[3] My Wife Stella

By Alvarosha99

2.4M 63.7K 1.2K

Apa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjo... More

🍁 Chapter [1] 🍁
🍁 Chapter [2] 🍁
🍁 Chapter [3] 🍁
🍁 Chapter [4] 🍁
🍁 Chapter [5] 🍁
🍁 Chapter [6] 🍁
🍁 Chapter [7] 🍁
🍁 Chapter [8] 🍁
🍁 Chapter [9] 🍁
🍁 Chapter [11] 🍁
🍁 Chapter [12] 🍁
🍁 Chapter [13] 🍁
🍁 Chapter [14] 🍁
🍁 Chapter [15] 🍁
🍁 Chapter [16] 🍁
🍁 Chapter [17] 🍁
🍁 Chapter [18] 🍁
🍁 Chapter [19] 🍁
🍁 Chapter [20] 🍁
🍁 Chapter [21] 🍁
🍁 Chapter [22] 🍁
🍁 Chapter [23] 🍁
🍁 Chapter [24] 🍁
🍁 Chapter [25] 🍁
🍁 Chapter [26] 🍁
🍁 Chapter [27] 🍁
🍁 Chapter [28] 🍁
🍁 Chapter [29] 🍁
🍁 [Attention!] 🍁
🍁 Chapter [30] 🍁
🍁 Chapter [31] 🍁
🍁 Chapter [32] 🍁
🍁 Chapter [33] 🍁
🍁 Chapter [34] 🍁
🍁 Chapter [35] 🍁
🍁 Chapter [36] 🍁
🍁 Chapter [37] 🍁
🍁 Chapter [38] 🍁
🍁 Chapter [39] 🍁
🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁
🍁 [Friendship Favorable] 🍁
🍁 [Bonus Part 1] 🍁
🍁 [Bonus Part 2] 🍁
🍁 [SEQUEL?] 🍁
🍁 [Questions About My Wife Stella] 🍁
🍁 [SEQUEL :: My Wife Stella] 🍁

🍁 Chapter [10] 🍁

61.9K 1.8K 15
By Alvarosha99

Author POV

2 Minggu Kemudian~

Setelah keluarnya Stella dari rumah sakit. Steven langsung membawanya kerumahnya yang telah dia persiapkan untuk pernikahannya dulu dengan...

Clara.

Suasana masih terasa dingin dan kaku. Keduanya tampak masih asing dan cangung. Apalagi sekarang mereka hanya tinggal berdua. Seperti pagi ini Steven sudah membuat emosi Stella naik.

"Dimana dasiku, hah?"teriak Steven.

"Ada didalam lacimu, Mas"balas Stella ramah.

"Ambilin dong gimana sih!"teriak Steven lagi.

"Ini, Mas"balas Stella sambil memberikan dasi berwarna maroon itu kepada suaminya.

"Aku akan pulang terlambat. Tidak usah menungguku"ucap Steven dingin.

"Baiklah, Mas"balas Stella singkat.

Tak lama Steven langsung berangkat setelah menghabiskan 1 cangkir kopi hitam kesukaannya.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini, Mas"gumam Stella lirih.

🍁🍁🍁

Setelah memasak Stella memutuskan untuk pergi berjalan-jalan. Tempat pilihannya jatuh pada Millenium Town Square. Disana Stella tampak asik memilah baju dan lain sebagainya.

"Stella!"jerit seseorang di belakang stella membuat gadis itu menoleh dan tampaklah satu sahabatnya dulu sewaktu SMA. Zaskia Maharani.

"Kia? Kamu apa kabar?"tanya Stella.

"Aku baik, Stella. Aku denger kamu udah nikah ya?"tanya balik Zaskia.

"Iya, Kia. Oh iya, kamu sendirian aja?"tanya Stella.

"Iya nih, gimana kalo kita ke cafe yang disana tuh. Aku denger ada menu baru yang enak"tawar Zaskia yang langsung diangguki oleh Stella.

"Aku gak nyangka loh kamu bakalan nikah sama Steven. Maaf ya aku gak dateng ke acara pernikahan kamu"ucap Zaskia.

"Iya aku juga gak nyangka. Iya gapapa, kamu kan lagi sibuk nerusin S2 kamu di Jerman"balas Stella.

"Hehe iya nih, kamu kenal gak sama cowo itu tuh?"tanya Zaskia sambil menunjuk salah satu lelaki yang duduk di dekat jendela.

