BAB II : Bagian IV

17.9K 1.2K 84
                                    

***

( Kael Rerier )

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

( Kael Rerier )


Sepeninggal Eral, Ratu Annia dan Gama duduk di kursi yang disusun berjajar di sisi meja oval yang panjang. Ada sekitar dua puluh kursi di sana, tapi Ratu Annia memilih kursi yang ada di tengah, bukan di ujung karena itu untuk pemimpin negara. Sang Ratu memindai ruangan pertemuan yang luas, dengan dekorasi yang didominasi warna merah dan emas. Ruangan itu terkesan elegan dengan lima lukisan terpampang di tembok, lukisan raja-raja Urca.

Suara pintu terbuka mengalihkan manik indah Ratu Annia. Sang Ratu  mengerjapkan mata dan melihat ke arah sosok yang sekarang sedang berjalan masuk dan memutar pandangan ke penjuru ruangan. Sosok bersurai blonde dengan jubah putih berhenti dan menatap sang ratu, diikuti oleh pria bersurai kecokelatan dengan kacamata yang menggantung di hidung.

Sang ratu diam, mereka beradu tatapan beberapa saat. Mata biru sebiru batu lapiz itu bertemu mata sewarna ruby yang tajam. Namun, adu tatap mereka tak berlangsung lama karena manik ruby itu mengalihkan pandangan pada pria berkacamata yang ada di sebelahnya.

"Jadi, di mana sang ratu Knightalia yang legendaris itu?"

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir tipis pria bersurai pirang itu, sang ratu langsung melotot tajam. Tangannya mengepal erat dan tampak hawa kegelapan yang perlahan menyelubungi dirinya. Baik Gama maupun Kael hanya bisa diam dengan kekhawatiran yang menyeruak di benak mereka.

"Aku ratu Knightalia, Rhy Annia Lexcia Morrow." Ratu Annia menahan diri untuk tidak melumat habis bibir pria bersurai pirang itu dengan tinjunya. Mengingat kata-kata Gama,  Ratu Annia pun tidak ingin ada masalah lagi di antara Urca dan Knightalia.

Namun, Ou yang mendengar perkataan Ratu Annia langsung menaikkan alis dan terkekeh geli. "Yang benar saja! Kau bercanda? Kau? Ratu Knightalia?" Ou tertawa.

Kael langsung memucat, ia melihat ke arah Ratu Annia yang sedang menahan geram. Kael menghela napas berat sebelum menepuk pundak Ou dan membisikkan sesuatu di telinganya, "Sudah kubilang, jangan buat masalah! Dia Ratu Knightalia, bersikaplah lebih hormat!" Kael mendesis geram kepada Ou yang masih tertawa terbahak-bahak. Sang pemuda bersurai blonde itu langsung menahan tawa dan terkekeh geli.

"Uhghhaahaahaa, uh, maaf, ini hanya terlalu menggelikan. Aku tidak percaya Knightalia yang bereputasi sebagai negara militer terkuat mempunyai gadis kecil sebagai ratunya, hahahaa. Kael, lihat! Dia begitu mungil dan pendek! Hahaaahaa, apa benar dia bisa mengayunkan pedang yang ukurannya dua kali tubuhnya? Haha!"

Melihat sang ratu siap menarik pedang, Gama langsung bertindak menahan pergelangan tangan Ratu Annia dan menggeleng pelan. Melihat tunangannya yang mengatakan "tidak", ia hanya mendengus kasar dan mengetatkan rahang, matanya seakan ingin menusuk pria berambut blonde sampai dia mati.

"Pendek? Mungil? Dasar pria tidak tahu adat! Benar kata orang kau memang gila!"

Ratu Annia bangkit, meneriaki Ou, membuat Ou menghentikan tawanya sejenak. Ou menatap Ratu Annia yang melayangkan ribuan pedang dari tatapannya, seakan nafsu membunuhnya tak bisa dibendung lagi. Namun, Ou malah menyeringai, melihat sang Ratu dari atas ke bawah, menelisik penampilan Sang Ratu, lalu terkekeh lagi. Seakan ia melihat tontonan yang menarik.

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin