✔️ My King : Flower of Arahas...

By _LucyAn_

710K 45.2K 6.5K

( TAMAT ) ~ Judul "My King : Beginning for the Doll" telah di ganti dengan "My King : Flower of Arahasis" ~ B... More

BAB I : Bagian I
BAB I : Bagian II
BAB II : Bagian I
BAB II : Bagian II
BAB II : Bagian III
BAB II : Bagian IV
BAB II : Bagian V
BAB II : Bagian VI
BAB III : Bagian I
BAB III : Bagian II
BAB III : Bagian III
BAB III : Bagian IV
BAB III : Bagian V
BAB IV : Bagian I
BAB IV : Bagian II
BAB IV : Bagian III
BAB IV : Bagian IV
BAB V : Bagian I
BAB V : Bagian II
BAB V : Bagian III
BAB V : Bagian IV
BAB V : Bagian V
BAB VI : Bagian I
BAB VI : Bagian II
BAB VI : Bagian III
BAB VI : Bagian IV
BAB VI : Bagian V
Questia Scana I
BAB VII : Bagian I
BAB VII : Bagian II
BAB VII : Bagian III
Questia Scana Part II
Crossover I : Strange Incident
Crossover II : Apa Kau Mengenalinya?
BAB VII : Bagian IV
Bab VII Bagian V
BAB VIII : BAGIAN I
BAB VIII : Bagian II
BAB VIII : Bagian III
BAB VIII : Bagian IV
BAB IX : Bagian I
BAB IX : Bagian II
BAB IX : Bagian III
BAB IX : Bagian IV
BAB IX : Bagian V
BAB X : Bagian I
BAB X : Bagian II
BAB X : Bagian II
BAB X : Bagian III
BAB X : Bagian III
BAB X : Bagian IV [END]
EKSTRA CHAPTER : Little Ea and Alice
QUESTIA SCANA [FINALE]
Halo! Lama Tidak Berjumpa!
~GIVE-AWAY~
Pemenang Giveaway

BAB I : Bagian III

23.1K 1.6K 97
By _LucyAn_


***

Ou membeku di depan peti kaca. Dilihatnya wajah damai pemuda dengan rambut cokelat yang sangat ia sayangi. Kini, manik sapphire itu tidak akan lagi menatap Ou dengan penuh keceriaan. Tidak ada lagi canda, tawa, juga omelan yang selalu ia dengar sampai bosan. Tidak ada lagi tangan yang menepuk bahunya dengan lembut dan mengucapkan semangat yang selalu membuatnya bangkit dari keterpurukan.

Orninn Danna telah tiada. Kakak satu-satunya telah meninggalkannya sendirian di tengah kegelapan Urca. Rahang Ou mengeras, tatapannya dipenuhi hawa membunuh.

"Aku bersumpah, Kak. Aku bersumpah atas nama Dewi Malvheeta, Dewa Shams, Dewa Shiel, Dewa Eresh, Dewi Izab, dan juga Dewi Ishara! Aku akan memenggal siapa pun orang yang telah membuatmu pergi dariku, sebelum Aku memenggalnya aku akan mencabik-cabik tubuhnya, aku akan memburai ususnya dan memberikannya pada burung gagak yang ada di atap Kastel Zigg! Aku bersumpah, aku akan menjadikan kematian orang itu sebagai kematian yang paling menyakitkan di sepanjang sejarah Urca!" Ou mendesis geram, matanya kini penuh dengan kilatan amarah.

Bahkan Eral dan Kael pun tidak berani mendekat jika Ou dalam kondisi mendidih. Mereka terkejut, mendengar sumpah Ou yang begitu mengerikan. Tamatlah pembunuh Danna jika Ou sampai menemukannya. Sekali dia serius, tidak akan ada satu pun yang bisa lolos dari siksaannya. Bahkan Eral yang menjabat sebagai Ketua Divisi Pertahanan dan Penyerangan Urca tidak bisa mengalahkan nafsu membunuh Ou.

Tiba-tiba pintu utama kuil terbuka dan menampakkan seorang wanita dengan rambut ikal berwarna cokelat. Manik indahnya berlinangan air mata. Kakinya yang gemetar melangkah perlahan mendekati peti kaca.

"Yang Mulia Raja ... Yang Mulia Orninn Danna!" Wanita itu terus melangkahkan kaki menuju altar. Namun, setelah ia menginjakkan kaki ke anak tangga pertama, sebilah pedang menghadangnya.

Wanita itu membelalakkan mata dan menoleh ke samping, Ou menghunuskan pedang dengan amarah berkobar.

