[3] My Wife Stella

By Alvarosha99

2.4M 63.7K 1.2K

Apa yang terjadi jika sebuah pernikahan terjadi tanpa adanya cinta? Pernikahan yang terjadi hanya karna perjo... More

🍁 Chapter [1] 🍁
🍁 Chapter [2] 🍁
🍁 Chapter [3] 🍁
🍁 Chapter [4] 🍁
🍁 Chapter [5] 🍁
🍁 Chapter [6] 🍁
🍁 Chapter [7] 🍁
🍁 Chapter [9] 🍁
🍁 Chapter [10] 🍁
🍁 Chapter [11] 🍁
🍁 Chapter [12] 🍁
🍁 Chapter [13] 🍁
🍁 Chapter [14] 🍁
🍁 Chapter [15] 🍁
🍁 Chapter [16] 🍁
🍁 Chapter [17] 🍁
🍁 Chapter [18] 🍁
🍁 Chapter [19] 🍁
🍁 Chapter [20] 🍁
🍁 Chapter [21] 🍁
🍁 Chapter [22] 🍁
🍁 Chapter [23] 🍁
🍁 Chapter [24] 🍁
🍁 Chapter [25] 🍁
🍁 Chapter [26] 🍁
🍁 Chapter [27] 🍁
🍁 Chapter [28] 🍁
🍁 Chapter [29] 🍁
🍁 [Attention!] 🍁
🍁 Chapter [30] 🍁
🍁 Chapter [31] 🍁
🍁 Chapter [32] 🍁
🍁 Chapter [33] 🍁
🍁 Chapter [34] 🍁
🍁 Chapter [35] 🍁
🍁 Chapter [36] 🍁
🍁 Chapter [37] 🍁
🍁 Chapter [38] 🍁
🍁 Chapter [39] 🍁
🍁 Chapter [40] - ENDING 🍁
🍁 [Friendship Favorable] 🍁
🍁 [Bonus Part 1] 🍁
🍁 [Bonus Part 2] 🍁
🍁 [SEQUEL?] 🍁
🍁 [Questions About My Wife Stella] 🍁
🍁 [SEQUEL :: My Wife Stella] 🍁

🍁 Chapter [8] 🍁

59.7K 1.9K 26
By Alvarosha99

Steven POV

Wanita itu sungguh sangat menyusahkanku dan mempersempit jarak antara aku dengan Clara. Kehadirannya benar-benar menjungkir balikan dunia indahku.

"Steve, kamu nih gimana sih ko bisa sampai pingsan istrimu?!"

"Steve, kamu lagi berantem ya?"

"Steve, kamu harusnya bisa menjaga dan membahagiakan dia bukannya membuat dia celaka begini"

"Steve, kamu ini benar-benar membuat malu Ayah di depan besan!"

"Steve, apa yang ada di kepala pintarmu itu hah? Apa?"

"Steve... Kau ini tuli ya?"

Itulah kata-kata kejam yang di lontarkan dari keluarga dan mertuaku. Jadi ini semua salahku begitu? Jadi aku yang membuatnya pingsan? Hebat sekali diriku mempunyai kekuatan bisa membuat orang pingsan hanya dengan gertakan saja. Bahkan bawahanku sekalipun tak ada yang pingsan walau sudah kusembur dengan kata-kata lebih pedas lagi. Dia saja yang lemah. Cih... Wanita LEMAH...!

"Jaga dia sampai bangun, mengerti!"titah Alaric - mertuaku.

"Iya, Ayah. Aku mengerti"balasku.

Dari pada aku bosan setengah mati menunggunya sadar lebih baik aku tidur saja. Kulangkahkan kakiku menuju sofa rumah sakit dan tertidur nyenyak disana. Mimpi indah yang begitu nyaman. Sampai seseorang datang kedalam mimpiku.

🍁🍁🍁

Suara kaki melangkah mendekatiku yang sedang duduk berduaan dengan Clara kekasihku. Dialah istri palsuku. Datang dengan raut wajah yang kusut.

"Apa yang Mas lakukan, hah?"tanyanya.

"Aku? Kau tidak punya mata, hah? Lihat saja sendiri"jawabku ketus.

"Kau... Apa kau berselingkuh begitu?"tanyanya.

