✔️ My King : Flower of Arahas...

By _LucyAn_

710K 45.2K 6.5K

( TAMAT ) ~ Judul "My King : Beginning for the Doll" telah di ganti dengan "My King : Flower of Arahasis" ~ B... More

BAB I : Bagian II
BAB I : Bagian III
BAB II : Bagian I
BAB II : Bagian II
BAB II : Bagian III
BAB II : Bagian IV
BAB II : Bagian V
BAB II : Bagian VI
BAB III : Bagian I
BAB III : Bagian II
BAB III : Bagian III
BAB III : Bagian IV
BAB III : Bagian V
BAB IV : Bagian I
BAB IV : Bagian II
BAB IV : Bagian III
BAB IV : Bagian IV
BAB V : Bagian I
BAB V : Bagian II
BAB V : Bagian III
BAB V : Bagian IV
BAB V : Bagian V
BAB VI : Bagian I
BAB VI : Bagian II
BAB VI : Bagian III
BAB VI : Bagian IV
BAB VI : Bagian V
Questia Scana I
BAB VII : Bagian I
BAB VII : Bagian II
BAB VII : Bagian III
Questia Scana Part II
Crossover I : Strange Incident
Crossover II : Apa Kau Mengenalinya?
BAB VII : Bagian IV
Bab VII Bagian V
BAB VIII : BAGIAN I
BAB VIII : Bagian II
BAB VIII : Bagian III
BAB VIII : Bagian IV
BAB IX : Bagian I
BAB IX : Bagian II
BAB IX : Bagian III
BAB IX : Bagian IV
BAB IX : Bagian V
BAB X : Bagian I
BAB X : Bagian II
BAB X : Bagian II
BAB X : Bagian III
BAB X : Bagian III
BAB X : Bagian IV [END]
EKSTRA CHAPTER : Little Ea and Alice
QUESTIA SCANA [FINALE]
Halo! Lama Tidak Berjumpa!
~GIVE-AWAY~
Pemenang Giveaway

BAB I : Bagian I

74.5K 2.5K 172
By _LucyAn_

Warning! Typo everywhere!

Thank for choose my story!
Ningyou ( baca : Nin-gyo )

***

Cerita ini awalnya berjudul "My King : Beginning for the Doll" dan sekarang diganti dengan judul "My King : Flower of Arahasis"

Cerita ini telah selesai pada tanggal 19 November 2016.

Dibuat dalam versi cetak pada Maret 2017 ( self-publish )

Dan versi wattpad telah direvisi dan di publish ulang pada September 2017

Story : Lucia Gilgamesh
Character : Lucia Gilgamesh and Ardelia Carmen

Enjoy!

***

Oh, Arahasis....
Menangis di bawah rembulan merah
Sekali lagi tanganmu yang berlumur darah
Menyerukan panggilan pada sang dewa

Oh, Arahasis....
Cintamu tidak akan ada artinya
Sang pahlawan pembawa kutukan
Sang pangeran pembawa dosa

Sekarang kau telah kehilangan semuanya
Hartamu yang berharga, orang yang kau cinta
Satu-satunya matahari dalam kelamnya dunia
Untuk selamanya....

***

Istana itu sungguh megah, ukiran indah berlapis emas mendekorasi setiap sudut ruangan. Tirai-tirai berwarna merah menggantung di sudut jendela, memberi kesan elegan. Karpet merah membentang dari pintu utama sampai kursi agung nan megah yang juga berlapis emas. Namun, semua keindahan itu tak ada apa-apanya dibanding gadis berambut perak yang tengah berdiri mematung di tengah ruangan.

"Kau selama ini menyekapnya di kamarmu dan kau tidak memberitahuku? Kau gila? Dia seorang gadis, Ou! Semua orang di Urca tahu kau bisa melakukan apa saja pada gadis itu!" Danna terlihat sangat marah pada pria berambut pirang di depannya.

"Oh, ampun Yang Mulia. Saya belum melakukan apa pun. Jadi, jangan khawatir." Ou menepuk bahu pria bermanik sapphire di depannya dengan santai, seakan ia tak berdosa, seringai nakal menghias wajahnya.