"Jangan coba-coba menginjakkan kaki kotormu itu di dekat kakakku!" Ou berteriak keras, Kael dan Eral langsung menghampiri Ou, mencoba menenangkan pria bersurai pirang itu. Sementara sang wanita bersurai cokelat hanya bisa terisak dan jatuh terduduk.

"Ou, dia istri kakakmu, kau tidak boleh...."

"Istri? Istri kau bilang? Wanita busuk ini?" Ou menghunuskan pedang ke wajah wanita itu.

"Katakan padaku, Yc Shalla. Apa kau benar-benar istri kakakku? Apa kau benar-benar istri Yang Mulia Orninn Danna?" Ou mendesis geram.

Tak mau kalah, sekarang manik cokelat Shalla yang dibanjiri oleh air mata mengilatkan tekad dan amarah. Wanita itu bangkit dan menatap Ou dengan hati yang membara. "Aku istri Orninn Danna! Aku berhak untuk me...."

"Hahahahahaha! Lihat dia Kael, kau tahu? Dia berkata seolah dia memang istri Kakak. Bagus sekali, Shalla. Tapi, kau tidak bisa membohongiku. Katakan padaku, kalau kau memang istri Orninn Danna, ke mana saja kau saat Danna sedih? Ke mana saja kau saat Danna hampir frustrasi karena ia selalu menanggung masalah negara sendirian? Ke mana saja kau? Kau bahkan tidak pernah memperhatikannya! Kau tidak pernah ada di sisinya! Kau tidak pernah memberinya semangat! Kau bahkan tidak bisa memberinya seorang keturunan! Kau bahkan tidak mau disentuh olehnya!"

Semua orang terkejut ketika Ou meracau. Seketika Shalla membelalak, terkejut. Bungkam, ia tidak bisa membalas kata-kata Ou.

Seringai Ou melebar, merasa menang, "Kenapa? Kau tidak bisa menyangkal semua itu? Kau pikir aku tidak tahu?" ejek Ou. "Sekarang, keluar dari sini, secepatnya. Sebelum aku berubah pikiran."

Shalla mengerjapkan mata, menatap Ou dengan tatapan memelas. Namun, itu semua tidak akan menggerakkan hati Ou. Ia sudah merasa jijik dengan Shalla. Orang yang telah meruntuhkan impian dan kebahagiaan Danna.

"Tapi aku...."

"Keluar!"

Teriakan Ou menggelegar. Shalla menunduk, ketakutan. Air mata berlinang. Mau tak mau, wanita itu melangkahkan kaki menuju pintu kuil. Ou menatap punggung Shalla, seolah dia bisa menancapkan seribu pedang di punggung rapuh itu.

Namun sebelum Shalla membuka pintu, seseorang telah membukanya dari luar. Semua mata tertuju pada pintu yang terbuka lebar, menampakkan sosok pria berambut keabuan dan iris semerah darah. Jubah hitam menyembunyikan tubuh kekarnya. Di sampingnya berdiri wanita cantik, dengan iris sapphire bulat yang berlinang air mata, rambut pirang sebahu, dihiasi bunga yang terselip di sisi kanan kepalanya.

"Siapa yang mengundang mereka kemari?"

Ou murka, matanya kini menyala merah dengan tangan yang siap menarik pedang kapan saja. Bukan hanya Ou, Kael dan Eral yang berdiri mengapit Ou pun merasakan hal serupa. Mereka bertiga menampakkan wajah yang dihias hawa membunuh yang pekat. Semua yang hadir merasa waswas, jika ketiganya mengamuk, Urca bisa hancur lebur. Apalagi jika ditambah pria berambut abu yang masih mematung di depan pintu. Hancur sudah.

"Kau tidak perlu menghancurkan Urca hanya karena aku di sini, letakkan pedangmu, Shuu Ou Yuusha," tekan pria berambut abu.

Ou mencuramkan alis, geram. Tangannya bersiap mencabut pedang. "Pergi." Ou menajamkan intonasi bicaranya.

Pria berambut abu menatap Ou lekat, ia melirik wanita yang ada di sebelahnya. "Lihat Sinna, bahkan dia mengusir ayah dan ibunya sendiri. Apa itu yang kau ajarkan padanya?" Pria itu menyeringai mengejek.

Mendengar perkataan sang pria berambut abu-abu, Ou mejadi geram. Tangannya terkepal erat menahan hasrat untuk memenggal. "Kau bukan ayahku, dia pun bukan ibuku! Keluargaku satu-satunya hanya Kakak Danna!"

Semua orang terkejut mendengar perselisihan antara orangtua dan anak itu, tidak menyangka hubungan mereka begitu buruk. Ou membenci mereka. Ou bahkan tidak sudi menyebut mereka ssebagai orangtua.

Air mata Sinna tidak bisa dibendung lagi saat mendengar ucapan Ou. "Ou ... ini ibumu, Nak. Aku...."