"Hey Stella, apa kau ini bodo, hah? Pernikahan kita hanyalah semu mengerti? Itu hanya keinginan kedua orangtua kita. Jadi baik aku maupun dirimu terserah mau melakukan apapun karna kita tidak saling MENYUKAI"jawabku memperingatkan.

"Sebegitu bencinyakah kau padaku, Mas? Apa salahku padamu?"tanyanya untuk kesekian kalinya.

"Kau ingin tahu? Baiklah akan ku jelaskan. Pertama kau salah hadir di kehidupanku. Kedua kau salah bila ingin berada di dekatku. Ketiga kau sudah merebut kebahagiaanku. Keempat kau sudah meracuni keluargaku untuk menyukaimu. Kelima kau sudah mempersempit jarak antara aku dengan Clara, kekasihku. Keenam kau adalah tak lebih sebagai parasit bagiku. Sudah jelas sekarang?"tanyaku seraya tersenyum miring. Mengenaskan.

"Mas... Hiks... Kamu jahat..."jawabannya yang aku tak perduli. Meski dia mati sekalipun.

🍁🍁🍁

Tubuhku terguncang hebat dan syukurlah membangunkanku dari mimpi burukku tadi.

"Istri anda sudah siuman, Tn. Steven"ucap seorang dokter bernama Aryo Wicaksono.

"Ah terimakasih, Dokter"balasku lalu mendekat kearah wanita itu. Tatapan mata wanita itu datar dan kosong kearah luar jendela.

"Hey, aku pulang dulu. Jangan buat ulah apalagi melapor yang tidak-tidak pada keluarga"ucapku yang entah dia dengar atau tidak.

Kuberjalan keluar dan tak sengaja bertemu dengan seseorang. Dia adalah Nayla Soraya.

"Kamu sedang apa disini, Steve?"tanya Nayla.

"Hmm ini istriku tadi jatuh pingsan dan harus di rawat beberapa hari"jawabku sedikit gugup.

"Oh ya ampun, boleh aku menjenguknya?"tanya Nayla yang langsung kuangguki.

"Boleh saja, tapi maaf aku harus pulang sebentar mengambil pakaian ganti"ucapku.

"Tidak masalah, aku akan menemaninya"balas Nayla dengan senyuman manisnya.

Dengan cepat kutinggalkan rumah sakit terkutuk ini. Setelah menghirup udara segar aku memutuskan untuk pulang saja. Bisa-bisa aku di gantung bila meninggalkan Stella lama-lama.

🍁🍁🍁

Beruntungnya aku melihat rumah sedang sepi. Beberapa hari aku dan keluarga besar memang menginap di rumah Stella. Guna mempererat hubungan keluarga. Kunaiki tangga dan memasuki kamar gadis itu. Dan mengambil beberapa baju yang sekiranya hangat dan nyaman.

"Kamu ko udah pulang aja, Steve?"tanya Cindy.

"Eh iya, Mah, aku pulang sebentar ambil pakaian soalnya stella harus di rawat beberapa hari"jawabku dengan senyum palsuku.

"Oh gitu, yaudah jagain anak Mamah ya, Steve. Dia emang agak manja dan mudah tersentuh. Jangan pernah membentaknya atau menggertaknya karna itu membuatnya takut dan bisa kena serangan jantung mendadak"ucap Cindy menjelaskan.

Jadi wanita itu tidak bisa di bentak? Cih benar kan kataku dia itu LEMAH...

"Baiklah, Mah. Aku permisi kembali kerumah sakit"pamitku mencium punggung tangan orangtua gadis itu.

"Hati-hati ya, Nak"ucap Cindy yang kuangguki.

🍁🍁🍁

Suara langkah kaki yang mendekat membuat Stella tersadar dari lamunannya. Dilihatnya wanita yang tadi ada di restoran. Wanita cantik nan anggun itu berada di sampingnya.

"Hai salam kenal, aku Nayla Soraya"ucap wanita itu sambil mengulurkan sebelah tangannya.

"Aku Stella Vallerosha. Senang berkenalan denganmu, Nayla"balasku sambil menjabat tangannya.

"Wahh ternyata kamu cantik ya, maksudku cantik kamu tuh alami, kalau Clara kan karna make up. Dan kamu jauh lebih keliatan muda dari Clara. Steven memang tak salah pilih"ucap Nayla memuji wanita didepannya itu.