"Lagi pula kalaupun aku melakukan sesuatu, dia tidak akan keberatan. Iya kan, Ningyou?" Ou tersenyum manis pada Ningyou. Ningyou hanya mengangguk, melayangkan senyum balik.

"Lihat, Kak. Dia saja tidak keberatan." Ou tertawa puas, membuat Danna geram.
"Aku Raja Urca, Ou. Setidaknya panggil dengan sedikit formal walaupun kau adikku sekalipun." ia terlihat sangat frustrasi jika berhadapan dengan adik kesayangannya yang suka membuat ulah. Bahkan namanya di negaranya sendiri sudah di tulis dengan tinta merah. Danna menggeleng pelan dan menghela napas berat. Bagaimana dia bisa menjadi Raja yang baik di kemudian hari? Takhta ini hanya dititipkan pada Danna, karena saat raja sebelumnya turun takhta, Ou mendapatkan insiden hingga Ou tidak bisa naik takhta untuk menggantikan ayahnya yang lengser.

Danna hanya kakak tiri Ou, saudara sekandung namun beda ayah. Karena keluarga raja terdekat yang bisa menggantikan Ou hanya Danna. Maka takhta dititipkan pada Danna. Suatu hari, jika Ou sudah siap menjadi raja, ia harus mengembalikan takhta itu pada Ou. Tapi melihat kelakuan Ou sekarang, ia ragu, apakah Ou bisa menjadi raja yang baik?

"Kakak, kita kan sedang sendiri di sini. Apa salahnya?"

"Dengar, Ou! Kau calon raja! Benahi sikapmu atau kau tidak akan menjadi Raja Urca yang...."

"Oh, sebenarnya aku tidak ingin, sama sekali tidak menginginkan takhta itu, Kak. Jadi, aku harap kau bisa menjadi Raja sampai kau tua nanti. Kau tidak usah mengembalikan takhta itu padaku." Ou tersenyum manis, namun itu membuat Danna lebih geram. Tangannya terkepal, bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Takhta ini bukan kekuasaan Danna! Mana mungkin ia mengabaikan titah untuk mengembalikan takhta itu pada Ou?

"Hentikan, Ou! Kau harus menjadi ra...."

"Sshhh! Lupakan masalah itu. Yah, karena aku sudah tertangkap basah menyembunyikannya di kamar. Aku ingin memberitahumu hal yang lebih penting." Ou menempelkan jari telunjuknya di bibir tipis Danna. Melihat Ou yang menampakkan muka seriusnya, Danna pun mengalah.

"Apa?" Danna langsung berkata setelah jari telunjuk Ou menyingkir dari bibirnya. Ou menyeringai lalu mendekati Ningyou. Ia mengeluarkan sebilah pisau yang menggantung di pinggangnya.

"Ningyou, kemarikan tanganmu." Ia berkata pelan. Ningyou menatapnya dengan tatapan polos lalu menyerahkan tangan kanannya. Tanpa aba-aba, Ou langsung menancapkan pisau itu di tengah telapak tangan Ningyou sampai pisau itu menembus tangan. Danna langsung membelalakkan mata, terkejut sekaligus geram. Danna menghampiri Ningyou yang tengah menggigit bibir bawahnya dengan mata berkaca-kaca menahan isakan.

"Ou! Apa yang kau...."

"Diamlah, Kak." Ou memotong ucapan Danna. Dengan cepat Ou menarik pisau yang menancap di tangan Ningyou dan melemparnya ke sembarang arah.

"Lihat ini." Ou mengangkat tangan Ningyou yang tadi ia tusuk. Seketika itu Danna membelalak sempurna.

"Ba-bagaimana bisa?" Ia mengamati dengan saksama, luka di tangan Ningyou perlahan menutup. dan kembali seperti sedia kala. Seolah tidak terjadi apa pun. Ou mengalihkan pandangan pada Danna yang menatap tidak percaya.

"Dia immortal. Kau tahu? Aku menemukan sesuatu yang lebih menarik setelah aku mengetahui kalau dia immortal." Ou menarik tali gaun Ningyou membuat gaun itu melorot sampai ke dada. Ningyou yang panik langsung menyilangkan tangan di depan dada, menahan gaunnya yang siap jatuh.