"Pergi! Keluar sekarang juga!"

Dengan sigap Eral dan Kael melangkah dan mencabut pedang mereka, menempatkannya tepat di leher pria berambut abu dan Sinna.

"Dengan segala hormat, mantan raja Urca, Ai Lios Yuusha dan mantan ratu Urca, Lady Orninn Sinna." Kael menekan pedangnya sampai leher si pria mengeluarkan cairan berwarna merah pekat.

"Kami mohon dengan segala hormat, tolong segera angkat kaki dari kuil ini."

Eral meneruskan kata-kata Kael dan melakukan hal yang sama pada Sinna. Membuat wanita itu membelalakkan manik indahnya yang telah dibanjiri air mata. Ia terisak dan bersimpuh di depan Eral. Tidak memedulikan lehernya yang telah tergores pedang.

"Eral, aku mohon padamu, aku hanya ingin melihat anakku untuk terakhir kalinya, aku ibunya!" Sinna menangis dengan memegang jubah biru Eral, menatap Eral dengan penuh kesedihan. Entah mengapa Eral iba pada wanita bersurai pirang itu, seketika pria bersurai kelam itu menurunkan pedangnya.

Menghela napas, ia menoleh ke belakang. Seketika manik emerald-nya bertemu dengan manik ruby Ou. Ou menyerah, memalingkan wajah dan berjalan menuju pinggir altar. Hanya Eral yang tahu persis apa maksud tindakan Ou.

Eral membantu Sinna berdiri. "Pangeran Ou berbaik hati mengizinkan Anda untuk melihat jasad Yang Mulia Orninn Danna." Ia berucap pelan, membuat Sinna menatap penuh kebahagiaan. Seketika, Sinna tersenyum dan memeluk Eral.

"Terima kasih! Terima kasih Eral!"

Eral ragu, apakah ia harus memeluk balik? Perlahan tangannya bergerak. Namun, Kael segera melirik tajam, membuat Eral mengurungkan niat untuk membalas pelukan Sinna. Sebenarnya Eral tahu, dia wanita yang baik, tapi sayang, keadaan seakan mempermainkan perannya.

"Semoga Dewa Shams selalu menyinari jalanmu." Sinna berkata tulus, membuat Eral tertegun atas semua itu.

Sinna menangis tersedu ketika ia melihat tubuh kaku putranya yang terbujur di peti kaca yang dipenuhi mawar putih. Ou hanya diam di sisi altar dan membuang muka. Lama-kelamaan hatinya pun geram melihat Sinna yang menangisi Danna.

Kalau dia memang seorang ibu, ke mana saja dia selama ini? Mengapa saat Danna tiada ia baru muncul? Ou terima jika dirinya yang ditelantarkan, tapi Ou tidak akan rela jika Danna merasakan hal yang sama.

"Danna, anakku ... maafkan ibumu ... maafkan aku! " Namun, ketika Sinna ingin menyentuh tubuh kaku Danna, Ou membelalak. Ou hanya memperbolehkan perempuan itu melihat bukan menyentuh!

"Cukup! Eral! Seret perempuan ini keluar!" Ou berteriak dengan penuh amarah. Eral tersentak dan langsung berjalan mendekati Sinna. Semua mata tertuju pada Ou yang masih menatap nyalang pada Sinna. Apakah seburuk itu hubungan antara mereka?

"Ou, biarkan aku menemaninya sampai pemakaman! Aku mohon, Ou! Aku yang melahirkan Danna dan dirimu! Ibu menyayangi kalian! Ou, Ibu mo...."

"Jangan pernah sekalipun kau menyebut dirimu ibuku!" Ou mendesis, geram. Kata-kata Ou bagai tombak yang menghunjam tepat di dada. Sinna tidak menyangka, Ou bisa setega itu. Begitu besarkah kebencian Ou?

Eral membeku. Bimbang antara menuruti Ou dan langsung menyeret Sinna keluar, atau terlebih dahulu mendengarkan curahan hati seorang ibu.

"Ou, Ibu benar-benar menyayangimu. Ibu minta maaf atas segalanya ... Ibu menyesa...."

"Eral! Apa kau tuli?"

Eral tersentak dan kali ini dia langsung membawa Sinna yang masih memberontak sebab kata-katanya belum tuntas.

"Ou! Dengarkan Ibu, Nak! Ibu...."

"Lady Sinna, saya mohon dengan teramat sangat, jangan menambah kemarahan Ou, karena itu akan berdampak buruk pada kami semua. " Eral berbisik pelan, menenangkan Sinna.

"Kita pergi, Sinna." Lios berkata sembari menarik lengan istrinya dengan paksa. Sinna masih saja menoleh ke belakang, menatap anaknya yang masih tidak mau memaafkannya. "Ou...." Ia berbisik lirih saat pintu kuil ditutup.