"Terimakasih, Nay atas pujiannya. Tapi bagiku Clara jauh lebih cantik dan segalanya dariku"balas Stella dengan lembut.

"Ahh... Seharusnya aku datang saat pernikahan kalian waktu itu, tapi aku sedang sibuk. Maaf ya"ucap Nayla.

"Gapapa ko. Aku mengerti"balas Stella dengan senyuman terbaiknya. Dirinya mempunyai teman baru yang sepertinya asik.

Obrolan semakin berlanjut dan canda tawa mengiringi keduanya. Saling terbuka dan mencurahkan segalanya. Wanita memang seperti itu bukan?

Sampai akhirnya aku datang dengan buah dan plastik di tangannya. Dia meletakan parsel buah di samping tempat tidur Stella lalu mengeluarkan bungkusan di plastik. Tercium bau nasi padang disana dan ada pula bubur ayam.

"Sayang, ayo makan dulu"ucapku yang membuat Stella tercengang beberapa saat.

"Ehh iya"balas Stella gagap.

"Mau aku suapin?"tawarku yang dibalas gelengan.

"Tidak biar aku saja. Mas, makan aja"ucap Stella.

"Ah iya, Nay, ayo makan bareng"ucapku lalu memberi sebungkus nasi padang pada Nayla.

Stella makan sembari melihat kearahku dan Nayla yang membicarakan masa sekolah dulu yang sangat menarik. Terkadang aku memang sengaja merespon Nayla dengan hangat dan ceria. Tawaku pecah saat lagi-lagi Nayla membahas kejadian memalukan itu.

"Kamu harus tau, Stel. Dulu nih suamimu bandelnya gak ketulungan. Sehari gak masuk BK tuh rasanya sepi, ada aja aksinya yang bikin ulah. Ya ngerusak buku oranglah, nyelengkat kaki orang, sampe mukul temen di kelas gara-gara masalah pulpen doang"ucap Nayla panjang lebar.

Ya aku memang bandel. Kuakui itu, tapi itu hanya saat SMP masuk SMA aku datang dengan image baru. Lelaki cool dan tampan.

"Wahh aku gak nyangka loh"balas Stella dengan cengiran lebar.

"Iya udah gitu dulu dia pas SMP tuh demen sama cewek namanya... Aileen tuh cewe anaknya rame, ceria, pokoknya banyak disukain ama cowok deh. Eh sayang si Aileen demennya ama cowok laen, hahahaha"ucap Nayla dengan tertawa terbahak-bahak.

Sial dia membuka aibku. Kulirik ekspresi Stella yang menahan tawanya. Sial kenapa dia jadi... Cantik sekarang. Eh tunggu? Aku bilang dia cantik? Oke fix aku mulai GILA.

"Sudah-sudah"ucapku tidak tahan.

Malam pun datang dengan cepat dan Nayla pamit pulang karna sudah terlalu lama disini. Tadi dirinya menjenguk temannya yang sedang sakit. Namanya kalau tidak salah Winslet Jensei.

"Mas... Aku mau pipis"ucap Stella.

"Terus?"tanyaku cuek.

"Aku susah berdiri, Mas. Tolong bantu aku ke kamar mandi"jawab Stella pelan.

"Ck... Dasar manja. Udah gede harus mandiri, jangan bergantung sama orang lain terus"ucapku ketus seperti biasa.

Dengan langkah pelan Stella berjalan tertatih-tatih karna ribet dengan selang infusannya. Dan aku hanya bisa tertawa dalam hati.

"Ini bahkan masih diawal, Stella. Rasanya sakit bukan? Itulah tujuanku membuatmu sakit dan menderita"gumamku lirih disertai seringai lebar di bibirku.

~Bersambung~

Continue Reading

You'll Also Like

545K 35K 48
(Tersedia dalam bentuk eBook di Google Playstore dan Playbook, oleh penerbit Eternity Publishing) Athaya kesal dan marah, kala kakaknya yang kabur en...
3.1K 639 38
πŸ’œLavenderWriters Project Season 06πŸ’œ ||Kelompok 04|| #Tema; Past Time β€’Ketua : Amanda β€’Wakil Ketua : Tiara --- Orang bilang senyumnya indah, tatapan...
2M 9.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
3.7M 40.5K 32
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...