Melihat semua itu, Danna semakin mencuramkan alis. "Ou, hentikan! Dia seorang gadis, Ou! Jangan perlakukan dia seenak jidatmu!" Danna membentak keras, membuat Ou menampakkan ketidaksukaannya.

"Singkirkan tanganmu, Ningyou." Ou berucap pelan, namun terlihat jelas ada amarah menggebu di balik nadanya yang tenang.

"Sa-saya tidak bisa." Ningyou menggeleng dan menatap lantai dengan mata berkaca-kaca.

Danna semakin meradang dan menghambur di tengah Ou dan Ningyou, menatap Ou dengan tajam. "Hentikan, Ou." Ia berkata tenang namun ada nada penekanan akan peringatan di kata-katanya. Ou menghela napas berat dan menggeleng.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak, Kak. Aku hanya ingin menunjukkan sesuatu yang penting padamu." Ou menjelaskan dengan senyum menawan. Danna mencuramkan alis, menerka-nerka maksud Ou di balik semua ini.

"Dan hampir menelanjanginya? Kau tidak waras Ou!"

Ou hanya mengedikkan bahu dan menyeringai nakal. "Apa boleh buat, letaknya sangat tidak mendukung. Kemarilah Ningyou, sebelum aku memakai kekerasan." Ou berkata santai sambil menarik tangan Ningyou. Gadis itu hanya bisa pasrah. Saat Danna ingin menolong Ningyou, gadis itu menggeleng pelan dan tersenyum. Bahkan Ningyou masih bisa tersenyum dalam keadaannya sekarang. Danna masih melihat mata Ningyou yang berkaca-kaca dan tangannya yang menahan gaun yang ia pakai agar tidak melorot dan mengekspos tubuh indahnya.

"Tidak usah, Yang Mulia. Tidak apa-apa." mendengar kata Ningyou, Ou langsung menyeringai dan menariknya sedekat mungkin. Danna membeku di depan mereka dengan raut wajah sedih dan geram. Memangnya apa yang akan Ou tunjukkan padanya sampai ia berbuat sejauh ini?

"Turunkan sedikit, Ningyou." Ou berkata lembut pada Ningyou. Gadis itu diam dan menuruti kata Ou, menurunkan sedikit gaunnya dengan tangan gemetar.

"Cukup." Ou menghentikan gerakan Ningyou yang telah menurunkan gaunnya sebatas pinggang, menampakkan tubuh bagian atas yang hanya berbalut baju dalam yang tipis. Ou terkekeh ketika melihat reaksi Danna yang menatap Ningyou.

"Ahem. Kakak, seharusnya kau menyadari kalau kau sudah punya istri."

"Seharusnya, kau juga sudah tahu aku tidak memiliki pikiran yang sama denganmu." Danna mencuramkan alis, menatap jengkel pada Ou yang menyeringai nakal. Ou tertawa lalu menepuk bahu kakaknya. Danna memang tidak melihat ke tubuh Ningyou yang sangat menggoda. Ia teralihkan oleh simbol bintang bersisi delapan yang ada di tengah belahan dada Ningyou.

"Ou, simbol itu...."

"Kau tahu juga ya, Kak? Itu yang ingin aku tunjukkan padamu." Ou berceloteh sembari membuka jubah putihnya dan menghampiri Ningyou. Membungkus tubuh indah gadis itu dengan jubahnya. Pipi Ningyou bersemu merah seketika. Menggoda Ningyou sampai wajah Ningyou merah merona adalah hobi Ou.

Danna yang melihat aksi adiknya hanya menggeleng pelan. Ou memang terkenal sebagai playboy yang gemar menebar benih di seluruh penjuru Urca. Lagi pula, siapa yang bisa menolaknya? Keren? Iya. Kaya? Iya. Cerdas? Iya. Menawan? Iya. Murah senyum? Iya. Belum lagi ia putra mahkota, pangeran tunggal Urca. Pasti banyak yang menginginkannya bukan? Tapi bukan itu yang membuat para gadis Urca langsung bertekuk lutut jika berhadapan dengan Ou. Melainkan pribadinya yang terkenal kejam dan sangat suka menumpahkan darah. Belum lagi dia Ketua Divisi Eksekusi. Baru mendengar namanya saja, semua orang sudah lari tunggang langgang, apa lagi para gadis. Tentu saja, mereka tidak mau membuang nyawa untuk melawannya. Membuat Ou menjadi momok yang menakutkan di Urca.

