BAB IX : Bagian IV

4.7K 453 17
                                    

"Aku mendapatkan mantranya!" Freya membuka pintu kamar dengan wajah berseri. Menatap Eral yang tengah mengasah pedang. Eral menoleh, menatap Freya yang menyerahkan gulungan kertas padanya.

"Terima kasih." Dalam hati, ia merasa berhutang budi dengan gadis itu. Menatap pantulan wajah di pedang yang ia asah, Eral menangkap sebuah kegelisahan di sana. Bukan, bukan dirinya, namun gadis yang menolongnya.

"Boleh aku bertanya?"

"Ya?"

Freya duduk di samping Eral yang masih menatap pantulan wajahnya di mata pedang. Ia masih heran mengapa Freya melakukan semua ini untuk Urca, juga Ou, yang jelas-jelas Freya benci. Tatapan Eral beralih pada gadis cantik di sampingnya. Menatap saksama, tapi ia hanya melihat ketulusan di sana.

Sungguh, Eral harap semua ini hanya jebakan semata. Karena jika Freya memang tulus membantunya, semua itu akan membahayakan nyawa Freya. Ia tahu pasti bagaimana Lios menyikapi seorang pengkhianat. Penggal. Gantung. Atau penjara seumur hidup. Sungguh ia tidak tega melihat Freya menanggung semua itu kerena dirinya.

"Mengapa kau membantuku sejauh ini, Freya?" Eral berbisik lirih, ia masih memikirkan kemungkinan yang terjadi pada Freya jika Lios tahu semua ini. Namun diluar dugaan Eral, Freya malah terkekeh geli. Gadis itu menepuk bahu Eral dengan senyum yang merekah.

"Apa kau perlu mempertanyakan pertolongan dari Dewi Malvheeta?"

Sungguh jawaban yang tidak pernah Eral sangka, manik emerald itu membelalak seketika.

"Eral Rerier, aku melakukan semua ini atas kehendakku sendiri. Aku telah memilih jalan mana yang akan aku tempuh." Freya berdiri, mendekati jendela, menatap keluar sana. Pekat, sungguh pekat Urca yang ia kenal sekarang. Berbalik, ia menatap Eral yang masih membeku dengan raut tak terbaca.

"Jika nanti semua ini berakhir, jika aku masih hidup, aku ingin kau mengajariku Hymnos Forestia. Suaramu saat menyanyikan pujian sangat indah, aku sampai iri." Freya terkekeh. Ya, Freya hanya mengejar satu hal. Di balik kesuraman Urca, terdapat secercah cahaya yang menyinarinya. Dia, Eral Rerier.

"Kau imam yang menyinari kelamnya duniaku, Eral. Kau memberiku semua harapan dan jalan menuju kebenaran."

Freya berkata lirih, selama ini hanya dendam yang ia pikirkan. Tapi setelah bertemu Eral, semua itu sirna. Untuk apa ia balas dendam? Toh, hidupnya tidak akan berubah. Saat Eral menyanyikan Hymnos, barulah ia sadari, apa yang sebenarnya ia cari. Kedamaian, keheningan, semua yang menentramkan jiwa.

"Tetaplah hidup, apa pun yang terjadi, Eral Rerier." Bisikan lembut mengiang di telinga Eral. Seraya jemari mungil Freya mengenggam tangan Eral.

"Lios pasti akan membunuhmu jika--"

"Aku tidak peduli, dan jangan pedulikan nasibku saat kau berhasil keluar dari Kastel Zigg. Jika takdir mengatakan aku harus mati, maka kau tidak perlu menyesalinya, Eral. Semua ini telah tertulis dalam buku takdir yang tak pernah bisa kita ubah. Sekarang, tetapkanlah hatimu." Freya menatap Eral dengan penuh kepercayaan. "Selamatkan saudaramu. Urca membutuhkannya."

Sekali lagi Eral melebarkan mata, tidak menyangka bahwa gadis yang semula hampir membunuhnya kini begitu tulus membantunya. Eral mengangguk. Namun hatinya masih bergemuruh, memikirkan jika apa yang ia takutkan menjadi nyata. Tapi ia tahu, Ou yang paling penting sekarang. Segera, ia meraih topeng. Menyelipkan pedang di pinggang. Dengan langkah tegas, ia mengawali misi untuk menyelamatkan saudaranya.

Melangkah penuh harap melintasi lorong demi lorong Kastel Zigg. Sampai akhirnya mereka tiba di lorong buntu lantai pertama Kastel Zigg. Freya menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak ada penjaga yang berlalu-lalang. Tentu, tempat itu adalah pintu masuk rahasia ke penjara bawah tanah. Freya menyadarinya setelah ia membaca berkas di meja Freis. Beruntung, ia tidak perlu menggunakan jalan utama untuk masuk ke penjara bawah tanah yang pastinya sangat ketat penjagaannya. Jalan itu hanya beberapa orang saja yang tahu, maka dari itu, penjaga pun jarang ditempatkan di sana. Terlebih dengan lokasinya yang tidak strategis, tidak akan ada orang yang menyangka bahwa disitu ada pintu masuk ke penjara bawah tanah.

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Where stories live. Discover now