BAB II : Bagian VI

16.1K 1.1K 23
                                    

***

"Aku tidak bisa membayangkan kalau Urca dipimpin oleh orang macam Ou. Hancurlah Urca." Sang ratu merebahkan tubuh di kursi empuk sebelah ranjang, disusul Gama yang baru saja memasuki kamar Ratu Annia dengan santai.

"Maklum, dia tumbuh di penjara, jadi dia tidak tahu apa pun tentang kasih sayang atau cinta." Gama duduk di seberang Ratu Annia yang mengernyitkan dahi.

"Dia tumbuh di penjara? Bukannya dia pangeran dari garis murni kerajaan?"

Sang ratu menautkan alisnya, heran. Apa yang terjadi pada Ou hingga ia bisa dijebloskan ke penjara? Gama menatap Ratu Annia dengan tatapan sendu dan senyum pahit yang menghiasi wajah tampannya.

"Sebenarnya aku kasihan dengan orang macam Ou. Dia dipenjara selama 150 timea, sejak usianya masih 15 timea. Menyedihkan, bukan? Sebenarnya dia dijatuhi vonis mati, namun Baginda Orninn Danna menangguhkan hukumannya. Mengingat dia pewaris tunggal kerajaan." Gama menjelaskan pelan.

Ratu Annia sepertinya tertarik dengan dongeng yang diceritakan oleh tunangannya. "Ceritakan yang lebih lengkap."

Gama mengernyitkan alisnya. "Ini rahasia di Organisasi Internasional. Yah, walaupun sudah banyak yang mengetahuinya, pura-pura saja kau tidak tahu setelah aku menceritakan ini."
Ratu Annia mengangguk setuju.

***

"Saya baik-baik saja, Tu...."

"Tidak, Nona Ningyou, Anda harus ikut saya ke Balai Tabib." Kael bersikukuh membawa Ningyou ke tabib.

Ou yang mulai panik berusaha menghentikan Kael. "Tu-Tunggu, Kael. Kita bisa bicara baik-baik, bukan? Ah, bagaimana ka...."

"Diam, Ou! Aku sudah memperingatkan berapa kali? Kau itu calon raja! Perhatikan sikapmu itu! Kau bahkan telah berbuat dosa besar pada Nona Ningyou!" Kael melotot tajam. Ou yang tak bisa berbuat apa-apa hanya menghela napas kasar sebelum mengikuti Kael dan Ningyou.

Kael melarangnya berbuat seenak jidatnya, Ou sangat hobi menebar benih  di sana-sini. Tapi kali ini dia tidak bisa dimaafkan, bahkan gadis lembut dan baik seperti Ningyou menjadi korban.

Kael geram ketika menemukan bekas-bekas membiru di leher Ningyou. Ou sudah kelewatan. Kini mereka berdua ada di depan Balai Tabib. Kael masih menatap Ou dengan tajam. Membuat Ou tidak nyaman. Memang hanya Kael yang bisa mengalahkan Ou, jika itu masalah debat.

"Kau tidak pernah mendengar perkataanku, Ou. Jika itu wanita panggilan yang bertebaran di Urca aku masih bisa diam. Tapi, jika itu gadis baik seperti Nona Ningyou kau tidak akan lepas dari hukuman! Kalau dia sampai kenapa-kenapa aku tidak akan memaafkanmu, Ou!"

Kael mendesis geram membuat bulu kuduk Ou berdiri, hukuman Kael pasti jauh lebih berat dari hukuman negara. Ou tersenyum kecut ketika mendengar ancaman Kael yang membuatnya langsung bungkam.

Beberapa saat kemudian seorang wanita tua memakai baju putih tersenyum ramah setelah ia membuka pintu. Kael dan Ou langsung tersentak dan menghampirinya. "Bagaimana kondisi Nona Ningyou?" Kael bertanya tajam. Wanita tua itu hanya tersenyum kecil sebelum menjawab Kael.

"Tuan, Nona Ningyou baik-baik saja, hanya ada beberapa lebam di tubuhnya. Dan dia terlihat sangat pucat, mungkin dia kelelahan. Dia hanya butuh istirahat cukup." Kael mengembuskan napas lega, begitu pula Ou. Kali ini Ou selamat dari Kael. Ou tersenyum, mengalihkan perhatian pada ke Kael yang melihatnya dengan kesal.

✔️ My King : Flower of Arahasis [ TAMAT ]Where stories live. Discover now