Danna menghela napas. Pikirannya kembali teralihkan oleh bintang bersisi delapan, simbol terlarang. Danna mengamati Ou dengan saksama.

"Bukan kau yang melakukannya, kan?" Danna menatap Ou penuh selidik, tentu saja Ou melayangkan senyum manis pada kakak satu-satunya. Sihir pembangkit, sihir yang digunakan untuk membangkitkan roh yang sudah mati dengan tubuh baru dan hanya bisa digunakan oleh orang-orang tertentu., itu bukan sihir sepele, jika gagal, nyawa pengguna yang menjadi korban. Setahu Danna, satu-satunya orang yang bisa melakukan semua itu hanya Ou seorang.
"Kalau aku yang melakukannya, mengapa aku memberi tahumu, Kak?"

Danna terkejut dengan pernyataan Ou. Berarti bukan dia, lalu siapa?
"Aku ke sini untuk meminta bantuan padamu mencari dalang di balik semua ini." Wajah Ou mulai serius, dan Danna tahu ini bukan pertanda baik. Danna menelan ludah, berusaha mencerna informasi dalam pikirannya. Seseorang telah memakai sihir terlarang di Urca, itu bukan hal yang bagus. Itu bencana!
"Aku sudah mengeksekusi orang yang terlibat dalam hal ini, lima orang Urca dan empat orang Knightalia. Aku menemukan emblem Knightalia yang mereka bawa. Tapi, dari kesembilan tersangka, tak ada satu pun yang membuka mulut. Sangat disayangkan."

Sebenarnya itu hanya alasan karena Ou tidak pernah bertanya pada para tersangka, melainkan langsung menebas mereka. Namun, kata-kata Ou justru membuat Danna melebarkan mata, menyadari keganjilan di sana.

"Tunggu, Ou. Ada orang Knightalia?"

Knightalia? Negara itu menjalin persahabatan yang baik dengan Urca, jika sihir terlarang itu melibatkan nama Knightalia, semua itu sungguh tidak masuk akal. Negara itu bahkan bukan negara sihir seperti Urca. Lalu kenapa? Kenapa ada Orang Knightalia yang terlibat? Danna mengerutkan kening, menatap Ou dengan raut panik.

"Ou, jangan bilang kau juga mengeksekusi orang Knightalia?" Ia menelan ludah dengan susah payah dan menunggu jawaban dari adik tercintanya. Ou mengedikkan bahu, tersenyum manis.

"Apa boleh buat? Mereka yang menyerangku duluan." Mendengar jawaban Ou, Danna langsung jatuh terduduk dengan wajah pucat. Oh tidak! Tidak! Ini sungguh tidak baik!
Ou mengamati kakaknya yang terlihat sangat ketakutan dengan wajah tanpa dosa.

"Apa ada yang salah, Kak?"

***

Setelah perbincangan, bukan, itu lebih bisa disebut ceramah dari pada perbincangan. Ou kembali ke kamar bersama Ningyou yang mengekor di belakangnya. Ia masih membungkus dirinya dengan jubah putih yang Ou berikan padanya. Danna memarahi Ou habis-habisan karena Ou mengeksekusi orang berkewarganegaraan Knightalia tanpa memberi tahu Danna. Tentu itu sangat berpengaruh pada persahabatan kedua negara.

Ou membuka kamar lalu merebahkan diri di atas ranjang sembari menatap langit-langit kamar. "Cih, apanya yang persahabatan, buktinya mereka ikut praktik sihir terlarang di Urca." Ou mendengus kesal. Ningyou hanya berdiri di samping ranjang, mengamati Ou dengan manik indahnya.

"Tapi, Tuan. Belum tentu Yang Mulia Ratu Rhy Annia tahu tentang semua itu, bukan?" Ningyou menyuarakan pikirannya. Mendengar kata-kata Ningyou, Ou langsung menatap Ningyou dengan tajam.

"Jadi, maksudmu si nenek galak itu tidak tahu kalau penduduknya ikut dalam upacara sihir terlarang? Hmh, mana mungkin? Aku akui dia cerdas dan teliti jadi tidak mungkin dia melewatkan semua itu." Ou berkata mengejek sembari bangkit dari rebahannya.