"Ngga. Tapi pernah ketemu di tempat martabak beberapa waktu lalu"jawab Stella.

"Ya ampun, Stella! Lu tinggal dimana sih, dia itu model majalah papan atas. Si Samuel Meshach, masa iya kamu gak kenal?"ucap Zaskia membuat Stella terpaku di tempat.

"Hm aku kurang update masalah kaya gitu,
Ki. Lagian gak penting juga buat aku"balas Stella sambil menyeruput cappucinonya.

"Ahh kamu ini, harusnya kamu bangga udah pernah ketemu dia. Minta foto bareng gitu, tanda tangan, atau apalah gitu"ucap Zaskia masih menatap kagum lelaki bernama Samuel tadi.

"Bagiku dia biasa saja sih. Jadi... Aku tidak mau repot untuk melakukan hal tadi"balas Stella malas.

"Ahh kamu ini, Stella. Oh iya, kapan kau mau punya momongan?"tanya Zaskia.

"Hmm di tunda dulu kayanya. Soalnya hmm... Aku masih pengen kerja"jawab Stella tergagap.

"Kan suami kamu udah sukses, Stel. Minta aja nanti jugaan di kasih segepok. Oh ya, maaf nih, Stella. Aku harus segera pulang jemput adekku dulu soalnya"ucap Zaskia.

"Hm ya kan lebih enak uang sendiri, Kia. Yaudah iya, gapapa ko, hati-hati ya bawa mobilnya"balas Stella.

"Iya-iya. Kamu juga harus hati-hati ya"ucap Zaskia sebelum pergi yang diangguki oleh Stella.

Stella berjalan dengan cepat keluar karna hari sudah mendung. Ia pun merasa sudah puas berbelanja. Di tengah rintiknya hujan Stella berteduh di sebuah halte dekat situ. Sebuah mobil sport berwarna putih menghampirinya. Dan turunlah lelaki tampan dengan pakaian modis dan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

"Kamu... Siapa?"tanya Stella.

"Kau melupakanku, Nona? Ini aku pria yang kau temui di tempat martabak waktu itu. Kau ingat?"tanya balik Samuel.

"Ah iya, aku mengingatnya. Kau Samuel Meshach kan?"tanya Stella memastikan.

"Waw kau bahkan sudah tau namaku ya. Dan siapa namamu, Nona? Ayo ikutlah bersamaku aku akan mengantarmu pulang"jawab Samuel sekaligus bertanya.

"Kau begitu populer, Tuan. Namaku Stella, tidak perlu, aku bisa naik taksi"tolak Stella.

"Ahh nama yang cantik secantik orangnya, anggaplah ini sebagai salam perkenalan. Kita teman kan? Jadi, sesama teman harus saling membantu"ucap Samuel.

"Baiklah jika itu maumu"balas Stella malas. Dirinya memang tak pandai berdebat.

🍁🍁🍁

Tanpa di duga Clara sedang memperhatikan keduanya di mobilnya. Ide cemerlang datang di otaknya. Cepat-cepat ia meraih ponselnya. Dan terciptalah hasil foto yang memuaskan disana. Seringai lebar muncul di bibirnya. Dan dengan cepat dirinya menelvon Steven.

"Halo, sayang"

"Hai, sayang. Hm apa kau tau dimana istrimu sekarang hum?"

"Tentu saja dirumah. Kenapa kamu menanyakannya?"

"Ah benarkah? Aku baru saja melihatnya di depan mall bersama dengan seorang lelaki"

"Jangan bercanda, sayang. Dia mana mungkin seperti itu"

"Kau membelanya? Baiklah akan ku kirimkan fotonya"

Sambungan terputus. Segera saja Clara membuka aplikasi BBM dan mengirimkan foto tadi ke Steven. Tak sampai 5 menit sudah terlihat disana tanda read. Yang berarti sudah di lihat oleh Steven.

"Ini baru awalnya saja, Stella. Masih banyak kejutan nantinya"ucap Clara lirih.

🍁🍁🍁

Stella baru saja sampai dirumahnya. Dan melihat keadaan rumah masih sama yaitu gelap. Ia baru saja pulang jam 6. Ia tadi melihat bazar sebentar dengan Samuel. Disana ia banyak menemukan hal yang membuatnya tertarik. Stella berjalan dengan hati-hati untuk mencari saklar lampu. Namun ia terbentur sesuatu yang keras di depannya. Setahunya disitu tak ada tembok atau apapun. Dan lampu seketika menyala dan Stella tergagap melihat Steven ada di depannya dengan mata menatap tajam.

