BAB I : Bagian III

23.1K 1.6K 97
                                    


***

Ou membeku di depan peti kaca. Dilihatnya wajah damai pemuda dengan rambut cokelat yang sangat ia sayangi. Kini, manik sapphire itu tidak akan lagi menatap Ou dengan penuh keceriaan. Tidak ada lagi canda, tawa, juga omelan yang selalu ia dengar sampai bosan. Tidak ada lagi tangan yang menepuk bahunya dengan lembut dan mengucapkan semangat yang selalu membuatnya bangkit dari keterpurukan.

Orninn Danna telah tiada. Kakak satu-satunya telah meninggalkannya sendirian di tengah kegelapan Urca. Rahang Ou mengeras, tatapannya dipenuhi hawa membunuh.

"Aku bersumpah, Kak. Aku bersumpah atas nama Dewi Malvheeta, Dewa Shams, Dewa Shiel, Dewa Eresh, Dewi Izab, dan juga Dewi Ishara! Aku akan memenggal siapa pun orang yang telah membuatmu pergi dariku, sebelum Aku memenggalnya aku akan mencabik-cabik tubuhnya, aku akan memburai ususnya dan memberikannya pada burung gagak yang ada di atap Kastel Zigg! Aku bersumpah, aku akan menjadikan kematian orang itu sebagai kematian yang paling menyakitkan di sepanjang sejarah Urca!" Ou mendesis geram, matanya kini penuh dengan kilatan amarah.

Bahkan Eral dan Kael pun tidak berani mendekat jika Ou dalam kondisi mendidih. Mereka terkejut, mendengar sumpah Ou yang begitu mengerikan. Tamatlah pembunuh Danna jika Ou sampai menemukannya. Sekali dia serius, tidak akan ada satu pun yang bisa lolos dari siksaannya. Bahkan Eral yang menjabat sebagai Ketua Divisi Pertahanan dan Penyerangan Urca tidak bisa mengalahkan nafsu membunuh Ou.

Tiba-tiba pintu utama kuil terbuka dan menampakkan seorang wanita dengan rambut ikal berwarna cokelat. Manik indahnya berlinangan air mata. Kakinya yang gemetar melangkah perlahan mendekati peti kaca.

"Yang Mulia Raja ... Yang Mulia Orninn Danna!" Wanita itu terus melangkahkan kaki menuju altar. Namun, setelah ia menginjakkan kaki ke anak tangga pertama, sebilah pedang menghadangnya.

Wanita itu membelalakkan mata dan menoleh ke samping, Ou menghunuskan pedang dengan amarah berkobar.

"Jangan coba-coba menginjakkan kaki kotormu itu di dekat kakakku!" Ou berteriak keras, Kael dan Eral langsung menghampiri Ou, mencoba menenangkan pria bersurai pirang itu. Sementara sang wanita bersurai cokelat hanya bisa terisak dan jatuh terduduk.

"Ou, dia istri kakakmu, kau tidak boleh...."

"Istri? Istri kau bilang? Wanita busuk ini?" Ou menghunuskan pedang ke wajah wanita itu.

"Katakan padaku, Yc Shalla. Apa kau benar-benar istri kakakku? Apa kau benar-benar istri Yang Mulia Orninn Danna?" Ou mendesis geram.

Tak mau kalah, sekarang manik cokelat Shalla yang dibanjiri oleh air mata mengilatkan tekad dan amarah. Wanita itu bangkit dan menatap Ou dengan hati yang membara. "Aku istri Orninn Danna! Aku berhak untuk me...."

"Hahahahahaha! Lihat dia Kael, kau tahu? Dia berkata seolah dia memang istri Kakak. Bagus sekali, Shalla. Tapi, kau tidak bisa membohongiku. Katakan padaku, kalau kau memang istri Orninn Danna, ke mana saja kau saat Danna sedih? Ke mana saja kau saat Danna hampir frustrasi karena ia selalu menanggung masalah negara sendirian? Ke mana saja kau? Kau bahkan tidak pernah memperhatikannya! Kau tidak pernah ada di sisinya! Kau tidak pernah memberinya semangat! Kau bahkan tidak bisa memberinya seorang keturunan! Kau bahkan tidak mau disentuh olehnya!"

Semua orang terkejut ketika Ou meracau. Seketika Shalla membelalak, terkejut. Bungkam, ia tidak bisa membalas kata-kata Ou.

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Where stories live. Discover now