Ningyou mengerutkan alis. "Tapi, bisa saja orang luar yang merencanakan semua ini, Tuan. Ma-maksud saya...."

"Ningyou," Ou menatap serius. Tiba-tiba ia menarik Ningyou sampai gadis itu jatuh ke pangkuan Ou. Segera, memeluk Ningyou dari belakang. "Katakan, apa yang kau ketahui?" Ou berkata sembari memainkan rambut perak Ningyou, membuat Ningyou canggung.

"Ma-maksud saya, mungkin saja mereka bukan orang Knightalia ... ataupun Urca." Ou masih dalam posisinya, tapi pikirannya kini teralihkan oleh perkataan Ningyou. Itu mungkin, tapi kenapa dia bisa menyimpulkan begitu?

"Dan apa yang membuatmu berpikir seperti itu, Ningyou?"

"Karena ... mereka mengerti bahasa Urca kuno. Mantra yang mereka...."

"Apa?" Ou menyadari suatu keganjilan. Ya, orang Knightalia tidak mungkin mempelajari bahasa Urca kuno. Bahkan penduduk Urca sekalipun tidak bisa menggunakan bahasa Urca kuno. Hanya keluarga kerajaan dan bangsawan Urca yang diperbolehkan mempelajari semua itu. Jelas-jelas identitas para penjahat merupakan warga Knightalia. Ou mencuramkan alis, mempererat pelukannya.

Ningyou diam saat menyadari tuannya berpikir. Ia memang tidak terlalu tahu tentang sihir terlarang, namun karena dirinya adalah produk sihir terlarang itu sendiri, ia harus mempelajari dasar dari sihir tersebut.

Saat Ou melepaskan pelukan, Ningyou berdiri dan menatap iris ruby Ou. Entah mengapa, Ningyou merasakan sesuatu yang aneh ketika iris peraknya menatap iris merah Ou. Ada sesuatu yang terkubur di dalamnya, sesuatu yang tidak ingin Ou bahas. Ningyou tersenyum lalu berlutut di depan Ou, memegang jemari kokoh itu dengan lembut. Ou yang begitu serius berpikir langsung tersentak saat merasakan kehangatan yang mengalir dari tangan mungil Ningyou.

"Tuan, sebaiknya Anda istirahat. Kita bisa mencari tahu semua itu besok." Ningyou berkata lembut.

Memang Ou sering menghukum dan menyiksa Ningyou ketika suasana hati pria itu sangat buruk. Tapi, Ningyou tidak pernah sekalipun membenci Ou. Baginya Ou adalah penyelamatnya, ia tidak mau pria itu sedih dan murung. Di dalam lubuk hatinya yang terdalam, ia sangat menyayangi Ou lebih dari apa pun. Karena Ou sudah memberinya nama, tempat tinggal ... semuanya. Hanya karena dialah, Ningyou mengetahui tujuan hidupnya: membuat pria itu berubah menjadi orang yang lebih baik. Sampai saat itu terwujud, ia akan tetap setia berada di samping Ou.

***

Immortal : Abadi

***

Maafkan diriku yang labil, haha.
Total ada 46 chapter, dan beberapa ekstra chapter.

Ini versi revisi, tapi bukan versi cetak. Ini versi cetak yang dipotong. Lumayan sih, dari pada dulu yang aku gantungin di tengah jalan. Haha.

Untuk yang bertanya versi cetak, nanti aku kabarin lagi kalau udah cetak lagi. Tapi nggak janji ya, haha.

Thank you for read and vomment.

Lucia Gilgamesh

MY KING REVISED

18.09.17

Continue Reading

You'll Also Like

932K 89.2K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
990 212 52
[TAMAT] 400 tahun lalu istana Olimpus dijadikan sebagai tempat berkumpulnya para Dewa dan Dewi. Terjadi sebuah pemberontakan dari wilayah iblis yang...
10M 1.2M 61
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
1.2K 94 5
Indonesia Language :> Cerita Dibuat Oleh : Manusia~ Kenalan Dulu Skuy Ama Ch²nya! Myanmar Indonesia Malaysia Dady Asean Kamboja Brunei Thailand Laos...