"Dari mana saja kau, hah?!"tanya Steven.

"Maafin aku, Mas. Aku baru saja pulang sehabis berbelanja. Aku bosan dirumah"jawab Stella gugup.

"Oh jadi ini kerjaanmu bila aku kerja. Menghaburkan uangku begitu?"tuduh Steven.

"Tidak. Aku baru sekali ini. Dan aku tak memakai uangmu, ini dari uang tabunganku sendiri"ucap Stella membela diri.

"Baiklah. Lalu apa maksudmu dengan ini?"tanya Steven.

Stella membeku di tempatnya. Dilihatnya berbagai foto dirinya dengan Samuel tadi. Sungguh ia merasa begitu ceroboh hari ini. Ia mendongkak agar melihat wajah Steven. Ia mencoba untuk mengeluarkan kata-katanya namun mulutnya kelu.

"JELASKAN PADAKU SEKARANG JUGA STELLA!!! ATAU KAU AKAN KU HUKUM!!!"teriak Steven membuat Stella mundur dan terus mundur hingga membentur tembok.

"Katakan padaku siapa lelaki itu?"tanya Steven.

"D... di... dia... Samuel Meshach"jawab Stella terbata.

"Apa yang kau lakukan tadi, hum?"tanya Steven lagi.

"Dia menawariku pulang bersama. Dan aku mampir sebentar ke bazar tadi. Maafkan aku, Mas. Aku tak bermaksud membuatmu marah. Sungguh!"jawab Stella penuh percaya diri. Entah kemana perasaan takutnya.

"Begitu?"tanya Steven memastikan.

"Iya"jawab Stella mantab.

Steven pun berjalan menuju kamar di lantai 2. Dan Stella segera meluruh ke lantai. Jantungnya berdetak sangat cepat.

"Semoga ia mempercayaiku"gumam Stella dalam hati.

🍁🍁🍁

Di luar, Steven berjalan mondar-mandir. Ia bingung harus mempercayai siapa. Clara menjelaskan hal yang berbeda tadi. Dan tadi ia mendengar versi Stella. Namun ia menangkap kejujuran di istrinya itu. Matanya menyiratkan kejujuran dan tak ada kebohongan. Itu yang membuat Steven bingung.

Haruskah ia menyewa detektif untuk meluruskan masalah ini? Steven bergeleng kepala, itu terlalu berlebihan.

"Wanita itu selalu buat aku menjadi pusing"geram Steven.

Steven kembali ingat percakapan antara dirinya dengan mamahnya tadi. Pesan mamahnya terus terngiang dikepalanya.

Berikan mamah cucu secepatnya. Maka kau akan langsung menjabat menjadi CEO di semua perusahaan termasuk di luar negeri.

Siapa yang tak tergiur dengan hal semacam itu. Tapi masalahnya aku harus meniduri wanita itu dulu. Steven berdiam berkutat lama dengan pikirannya. Ia bingung, ia tak bisa melakukannya pada Stella karna tak ada rasa sama sekali. Dan bagaimana ini Steven masih tergiur dengan penawaran mamahnya. Argggghhhh... Steven menggeram kesal.

Steven pun berjalan menuju lemari kecil dan mengambil minuman keras disana. 1 gelas , 3 gelas hingga habis satu botol. Mata Steven mulai mengabur namun pikirannya masih terpusat pada keinginan mamahnya.

KETURUNAN.

Dengan sekali sentak ia membuka kamar Stella. Karna ia dan Stella berbeda kamar setelah pindah rumah. Dilihatnya wanita itu tengah menyisir rambutnya karna sehabis mandi. Perlahan Steven mendekat dan terus mendekat hingga Stella menoleh dan...

"Apa yang ingin kau lakukan, Mas?"tanya Stella.

"Memangnya apa lagi selain membuat keturunan bagi generasi Vallerosha"jawab Steven dengan smirk diwajahnya.

~Bersambung~

Continue Reading

You'll Also Like

3.7M 40.5K 32
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
164K 6.8K 40
⚠️ Cerita ini dapat menyebabkan gusi kering karena senyam-senyum seperti orang gila, salting brutal jungkir balik, dan menghalu tanpa batas❀️ °~°~°~°...
885K 54.8K 52
(SQUEL MY CUTE GIRL, BOLEH DIBACA TERPISAH) Seorang dokter anak disebuah rumah sakit ternama dan sudah menjadi dokter cantik diusianya yang terbilang...