di gunakan oleh artis juga.

Allyson Que.

Itulah nama perusahaannya. Begitu besar bahkan sudah bekerja sama dengan Paris, Amerika Serikat, dan lain sebagainya.

"Aku pasti bisa!"ucapku.

Aku pun pergi menuju perusahaan pakaian tersebut. Dan banyak sekali yang ingin mendaftar disana. Aku merasa akan gagal. Namun aku harus bisa melakukan yang terbaik. Dan sekarang giliranku untuk di interview. Rasa takut dan cemas melandaku. Namun kuusap perutku dan mulai menjawab satu per satu pertanyaan.

Rasanya lega saat sudah selesai. Walau aku tak tahu hasilnya yang terpenting aku bisa melewatinya dengan baik. Aku pun berjalan menuju restauran dekat kantor tersebut. Terlihat lebih sederhana dan aku rasa aku punya cukup uang.

Aku tidak mau memakan uang hasil Steven. Biarpun dia selalu mengirimi aku tetap saja aku merasa sangat tidak enak. Entah kenapa aku menjadi membencinya. Untuk apa aku mempertahankan pernikahanku kalau hanya aku saja yang berharap sedangkan dia tidak.

Tapi sekali lagi, aku merasa bahwa anak ini membutuhkan figur seorang Ayah. Andaikan Samuel yang menjadi suamiku, aku yakin sekarang aku sangat bahagia. Aku menyayangi Samuel entah karna perasaan apa, sebatas kagum atau cinta? Aku tidak tahu. Aku hanya menyayanginya itu saja.

Kuusap pelan perutku sepertinya si dede sudah lapar, aku memesan makanan kepada pelayan dan duduk manis di meja dekat jendela. Tak berapa lama pesananku datang, namun aku melihat ada yang kukenal disana. Ya. Aku tak mungkin salah lihat. Dia adalah Nayla. Aku melihatnya dari jauh sampai akhirnya ia melihatku dan menghampiriku.

"Boleh aku duduk disini?"tanya Nayla.

"Tentu saja, kau dari mana, Nay?"tanyaku balik.

"Terimakasih. Ah kebetulan aja lewat dan aku lapar jadi kesini deh"jawab Nayla.

"Oh begitu"ucapku.

"Iya. Kamu ko sendirian aja, Stel?"tanya Nayla.

"Iya, Mas Steve kan lagi kerja"jawabku.

"Kerja? Aku barusan liat postingan dia loh di sosmed, dia lagi jalan-jalan gitu aku kirain kamu sama dia lagi bulan madu"ucap Nayla.

Sial. Aku lupa bahwa Steven sedang ada perjalanan bisnis. Tapi agak sedikit aneh juga disini? Apa hanya kecurigaanku saja?

"Ah... Hm... Itu, Nay dia lagi ada perjalanan bisnis kali. Aku mah bulan madunya dirumah aja"balasku.

"Hm gitu ya. Tapi aneh tau di foto ini aku liat dia seperti di pantai, berfoto berdua dengan wanita tapi dari belakang"ucap Nayla membuatku kesal.

Inikah yang di sebut perselingkuhan? Jika benar rasanya SANGAT SAKIT. Dia beraninya memasang foto seperti itu. Terbuat dari apa hatimu, Mas? Tak bisakah kau mengerti sedikit saja perasaanku, setidaknya kau jaga perasaanku ini.

Tapi...

Didalam kamus seorang Steven rasa seperti itu tidaklah ada. Dia lebih baik kusebut seorang batu, karna dia keras dan dunianya gelap. Ya sangat gelap tiada seorang pun yang bisa memasuki dunianya itu.

Aku pun membuka salah satu akun sosmedku. Dan benar aku melihatnya. Aku mengenali daerah itu, itu di Raja Ampat tapi dengan siapa Steven disana? Apa ada perjalanan bisnis kesana? Ini semakin kuat dugaanku mengenai perselingkuhannya. Kurasa kali ini adalah benar perempuan itu pasti adalah...

CLARA.

"Kukira dia sudah berubah. Bukan seperti dulu lagi yang errr... bajingan"ucap Nayla menyadarkanku.

"Kurasa sifatnya belum berubah. Aku tidak tahu proyek apa yang ia buat bersama wanita itu"balasku dan terdiam sebentar.

"Dan ya sepertinya firasatmu kali ini benar dia tetaplah menjadi yang dulu dia belum berubah. Biar nanti kutanyakan padanya mengenai wanita itu"ucapku selanjutnya.

"Bagaimana bisa kau setenang ini, Stella!! Dimana setiap wanita akan merasa emosi kau justru bisa tetap tenang begini??"tanya Nayla.

"Aku harus bisa mengendalikan diriku, Nay. Aku emosi ko, namun masih bisa ku tahan. Bisa saja itu perbuatan orang iseng yang ingin agar rumah tanggaku hancur kan"jawabku.

"Ya ampun... Kau adalah orang yang paling sabar yang pernah kutemui. Dan pendapatmu benar, bisa saja ada orang iri yang mau menghancurkan keluargamu. Kalau butuh bantuan jangan sungkan mintalah padaku ya"ucap Nayla.

"Aku sama seperti yang lain. Kuharap pendapatku tadi jangan sampai terjadi karna rasanya akan sangat SAKIT. Terimakasih, Nayla. Aku akan fikirkan lagi"balasku.

Pendapat itu memang sudah terjadi, Nayla.
Bahkan aku sudah tahu siapa orangnya.
Namun ini bukanlah hal yang patut ku beritahukan padamu.

Aku akan ikuti permainanmu, Mas.

🍁🍁🍁

Suasana pantai indah di Raja Ampat kian memanas. Pose yang di pamerkan oleh Clara & Samuel membuat seluruh tubuh Steven serasa terbakar.

Dengan posesifnya Samuel memeluk Clara dari belakang. Pose selanjutnya dengan pose tertidur di pangkuan Clara. Terakhir setelah sekian banyak pose inilah yang paling menantang.

Clara hanya memakai kain tipis berwarna putih yang di lilitkan di tubuh tinggi semampainya. Dua buah dadanya yang seakan mau tumpah, ia memakai bra berwarna kulit hingga hampir tak terlihat.

Kulitnya yang mulus, sangat menggoda siapapun yang melihat termasuk Steven. Sedari tadi lelaki itu terus saja mengumpat. Menyumpah serapahi Samuel, namun lelaki itu tetap pada gayanya yang cool dan membuat kharismanya semakin bertambah.

Samuel pun hanya memakai kain juga yang menutupi bagian bawahnya saja. Tubuh atasnya di biarkan terbuka menampilkan dada bidang dan perut six pack miliknya. Dengan perlahan ia mendekati Clara yang berdiri di pinggir pantai.

Kamera terus memfokuskan pada kedua insan itu. Hingga Samuel memegang bahu Clara dan menurunkan kain putih itu hingga menampilkan hampir setengah aset berharga Clara yaitu dadanya. Clara pun hampir terkaget dengan aksi Samuel yang sangat berani. Dan Clara menoleh kebelakang melihat wajah tampan lelaki itu.

Dengan wajah di buat menggoda itu, Samuel pun semakin gencar menggodanya. Ia mendekatkan tubuhnya hingga menempel dan matanya menatap dalam mata Clara.

KLIKK.

Suara kamera berbunyi menandakan pose mereka sudah terabadikan di dalam kamera tersebut. Samuel segera berbalik dan menuju tempat stand minuman. Clara masih terpaku di tempatnya. Pose yang dilakukannya tadi membuatnya merasakan sesuatu di hatinya.

"Jangan bilang jika aku menyukai, Sam!!! Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Aku harus segera menjadi Nyonya Vallerosha. Jika tidak rencanaku akan gagal"gumam Clara dalam hati.

Steven sudah mencapai batas kesabarannya hingga ia berbalik dan meninggalkan Clara disana. Ia terus mengumpat sampai di mobilnya. Rasanya dia ingin mengurung Clara dan langsung menikahinya hari ini juga.

Tapi dia juga memikirkan tentang Stella. Sudah hampir sebulan lebih sejak malam terakhir itu. Steven tak pernah menanyakan ataupun berbicara pada Stella jika bukan karna TER-DE-SAK.

"Kupikir inilah saatnya aku harus ceraikan dia. Tapi bagaimana dengan masalah posisi CEO itu kudapati. Arghhh sial"umpat Steven.

Seketika pikirannya melayang. Apakah Stella tidak hamil setelah penyatuan malam itu? Inilah yang menjadi pemikiran Steven. Harusnya Stella hamil karna ia yakin benih yang ia tanam takkan mungkin meleset, pasti akan membuahkan hasil yang bagus.

KETURUNAN bagi keluarga Vallerosha harus segera hadir apapun caranya.

~Bersambung~

Continue Reading

You'll Also Like

1M 59.4K 59
(FOLLOW SEBELUM BACA) (SEQUEL PERFECT CO-PILOT) ❀❀❀ Kata mereka Cinta bisa datang karena terbiasa. Para orang tua terdahulu kita juga sering mengat...
499K 29.7K 50
Cover by : @jelyjeara ------ Naafi adalah mahasiswa semester 7 yang sebentar lagi akan menjemput gelar sarjananya. Tapi selama 21 tahun hidupnya, ia...
3.7M 40.1K 32
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
91.7K 4.5K 38
Iseng dijodohkan berakhir ke pelaminan? Itulah kisah lucu yang harus dialami oleh Karin, dimana kehadirannya dalam salah satu acara keluarga seperti...