BAB III : Bagian V

10.5K 944 60
                                    

***

Ketika ia tersadar, ia telah ada di kamarnya dengan seseorang yang tidur di sampingnya. Ia melihat pemuda bersurai cokelat itu dengan mata berkaca-kaca. Ou mulai terisak ketika ia mengingat semuanya. Semuanya yang terbunuh. Pemuda itu membuka manik sapphire-nya dan menangkup pipi Ou.

"Ou? Ou? Apa ada yang sakit? Di mana? Kau baik-baik saja?" Pemuda itu menatap panik, terlihat jelas kekhawatiran di manik indahnya. Ia segera memeluk Ou dan memberinya kehangatan.

"Kakak Danna, dia membunuh semuanya ... Paman dan Bibi Rerier ... Arshi ... semuanya!" Ou terisak di dekapan Danna, perutnya memang masih sakit namun sekarang hatinya yang paling sakit.

"Ou."

Danna berbisik perih dan menatap Ou dengan sendu. Ia terlambat menyelamatkan Ou. Tapi, Danna bersyukur masih bisa menyelamatkan adiknya tercinta. Jika Kael dan Eral tidak memberitahunya entah bagaimana nasib Ou. Ia sangat panik ketika pulang dari tugasnya dan mendapati berita bahwa Ou menghilang dan ada bekas darah di kamar Ou.

Danna langsung melesat mencari Ou. Ia sungguh tidak menyangka menemukan Ou dengan kondisi yang mengenaskan dan lebih parahnya lagi, Lios Yuusha, ayahnya sendiri yang membuatnya seperti itu.
Setelah itu Danna selalu ada di sisi Ou, menemani Ou dan mengurus Ou sampai dia pulih. Ou tidak mau bicara pada siapa pun, bahkan pada ibunya sendiri.

Hanya pada Kael, Eral, Ershki dan Danna, dia mau berbicara. Semua mayat korban pembantaian Ou dan Lios telah dikumpulkan. Urca menggelar upacara pemakaman untuk para korban. Ou hanya bersembunyi di belakang Danna ketika ia menghadiri pemakaman. Sorot mata yang menusuk seakan tidak ada habisnya. Terdengar bisik-bisik di antara hadirin upacara pemakaman itu.

"Anak iblis! Dia yang telah membantai semuanya!"

"Bunuh saja dia! Dia tidak pantas hidup!"

"Dia membunuh putraku!"

"Apanya yang pangeran! Dia iblis!"

"Bunuh dia!"

Ou semakin mengeratkan genggaman tangannya di jubah Danna. Danna yang mendengar semua itu melihat Ou yang mulai meneteskan air mata dengan hati yang tersayat. Akhirnya Ou yang disalahkan, siapa yang berani menyalahkan Lios? Dia adalah raja, tidak akan ada orang yang berani menentangnya. Dan dengan mudah ia bisa memutar balik fakta. Namun, itu tidak berlaku untuk Danna. Danna menyentuh tangan mungil Ou, menggenggamnya erat. Membuat Ou menatap kakak tercintanya dengan manik yang berkaca-kaca.

"Jangan berjalan di belakangku, berjalanlah di sampingku. Tidak apa-apa jika mereka menghinamu sekarang. Aku yakin, di masa depan, orang-orang itu akan menyanjungmu kelak."

Danna tersenyum manis, membuat Ou menggigit bibirnya menahan isakan. Di saat semua mengutuknya, Danna selalu mempercayainya, selalu memberinya semangat. Danna selalu mempercayainya. Danna selalu menyayanginya, kakaknya satu-satunya.

"Kakak ... aku menyayangimu!"

Danna yang mendengar pengakuan Ou ditengah isakan itu hanya bisa tersenyum. "Aku juga menyayangimu, Ou."

Meskipun mereka hanya mempunyai separuh ikatan darah. Namun ikatan hati mereka lebih erat dari apa pun.

Akhirnya mereka berdiri dan mendengarkan pendeta kuil menyanyikan Hymnos Mortis untuk para korban yang berjajar untuk dimakamkan. Arshi telah dimakamkan terlebih dahulu, sebelum Ou sadar. Mengetahui hal itu hati Ou terasa miris, dia bahkan tidak bisa melihat wajah Arshi di saat-saat terakhir. Namun, ia juga lega karena jika ia melihat Arshi lagi, luka di hatinya pasti akan lebih parah.

Ou mengedarkan pandangannya, melihat seorang ibu yang menangisi anaknya, anak kecil yang menangisi orangtuanya, semuanya menangis. Ou menggigit bibir bawahnya, dia telah membunuh mereka ... mereka juga mempunyai keluarga menyayangi mereka. Ou langsung tersentak. Kalau begitu, berarti dia tidak ada bedanya dengan Lios? Ou menggigil, memeluk dirinya sendiri dengan wajah ketakutan. Kebencian pada dirinya sendiri pun muncul. Dirinya, sama dengan iblis yang ia benci.

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Where stories live. Discover now