Suasana kembali hening. Tak butuh waktu lama bagi Ou untuk tersadar. Ia menatap kakaknya yang tertidur damai. Ou berlutut, mengeluarkan satu tangkai mawar merah dan menyelipkannya di jemari Danna yang sekarang tak menyisakan kehangatan sedikit pun.

"Tidurlah dengan damai Kak, kau pasti lelah." Ou berkata sembari membelai pipi pucat Danna. Ou tidak boleh menangis di sini! Ou mengambil napas dalam-dalam, menahan air mata yang terkumpul di sudut matanya. Untuk terakhir kali, ia mencium kening kakaknya dengan penuh kasih sayang.

"Selamat malam, Kak." Ia berucap lirih, menahan pedih yang membuncah di dada. Kael dan Eral hanya diam ketika melihat Ou bersedih. Mawar hitam bertabur di langit Urca, Dewa Eresh kembali mengayunkan sabitnya. Duka kembali melingkupi Urca, atas tewasnya Orninn Danna.

***

## Knightalia

"Annia!" Gama membuka ruang kerja Ratu Annia dengan kasar sampai sang ratu yang sedang menandatangani dokumen pun terlonjak.

"Astaga, kau mau membuatku mati jantungan?" Ratu Annia berkacak pinggang sembari berjalan ke arah tunangannya yang masih terlihat panik.

Namun, saat ia menatap Gama yang terlihat panik, Ia menghela napas dan melembutkan nada bicaranya. "Ada apa, Gama?" Ratu Annia berjalan menuju kursi terdekat dan duduk di situ.

Wajah Gama memucat. "Raja Orninn Danna ... tewas."

Sang ratu menaikkan alisnya, mengamati gerak gerik Gama."Katakan kau bercanda, Gama." Ia tersenyum pahit, ini tidak baik! Oh, tidak!

"Sayangnya tidak, Sayang." Gama menjawab dengan senyum kecut.

"Bagaimana bisa?" Ratu Annia langsung bangkit. Dari dulu Knightalia menjalin hubungan dengan Urca, namun sebelum Orninn Danna naik takhta, hubungan Urca dan Knightalia selalu retak dan menimbulkan masalah yang bisa dibilang cukup besar. Jujur, Ratu Annia memang dekat dengan Orninn Danna. Di samping sifatnya yang lemah lembut dan juga berbeda dari Raja Urca yang lain, Orninn Danna bukan tipe orang yang semena-mena. Danna sangat menghargai kerja keras orang lain.

"Beliau tewas terbunuh dengan luka tusukan pedang di ruang kerjanya." Gama menjelaskan singkat.

"Bukan itu yang aku takutkan. Yang aku takutkan, siapa yang akan menggantikan Raja Orninn Danna?"

Ratu Annia menggigit bibir bawahnya yang memerah, bingung. Bahkan masalah sihir terlarang belum sempat ia diskusikan dengan pihak Urca, Orninn Danna malah tewas terlebih dahulu. Pikiran Ratu Annia langsung tertuju pada kemungkinan terburuk.

"Gama, siapa pewaris takhta Urca selanjutnya?" Sang ratu bertanya dengan menahan debaran jantung yang kian menggila.

Jangan katakan itu dia? Tolong jangan katakan kalau....

"Ou Yuusha." Gama menjawab dengan keringat dingin menetes di keningnya.
Ratu Annia membeku. Dengan begini, mimpi buruknya akan menjadi nyata. Orninn Danna masih bisa bertoleransi untuk memecahkan masalah bersama. Tapi bagaimana dengan Ou Yuusha?

Apakah seorang Ketua Divisi Eksekusi akan repot-repot mendiskusikan hal semacam itu? Ratu Annia yakin seyakin-yakinnya, Ou Yuusha bukan tipe orang yang bisa kompromi. Dan ia juga yakin pria itu hanya mau menyelesaikan masalah dengan mengayunkan pedangnya, bukan dengan diskusi. Lalu, bagaimana nasib orang Knightalia yang dieksekusi Ou Yuusha? Mana mungkin dia menuntut seorang raja? Bagaimana caranya menuntut keadilan atas penduduk Knightalia?

"Gama, persiapkan diri menghadapi sang iblis. Kita akan ke Urca."

***

Thank you for read and vomment!

Lucia Gilgamesh

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 106K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
3.7M 363K 96
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
1.1K 274 32
Tidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang...
34K 3.3K 166
Aku ngga pinter buat nulis deskripsi wkwkwk. Intinya ini novel terjemahan MTL dari inggris ke indo make google translate / yandex, up bukan dari chap...