BAB IV : Bagian III

15.4K 1.1K 236
                                    

***

Eral mendesah pelan. Cinta tak sampai, pusing karena pekerjaan, galau saat melihat Ningyou, ditambah bibir sialan Ou yang merenggut kesucian bibirnya membuatnya semakin ingin meledak.

Hidup yang sungguh sial. Eral memegang pena, mulai mengerjakan dokumen yang sudah menggunung karena berhari-hari dia tidak masuk tanpa alasan.

"Ketua kau terlihat lelah. Apa kau baik-baik saja?" Emil bertanya sembari membawa teh hangat untuk Eral. Eral menggeleng, tak berdaya dengan kondisinya sekarang.

"Entah." Eral meletakkan pena, mengambil cangkir teh yang ada di depannya.

Satu teguk, dua teguk, kepalanya malah terasa semakin pening. Ia pun menghentikan acara minum tehnya dan menatap Emil dengan pandangan yang semakin buram.

"Emil, teh ini rasanya sedikit aneh. Kau membuat teh merah seperti biasa, kan?"

Emil mengernyit sebelum mengangguk pelan. "Iya, aku membuatnya seperti bia...."

Tiba-tiba pintu ruang Eral diketuk dan muncul pemuda berambut putih dengan beberapa dokumen di tangannya.

"Ah, Emil. Sepertinya tadi aku pesan teh spicea, kenapa kau memberiku teh merah biasa?" Shion berkata santai.

Dengan keringat yang menetes di kening, Emil menoleh ke arah Eral yang telah kehilangan separuh kesadaran.

"Ke-Ketua Eral?" Emil semakin memucat ketika melihat Eral tak berdaya.

Bruuukk!

Eral jatuh tak sadarkan diri, wajahnya memerah dan suhu tubuhnya meningkat. Sontak Emil dan Shion membelalak panik.

"Apa yang kau lakukan pada Ketua Eral? Apa yang terjadi padanya?" Shion melotot ke arah Emil.

"Teh merah Ketua dan teh spicea-mu tertukar."

Emil berkata gugup. Shion membelalak kaget. Bisa-bisanya Emil melakukan kesalahan fatal! Masalahnya, teh spicea adalah minuman paling beralkohol di Urca. Dan sialnya lagi, Emil tidak sengaja memberi Eral teh spicea itu. Padahal, Eral tidak tahan dengan minuman beralkohol, pernah dia tidak sengaja meminum wine, dan setelah itu Eral demam dan tidak sadar selama tiga hari. Bagaimana jadinya kalau Eral meminum spicea hampir setengah cangkir?

"Jika sesuatu terjadi pada Ketua, kau tidak akan kuampuni!"

Shion menggeram marah sembari memapah tubuh Eral yang lemas, membawanya ke Balai Tabib. Emil hanya diam, mengikuti dari belakang dengan wajah pucat.

***

"Kael, aku sudah menyelesaikan yang ini, bisa kau cek?" Ou meyodorkan beberapa laporan. Namun di luar dugaan, Kael malah mundur saat ia tahu Ou mendekatinya.

"Ou, taruh saja di meja, nanti aku akan mengambilnya sendiri, oke? Dan tolong jangan dekat-dekat," kata Kael, panik.

Ou yang mengerti maksud Kael pun mendengus kasar. "Astaga, sudah aku bilang aku bukan pecinta sejenis, waktu itu aku mencium Eral karena...."

"Tuan Ou mencium Tuan Eral?"

Suara lembut mengalun bagaikan melodi indah, namun tidak untuk Ou yang mendengarnya bagai petir yang menyambar. Ia dan Kael menoleh, mendapati Ningyou berdiri di ujung pintu dengan wajah tak terbaca. Ou segera menggeleng cepat dengan wajah panik.

"Tidak! Ningyou itu hanya...."

"Ah, saya ke sini hanya untuk mengabari bahwa Ratu Annia dan Jenderal Gamalegio telah sampai di Knightalia. Mereka mengirim pesan kepada Tuan."

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Место, где живут истории. Откройте их для себя